Anda di halaman 1dari 4

RANGKUMAN MATERI

PERILAKU CYBERBULLYING
TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK
Oleh : Kelompok 4: Acep Saepul Rahmat /Kelas A Pendas (S-3 ) Reguler Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia

A. Hakikat Bullying
1. Pengertian Bullying
Konsep bullying pertama kali diperkenalkan oleh Olweus pada tahun 1973, yang diartikan sebagai suatu
bentuk dari perilaku agresif yang dilakukan secara sengaja untuk menjahati atau membuat individu merasa
kesusahan, terjadi berulang kali dari waktu ke waktu dan berlangsung dalam suatu hubungan yang tidak terdapat
keseimbangan kekuasaan maupun kekuatan.
Kata bullying berasal dari bahasa Inggris, yaitu dari kata bull yang berarti banteng yang senang merunduk
kesana kemari. Dalam bahasa Indoneesia, secara etimologi kata bully berarti penggertak, orang yang mengganggu
orang lemah. Sedangkan secara terminology. George, E, 2013,hlm 43-52 menyatakan bahwa bullying adalah
“....the willful, conscious desire to hurt another and put him/her under stress”. Lebih lanjut (Astuti, 2008,hlm.265)
juga mengatakan hal yang serupa bahwa bullying adalah perilaku negatif yang mengakibatkan seseorang ada dalam
keadaan tidak nyaman/terluka dan biasanya terjadi berulang-ulang.
2. Karkteristik Bullying
Dalam bahasa sederhana, bullying digunakan untuk menjelaskan berbagai perilaku kekerasan yang sengaja
dilakukan secara terencana oleh seseorang atau sekelompok orang yang merasa lebih berkuasa terhadap seseorang
atau sekelompok orang yang merasa tidak berdaya melawan perlakuan tersebut.
Dalam kamus bahasa, bullying adalah orang yang mengganggu orang yang lemah, dapat pula diartikan
sebagai anak yang lebih tua mengganggu anak yang lebih muda (Argiati,2009,hlm.65). Perilaku bullying
mengandung risiko berbahaya dan kerugian bagi orang lain maupun pelakunya. Tindakan ini dapat terjadi dalam
lingkup yang luas baik dalam keluarga, sekolah maupun masyarakat. Perilaku bullying merupakan bentuk perilaku
agresi yang saat ini menjadi isu serius, seperti tawuran siswa, perselisihan antar pribadi, pelecehan terhadap guru
maupun orangtua siswa yang dapat mengakibatkan luka fisik bahkan kematian.
3. Bentuk-Bentuk Bullying

Kontak fisik langsung

Perilaku non- Bentuk- Bentuk Kontak verbal


verbal langsung langsung
Bullying

Perilaku non-
verbal tidak
langsung
Gambar 1. Bentuk-Bentuk Bullying
4. Cyberbullying
Cyberbullying adalah perlakuan kasar yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang, menggunakan
bantuan alat elektronik yang dilakukan secara berulang dan terus menerus pada seorang target yang kesulitan
membela diri (Smith dkk., 2008; dalam klikpsikologi, 2013). Singkatnya Cyberbullying merupakan suatu bentuk
kejahatan yang dilakukan seseorang melalui media sosial atau media online dengan menggunakan sarana teknologi
komunikasi dan media elektronik terhadap orang lain dengan tujuan tertentu. Cyberbullying pada umumnya
dilakukan melalui media situs jejaring sosial seperti Facebook, Twiter, Yahoo Massenger, dan Email. Pelaku dari
Cyberbullying itu sendiri kebanyakan adalah para remaja. Mereka malakukan hal tersebut dikarenakan banyak
faktor yang mempengaruhinya, seperti dendam, sakit hati, iri, cemburu, marah, dan ingin terlihat hebat, serta
dilakukan dengan sengaja dan secara berulang.
Sejalan dengan pernyataan tersebut, Menesini.(2011,hlm.176) menyatakan bahwa
“Cyberbullying is bullying that takes place over digital devices like cell phones, computers, and tablets.
Cyberbullying can occur through SMS, Text, and apps, or online in social media, forums, or gaming where
people can view, participate in, or share content. Cyberbullying includes sending, posting, or sharing
negative, harmful, false, or mean content about someone else. It can include sharing personal or private
information about someone else causing embarrassment or humiliation. Some Cyberbullying crosses the
line into unlawful or criminal behavior”.

