Laporan KPL
Laporan KPL
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jahe sudah digunakan sejak 1500 tahun lalu dan sangat mudah untuk
ditemukan dimanapun, khususnya di wilayah Asia. Tanaman ini sudah terkenal
sebagai bumbu masak maupun sebagai obat yang dimanfaatkan dalam dunia
pengobatan tradisional. Jahe merupakan tanaman rimpang, Rimpangnya
berbentuk jemari yang menggembung di ruas-ruas tengah. Rasa dominan dalam
jahe adalah pedas yang ditimbulkan oleh senyawa keton atau disebut dengan
zingeron. Terdapat tiga jenis jahe di Indonesia, yaitu jahe gajah, jahe emprit, dan
jahe merah. Kandungan jahe yang mengandung minyak astiri sangat bermanfaat
untuk mengurangi rasa sakit dan radang, sebagai antibakteri, dan yang paling
umum digunakan masyarakat yaitu sebagai obat mabuk dalam perjalanan karena
jahe dirasa dapat mengurangi rasa mual dalam perut.
Pada tahun 2016 permintaan ekspor untuk jahe merah mencapai 4 ton per
pekan, jahe emprit 10 ton per pekan, dan jahe gajah lebih dari 20 ton per pekan
(Wirya, 2018). Ini menunjukkan bahwa potensi jahe untuk ekspor Indonesia
adalah sangat besar, namun peluang besar ini belum dimanfaatkan secara
maksimal oleh petani Indonesia. Oleh sebab itu, diperlukan nilai ekonomi lebih
yang dapat dihasilkan oleh jahe. Adanya teknologi pengolahan jahe yang
diproduksi menjadi sari bubuk jahe merupakan salah satu peluang bisnis yang
dapat dikembangkan oleh petani agar dapat bersaing dalam menciptakan pasar
baru yang kompetitif.
Untuk menciptakan produk yang unggul dalam suatu perusahaan
dibutuhkan strategi pengembangan bisnis yang baik agar perusahaan dapat
menghadapi persaingan. Strategi adalah sebuah rangkaian yang terpadu dan
terkoordinasi dari komitmen dan tindakan yang dirancang untuk mengeksploitasi
kompetensi utama dan meraih keunggulan bersaing Hitt (2001).
1
2
memberikan pelajaran dalam dunia ekonomi khususnya dan bersosial yang baik
pada umumnya.
Pendampingan ini mengemban misi Perguruan Tinggi Universitas Negeri
Malang yaitu menyelenggarakan pengabdian yang berorientasi pada
pemberdayaan masyarakat melalui penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi
serta pendidikan. Oleh karena itu, kami sangat bersedia ditugaskan untuk
melakukan pendampingan terhadap pelaku UMKM dalam membantu
mengembangkan usaha yang mereka miliki dan kami berusaha membuat inovasi
untuk terwujudnya keberlangsungan usaha yang dimiliki.
B. Tujuan KPL
Dalam buku pedoman kuliah lapangan disebutkan tujuan dari pelaksanaan
KPL adalah sebagai berikut :
1. Memberi pengalaman mahasiswa untuk memahami secara langsung tentang
penerapan disiplin ilmu yang telah dipelajari dengan segala
permasalahannya.
2. Menciptakan peningkatan keterampilan berpikir maupun kemampuan
lainnya yang dibutuhkan (softskill dan hardskill) oleh objek sasaran.
3. Mampu memberikan solusi dan kontribusi yang nyata atas berbagai
tantangan, kebutuhan, serta persoalan yang dihadapi masyarakat
berdasarkan ilmu dan kompetensi yang dimiliki.
4. Menciptakan wirausaha baru agar UMKM lebih berkembang.
5. Menjadi sarana pengaplikasian teori dan transfer ilmu terintegrasinya
pengetahuan teoritis mahasiswa dengan pengalaman praktik di Lapangan.
6. Memperluas wawasan mahasiswa dalam pembentukan kompetensi sebagai
Magister Manajemen yang memenuhi kebutuhan nyata dalam bidang
fungsional bisnis.
C. Hasil yang Diharapkan
Hasil yang diharapkan setelah proses pelaksanaan kuliah pengalaman
lapangan adalah sebagai berikut:
4
3. Pendampingan
Pendampingan adalah kegiatan dalam pemberdayaan masyarakat dengan
menempatkan tenaga pendamping yang berperan sebagai fasilitator,
komunikator, dan administrator (Departemen Pertahanan, 2004).
