Anda di halaman 1dari 6

Materi Fisika

Teropong Prisma

OLEH

KELOMPOK IV

Nama Anggota:

 Aisyah putri
 Azzia Rahmayuditri Maharani
 Dhifaaf Fahriza
 Febri Eka Saputra
 Muhammad Al Fiqih
 Rauf Huda
Kelas: X.2
SMA Negeri 2 SAWAHLUNTO
T.A 2016 / 2017
TEROPONG
Teropong atau teleskop merupakan alat optik yang digunakan untuk melihat objek- objek yang
sangat jauh agar tampak lebih dekat dan jelas.

Jenis-Jenis Teropong:

Teropong dibagi menjadi 2, yaitu:

1. Teropong bias, terdiri atas beberapa lensa


Teropong lensa adalah teropong yang susunan optiknya semuanya menggunakan lensa.
2. Teropong pantul, terdiri atas beberapa cermin dan lensa.
Teropong cermin adalah teropong yang susunan optiknya ada yang menggunakan cermin
dan ada yang menggunakan lensa.
contoh teropong pantul, yaitu teropong Cassegrain, teropong Newtonian, teropong
Gregorian.
Susunan optik sebuah teropong terdiri dari dua bagian yaitu bagian objektif dan bagian okuler.
Untuk teropong bias masih terbagi menjadi beberapa jenis antara lain :
1. Teropong bintang
2. Teropong bumi
3. Teropong prisma
4. Teropong panggung
Pada teropong bias panjang fokus objektifnya lebih besar daripada panjang fokus okulernya.
Teropong Prisma
Teropong prisma adalah alat untuk melihat benda yang jauh tetapi bayangannya tidak terbalik.
Lensa-lensa pada teropong prisma sama dengan tetopong bumi tetapi pada teropong prisma
terdapat prisma yang dapat membalikkan bayangan benda sehingga bayangan yang dilihat mata
tidak terbalik. Teropong prisma terdiri atas dua pasang lensa cembung (sebagai lensa objektif
dan lensa okuler) dan dua pasang prisma kaca siku-siku samakaki.

 Disebut juga Teropong Binokuler


Teropong prisma disebut juga teropong binokuler karena menggunakan dua buah lensa
okuler dan karena pengamat dapat melihat dengan dua mata, maka kesan bayangan yang
diperoleh adalah sebagai bayangan 3 dimensi (stereokopis). Pembalik untuk teropong
prisma menggunakan prisma yang fungsinya sama dengan lensa pembalik. Oleh karena
itu, teropong prisma lebih pendek seperti gambar di bawah ini.

Teropong binokuler

 Untuk memperpendek teropong, lensa pembalik diganti dengan dua prisma samakaki
yang diletakkan di antara lensa objektif dan lensa okuler. Kedua prisma disusun bersilang
satu sama lain. Bayangan dibalik melalui empat kali pemantulan total dari permukaan
prisma-prisma yang akan memantulkan bayangan secara sempurna.
 Bayangan akhir maya, tegak, dan diperbesar.
Bayangan yang dibentuk lensa objektif bersifat nyata, diperkecil, dan terbalik.
Bayangan nyata dari lensa objektif menjadi benda bagi lensa okuler. Sebelum dilihat dengan
lensa okuler, bayangan ini dibalikkan oleh sepasang prisma siku-siku sehingga bayangan akhir
dilihat maya, tegak, dan diperbesar. Perbesaran bayangan yang diperoleh dengan memakai
teropong prisma sama dengan teropong bumi.

Prinsip kerja teropong prisma:


1. Sinar masuk melalui lensa obyektif (depan)
2. Kemudian mengalami pemantulan pada sebuah prisma (sinar berbalik arah tetapi pada
lintasan yang berbeda)
3. Sinar mengenai sisi prisma yang lain, sehingga mengalami proses seperti nomor 2.
4. Sinar menuju lensa okuler (dekat dengan mata)
5. Proses selanjutnya adalah kita yang menggunakan teropong tersebut seperti melihat
benda secara langsung.
Beberapa keuntungan praktis dari teropong prisma dibandingkan teropong yang lain :
1. Menghasilkan bayangan yang terang, karena berkas cahaya dipantulkan sempurna
oleh bidang-bidang prisma.
2. Dapat dibuat pendek sekali, karena sinarnya bolak-balik 3 kali melalui jarak yang
sama (dipantulkan 4 kali oleh dua prisma).
3. Daya stereoskopis diperbesar, dua mata melihat secara bersamaan
4. Dengan adanya prisma arah cahaya telah dibalikkan sehingg terlihat bayangan akhir
bersifat maya, diperbesar dan tegak.

Pada binokuler tertulis angka, 7 x 45, 8 x50, dan seterusnya, angka di depan 7x dan 8x
merupakan ukuran perbesaran lensa dari binokuler. Misalnya binokuler dengan perbesaran 7x
berarti, binokuler tersebut menawarkan kemampuan untuk melihat benda 7 kali lebih dekat ,
namun semakin tinggi nilai perbesaran lensanya akan sangat terpengaruh dengan fokus dan
getaran yang kita timbulkan, perbesaran yang terlalu besar memerlukan alat bantu seperti tripod
untuk memegangnya agar dapat di fokus pada obyek yang di tuju.
Selanjutnya angka di belakangnya 45 dan 50 menunjukkan diameter lensa obyektif dari
binokuler tersebut. Semakin besar diameter lensa obyektif berarti semakin banyak cahaya yang
masuk dan dapat difokuskan ke mata. Jadi binokuler yang dapat digunakan pada malam hari atau
cahaya suram biasanya memiliki diameter lensa obyektif lebih dari 50 mm. Besarnya diameter
lensa ini mempengaruhi berat dari binokuler tersebut. Semakin besar diameternya juga
berdampak pada komponen yang lain, sehingga binokuler akan lebih berat juga.
Perbesaran teropong:

keterangan:
Ma = perbesaran teropong
fob = fokus lensa objektif
fok = fokus lensa okuler

Anda mungkin juga menyukai