Anda di halaman 1dari 36

MODUL 3.

KECELAKAAN KERJA

3.1 Sub Kompetensi


Kemampuan yang akan dimiliki oleh mahasiswa setelah memahami isi modul ini
adalah sebagai berikut :
- Mahasiswa mampu memahami faktor penyebab kecelakaan kerja
- Mahasiswa mampu memahami penyebab kecelakaan kerja

3.2 Uraian Materi


Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga semula
yang dapat menimbulkan korban manusia, dan atau harta benda.

Unsur – unsurnya adalah :


• Tidak diduga semula dan tidak diinginkan
• Menganggu proses
• Mengakibatkan kerugian fisik material, dan lingkungan

Kecelakaan kerja dibagi menjadi dua kategori :


• Kecelakaan industri (industrial accident) yaitu kecelakaan yang terjadi di tempat
kerja karena adanya sumber bahaya atau bahaya kerja.
• Kecelakaan dalam perjalanan yaitu kecelakaan yang terjadi di luar tempat kerja
dalam kaitannya dengan hubungan kerja

Menurut Randall S.Schuller (1996:230) kecelakaan akibat kerja adalah kecelakaan


bergantung pada perilaku, tingkat bahaya dalam lingkungan pekerjaan. Hubungan kerja
disini dapat diartikan bahwa kecelakaan dikarenakan oleh pekerjaan atau pada waktu
melaksanakan pekerjaan.
Pencegahan kecelakaan adalah ilmu dan seni, karena menyangkut masalah sikap dan
perilaku manusia, masalah teknis seperti peralatan dan mesin dan masalah lingkungan.
Pengawasaan diartikan sebagai petunjuk atau usaha yang bersifat koreksi terhadap
permasalahan tersebut. Usaha pencegahan kecelakaan adalah faktor penting dalam
setiap tempat kerja untuk menjamin keselamatan dan kesehatan tenaga kerja dan
mencegah adanya kerugian.
Sebelum mulai melakukan usaha pencegahan kecelakaan, rangkaian kejadian dan faktor
penyebab kejadian kecelakaan harus dapat diidentifikasi, untuk dapat menentukan

MODUL KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 40


MODUL 3. KECELAKAAN KERJA

faktor penyebab yang paling dominan. Rangkaian kejadian dan faktor penyebab
kecelakaan dikenal dengan “teori domino.”

Gambar 11.1. Teori Domino


Gambar di atas menunjukkan rangkaian/deretan faktor-faktor penyebab kecelakaan
(An up dated squence by Frank Bird’s Jr).
 Kelemahan pengawasan oleh manajemen (lack of management’s controll)
Pengawasan ini diartikan sebagai fungsi manajemen yaitu perencanaan,
pengorganisasian kepemimpinan (pelaksana) dan pengawasan. Partisipasi aktif
manajemen sangat menentukan keberhasilan usaha pencegahan kecelakaan
seorang pimpinan unit disamping memahami tugas operasional tapi juga harus
mampu memahami program pencegahan kecelakaan, memahami/mencapai
standar, membina, mengukur dan mengevaluasi performance bawahannya. Inilah
yang dimaksud dengan konrol.
 Sebab dasar
Pada hakekatnya ini merupakan sebab yang paling mendasar terhadap kejadian
kecelakaan yang meliputi antara lain :
1. Kebijaksanaan dan keputusan manajemen
2. Faktor manusia/pribadi seperti kurangnya pengetahuan, keterampilan serta
pengalaman, tidak adanya motivasi dan masalah fisik serta mental.
3. Faktor lingkungan/pekerjaan seperti kurang/tidak adanya standar, desain dan
pemeliharaan yang kurang memadai serta pemakaian yang abnormal.

MODUL KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 41


MODUL 3. KECELAKAAN KERJA

 Sebab yang merupakan gejala (Sympton)


Hal ini disebabkan masih adanya substandard practices and conditions yang
mengakibatkan terjadinya kesalahan. Dalam hal ini kita kenal dengan tindakan
tak aman dan kondisi tak aman.
Faktor-faktor ini sebenarnya adalah sympton (gejala) atau pertanda bahwa ada
sesuatu yang tidak beres apakah pada sistem ataukah pada manajemen.
 Kecelakaan
Jika ketiga urutan di atas tercipta maka besar atau kecil akan timbul peristiwa
atau kejadian yang tidak diinginkan dan tidak direncanakan yang dapat
mengakibatkan kerugian dalam bentuk cidera dan kerusakan akibat kontak
dengan sumber energi melebihi nilai ambang batas badan atau struktur.

Gambar 11.2. Teori Domino (Heinrich Model)

Teori Domino (Heinrich Model)


a. Kebiasaan dan lingkungan sosial : keras kepala, sombong
b. Kesalahan manusia : kecerobohan
c. Kondisi atau tindakan tidak aman : berdiri di bawah tumpukan barang,
pencahayaan yg kurang
d. Kecelakaan : terjatuh
e. Cidera atau kerusakan peralatan : patah tulang, luka, kematian

MODUL KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 42


MODUL 3. KECELAKAAN KERJA

Gambar 11.3. Loss Causation Model ( ILCI model - Bird & German, 1985 )

Lemahnya pengendalian :
 Program tidak sesuai
 Standard tidak sesuai
 Kepatuhan terhadap standar

Sebab Dasar ada 2 :


Faktor Pribadi :
 Kemampuan fisik atau phisiologi tidak layak
 Kemampuan mental tidak layak
 Stress fisik atau phisiologi
 Stress mental
 Kurang pengetahuan
 Kurang keahlian
 Motivasi tidak layak

Faktor Kerja :
 Pengawasan / kepemimpinan
 Engineering
 Pengadaan (purchasing)
 Kurang peralatan
 Maintenance
 Standar kerja
 Salah pakai/salah menggunakan

Penyebab tidak langsung dibagi 2 :


Perbuatan tidak aman :
 Operasi tanpa otorisasi

MODUL KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 43


MODUL 3. KECELAKAAN KERJA

 Gagal memperingatkan
 Gagal mengamankan
 Kecepatan tidak layak
 Alat pengaman tidak berfungsi
 Pakai alat rusak
 Pakai APD tidak layak
 Pemuatan tidak layak
 Penempatan tidak layak
 Mengangkat tidak layak
 Posisi tidak aman
 Servis alat tidak beroperasi
 Bercanda, main-main
 Mabok alkohol, obat
 Gagal mengikuti prosedur

Kondisi tidak aman :


 Pelindung/pembatas tidak layak
 APD kurang, tidak layak
 Peralatan rusak
 Ruang kerja sempit/terbatas
 Sistem peringatan kurang
 Bahaya kebakaran
 Kebersihan kerapian kurang
 Kebisingan
 Terpapar radiasi
 Temperatur extrim
 Penerangan tidak layak
 Ventilasi tidak layak
 Lingkungan tidak aman

Insiden :
 Struck against  menabrak/bentur benda diam/bergerak
 Struck by  terpukul/tabrak oleh benda bergerak
 Fall to  jatuh dari tempat yang lebih tinggi
 Fall on  jatuh di tempat yang datar

MODUL KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 44


MODUL 3. KECELAKAAN KERJA

 Caught in  tusuk, jepit, benda runcing


 Caught on  terjepit, terjebak diantara obyek besar
 Caught between  terpotong, hancur, remuk
 Contact with  listrik, kimia, radiasi, panas, dingin
 Overstress  terlalu berat, cepat, tinggi, besar
 Equipment failure  kegagalan mesin, peralatan
 Evironmental release  masalah pencemaran

Kerugian :
 Manusia
 Peralatan
 Material
 Lingkungan

Fenomena Gunung Es
Besar kerugian yang ditimbulkan dari suatu kecelakaan biasanya yang terlihat
hanyalah biaya pengobatan dan gaji (biaya diasuransikan). Tapi sebenarnya masih
banyak biaya-biaya lain yang harus ditanggung perusahaan apabila kecelakaan terjadi,
misalnya biaya kerusakan alat, gaji pekerja, hilangnya nama baik dalam dunia bisnis,
dan lain-lain.