ASR copyright ® Boleh untuk di copy

5. Jenis Cyberbullying
Denigration Cyberstalking

Flaming
Impersonation
Jenis
Cyberbullying
Harassment
Outing

Trickery Exclusion

Gambar 2. Jenis Cyberbullying


6. Orientasi Cyberbullying

Hinaan fisik Ras

Orientasi Seksual Orientasi Merendahkan Hoby


Cyberbullying

Seksisme
Gambar 3. Orientasi Cyberbullying

7. Faktor Penyebab terjadinya Bullying

Kelompok /
Group

Gadget Cyberbullying Hoax

Gambar 4. Konstelasi Cyberbullying dengan faktor penyebabnya


Media dan
Tempat belajar Sosial
bermain

Media Massa
Faktor Keluarga
Faktor langsung
Cyberbullying
Kehidupan Sosial
Senioritas
langsung

Gender Faktor intervensi

Gambar 5. Faktor Penyebabpenindas


terjadinya Cyberbullying
r
2
ASR copyright ® Boleh untuk di copy

Berikut merupakan faktor penyebab bullying yang dikemukakan oleh Herzt, F., & Donato ,2013,hlm.78
mengemukakan bahwa terjadinya perilaku bullying antara lain disebabkan oleh ; faktor keluarga, perbedaan kelas
(senioritas), ekonomi, agama, jender, etnisitas atau rasisme. Senioritas. Tradisi senioritas . keluarga yang tidak
rukun. Situasin sekolah yang tidak harmonis atau diskriminatif. Karakter individu atau kelompok. Persepsi nilai
yang salah atas perilaku korban.
B. Dampak Cyberbullying terhadap perkembangan anak
Cyberbullying yang sering terjadi di media sosial dan elektronik akan sangat menggangu proses pendidikan
baik mulai dari PAUD hingga sampai pada tingkat Perguruan tingggi, meskipun Guru atau Dosen dalam proses
pembelajarannya sudah menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, dan tidak membosankan namun karena
anak tidak konsentrasi penuh meskipun fisiknya berada di dalam kelas akan tetapi pikirannya tidak tertuju pada
pembelajaran, anak akan terganggu konsentrasinya karena tidak bisa berpikir dengan tenang akibat adanya
Cyberbullying yang bisa jadi dilakukan oleh teman, orang yang tidak dikenali, orang yang lebih tinggi secara status
sosial, dan orang yang lebih berpendidikan di tempat belajarnya.
Hasil Riset Olweus (1993,hlm.64-73) yang didasarkan pada kuesioner tersebut di atas dari 2500 siswa, 112
kelas, meliputi kelas 4 sampai dengan kelas 7, dari 42 sekolah dasar/primary school dan sekolah menengah
pertama/junior high school di Bergen, Norwegia, menunjukkan adanya penurunan perilaku agresi, setelah 8 hingga
20 bulan setelah program kampanye dilakukan. Berdasarkan hasil rating teman sebaya (peer rating) yang
dilakukan oleh teman sekelas menunjukkan bahwa jumlah siswa yang dianiaya di dalam kelas dan jumlah siswa
yang menganiaya siswa lain menurun. Selain itu, perilaku antisosial seperti vandalisme, mencuri, membolos juga
menurun secara signifikan. Siswa melaporkan lebih puas dengan kehidupan sekolah.
Secara umum, Astuti, 2008,hlm.270-274 menjelaskan secara rinci dampak Cyberbullying terhadap
perkembangan anak sebagai meliputi anak merasa dipermalukan, depresi, kehilangan rasa percaya diri, paranoid,
menjadi pelakunya, tidak ada privasi, kecewa terhadap diri sendiri, bertempramen tinggi, kehilangan minat hidup,
merasa terisolasi, gelisah, gangguan pola tidur bahkans ampai ada yang bunuh diri.

