a. Potensi bahaya fisik (Physical Hazard), yaitu potensi bahaya yang dapat
menyebabkan gangguan-gangguan kesehatan terhadap tenaga kerja yang terpapar,
misalnya: terpapar kebisingan intensitas tinggi, suhu ekstrim (panas & dingin),
intensitas penerangan kurang memadai, getaran, radiasi.
1) Radiasi
Radiasi adalah pancaran energi melalui suatu materi atau ruang dalam
bentuk panas, partikel atau gelombang elektromagnetik/cahaya (foton) dari
sumber radiasi. Ada beberapa sumber radiasi yang kita kenal di sekitar
kehidupan kita, contohnya adalah televisi, lampu penerangan, alat pemanas
makanan (microwave oven), komputer, dan lain-lain.
Selain benda-benda tersebut ada sumber-sumber radiasi yang bersifat
unsur alamiah dan berada di udara, di dalam air atau berada di dalam lapisan
bumi. Beberapa di antaranya adalah uranium dan thorium di dalam lapisan
bumi; Karbon dan Radon di udara serta Tritium dan Deuterium yang ada di
dalam air.
Secara garis besar radiasi digolongkan ke dalam radiasi pengion dan
radiasi non-pengion.
a) Radiasi Pengion
efek somatik. Efek genetik atau efek pewarisan adalah efek yang dirasakan oleh
keturunan dari individu yang terkena paparan radiasi. Sebaliknya efek somatik
adalah efek radiasi yang dirasakan oleh individu yang terpapar radiasi.
Waktu yang dibutuhkan sampai terlihatnya gejala efek somatik sangat
bervariasi sehingga dapat dibedakan atas efek segera dan efek tertunda. Efek
segera adalah kerusakan yang secara klinik sudah dapat teramati pada individu
dalam waktu singkat setelah individu tersebut terpapar radiasi, seperti epilasi
(rontoknya rambut), eritema (memerahnya kulit), luka bakar dan penurunan
jumlah sel darah. Kerusakan tersebut terlihat dalam waktu hari sampai
mingguan pasca iradiasi. Sedangkan efek tertunda merupakan efek radiasi yang
baru timbul setelah waktu yang lama (bulanan/tahunan) setelah terpapar radiasi,
seperti katarak dan kanker.
Bila ditinjau dari dosis radiasi (untuk kepentingan proteksi radiasi), efek
radiasi dibedakan atas efek deterministik dan efek stokastik. Efek deterministik
adalah efek yang disebabkan karena kematian sel akibat paparan radiasi,
sedangkan efek stokastik adalah efek yang terjadi sebagai akibat paparan radiasi
dengan dosis yang menyebabkan terjadinya perubahan pada sel.
Efek Deterministi (efek non stokastik) efek ini terjadi karena adanya
proses kematian sel akibat paparan radiasi yang mengubah fungsi jaringan yang
terkena radiasi. Efek ini dapat terjadi sebagai akibat dari paparan radiasi pada
seluruh tubuh maupun lokal. Efek deterministik timbul bila dosis yang diterima
di atas dosis ambang (threshold dose) dan umumnya timbul beberapa saat
setelah terpapar radiasi. Tingkat keparahan efek deterministik akan meningkat
bila dosis yang diterima lebih besar dari dosis ambang yang bervariasi
bergantung pada jenis efek. Pada dosis lebih rendah dan mendekati dosis
ambang, kemungkinan terjadinya efek deterministik dengan demikian adalah
nol. Sedangkan di atas dosis ambang, peluang terjadinya efek ini menjadi 100%.
Efek Stokastik Dosis radiasi serendah apapun selalu terdapat
kemungkinan untuk menimbulkan perubahan pada sistem biologik, baik pada
tingkat molekul maupun sel. Dengan demikian radiasi dapat pula tidak
membunuh sel tetapi mengubah sel Sel yang mengalami modifikasi atau sel
yang berubah ini mempunyai peluang untuk lolos dari sistem pertahanan tubuh
yang berusaha untuk menghilangkan sel seperti ini. Semua akibat proses
modifikasi atau transformasi sel ini disebut efek stokastik yang terjadi secara
MODUL KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 17
MODUL 2. POTENSI BAHAYA DI TEMPAT KERJA
acak. Efek stokastik terjadi tanpa ada dosis ambang dan baru akan muncul
setelah masa laten yang lama. Semakin besar dosis paparan, semakin besar
peluang terjadinya efek stokastik, sedangkan tingkat keparahannya tidak
ditentukan oleh jumlah dosis yang diterima. Bila sel yang mengalami perubahan
adalah sel genetik, maka sifat-sifat sel yang baru tersebut akan diwariskan
kepada turunannya sehingga timbul efek genetik atau pewarisan. Apabila sel ini
adalah sel somatik maka sel-sel tersebut dalam jangka waktu yang relatif lama,
ditambah dengan pengaruh dari bahan-bahan yang bersifat toksik lainnya, akan
tumbuh dan berkembang menjadi jaringan ganas atau kanker. Paparan radiasi
dosis rendah dapat menigkatkan resiko kanker dan efek pewarisan yang secara
statistik dapat dideteksi pada suatu populasi, namun tidak secara serta merta
terkait dengan paparan individu.