4. Integrasi
Integrasi berasal dari bahasa inggris “integration” yang berarti
keseluruhan. Istilah integrasi mempunyai arti pembauran atau penyatuan dari
unsur-unsur yang berbeda sehingga menjadi kesatuan yang utuh atau bulat
(KBBI, 2018).
6
BAB II
PELAKSANAAN
A. Profil UMKM
Petung jamu bubuk jahe Ibu Asminah ini terletak di Desa Petungsewu,
Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Dari mulai proses hulu ke hilir produksi
hingga akhir distribusi dilakukan secara mandiri oleh UMKM ini.
Pada mulanya Ibu Asminah berjualan jamu tradisional gendong yang
dijajakan pada tetangga-tetangga sekitar. Kemudian beliau mencoba membuat
jamu bubuk. Ibu Asminah mencoba membuat jamu bubuk yang bersala dari
bermacam-macam rimpang, seperti kencur, kunyit, dan jahe namun yang berhasil
menjadi bubuk hanya dari jahe. Setiap ada pesanan jamu jahe bubuk beliau
membuatnya, dengan takaran setiap satu kilogram jahe dan satu kilogram gula
pasir, tanpa campuran bahan tambahan apapun.
Tabel 2.1
Timeline Kegiatan KPL
No Acitivity Week 1 Week 2 Week 3 Week 4 Week 5
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Observasi
2 Proses Produksi
3 Proses Pengemasan
4 Proses Pemasaran
5 Proses Pemasaran Digital
6 Penyusunan laporan keuangan
sederhana
7 Perhitungan BEP
8 Pemasaran ke Toko terdekat
9 Penyusunan laporan kegiatan
Sumber : Data (diolah).
8
BAB III
PEMBAHASAN
dengan ancaman (T) dari UMKM Bubuk Jahe Ibu Asminah. Perolehan
nilai selisih S dan T akan menjadi titik pada sumbu X, sementara
perolehan nilai selisih antara O dan T akan menjadi titik pada sumbu Y.
3. Melakukan pencarian posisi UMKM Bubuk Jahe Ibu Asminah dalam
kuadran SWOT berdasarkan titik (x, y).
Hasil perhitungan SWOT UMKM Bubuk Jahe Ibu Asminah ditunjukkan
pada Tabel 3.1 dan tabel 3.2
Tabel 3.1 Perhitungan Analisis SWOT Faktor Internal
No Kekuatan Bobot Skala BxS Kelemahan Bobot Skala BxS
= 0,76+(-1,01)
= -0,25
Koordinat titik (-0,25; -0,05) yang ada pada grafik diatas menunjukkan
letak perusahaan yang berada di kuadran IV (W-T). Setelah dilakukan
perhitungan, didapatkan hasil yaitu posisi Bubuk Jahe Ibu Asminah berada di
kuadran IV (negatif, negatif). Posisi ini menandakan kondisi UMKM Bubuk Jahe
Ibu Asminah yang lemah dan dilematis karena berada pada pertemuan kelemahan
UMKM Bubuk Jahe Ibu Asminah dengan ancaman dari lingkungan eksternal.
Pengambilan keputusan yang tidak tepat dapat menghancurkan UMKM ini.
Kelemahan terbesar terdapat pada kurangnya pengetahuan tentang pasar dan
atribut produk (kemasan). Sedangkan ancaman terbesar yang dihadapi adalah
persaingan dari perusahaan lain yang lebih besar. Strategi yang dapat
diimplementasikan UMKM adalah damage control (mengendalikan kerugian).
Penerapan
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR RUJUKAN
http://sahabatpetani.com/2018/05/03/potensi-budidaya-jahe-disukai-di-dalam-
negeri-diminati-pasar-eropa/ oleh Made Wirya
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/integrasi
Departemen pertahanan, 2004.
Tambunan, Tulus. 2012. Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Indonesia : isu-isu
Penting. Jakarta : LP3ES.
Hitt, Michael A. dkk, 2001. Strategic Management Competitiveness And
Globlization, Canada: Cengange Lerning.
David, Fred R. 2009. Manajemen Strategis Konsep Buku 1 Edisi 12. Jakarta:
Salemba Empat.
Rangkuti, Freddy. 2015. Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
17