Gambar 11.4. Fenomena Gunung Es

MODUL KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 45


MODUL 3. KECELAKAAN KERJA

Metoda Pencegahan Kecelakaan


Pencegahan kecelakaan adalah merupakan program terpadu koordinasi dari berbagai
aktivitas, pengawasan yang terarah yang didasarkan atas “sikap, pengetahuan dan
kemampuan”. Dalam kegiatan pencegahan kecelakaan dikenal ada 5 tahapan pokok
yaitu :
1. Organisasi K3
Dalam era industrialisasi dengan komplesitas permasalahan dan penerapan prinsip
manajemen modern, masalah usaha pencegahan kecelakaan tidak mungkin
dilakukan oleh orang per orang atau secara pribadi tapi memerlukan keterlibatan
banyak orang, berbagai jenjang dalam organisasi yang memadai.
Organisasi ini dapat berbentuk struktural seperti Safety Department (Departemen
K3), fungsional seperti Safety Committee (Panitia Pembina K3). Agar organisasi
K3 ini berjalan dengan baik maka harus didukung oleh adanya :
 Seorang pimpinan (safety director).
 Seorang atau lebih teknisi (safety engineer).
 Adanya dukungan manajemen.
 Prosedur yang sistematis, kreativitas dan pemeliharaan motivasi dan moral
pekerja.
2. Menemukan fakta atau masalah
Dalam kegiatan menemukan fakta atau masalah dapat dilakukan melalui survey,
inspeksi, observasi, investigasi dan review of record.
3. Analisis
Pada tahap analisis adalah proses bagaimana fakta atau masalah yang ditemukan
dapat dipecahkan. Pada tahap analisis pada umumnya harus dapat dikenali berbagai
hal antara lain :
 Sebab utama masalah tersebut
 Tingkat kekerapannya
 Lokasi
 Kaitannya dengan manusia maupun kondisi
Dari hasil analisis suatu masalah dapat saja dihasilkan satu atau lebih alternatif
pemecahan.

MODUL KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 46


MODUL 3. KECELAKAAN KERJA

4. Pemilahan/Penetapan Alternatif/Pemecahan
Dari berbagai alternatif pemecahan perlu diadakan seleksi untuk ditetapkan satu
pemecahan yang benar-benar efektif dan efisien serta dapat dipertanggung
jawabkan.
5. Pelaksanaan
Apabila sudah dapat ditetapkan alternatif pemecahan maka harus diikuti dengan
tindakan atau pelaksanaan dari keputusan penetapan tersebut. Dalam proses
pelaksanaan diperlukan adanya kegiatan pengawasan agar tidak terjadi
penyimpangan. Atas dasar tahapan metoda pencegahan kecelakaan tersebut para
ahli banyak mengembangkan berdasarkan pada aplikasi dan sudut pandang
masing-masing sebagai contoh metoda yang dikembangkan oleh Bill Johnson,
Mort dalam bentuk “The Performance Cycle Model”.

Decision

Analysis Action

Problem

Measurement

Gambar 11.5. The Performance Cycle Model

Pada dasarnya tahapan kegiatan usaha pencegahan dari Johnson, Mort lebih
sederhana dengan dengan tidak melihat adanya organisasi.

a. Langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk menanggulangi kecelakaan kerja


(ILO) :
1. Peraturan Perundang-Undangan
Peraturan perundang-undangan antara lain melalui :
a. Adanya ketentuan dan syarat-syarat K3 yang selalu mengikuti perkembangan
ilmu pengetahuan, teknik dan teknologi (up to date)

MODUL KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 47


MODUL 3. KECELAKAAN KERJA

b. Penerapan semua ketentuan dan persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja


sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku sejak tahap rekayasa.
c. Penyelenggaraan pengawasan dan pemantauan pelaksanaan K3 melalui
pemeriksaan-pemeriksaan langsung di tempat kerja.
2. Standarisasi
Standarisasi merupakan suatu ukuran terhadap besaran-besaran/nilai. Dengan
adanya standar K3 yang maju akan menentukan tingkat kemajuan K3, karena
pada dasarnya baik buruknya K3 di tempat kerja diketahui melalui pemenuhan
standar K3.
3. Inspeksi
Pada dasarnya merupakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam rangka
pemeriksaan dan pengujian terhadap tempat kerja, mesin, pesawat, alat dan
instalasi, sejauh mana masalah-masalah ini masih memenuhi ketentuan dan
persyaratan K3.
4. Riset
Riset yang dilakukan dapat meliputi antara lain teknis, medis, psikologis dan
statistik dimaksudkan antara lain untuk menunjang tingkat kemajuan bidang K3
sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknik dan teknologi.
5. Pendidikan dan Latihan
Pendidikan dan latihan sangat penting untuk meningkatkan kesadaran akan arti
pentingnya K3, disamping untuk meningkatkan kualitas pengetahuan dan
keterampilan K3.
6. Persuasi
Persuasi merupakan suatu cara pendekatan K3 secara pribadi dengan tidak
menerapkan dan memaksakan melalui sanksi-sanksi.
7. Asuransi
Asuransi dapat diterapkan dengan pembayaran premi yang lebih rendah
terhadap perusahaan yang memenuhi syarat K3 dan mempunyai tingkat
kekerapan dan keparahan kecelakaan yang kecil di perusahannya.
8. Penerapan K3 (Langkah 1 s/d 7) di Tempat Kerja
Langkah-langkah tersebut harus dapat diaplikasikan di tempat kerja dalam
upaya memenuhi syarat-syarat K3 di tempat kerja.

MODUL KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 48


MODUL 3. KECELAKAAN KERJA

Hierarki pengendalian risiko :

Gambar 11.6. Hirarki pengendalian K3

► Eliminasi  Dengan menghilangkan sumber bahaya di tempat kerja


► Substitusi  Mengganti bahan atau proses yang lebih aman
Misalnya : Mengganti bahan bentuk serbuk dengan bentuk pasta
► Rekayasa Teknik  Dengan melakukan proses modifikasi dari suatu peralatan
a. Pemasangan alat pelindung mesin / guarding
b. Penambahan alat sensor otomatis
► Pengendalian administrasi  Dengan melakukan pengontrolan dari sistim
administrasi
a. Pemisahan lokasi kerja / penempatan material
b. Izin kerja / working permit
c. Training
► Alat Pelindung Diri  Dengan menggunakan alat pelindung diri
a. Kacamata
b. Helm
c. Sarung tangan
d. Masker

Investigasi Kecelakaan
a. Pendahuluan
Semua kecelakaan yang terjadi di perusahaan baik secara langsung maupun tidak
langsung dapat disebabkan oleh kesalahan manusia. Orang bukanlah mesin,
penampilannya tak dapat diramalkan dan tak luput dari kesalahan-kesalahan.
Sedangkan kesalahan-kesalahan itu mungkin dilakukan oleh Perancang (designer),
Area Superintendant, Maintenance Engineer, Supervisor, Operator. Sehubungan hal