Radiasi infra merah dapat menyebabkan katarak.
Laser berkekuatan besar dapat merusak mata dan kulit.
Medan elektromagnetik tingkat rendah dapat menyebabkan kanker.
Contoh : Radiasi ultraviolet : pengelasan, Radiasi Inframerah :
furnacesn/tungku pembakaran, Laser : komunikasi, pembedahan .
● Limitasi
Dosis ekivalen yang diterima pekerja radiasi atau masyarakat tidak
boleh melalmpaui Nilai Batas Dosis (NBD) yang telah ditetapkan. Batas
dosis bagi pekerja radiasi dimaksudkan untuk mencegah munculnya efek
deterministik (non stokastik) dan mengurangi peluang terjadinya efek
stokastik.
● Optimasi
Semua penyinaran harus diusahakan serendah-rendahnya (as low as
reasonably achieveable - ALARA), dengan mempertimbangkan faktor
ekonomi dan sosial. Kegiatan pemanfaatan tenaga nuklir harus
direncanakan dan sumber radiasi harus dirancang dan dioperasikan untuk
menjamin agar paparan radiasi yang terjadi dapat ditekan serendah-
rendahnya.
2) Getaran
Getaran adalah suatu factor fisik yang bekerja pada manusia dengan
penjalaran (Transmission) dari pada tenaga mekanik yang berasal dari sumber
goyangan (osilattor). Getaran kerja adalah getaran mekanis yang ada ditempat
kerja dan berpengaruh terhadap tenaga kerja. Getaran dihasilkan oleh :
● Mesin-mesin diesel, mesin produksi
● Kendaraan-kendaraan, Tractor, truk, bus, tank dll
● Alat-alat kerja tangan ( hand tool ) dengan menggunakan mesin : jack
hammer ( pembuka jalan ), pneumatic hammer ( pabrik besi ), jack lec drill
( pengebor batu gunung, karang dll )
Gejala yang timbul yaitu pusing, ngantuk, sakit perut, mual, pegal-pegal,
kaki kesemutan. Mesin-mesin yang menghasilkan Wbv biasanya berkisar
antara 1 – 20Hz. Efek terhadap gangguan kesehatan berlangsung jangka
panjang.
3) Kebisingan
Kebisingan dapat menyebabkan dua jenis gangguan pada gangguan pada
manusia, yaitu :
a. Dampak Auditorial
b. Dampak Nonauditorial
Selain menimbulkan dampak negatif (permanen atau sementara)
terhadap sistem pendengaran, kebisingan juga dapat mengganggu :
● Sistem keseimbangan
● Cardiovaskular
Tekanan darah menjadi naik, denyut jantung meningkat (secara visual
dapat dilihat dari cara seseorang bernafas yang makin cepat dan mudah
terengah-engah saat bekerja di tempat bising), peningkatan juga terlihat
pada adrenalin.
● Kualitas tidur (noise induced sleep)
Tingkatan gangguan tidur sangat bervariasi pada setiap orang, mulai dari
ringan hingga berat, misalnya sering terbangun tanpa sebab yang jelas,
tidak tenang atau sering berpindah posisi tidur atau frekuensi gerakan
tubuh cukup tinggi, perubahan pada gerakan mata (rapid eye movement)
● Kondisi kejiwaan pekerja (stress)
Pengendalian Kebisingan
Kebisingan adalah salah satu faktor bahaya fisik di tempat kerja. Berbagai metode
untuk pengendalian bahaya atau untuk melindungi pekerja telah diciptakan. Ada
tiga jenis pengendalian yakni :
1. Pengendalian teknik
2. Pengendalian administratif
3. Peralatan pelindung pekerja
Semua tipe pengendalian ini dapat digunakan secara bersamaan, tapi prioritas harus
diberikan kepada perlindungan teknik sebelum metode lain diaplikasikan.