C. Upaya preventif, pencegahan dan penanganan tindakan Cyberbullying


Berbagai penelitian telah dilakukan berkenaan dengan reaksi terhadap tindak bullying. Banyak pengasuh
sekolah percaya bahwa cara yang paling tepat untuk mengurangi school bullying adalah dengan penerapan disiplin
dan pengembangan supervisi. Bullying dapat berbentuk verbal seperti ancaman, mengejek, atau ancaman fisik
seperti serangan maupun pencurian (Hendershot, dkk, 2006). Kekuatan fisik dan psikologis yang tidak seimbang,
baik yang nyata atau yang merupakan anggapan juga merupakan makna lain dari bullying (Woods dan White,
2005).
Guna mencegah agar anak tidak menjadi pelaku Cyberbullying baik pada ruang lingkup sekolah,
masyarakat bahna pada ruang lingkup dunia maya, para orang tua hendaknya dapat mengembangkan kecerdasan
emosional anak sejak dini. Caranya, dengan mengajarkan anak untuk memliki rasa empati, menghargai orang lain,
dan menyadarkan sang anak bahwa dirinya adalah mahluk sosial yang membutuhkan orang lain dalam
kehidupannya.
1. Teknik Assertive Training
2. Penanganan Cyberbullying di Sekolah
3. Sosialisasi UUD ITE dan sanksinya

Astuti, 2008,hlm.268 memberikan beberapa strategi untuk menghindari perilaku Cyberbullying yaitu jangan
merespon, jangan membalas aksi pelaku ,segera blokir aksi pelaku, selalu berperilaku sopan di dunia maya, jadilah
teman, dan jangan hanya diam
Secara umum, untuk mencegah terjadinya Cyberbullying bisa juga dengan beberapa poin yang harus kita
semua sadari pada saat berinteraksi di dunia maya adalah:
1. Berkomunikasi menggunakan teks memiliki resiko salah faham lebih besar dibandingkan menggunakan panca
indera kita. Oleh karena itu persiapkan mental kita agar tidak terjebak dalam emosi, flame war, yang akhirnya jika
DRAFT PRESENTASI
salah justru malah jadinya praktik Cyberbullying yang terjadi.
2. Hindari asumsi dengan cara terus berusaha memahami lawan bicara kita smpai kita benar-benar faham. Asumsi
adalah sumber dari segala malapetaka. Karena dengan asumsi, secara sepihak kita mulai menghakimi orang lain
tanpa tahu pasti kejadian sebenarnya. Ini bisa berakhir pada tindakan Cyberbullying juga.
3. Hindari penghakiman massa secara langsung di media-media sosial, walaupun hanya dengan meretweet/repost,
karena efek retweet/repost ini adalah memberikan amplifikasi pada sebuah statement yg bisa saja berupa serangan
Materi
berupa asumsi.
: PERILAKU
Ini yang kadang
CYBERBULLYING
tidak disadari oleh teman-teman
TERHADAP
di dunia
PERKEMBANGAN ANAK
Mata Kuliah : Problematika Perkembangan Siswa Sekolah Dasar
Kode Mata Kuliah : PD- 802
--- Acep Saepul Rahmat copyright ®---
Dosen : Dr. H. M. Solehuddin, MA.,M.Pd.
Kelompok : 04 / Empat 3
Mahasiswa : Acep Saepul Rahmat NIM. 1803602
Draft Data Lampiran

NO LAMPIRAN KETERANGAN
1. Makalah ADA / Terlampir
2. Rangkuman Materi ADA / Terlampir

3. Laporan
Hari :Diskusi
Rabu ADA / Terlampir
Tanggal : 21 November 2018
4. Soft File
Mei Makalah
2017 ( CD) ADA / Terlampir
KEL/4/S-3PENDAS/UPI/PD-802/XI/2018/ MK. Problematika Perkembangan Siswa Sekolah Dasar

Hari : Rabu DRAFT PRESENTASI


Tanggal : 21 November 2018
Mei 2017

Materi : PERILAKU CYBERBULLYING TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK


Mata Kuliah : Problematika Perkembangan Siswa Sekolah Dasar
Kode Mata Kuliah : PD- 802
Dosen : Dr. H. M. Solehuddin, MA.,M.Pd.
Kelompok : 04 / Empat
Mahasiswa : Acep Saepul Rahmat NIM. 1803602
Draft Data Lampiran

NO LAMPIRAN KETERANGAN
1. Makalah ADA / Terlampir
2. Rangkuman Materi ADA / Terlampir

3. Laporan Diskusi ADA / Terlampir

4. Soft File Makalah ( CD) ADA / Terlampir

KEL/4/S-3PENDAS/UPI/PD-802/XI/2018/ MK. Problematika Perkembangan Siswa Sekolah Dasar

Anda mungkin juga menyukai