MODUL KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 49


MODUL 3. KECELAKAAN KERJA

tersebut guna membantu dalam pencegahan kecelakaan, kita membagi kategori


kejadian sebagai berikut :
- Fatal
Kematian karena cidera/sakit akibat kerja tanpa memperhitungkan waktu antara
cidera dan kematian atau lamanya sakit.
- Perawatan Dokter (Medical Treatment)
 Tak Ada Hari Kerja Hilang (NLTA)
Suatu kejadian, dimana karyawan diberikan perawatan oleh dokter atau seorang
tenaga medis. Namun hari berikutnya karyawan tersebut dapat bekerja kembali
seperti biasanya.
 Kehilangan Hari Kerja (LTA)
Hari dimana karyawan harus bekerja namun karena sakit/cidera karena kerja,
jumlah hari kerja yang hilang tidak termasuk hari dimana cidera terjadi. Jumlah
hari mencakup semua hari (secara berurutan atau tidak) dimana karena cidera
atau sakit pegawai semestinya bekerja namun tidak mampu atau diberi pekerjaan
lain untuk sementara.
- Pertolongan Pertama (First Aid)
Cidera ringan seperti luka tergores, memar, luka bakar stadium pertama, dan lain
sebagainya yang hanya memerlukan satu kali perawatan yang selanjutnya tidak
memerlukan penanganan medis oleh dokter atau tenaga medis.
- Nyaris Celaka
Suatu kejadian dimana apabila keadaannya berbeda dapat menimbulkan cidera/sakit
ataupun fatal. Pada dasarnya kecelakaan tidak selamanya terjadi karena mesin-mesin
yang berbahaya atau barang-barang yang berbahaya maka kita condong pada
pencegahan yang betul-betul harus dilakukan bilamana mengerjakan mesin-mesin
yang berbahaya atau sejenisnya. Bagaimana caranya kita mencegah kecelakaan?
Kita bisa menggunakan peraturan, standar, inspeksi, medical research, training dan
investigasi kecelakaan.

b. Apakah investigasi kecelakaan


Pada dasarnya suatu investigasi kecelakaan adalah suatu analisa, evaluasi dan laporan
suatu kecelakaan, dasarnya suatu kumpulan informasi yang diperoleh seorang
investigator. Bobot dan kegunaan informasi itu secara langsung berhubungan pada

MODUL KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 50


MODUL 3. KECELAKAAN KERJA

tingkat ketelitian dan ketekunan dari investigator tersebut. Suatu investigasi yang
komplit mencakup evaluasi yang objektif dari semuafakta, pendapat, pernyataan dan
informasi yang ada hubungannya sebaik rencana tindakan selanjutnya atau langkah-
langkah untuk mencegah kejadian yang sama.

c. Kapan dilakukan investigasi kecelakaan


Waktu untuk melakukan investigasi tergantung pada type/jenis kecelakaan dalam
peristiwa kecelakaan, saat yang paling baik dan tepat adalah secepat mungkin. Lebih
pendek jarak waktu antara kecelakaan dengan investigasi lebih cermat informasi yang
akan diperoleh karena orang tidak mempunyai waktu yang terpengaruh oleh pendapat
orang lain, ingatannya masih segar, masih bisa secara mendetail. Ada kecelakaan-
kecelakaan tertentu, mencakup kecelakaan yang tidak menimbulkan cidera ataupun
kerusakan benda (near miss) yang boleh tidak memerlukan investigasi dengan segera
tergantung pada keadaan.

d. Mengapa diadakan investigasi kecelakaan


Seperti kita ketahui bahwa setiap kecelakaan akan menimbulkan kerugian baik yang
diderita oleh perusahaan maupunkaryawan. Maksud diadakan investigasi kecelakaan
ialah untuk membuat suatu pencegahan agar kecelakaan yang serupa jangan sampai
terjadi lagi.

e. Manfaat/faedah investigasi kecelakaan


Apabila investigasi kecelakaan dilakukan dengan sungguh-sungguh dan sebagaimana
mestinya artinya tidak dibuat-buat dan ditutup-tutupi maka akan diperoleh
 Menggambarkan apa yang terjadi
Investigasi kecelakaan yang seksama dapat menginvestigasi dengan melalui fakta-
fakta yang bertentangan dan pernyataan kejadian yang sesungguhnya.
 Menentukan penyebab kecelakaan yang sesungguhnya
Kenyataan yang menyedihkan adalah bahwa sebagian besar investigasi kurang benar
dan tidak berguna karena penyebab yang sesungguhnya tidak berguna tidak jelas dan
hal ini dapat dikatakan membuang-buang waktu.
 Menentukan resiko

MODUL KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 51


MODUL 3. KECELAKAAN KERJA

Investigasi yang baik memberikan dasar untuk menentukan kemungkinan terjadinya


kembali dan menentukan potensi kerugian yang besar dua faktor yang kritis dalam
menentukan jumlah waktu dan jumlah biaya yang dikeluarkan untuk tindakan
perbaikan.
 Mengembangkan pengendalian
Pengendalian yang memadai untuk memperkecil atau menghilangkan suatu masalah
hanya bisa didapat dari investigasi yang benar-benar memecahkan persoalan.
Sebaliknya masalah akan muncul lagi dan lagi bilamana investigasi tidak benar
tetapi dengan gejala-gejala yang berbeda.
 Menegaskan kecenderungan
Beberapa kecelakaan benar-benar merupakan peristiwa-peristiwa yang tersendiri.
Bilamana beberapa laporan yang baik dianalisa maka kecenderungan yang timbul
dapat dikenali.
 Menunjukkan perhatian
Hasil dari investigasi yang baik akan meningkatkan hubungan antara karyawan dan
perusahaan terutama supervisornya.

f. Siapa yang harus melakukan investigasi


- Supervisor/Foreman
 Mereka berkepentingan pada orang-orangnya
 Mereka mengetahui paling banyak tentang orang-orangnya dan
kondisinya.
 Mereka mengetahui bagaimana dan dimana mendapatkan informasi yang
diperlukan.
 Mereka akan mengambil tindakan perbaikan
 Mereka yang mendapatkan keuntungan dari penyidikan
 Menunjukkan perhatian
 Meningkatkan produktivitas
 Mengurangi biaya produksi
 Menunjukkan bahwa supervisor telah melakukan
pengendalian

MODUL KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 52


MODUL 3. KECELAKAAN KERJA

- Manajemen Team
Suatu ketika investigasi memerlukan partisipasi tingkat Manajemen yang lebih
tinggi. Bilamana jenis keadaannya :
 Kerugian yang besar (major loss)
 Keadaannya didaerah lain
 Tindakan perbaikan mempunyai jangkauan yang luas
- Staff Personel
Staff personel diperlukan khususnya bilamana pengetahuan yang khusus diperlukan
dalam suatu investigasi. Ini bisa terjadi karena adanya suatu proses baru, perkiraan
gagalnya peralatan, penggunaan bahan-bahan berbahaya atau situasi yang kompleks.
Bagian-bagian informasi memerlukan untuk dianalisa oleh seorang ahli teknik. Para
ahli tersebut menjadi penasehat/advisor investigator. Orang yang memecahkan
persoalan adalah tetap manajer yang bersangkutan. Bagian keselamatan diikut
sertakan dalam team sebagai staff penasehat teknis.

g. Tahapan dalam investigasi


- Mengendalikan keadaan darurat secara tepat cepat
Begitu mendengar adanya kecelakaan, seorang supervisor harus segera pergi
ketempat kejadian. Ambil alih pimpinan dan berikan instruksi-instruksi khusus
kepada orang-orang tertentu, orang-orang yang tidak diperlukan agar pergi dari
lokasi kejadian. Tentukan cara mengendalikan keadaan darurat dan ungsikan para
karyawan bila itu memang diperlukan. Perkirakan potensi kerugiannya dan
tentukan siapa lagi yang perlu untuk diberitahu.
- Kumpulkan informasi yang berhubungan dengan kejadian tersebut
Tanyalah pada diri kita sendiri :
 Apa yang tampak pada kejadian itu
 Siapa yang harus diinterview
 Apakah ada peralatan, alat-alat, bahan-bahan, atau orang yang hilang dimana
seharusnya ada disana
 Apakah ada sesuatu yang tidak berfungsi
 Apakah anda memerlukan untuk mengetahui tentang training, perbaikan,
pemeliharaan dan lain-lainnya yang ada dicatatan/record.
- Analisa semua penyebab yang penting