Penerangan yang silau buruk (kurang maupun silau) di lingkungan kerja akan
menyebabkan hal-hal sebagai berikut :
Kelelahan mata yang akan berakibat berkurangnya daya dan efisiensi
kerja.
Kelemahan mental
Kerusakan alat penglihatan (mata).
Keluhan pegal di daerah mata dan sakit kepala di sekitar mata.
Sehubungan dengan hal-hal tersebut diatas maka dalam mendirikan
bangunan tempat kerja (pabrik, kantor, sekolahan, dan sebagainya)
sebaiknya mempertimbangkan ketentuan-ketentuan antara lain sebagai
berikut :
- Jarak antara gedung dan abngunan-bangunan lain tidak mengganggu
masuknya cahaya matahari ke tempat kerja
- Jendela-jendela dan lubang angin untuk masuknya cahaya matahari
harus cukup, seluruhnya sekurang-kurangnya 1/6 daripada luas
bangunan
- Apabila cahaya matahari tidak mencukupi ruangan tempat kerja,
harus diganti dengan penerangan lampu yang cukup
- Penerangan tempat kerja tidak menimbulkan suhu ruangan panas
(tidak melebihi 32 derajat celsius)
- Sumber penerangan tidak boleh menimbulkan silau dan bayang-
bayang yang mengganggu kerja
- Sumber cahaya harus menghasilkan daya penerangan yang tetap dan
menyebar serta tidak berkedip-kedip
Efek pencahayaan yang buruk: mata tidak nyaman, mata lelah, sakit kepala,
berkurangnya kemampuan melihat, dan menyebabkan kecelakaan. Keuntungan
pencahayaan yang baik : meningkatkan semangat kerja, produktivitas,
mengurangi kesalahan, meningkatkan housekeeping, kenyamanan lingkungan
kerja, mengurangi kecelakaan kerja.
b. Potensi bahaya kimia (Chemical Hazard), yaitu potensi bahaya yang berasal dari
bahan-bahan kimia yang digunakan dalam proses produksi. Potensi bahaya ini dapat
memasuki atau mempengaruhi tubuh tenaga kerja melalui : inhalation (melalui
o Pernapasan ( inhalation ),
o Kulit (skin absorption )
o Tertelan ( ingestion )
o Racun dapat menyebabkan efek yang bersifat akut, kronis atau kedua-duanya.
Adapun potensi bahaya yang bisa ditimbulkan oleh bahan kimia adalah
1. Korosi
Bahan kimia yang bersifat korosif menyebabkan kerusakan pada permukaan
tempat dimana terjadi kontak. Kulit, mata dan sistem pencernaan adalah bagain
tubuh yang paling umum terkena.
Contoh : konsentrat asam dan basa , fosfor.
2. Iritasi
Iritasi menyebabkan peradangan pada permukaan di tempat kontak. Iritasi kulit
bisa menyebabkan reaksi seperti eksim atau dermatitis. Iritasi pada alat-alat
pernapasan yang hebat dapat menyebabkan sesak napas, peradangan dan
oedema ( bengkak )
Contoh :
o Kulit : asam, basa,pelarut, minyak .
o Pernapasan : aldehydes, alkaline dusts, amonia, nitrogen dioxide, phosgene,
chlorine ,bromine, ozone.
3. Reaksi Alergi
Bahan kimia alergen atau sensitizers dapat menyebabkan reaksi alergi pada kulit
atau organ pernapasan
Contoh :
4. Asfiksiasi
Asfiksian yang sederhana adalah inert gas yang mengencerkan atmosfer yang
ada, misalnya pada kapal, silo, atau tambang bawah tanah. Konsentrasi oksigen
pada udara normal tidak boleh kurang dari 19,5% volume udara.
Asfiksian kimia mencegah transport oksigen dan oksigenasi normal pada darah
atau mencegah oksigenasi normal pada kulit.