MODUL KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 53


MODUL 3. KECELAKAAN KERJA

Lihatlah kembali teori rangkaian domino. Pertama temukan adanya kerusakan dan
cidera, kemudian tetapkan adanya kontak energi, tindakan maupun keadaan yang
tidak aman sehingga terjadi kontak.
Terakhir, tentukan faktor-faktor pekerjaan dan pribadi untuk setiap tindakan dan
keadaan. Sortirlah apa yang anda ketahui, apa yang anda perlukan untuk mencari
jalan keluar.
- Kembangkan dan ambillah tindakan perbaikan
Sistem bisa diperlukan untuk menghentikan kecelakaan yang lain. Kebocoran atau
tumpahan memerlukan pembersihan, work order/perintah kerja diperlukan untuk
perbaikan. Rekomendasi diperlukan untuk pengembangan rekayasa dan engineering,
pembelian barang, atau pengembangan program kegiatan. Beberapa hal memerlukan
persetujuan dalam masalah biaya dan penempatan karyawan.
- Peninjauan ulang/review
Setiap investigasi harus ditinjau kembali pada tingkat yang lebih tinggi dengan
alasan :
 Membuktikan bahwa masalah telah ditetapkan dan dipecahkan
 Menentukan siapa-siapa yang harus mengetahuinya
 Menganalisa mengapa progam keselamatan tidak dapat mengendalikan bahaya
- Melaksanakan tindakan yang efektif
Untuk melihat bahwa tindakan yang diharapkan terpenuhi juga untuk melihat bahwa
tindakan-tindakan jangan yang mendadak dan jangan yang menimbulkan pengaruh
yang tidak diinginkan. Setelah peristiwa awal suatu kecelakaan berlalu ada sesuatu
hal yang sering kali terlupakan sebagaimana masalah-masalah lainnya. Pelaksanaan
diperlukan untuk investigasi yang efektif.

h. Mengapa kecelakaan tidak dilaporkan


1) Takut tindakan disiplin
Banyak orang beranggapan bahwa investigasi kecelakaan merupakan upaya
mencari kesalahan dari pada mencari fakta. Tak ada orang yang sempurna dan
orang khawatir bahwa mereka bisa mendapatkan hukuman karena kelalaiannya.
Tak ada yang sempurna dan orang khawatir bahwa mereka bisa mendapat
hukuman karena kelalaiannya. Seorang supervisor yang baik mengetahui bahwa
tindakan yang tak aman hanya merupakan gejala dari suatu masalah. Mereka
jangan menggunakan orang-orangnya sebagai korban. Tetapi tetap menjadi
MODUL KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 54
MODUL 3. KECELAKAAN KERJA

kenyataan bahwa banyak supervisor yang tidak dilatih bagaimana memimpin anak
buahnya. Reaksinya adalah mencela dan menghukum, dengan demikian orang
tidak melakukan hal-hal tersebut.
2) Kuatir terhadap laporan penilaian
Orang rata-rata tidak ingin mengotori record keselamatan kelompoknya. Bilamana
program penghargaan kelompoknya didasarkan padarecord bebas kecelakaan,
maka program tersebut mengecilkan hati dalam membuat laporan yang baik. Tak
seorangpun ingin menjadi orang yang mengotori record dengan adanya cidera
ringan, kerusakan atau insiden.
3) Kuatir hilangnya reputasi
Tak seorangpun ingin dijuluki sebagai orang yang selalu celaka atau sebagai
pekerja yang berbahaya oleh supervisornya atau rekan-rekannya. Seorang
karyawan yang mengalami kecelakaan merasa bertanggungjawab. Untuk itu
memutuskan untuk selanjutnya lebih berhati-hati.
4) Takut pengobatan
Banyak orang takut akan perawatan medis yang ala kadarnya. Banyak yang
kehilangan jari tangan, jari kaki bahkan kematian karena mereka lambat
mendapatkan pengobatan. Ketakutan-ketakutan yang lain, bilamana mereka pergi
pada perawatan yang ala kadarnya terjadiketidak teraturan. Sebagaimana hasilnya
si penderita tidak pernah mendapatkan laporan.
5) Tidak senang terhadap orang medis
Beberapa orang tidak ingin berobat kepada orang medis tertentu karena
kepribadiannya. Hal ini bisa terjadi karena pengalaman yang terdahulu.
6) Menginginkan pekerjaan tidak henti
Kebanyakan karyawan mempunyai dedikasi agar pekerjaan terselesaikan dengan
baik dan tepat waktunya. Mereka tidak menginginkan pekerjaan terhenti karena
pengobatan atau perbaikan kerusakan.
7) Menginginkan agar catatan pribadinya bersih
Banyak program penghargaan pribadi dan penilaian kerja didasarkan pada catatan
kecelakaan. Orang yang tidak sepenuhnya mengerti persoalan itu, melihat laporan
kerja sebagai pemberian garis merah pada mereka dan mengancam keraguan
mereka.

MODUL KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 55


MODUL 3. KECELAKAAN KERJA

8) Agar tidak dikenakan sangsi


Pengalaman menunjukkan bahwa beberapa karyawan dikenakan sangsi “warning
letter” karena kecelakaan yang dialaminya. Sebagaimana banyak kejadian dimana
karyawan dijadikan tumpahan kesalahan.
9) Melindungi tingkah laku orang lain
Kebanyakan orang menghargai hubungan baik mereka dengan supervisornya
maupun rekan sekerjanya. Sering mereka merasakan bahwa melaporkan
kecelakaan dapat dianggap sebagai mengatakan kepada karyawan lainnya yang
mana dapat mengancam hubungan baik mereka.
10) Kurang mengerti kegunaannya
Orang-orang tidak melihat dengan seksama dan tindakan yang positif setelah
mereka melaporkan suatu masalah. Mereka menganggap ini sebagai
keteledoran/kurang hati-hati. Sehingga mereka memutuskan untuk tidak
melakukan apa-apa. Hal ini terjadi terjadi bilamana tak ada penjelasan-penjelasan
tentang manfaat dari pada laporan kecelakaan dan laporan tentang bahaya yang
timbul.

i. Bagaimana mendapatkan pelaporan kecelakaan


Hasil studi memberi 6 cara yang tepat untuk pelaporan kecelakaan
 Lakukan dengan cara yang positif
Bilamana informasi dapat digunakan untuk mencegah atau mengendalikan
kecelakaan yang akan terjadi, jelaskan pada karyawan. Bilamana tindakan
dilakukan dengan benar dan baik, pengalaman yang telah lalu, data-data yang
sangat berarti dalam pencegahan yang disebarluaskan akan menciptakan suasana
untuk bekerja sama.
 Berikan perhatian untuk pengendalian kerugian
Berbicara tentang kebersihan, peraturan keselamatan atau prosedur kerja dan
penggunaan alat pelindung diri secara berkala dengan kelompoknya. Buatlah
catatan tentang orang yang memenuhi kewajibannya dan tentang pelatihan setiap
orang dalam kelompok. Peningkatan program kegiatan dapat memperkecil
kecelakaan.

MODUL KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 56


MODUL 3. KECELAKAAN KERJA

 Berilah pujian kepada karyawan yang tepat guna


Berikan pujian kepada orang-orang yang telah bekerja menurut prosedur yang telah
ditetapkan.
 Kembangkan kepedulian nilai informasi kecelakaan
Gunakan group meeting dan personal contact untuk memberikan umpan balik.
Katakan kepada para karyawan pentingnya laporan kecelakaan untuk
meningkatkan keselamatan setiap orang.
 Yakinkan kepercayaan orang dengan tindakan kita
Yakinkan bahwa masalah yang ada selalu ditindak lanjuti. Sebulan kemudian
periksalah apakah masalah tersebut masih timbul. Tunjukkan dengan tindakan anda
bahwa anda betul-betul percaya akan pentingnya laporan kecelakaan yang
datangnya dari mereka.
 Sedikit menjadi bukit
Berikan penegasan pada nyaris celaka dan kecelakaan ringan, khususnya yang
berpotensi tinggi, bila mungkin berikan contohnya. Ajaklah karyawan memberikan
contoh-contohnya dalam safety meeting. Publikasikan dan tulislah dalam masalah
perusahaan.

j. Tindakan awal seorang supervisor


Keberhasilan suatu investigasi biasanya datang dalam sekejap, beberapa hal yang
kritis tejadi dalam sekejap juga. Segi keburukannya, beberapa hal dapat terjadi
dalam waktu yang bersamaan untuk merubah informasi dan menggagalkan
investigasi (tidak berhasil). Seorang supervisor yang telah dilatih dengan baik
dapat mengurangi keduanya yaitu mengurangi kerugian dan memulai investigasi
dengan benar.
Tahapan yang harus dilakukan adalah :
- Kendalikan tempat kejadian
Kecelakaan membuat tindakan orang-orang berbeda. Mereka ingin tahu dan ingin
membantu. Seringkali mereka irasional dan berbuat yang lebih buruk.
- Berikan pertolongan pertama dan panggil petugas keadan darurat
Kelangsungan hidup dan kesejahteraan karyawan merupakan hal yang paling
utama. Bilamana pelayanan medis jauh letaknya, segera berikan pertolongan

MODUL KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 57


MODUL 3. KECELAKAAN KERJA

pertama dan yakinkan bahwa hal tersebut betul-betul dilakukan dengan benar.
Hubungi petugas keadaan darurat yang telah ditetapkan.
- Kendalikan potensi kecelakaan susulan (secondary accident)
Peledakan yang disertai kebocoran, kerobohan yang disertai benturan, tindakan
linglung yang disertai sedikit trauma merupakan suatu contoh. Kecelakaan susulan
biasanya lebih serius karena pengendalian sudah berlalu dan petugasnya sudah
lelah. Tindakan sementara diperlukan dengan cepat tetapi hati-hati dan pikirkan
akibat-akibatnya.
- Kenali sumber-sumber bukti di tempat kejadian
Sesuatu dapat berubah dengan cepat dan informasi akan hilang. Barang-barang
dapat dipindahkan selama keadaan darurat atau usaha penyelamatan. Orang-orang
meninggalkan tempat kejadian dengan membawa peralatan dan material.
Supervisor perlu mencatat semuanya selama melakukan tindakan awal.
- Amankan bukti-bukti
Bilamana rasa-rasanya potensi kerugiannya sangat berarti, investigasi yang baik
lebih penting dari pada menggunakan kembali bekerja. Supervisor mempunyai
wewenang menjaga agar tak ada barang-barang yang dipindahkan. Mereka juga
harus menjaga agar orang yang tidak berkepentingan dilarang masuk ketempat
kejadian sampai segala sesuatunya selesai.
- Investigasi untuk menentukan potensi kerugian
Gampang untuk mengetahui bagaimana parahnya korban dan parahnya kerusakan
ini penting, tetapi apakah yang terjadi merupakan pencegahan kecelakaan yang
vital dimasa yang akan datang. Supervisor harus membuat suatu penilaian yang
tepat bagaimana kecelakaan dapat terjadi dan bagaimana hal seperti itu dapat
terjadi kembali.
- Beritahu manajer yang bersangkutan
Beberapa manajer bisa hanya diberitahu begitu saja, yang lainnya bisa saja perlu
segera datang ke tempat kejadian. Ini bervariasi tergantung filosofi pimpinan pada
prosesing dan material yang terlibat. Suatu prosedur pemberitahuan harus dibuat
untuk pedoman-pedoman mengambil keputusan.

k. Kumpulkan data-data
Banyak informasi yang didapat pada setiap kecelakaan, masalahnya adalah
bagaimana untuk mendapatkan informasi tersebut dan konsentrasikan pada hal-hal
MODUL KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 58
MODUL 3. KECELAKAAN KERJA

yang penting. Beberapa sumber biasanya akan memberikan kepada seorang


supervisor apa yang mereka ingin ketahui.
- Dapatkan gambaran secara luas
Ide yang baik adalah melihat di tempat kejadian dan lingkungan sekitarnya. Ini
memberikan suatu gambaran sebagaimana yang anda cari dan meminta keterangan.
Gambaran yang luas merupakan suatu orientasi apakah unsur-unsur manusia,
peralatan, material dan lingkungan terlibat di dalamnya. Dari sini, pertanyaan-
pertanyaan yang memerlukan jawaban dapat diingat dan terjawab. Orientasi yang
hanya beberapa menit dapat memberikan gagasan supervisor dari mana memulai
dan keterangan apa yang dicari akan menghemat waktu.
- Wawancara saksi
Saksi adalah setiap orang yang mengetahui sesuatu yang berhubungan dengan
kejadian. Beberapa adalah saksi mata yang melihat kejadiannya, yang lain adalah
orang terlibat. Beberapa orang lagi orang yang merekayasa (designed), meminta
material, dan lain-lainnya. Pengalaman menunjukkan bahwa paling baik dimulai
dari saksi mata dan orang yang terlibat. Rincian yang pertama dari saksi mata
memberikan supervisor tanda-tanda masalah. Mereka merupakan titik tolak menuju
penyebab dasar.
Wawancara:
 Wawancara secara terpisah
Setiap wawancara sedapat mungkin harus secara pribadi. Wawancara secara
terpisah amat penting untuk menjaga pengaruh orang lain. Bilamana ada perbedaan
pendapat yang berarti, tindak lanjut wawancara diperlukan.
 Wawancara dilakukan dalam suatu tempat yang cocok
Bilamana tempat kejadian tidak berbahaya, maka wawancara dapat dilakukan di
sana. Ditempat kejadian saksi dapat melihat sekelilingnya untuk membantu
mengingat secara rinci.
Bilamana ditempat kejadian tidak sesuai dapat digunakan ruangan khusus atau
sudut ruangan yang aman. Dalam pembicaraan usahakan saksi sama tingkatan
dengan supervisor. Umumnya supervisor memanggil karyawannya ke kantornya
dan wawancara berubah menjadi interogasi.
 Buatlah saksi tenang

MODUL KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 59


MODUL 3. KECELAKAAN KERJA

Hal ini membantu saksi bebas mengingat-ingat dan merupakan suatu hal yang
penting dalam wawancara. Saksi kemungkinan lupa, gelisah atau ketakutan.
Jelaskan bahwa tujuan investigasi ini untuk mencari dan memperbaiki masalah-
masalah yang mendasar. Bersikaplah yang dan jangan berlaku seperti seorang boss
terhadap anak buahnya.
 Dapatkan versinya
Mulailah wawancara dengan : “silahkan katakan apa yang anda ketahui......”.
Biarkan berbicara menurut ingatannya dan versinya. Janganlah pembicaraannya
dipotong kecuali sasarannya menyimpang.
 Bertanya pada waktu yang tepat
Hal ini dapat digunakan untuk mendapat keterangan yang lebih tepat. Jangan
membuat pertanyaan yang mana jawabannya “Ya” atau “Tidak”, pada akhir
wawancara anda bisa mengajukan pertanyaan yang fungsinya
mengulangi/mengontrol pertanyaan-pertanyaan. Tanyakan apa yang menarik
perhatian anda pada kecelakaan tersebut. Juga berikan beberapa pertanyaan yang
mana anda mengetahui jawabannya. Hal ini dapat membantu mengevaluasi apakah
saksi benar melihat apa yang terjadi.
 Berikan umpan balik kepada saksi
Garis bawahi pokok-pokok dalam pembicaraan dan ulangi kembali. Hal ini sangat
berharga, pertama menjamin bahwa anda mengerti yang dikatakan. Kedua
memberi kesempatan kepada saksi untuk mengoreksi keterangannya. Ketiga
membuat perhatian antara yang mewawancarai dan saksi. Juga memberikan
kesempatan kepada saksi untuk mengumpulkan ingatannya.
 Catat informasi yang kritis
Catatlah hal-hal yang penting, karena anda tak dapat mengingat segalanya dengan
tepat. Dengan anda mencatat, meyakinkan saksi bahwa anda benar-benar tertarik.
Jangan merekam apa yang dikatakannya, bilamana perlu buatlah pernyataan saksi
secara tertulis dan ditanda tangani oleh saksi.
 Gunakan sarana yang bisa dilihat
Bilamana wawancara tidak dilakukan di tempat kejadian, maka gunakan sket,
gambar, model atau foto. Hal ini memudahkan saksi untuk mengingat dan
menjelaskan.
 Akhiri sesuatu yang positif