Contoh :
o Asfiksian sederhana : methane, ethane, hydrogen, helium
o Asfiksian kimia : carbon monoxide, nitrobenzene, hydrogen cyanide, hidrogen
sulphide
5. Kanker
Karsinogen pada manusia adalah bahan kimia yang secara jelas telah terbukti
pada manusia. Kemungkinan karsinogen pada manusia adalah bahan kimia yang
secara jelas sudah terbukti menyebabkan kanker pada hewan . Contoh :
6. Efek Reproduksi
Bahan-bahan beracun mempengaruhi fungsi reproduksi dan seksual dari seorang
manusia. Perkembangan bahan-bahan racun adalah faktor yang dapat
memberikan pengaruh negatif pada keturunan orang yang terpapar, sebagai
contoh :aborsi spontan. Contoh : Manganese, carbondisulphide, monomethyl
dan ethyl ethers dari ethylene glycol, mercury. Organic mercury compounds,
carbonmonoxide, lead, thalidomide, pelarut.
7. Racun Sistemik
Racun sistemik adalah agen-agen yang menyebabkan luka pada organ atau
sistem tubuh. Contoh :
o Otak : pelarut, lead, mercury, manganese
o Sistem syaraf peripheral : n-hexane, lead, arsenic, carbon disulphide
o Sistem pembentukan darah : benzene, ethylene glycol ethers
c. Potensi bahaya biologis (Biological Hazard), yaitu potensi bahaya yang berasal
atau ditimbulkan oleh kuman-kuman penyakit yang terdapat di udara yang berasal
dari atau bersumber pada tenaga kerja yang menderita penyakit-penyakit tertentu,
misalnya : TBC, Hepatitis A/B, Aids,dll maupun yang berasal dari bahan-bahan
yang digunakan dalam proses produksi. Dimana pun Anda bekerja dan apa pun
bidang pekerjaan Anda, faktor biologi merupakan salah satu bahaya yang
kemungkinan ditemukan ditempat kerja. Maksudnya faktor biologi eksternal yang
mengancam kesehatan diri kita saat bekerja. Namun demikian seringkali luput dari
perhatian, sehingga bahaya dari faktor ini tidak dikenal, dikontrol, diantisipasi dan
cenderung diabaikan sampai suatu ketika menjadi keadaan yang sulit diperbaiki.
Faktor biologi ditempat kerja umumnya dalam bentuk mikro organisma sebagai
berikut :
1. Bakteri
Bakteri mempunyai tiga bentuk dasar yaitu bulat (kokus), lengkung dan batang
(basil). Banyak bakteri penyebab penyakit timbul akibat kesehatan dan sanitasi
yang buruk, makanan yang tidak dimasak dan dipersiapkan dengan baik dan
kontak dengan hewan atau orang yang terinfeksi. Contoh penyakit yang
diakibatkan oleh bakteri : anthrax, tbc, lepra, tetanus, thypoid, cholera, dan
sebagainya.
2. Virus
Virus mempunyai ukuran yang sangat kecil antara 16 - 300 nano meter. Virus
tidak mampu bereplikasi, untuk itu virus harus menginfeksi sel inangnya yang
khas. Contoh penyakit yang diakibatkan oleh virus : influenza, varicella, hepatitis,
HIV, dan sebagainya.
3. Jamur
Jamur dapat berupa sel tunggal atau koloni, tetapi berbentuk lebih komplek
karena berupa multi sel. Mengambil makanan dan nutrisi dari jaringan yang mati
dan hidup dari organisme atau hewan lain.
4. Mikroorganisme penyebab penyakit di tempat kerja
Beberapa literatur telah menguraikan infeksi akibat organisme yang mungkin
ditemukan di tempat kerja, diantaranya :
- Daerah pertanian
Lingkungan pertanian yang cenderung berupa tanah membuat pekerja dapat
terinfeksi oleh mikroorganisme seperti : Tetanus, Leptospirosis, cacing, Asma
bronkhiale atau keracunan Mycotoxins yang merupakan hasil metabolisme jamur.
- Di lingkungan berdebu (Pertambangan atau pabrik)
Di tempat kerja seperti ini, mikroorganisme yang mungkin ditemukan adalah
bakteri penyebab penyakit saluran napas, seperti : Tbc, Bronchitis dan Infeksi
saluran pernapasan lainnya seperti Pneumonia.
- Daerah peternakan terutama yang mengolah kulit hewan serta produk-
produk dari hewan
Penyakit-penyakit yang mungkin ditemukan di peternakan seperti ini misalnya
: Anthrax yang penularannya melalui bakteri yang tertelan atau terhirup,
Brucellosis, Infeksi Salmonella.