MODUL KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 60


MODUL 3. KECELAKAAN KERJA

Ucapkan terima kasih atas waktu dan penjelasan yang diberikan. Tanyakan
padanya bagaimana pendapatnya untuk mencegah kecelakaan yang serupa jangan
terulang kembali. Beritahu kepadanya bilamana ide-ide dipergunakan.
 Kesempatan masih terus terbuka
Katakan kepada saksi bilamana masih ada keterangan yang disampaikan akan
diterima dengan senang hati, keterangan yang sekecil apapun tetap akan
dipertimbangkan dan diterima.

l. Tindakan ulang/rekontruksi
Selama dalam investigasi, seorang supervisor mungkin minta kepada pekerja untuk
menunjukkan apa yang mereka maksudkan dan atau bagaimana itu dapat terjadi.
Suatu rekronstruksi dapat membantu menggambarkan kecelakaan, hal itu
merupakan pengulangan kecelakaan atau justru kecelakaan yang kecil menjadi
serius. Tindakan ulang/rekonstruksi hanya dapat dilakukan :
 Bilamana informasi tak dapat diperoleh dengan cara lain.
 Bilamana hal itu sangat penting untuk pengembangan tindakan perbaikan.
 Bilamana hal itu sangat penting untuk membuktikan fakta-fakta tentang
kecelakaan.
Bilamana terpaksa harus dilakukan rekonstruksi, ikuti metode di bawah ini untuk
membantu mengendalikan bahaya :
 Mintalah seorang ahli untuk mengobservasi dan hentikan bilamana disarankan.
 Mintalah pekerja menjelaskan tahap demi tahap, apa yang terjadi (cukup
mengatakan saja dan jangan dilakukan) ini membantu anda mengenai
gambaran tindakan yang menyebabkan kecelakaan.
 Yakinlah bahwa segalanya dalam keadaan tidak bekerja, terkunci, ditutup, dsb
untuk mengendalikan sumber energi yang mungkin timbul.
 Mintalah agar pekerja melakukan gerakan saja, sebagaimana yang mereka
katakan dan jangan menyentuh atau menjalankan apa-apa.
 Mintalah kepada pekerja, tahap terakhir hingga terjadi kecelakaan dilakukan
dengan gerak lambat. Pekerja mengatakan tahap akhir orang yang ahli
menyetujuinya dan anda mengatakan tindakannya benar.
 Hentikan rekonstruksi dengan segala bila anda telah mendapat apa yang anda
perlukan.

MODUL KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 61


MODUL 3. KECELAKAAN KERJA

m. Pemeriksaan peralatan
Suatu dasar investigasi yang baik menghendaki melihat alat-alat, peralatan dan
material yang digunakan. Seringkali tindakan-tindakan karyawan menggunakan
peralatan yang tidak tepat. Seorang supervisor mengetahui orang-orangna perlu
melakukan pekerjaan aman dan produktif. Ada standar kondisi yang aman untuk
pemakaian pelindung mesin, label-label peringatan dll kemudian periksalah. Bila
terlihat tidak benar, anda bisa menanyakan kepada yang ahli dibagian engineering
atau safety untuk melihatnya.
 Periksa Record
Log (buku harian), schedule, catatan training dan arsip (file) lainnya yang
memuat informasi yang dapat membantu mendapatkan masalah-masalah
penyebab dasar. Semua itu seringkali ada ditempat kejadian, hingga supervisor
dapat melihatnya. Selama di sana memungkinkan adanya sumber informasi
yang tercatat. Beberapa fakta akan memberikan memberikan apa yang
diperlukanoleh seorang supervisor, contohnya :
 Catatan training
Bilamana seseorang tidak mengikuti peraturan safety, tidak menggunakan
prosedur dan peralatan yang benar dll. Periksalah apakah orang tersebut telah
mendapatkan pelatihan dengan benar.
 Buku catatan pemeliharaan
Bila peralatan kelihatan usang atau rusak, periksalah apakah dilakukan service
dan perbaikan yang tepat.
 Schedule
Bilamana orang mencoba untuk menjalankan dan servis pada waktu yang
bersamaan, atau ada kegiatan lain yang sedang berjalan yang menyebabkan
kemacetan atau gangguan, periksalah untuk melihat schedule perencanaan.
 Prosedur Kerja
Prosedur yang telah kadaluwarsa atau tidak jelas dapat menyebabkan tindakan
yang tidak tepat. Periksalah bila ada standar yang sekarang dipakai untuk
melakukan pekerjaan.

MODUL KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 62


MODUL 3. KECELAKAAN KERJA

 Foto Kecelakaan
Foto kecelakaan sangat berguna. Mereka dapat mengungkapkan tentang
kecelakaan dan menghemat waktu untuk menggambar. Dapat juga digunakan
untuk lampiran laporan dan menghemat waktu untuk menulis, juga dapat
dibuat untuk bahan training.
Foto yang digunakan dalam masalah safety :
 Foto tempat kejadian dari semua arah. Hal ini membantu orientasi pada
kecelakaan.
 Pertama, ambillah suatu foto yang menunjukkan tempat kejadian secara
keseluruhan. Kemudian pindahkan untuk menunjukkan peralatan atau
tempat kerja. Kemudian ambillah kerusakan yang ingin anda tunjukkan.
Taruhlah pensil atau barang lain yang diketahui ukurannya untuk
memberikan gambaran yang sesungguhnya.
 Bilamana anda tidak ada kamera, usahakan untuk meminjam jika perlu
panggil orang yang profesional untuk mengambil gambar (foto) yang anda
perlukan.
 Analisa material yang tidak baik
Kadang-kadang sebagian masalah adalah kegagalan peralatan atau struktur.
Beban yang berlebihan, material yang cacat/rusak, konstruksi yang tidak
tepat/benar, servis yang tidak memadai dan bentuk lain penyalahgunaan akan
memberikan petunjuk supervisor dapat mempelajari untuk mendapatkan
petunjuk yang didapat dalam tempat kerja mereka.
 Menganalisa penyebab kecelakaan
Hal ini merupakan penulisan yang sederhana tentang faktor sebab sebab yang
saling berkaitan. Seperti apa yang telah diadakan pada safety meeting :
1. Tulislah setiap kerugian/kehilangan
Buatlah daftar orang cidera, kerusakan, tumpahan dll. Anda akan
memerlukan daftar ini untuk laporan investigasi. Untuk memudahkan tulislah
setiap kerugian pada halaman paling atas.
2. Dibawah setiap kerugian, tulislah semua jenis kontak dengan bentuk energi
atau bahan yang menyebabkan kerugian. Kemudian tulislah setiap
pengendalian setelah kontak. Contoh : tangan diamputasi, telapak tangan
tertusuk obeng, luka tidak dibersihkan.

MODUL KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 63


MODUL 3. KECELAKAAN KERJA

3. Dibawah faktor kontak, tulislah daftar tindakan dan keadaan yang tidak aman
yang timbul, contoh :
 Telapak tangan tertusuk obeng
i. Ukuran obeng yang digunakan tidak cocok
ii. Ujung obeng usang
iii. Lubang untuk skrup tidak ada, bahannya sangat keras
iv. Memegang skrup dengan telapak tangan terbuka
v. Penggunaan skrup yang tumpul
vi. Terburu-buru untuk menyelesaikan pekerjaan pada waktu akhir jam
kerja
 Luka tidak dibersihkan
i. Tidak ada tenaga medis di pabrik
ii. Tidak ada klinik
iii. Tidak ada kotak P3K di tempat kerja
iv. Supervisor tidak memberikan P3K
v. Karyawan memutuskan mengobati lukanya di rumah
4. Di bawah setiap tindakan dan keadaan tidak aman tulislah semua dasar
penyebab yang tepat.
 Ukuran obeng yang digunakan tidak benar/tepat
i. Pemilihan alat tidak memadai
ii. Tidak ada taksiran alat yang diperlukan
iii. Standar kerja tidak memadai
iv. Tidak dikeluarkan/dibuat standar penggunaan yang aman
v. Pengetahuan tidak memadai
vi. Tidak training tentang penggunaan dan pemilihan alat-alat kerja.
Di sini kita dapat melihat bagaimana satu kerugian berkembang ke dalam
satu kotak dan satu pengendalian setelah kejadian yang merugikan.
Dengan setiap penyebab dasar yang didapat sekarang mungkin dapat
memilih, dalam waktu dan biaya yang terpaksa. Apakah tindakan
perbaikan yang dilakukan untuk mencegah tidak hanya kecelakaan yang
khusus tapi juga mirip.
5. Semua tinjauan ulang investigasi yang dilakukan oleh tingkat pimpinan yang
lebih tinggi harus melaksanakan analisa dan pemeriksaan pada program,
standar dan pemenuhanstandar. Hal ini akan membantu menjembatani antara
MODUL KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 64
MODUL 3. KECELAKAAN KERJA

suatu pemeriksaan penyebab dasar dan suatu pelaksanaan kegiatan program


yang dapat mencegah kecelakaan.

 Tindakan perbaikan
Terdapat banyak cara untuk menghilangkan/mencegah penyebab dasar,
beberapa cara memperkecil kemungkinan terjadinya insiden. Cara lain
mengurangi potensi keparahan cidera atau kerusakan. Kemungkinan setiap
tindakan juga mempunyai tingkat pengaruh yang berbeda, biaya yang berbeda
dan pengaruh sampingan yang berbeda.
 Tindakan-tindakan sementara
Sebagaimana supervisor menyikapi pada insiden dan menginvestigasi insiden
supervisor harus bertanya pada dirinya “Apa yang dapat saya lakukan untuk
menjaga tidak terjadi lagi”. Kebanyakan tindakan sementara hanya mengoreksi
gejala-gejala (tindakan dan kondisi tidak aman). Hal ini merupakan sesuatu
yang baik untuk memulai dan perlu untuk dikerjakan. Alat-alat yang telah usang
harus diganti, lubang perlu ditimbun, pelindung mesin perlu diganti, lantai-
lantai yang licin karena tumpahan-tumpahan minyak perlu dibersihkan tetapi
supervisor perlu mengingat bahwa hal itu bukan merupakan tindakan akhir.
Masalah yang mendasar belum diperbaiki. Tindakan sementara dapat juga
dimulai yang ada hubungannya dengan penyebab dasar. Sebagai contoh
bilamana terdapat kurang pengetahuan (lack of control), segera berikan
pelatihan ulang. Jangan menunggu sampai program pelatihan direvisi.
 Tindakan permanen
Tindakan yang permanen diperlukan untuk memecahkan persoalan dengan
tuntas yaitu untuk memperbaiki penyebab dasar faktor pribadi dan pekerjaan.
Juga untuk menghilangkan kekeliruan dan kelalaian di dalam program, standar
dan pemenuhan standar. Untuk itu diperlukan waktu dan material, sehingga
rencana tindakan biasanya dimulai dengan rekomendasi ke pimpinan yang lebih
tinggi. Suatu evaluasi resiko akan membantu memandu investigator dalam
pembuatan rekomendasi. Tingkat resiko dalam situasi yang khusus merupakan
kombinasi antar potensi keparahan dan kemungkinan terjadinya kecelakaan.

MODUL KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 65


MODUL 3. KECELAKAAN KERJA

Potensi keparahan suatu kecelakaan tidak hanya ditentukan apa yang terjadi.
Tetapi ditentukan oleh konsekuensi apa yang timbul bila kejadian (kecelakaan
ringan) bisa menjadi kecelakaan yang serius/parah bila itu terjadi lagi.
Kemungkinan terulangnya kembali kecelakaan ditentukan oleh bagaimana
kemungkinan kejadiannya terulang kembali bilamana tidak ada tindakan
perbaikan.
Jadi setiap rekomendasi berpedoman pada resiko yang terkandung dalam situasi
yang ada dan seberapa banyak tindakan yang direkomendasikan mengurangi
kerugian (kejadian).
Kecelakaan dan kejadian yang mempunyai potensi keparahan yang tinggi dan
besar kemungkinannya untuk terjadi kembali akan mendapatkan potensi
keparahannya rendah dan kecil kemungkinannya untuk terulang kembali.
Evaluasi resiko merupakan suatu sarana yang kritis dalam pembuatan keputusan
dan menentukan prioritasnya.
 Penulisan laporan investigasi
Laporan menyatakan investigasi secara keseluruhan dalam suatu ikhtisar
penjelasan. Laporan menceritakan fakta-fakta yang kritis kepada orang yang
ingin melakukan tindakan perbaikan. Dia memuat catatan yang banyak
penggunaannya dalam program pengendalian kerugian (loss control program).
Juga memberikan umpan balik untuk membantu memulai kinerja supervisor
dalam memecahkan persoalan (masalah).
 Format (form) yang standar
Banyak perusahaan/orrganisasi mempunyai suatu format (form) laporan
investigasi kecelakaan yang standar. Beberapa manfaatnya adalah :
a. Dia dapat mengajukan semua pertanyaan yang mendasar yang harus dijawab
dalam investigasi. Antara lain kerugian apakah yang timbul, apa
penyebabnya, seberapa besar potensi kerugiannya, apa yang terjadi, dimana
dan bagaimana terjadinya, apa yang telah dilakukan untuk mengendalikan
kerugian yang timbul, apa yang diperlukan untuk tindakannya selanjutnya,
apakah laporan telah lengkap dan benar.
b. Dia memberikan ketetapan data yang dilaporkan, yang membantu tinjauan
kembali seorang pimpinan. Dia mendorong untuk memberikan informasi

MODUL KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 66


MODUL 3. KECELAKAAN KERJA

kepada yang lainnya. Terakhir dia memberikan analisa untuk pencegahan dan
dapat membantu program manajemen.
c. Dia menyiapkan tindak lanjut pada rencana tindakan perbaikan dan
memberikan status tindakan dalam satu record (catatan) yang tepat.
d. Suatu format/form yang dirancang dengan baik juga membuat investigasi
semua jenis kerugian. Bentuk yang lebih gampang, maka yang lebih baik
mencapai sasaran.
 Penulisan suatu laporan
Tidak seorangpun ingin menjadi ahli bahasa dalam penulisan laporan
investigasi. Kita semua melakukan untuk berkomunikasi. Kuncinya adalah
singkat dan jelas, gunakan bahasa yang umum dipakai, singkat dan spesifik.
Pokok penulisan laporan adalah :
a. Pengenalan informasi : isilah semua kolom. Tulislah secara detail, gunakan
kata-kata yang spesifik dan jumlah-jumlahnya.
b. Evaluasi : apakah potensi kerugian yang sebenarnya (tidak hanya sekedar apa
yang terjadi)? Bilamana tidak ada tindakan perbaikan yang diambil,
bagaimana kemungkinannya terjadi lagi?
c. Uraian : katakan apakah anda telah memutuskan yang sebenarnya terjadi.
Tindakan apakah yang menyebabkan kecelakaan, kontak dan tindakan apa
yang telah dilakukan untuk mengurangi kerugian.
d. Analisa penyebab : tulislah gejala-gejala/tindakan-tindakan dan kondisi yang
tidak aman dan penyebab dasar (faktor pribadi dan pekerjaan). Berilah
beberapa kalimat yang menjelaskan setiap penyebab. Dalam menulis
penyebab dasar, pertama tulislah yang membuat memberikan andil paling
besar terjadinya kecelakaan.
e. Rencana tindakan perbaikan : pertama tulislah dalam kalimat singkat apa
yang harus dilakukan dengan benar mulai sekarang. Kemudian tulislah
rekomendasi anda. Bilamana rekomendasi memerlukan work order (surat
perintah kerja), permintaan pembelian barang, atau hal lain maka tulislah
dalam formulir yang tersedia dan lampirkan. Buatlah semudah mungkin agar
pimpinan anda menyetujuinya.