- Di Laboratorium
Para pekerja di laboratorium mempunyai risiko yang besar terinfeksi, terutama
untuk laboratorium yang menangani organisme atau bahan-bahan yang
megandung organisme pathogen
- Di Perkantoran : terutama yang menggunakan pendingin tanpa ventilasi
alami. Para pekerja di perkantoran seperti itu dapat berisiko mengidap
penyakit seperti : Humidifier fever yaitu suatu penyakit pada saluran
pernapasan dan alergi yang disebabkan organisme yang hidup pada air yang
terdapat pada system pendingin, Legionnaire disease penyakit yang juga
berhubungan dengan sistem pendingin dan akan lebih berbahaya pada pekerja
dengan usia lanjut.
Cara penularan kedalam tubuh manusia
Banyak dari mikroorganisme ini dapat menyebabkan penyakit hanya setelah
masuk kedalam tubuh manusia dan cara masuknya kedalam tubuh, yaitu :
MODUL KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 31
MODUL 2. POTENSI BAHAYA DI TEMPAT KERJA
4. Membersihkan semua debu yang ada di sistem pendingin paling tidak datu
kali setiap bulan
5. Membuat sistem pembersihan yang memungkinkan terbunuhnya
mikroorganisme yang patogen pada system pendingin.
Dengan mengenal bahaya dari faktor biologi dan bagaimana mengotrol dan
mencegah penularannya diharapkan efek yang merugikan dapat dihindari.
Berdasarkan hasil beberapa observasi, beban untuk tenaga Indonesia adalah 40 kg.
Bila mengangkat dan mengangkut dikerjakan lebih dari sekali maka beban
maksimum tersebut harus disesuaikan.
Penyebab adalah tempat kerja yg kurang ergonomis tidak sesuai dengan fisiologis dan
anatomi manusia.
Gangguan kesehatan :
2. Posisi kerja juru ketik yg menyebabkan kerusakan pada punggung (low back
pain), dan lain-lain
Pencegahan
2. Mengajarkan kepada para pekerja postur kerja yang benar sesuai profesi
masing-masing.
tinggi, tukak lambung, depresi jiwa, psikosomatik. Beban kerja yg terlalu berat
tersebut memungkinkan tidak tentu tidur, makan dan istirahat sehingga akan
menyebabkan emotional fatique (kelelahan emosional)
Stress
Stress adalah tanggapan tubuh (respon) yang sifatnya non-spesifik terhadap setiap
tuntutan atasnya. Manakala tuntutan terhadap tubuh itu berlebihan, maka hal ini
dinamakan stress. Gangguan emosional yang di timbulkan : cemas, gelisah,
gangguan kepribadian, penyimpangan seksual, ketagihan alkohol dan psikotropika.
Penyakit-penyakit psikosomatis antara lain : jantung koroner, tekanan darah tinggi,
gangguan pencernaan, luka usus besar, gangguan pernapasan, asma bronkial,
penyakit kulit seperti eksim dan lain-lain.
Pencegahan
1. Melaksanakan kerjasama yang baik antar pekerja agar tidak memberatkan satu
orang saja.
2. Menyediakan waktu untuk refreshing
3. Bagi para pimpinan agar menghindari pemaksaan hasil kerja maksimal yang
terlalu berlebihan dari para pekerja.
2.3 Rangkuman
Penggolongan potensi bahaya di tempat kerja :
1. Physical Hazard (bahaya fisika)
yang termasuk didalam kategori ini antara lain kebisingan, tekanan, suhu, getaran,
dan radiasi.
2. Chemical Hazard (bahaya kimia)
bahaya yang ditimbulkan oleh bahan kimia seperti toksisitas bahan kimia, daya
ledak bahan kimia, penyebab kanker, oksidasi, bahan kimia mudah terbakar.
3. Biological Hazard (bahaya biologi)
yang termasuk kedalam kategori ini antara lain, virus, jamur, bakteri, tanaman,
burung, binatang yang dapat menginfeksi atau memberikan reaksi negatif kepada
manusia.
2.4 Referensi
a) Pungky W, (2000), Himpunan peraturan keselamatan dan kesehatan kerja,
ASEAN-OSHNET.
b) Suma’mur (2001), Keselamatan dan Kesehatan kerja, CV Haji Masagung, Jakarta
......................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
....................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
....................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
....................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
....................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
....................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
....................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
...................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
....................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
MODUL KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 37
MODUL 2. POTENSI BAHAYA DI TEMPAT KERJA
......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
....................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
2.7 Jawaban
1. Ada 5 (lima) golongan potensi bahaya di tempat kerja
2. Jelaskan sesuai dengan golongan masing-masing
3. Hubungkan dengan peraturan yang mendukung mengenai potensi bahaya dan
PAK