MODUL KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 67


MODUL 3. KECELAKAAN KERJA

n. Waktu pelaporan
Laporan investigasi kecelakaan harus dibuat secepat mungkin. Ini merupakan hal
yang penting untuk mendapatkan penulisan dan penyerahan dengan tepat waktu. Studi
menunjukkan bahwa banyak laporan dengan analisis penyebab yang baik, ditulis
begitu investasi selesai. Laporan-laporan yang cepat tepat juga membantu
memberikan informasi kepada supervisor lain yang dapat digunakan untuk mencegah
kejadian yang serupa. Bilamana diperlukan pengujian atau beberapa keterangan dan
tidak ada waktu itu, laporan sementara harus segera dibuat, laporan selanjutnya dibuat
setelah keterangan didapat secara keseluruhan.

o. Tinjauan pelaporan
Setiap laporan investigasi harus ditinjau ulang oleh pimpinan yang lebih tinggi. Hal
ini karena beberapa alasan diantaranya untuk memberikan penilaian yang objektif
terhadap dan saran perbaikan. Peninjau laporan bisa melihat bilamana supervisor
langsung pada kesimpulan tanpa didukung adanya fakta-fakta. Peninjauan juga dapat
memberikan catatan bilamana pikiran dan alasannya tidak dijelaskan dengan baik.
Untuk meninjau laporan dan data-data analisis. Setiap sumber-sumber tersebut harus
direncanakan dan kalau perlu dianggarkan.

p. Prosedur
Hal yang paling penting dari pada perencanaan investigasi adalah mengembangkan
prosedure perusahaan. Di sini menjelaskan pada setiap orang sebagaimana segalanya
dilakukan jika terjadi kecelakaan. Bila terjadi kecelakaan, orang memerlukan sarana
bantuan untuk membantu mereka melakukan sesuatu yang benar. Mereka ingin
mengetahui bagaimana mendapatkan bantuan siapa yang harus melaporkan
kecelakaan, bagaimana untuk membuat investigasi, apakah laporan diperlukan dan
apa tindakan selanjutnya yang harus dilakukan.

3.3 Rangkuman
Menurut International Labour Office (ILO) langkah-langkah yang dapat ditempuh
untuk menanggulangi kecelakaan kerja antara lain :
1 Peraturan Perundang-Undangan

MODUL KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 68


MODUL 3. KECELAKAAN KERJA

a) Adanya ketentuan dan syarat-syarat K3 yang selalu mengikuti perkembangan


ilmu pengetahuan, teknik dan teknologi (up to date)
b) Penerapan semua ketentuan dan persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja
sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku sejak tahap rekayasa.
c) Penyelenggaraan pengawasan dan pemantauan pelaksanaan K3 melalui
pemeriksaan-pemeriksaan langsung di tempat kerja.
2. Standarisasi, Standarisasi merupakan suatu ukuran terhadap besaran-besaran/nilai.
Dengan adanya standar K3 yang maju akan menentukan tingkat kemajuan K3,
karena pada dasarnya baik buruknya K3 di tempat kerja diketahui melalui
pemenuhan standar K3.
3. Inspeksi, Pada dasarnya merupakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam
rangka pemeriksaan dan pengujian terhadap tempat kerja, mesin, pesawat, alat dan
instalasi, sejauh mana masalah-masalah ini masih memenuhi ketentuan dan
persyaratan K3.
4. Riset
Riset yang dilakukan dapat meliputi antara lain teknis, medis, psikologis dan
statistik dimaksudkan antara lain untuk menunjang tingkat kemajuan bidang K3
sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknik dan teknologi.
5. Pendidikan dan Latihan
Pendidikan dan latihan sangat penting untuk meningkatkan kesadaran akan arti
pentingnya K3, disamping untuk meningkatkan kualitas pengetahuan dan
keterampilan K3.
6. Persuasi
Persuasi merupakan suatu cara pendekatan K3 secara pribadi dengan tidak
menerapkan dan memaksakan melalui sanksi-sanksi.
7. Asuransi
Asuransi dapat diterapkan dengan pembayaran premi yang lebih rendah terhadap
perusahaan yang memenuhi syarat K3 dan mempunyai tingkat kekerapan dan
keparahan kecelakaan yang kecil di perusahannya.
8. Penerapan K3 (Langkah 1 s/d 7) di Tempat Kerja
Langkah-langkah tersebut harus dapat diaplikasikan di tempat kerja dalam upaya
memenuhi syarat-syarat K3 di tempat kerja.

MODUL KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 69


MODUL 3. KECELAKAAN KERJA

3.4 Referensi

a) Anizar. (2009). Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Industri. Yogyakarta :


Graha Ilmu.
b) Suma’mur, P.K., (1987). Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta:
CV Haji Masagung.

3.5 Latihan Soal


1. Jelaskan pengertian kecelakaan akibat kerja
2. Jelaskan langkah-langkah yang ditempuh untuk menanggulangi kecelakaan kerja

MODUL KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 70


MODUL 3. KECELAKAAN KERJA

3.6 Lembar Kerja


......................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
....................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
....................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................

MODUL KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 71


MODUL 3. KECELAKAAN KERJA

......................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
....................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
....................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
....................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
....................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
....................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
....................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
...................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
....................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
MODUL KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 72
MODUL 3. KECELAKAAN KERJA

......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
....................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................

MODUL KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 73


MODUL 3. KECELAKAAN KERJA

11.7. Jawaban
1. kecelakaan akibat kerja adalah kecelakaan bergantung pada perilaku, tingkat
bahaya dalam lingkungan pekerjaan
2. Menurut International Labour Office (ILO) langkah-langkah yang dapat ditempuh
untuk menanggulangi kecelakaan kerja antara lain :
1. Peraturan Perundang-Undangan
a) Adanya ketentuan dan syarat-syarat K3 yang selalu mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan, teknik dan teknologi (up to date)
b) Penerapan semua ketentuan dan persyaratan keselamatan dan kesehatan
kerja sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku sejak tahap
rekayasa.
c) Penyelenggaraan pengawasan dan pemantauan pelaksanaan K3 melalui
pemeriksaan-pemeriksaan langsung di tempat kerja.
2. Standarisasi
Standarisasi merupakan suatu ukuran terhadap besaran-besaran/nilai. Dengan
adanya standar K3 yang maju akan menentukan tingkat kemajuan K3, karena
pada dasarnya baik buruknya K3 di tempat kerja diketahui melalui
pemenuhan standar K3.
3. Inspeksi
Pada dasarnya merupakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam rangka
pemeriksaan dan pengujian terhadap tempat kerja, mesin, pesawat, alat dan
instalasi, sejauh mana masalah-masalah ini masih memenuhi ketentuan dan
persyaratan K3.
4. Riset
Riset yang dilakukan dapat meliputi antara lain teknis, medis, psikologis dan
statistik dimaksudkan antara lain untuk menunjang tingkat kemajuan bidang
K3 sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknik dan teknologi.
5. Pendidikan dan Latihan
Pendidikan dan latihan sangat penting untuk meningkatkan kesadaran akan
arti pentingnya K3, disamping untuk meningkatkan kualitas pengetahuan dan
keterampilan K3.

MODUL KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 74


MODUL 3. KECELAKAAN KERJA

6. Persuasi
Persuasi merupakan suatu cara pendekatan K3 secara pribadi dengan tidak
menerapkan dan memaksakan melalui sanksi-sanksi.
7. Asuransi
Asuransi dapat diterapkan dengan pembayaran premi yang lebih rendah
terhadap perusahaan yang memenuhi syarat K3 dan mempunyai tingkat
kekerapan dan keparahan kecelakaan yang kecil di perusahannya.
8. Penerapan K3 (Langkah 1 s/d 7) di Tempat Kerja
Langkah-langkah tersebut harus dapat diaplikasikan di tempat kerja dalam
upaya memenuhi syarat-syarat K3 di tempat kerja.

MODUL KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 75

Anda mungkin juga menyukai