DISUSUN OLEH :
[20170611023052]
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA
2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
selesainya laporan hasil analisa praktikum “Alat Ukur dan Pengukuran”. Laporan
ini saya buat sebagai kewajiban untuk memenuhi tugas Alat Ukur dan
Pengukuran.
pihak yang telah membantu menyumbangkan ide dan pikiran demi terwujudnya
laporan ini. Saya meyadari bahwa laporan ini belumlah sempurna. Oleh karena itu
,saran dan kritik yang membangun dari rekan rekan dan dosen pengajar sangat
dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini. Bila ada kurang kata dan
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Teori Resistor
2. Teori Kapasitor
3. Teori Dioda
4. Teori Transistor
BAB II PERCOBAAN-PERCOBAAN
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Tabel 2.2 Hasil Pengukuran Pengisian Muatan dan Pengosongan Listrik Kapasitor
PENDAHULUAN
Kata listrik (electricity) berasal dari kata Yunani ‘electron’ yang berati
“amber”. Amber adalah damar pohon yang membantu dan orang zaman dahulu
mengetahui bahwa jika anda menggosok batang amber dengan kain maka amber
tersebut akan menarik daun-daun kecil atau debu. Efek amber ini kita sebut
sekarang dengan nama listrik statis. Hal tersebut karena proses penggosokan dan
dikatakan memiliki muatan listrik total. Berawal dari itu semua, pengembangan
Dasar yang dikhususkan pada pokok bahasan Komponen dan Alat Ukur Listrik
1.2 Tujuan
elektronika/listrik.
1.3 Landasan Teori
2. Teori Resistor
a. Pengertian resistor
Selain nilai resistansinya (Ohm) resistor juga memiliki nilai yang lain
dan kapasitas
di lewatkannya.
Gambar1.1Resistor
b. Perhitungan Resistor
Rtotal=R1+R2+…Rn…………………………………….(1.1)
3. Teori Kapasitor
adalah farad yang di ambil dari nama Michael Faraday. Besaran Farad ini
(pF), Nano Farad (nF), Micro Farad (µF), dan Mili Farad (mF).Notasi
positif dan negatif (non-polar) sehingga cara pemasangan pada PCB dapat bolak-
balik. Besar kapasitas condensator jenis ini mulai dari Pico Farad (pF) sampai
dengan ratusan Nano Farad (nF). Nilai kapasitansinya tertulis dengan angka
Condensator ini biasa disebut kapasitor elektrolit memiliki dua kutub kaki
yang berbeda yaitu kutub negative dan kutub positif (bi-polar) sehingga
pemasangan pada PCB jangan sampai terbalik. Bentuk fisik Condensator ini
biasanya seperti tabung dan nilai kapasitansinya tertulis pada fisik bagian luar
disertai tanda polaritas, bagian luar disertai tanda polaritas, misalnya 470 µF 25 V,
b. Perhitungan Kapasitor
Adapun cara menghitung kapasitansi dari beberapa kapasitor sebagai
Ctotal=C1+C2+…+Cn…………………………………….....(2.2)
tersebut penuh.
muatan listrik pada kapasitor tidak akan langsung kosong, akan tetapi
Konstanta waktu RC
Τ = R x C ……………………………..……………..(2.3)
4. Teori Dioda
a. Pengertian Dioda
listrik ke satu arah tetapi menghambat arus listrik dari arah sebaliknya.
(terminal) yaitu anoda (+) dan katoda (-) dan memiliki prinsip kerja yang
mengalirkan arus dari sisi tipe-p (Anoda) menuju ke sisi tipe-n (Katoda)
b. Fungsi Dioda
diantaranya adalah :
penerangan
rangkaian elektronika.
5. Teori Transistor
a. Pengertian Transistor
Transistor termasuk komponen elektronika yang biasa dipakai dan
H Brattain pada tahun 1948. Mulai dipakai secara nyata dalam praktik
berikut:
c. Jenis-jenis Transistor
1. Berdasarkan Polaritasnya
Transistor NPN(Negatif-Positif-Negatif)
2. Berdasarkan Tipenya
a. Tegangan DC
elemen volta, battery, aki, solar cell dan adaptor/power supply DC.
jadi jika tegangan listrik pada battry habis bisa di bangkitkan lagi
dengan mengisinya.
b. Arus DC
Arus listrik searah ( Direct Current atau DC) adalah aliran electron
dari suatu titik yang energy potensialnya tinggi ke titik lain yang
Arus searah dulu dianggap sebagai arus positif yang mengalir dari
gelombang listrik saja, CRO dua masukan (dual channel) yang dapat
dua sumber bedil electron (dual beam) yang dapat digunakan untuk
mengukur lebih dari dua gelombang listrik sekaligus. Contoh CRO dapat
Untuk dapat menggunakan CRO, maka perlu mengenal tombol-tombol yang ada
pada panel CRO. Tombol-tombol yang penting antara lain : Beberapa tombol
diukur) dengan CRO. Untuk CRO dual channel ada 2 terminal input yakni
CH1(X) INPUT dan CH2 (Y) INPUT. Pada umumnya hubungan terminal ini
yang akan diukur. Pada posisi AC komponen dc dari sinyal input diblokir oleh
kapasitor dalam CRO sehingga sinyal yan terukur adalah ac murni. Pada
posisi GND termnal nput diputus dan amplifier dibumikan. Akibatnya sinyal
input tidak dapat masuk CRO. Pada posisi DC terminal input dihubungkan
langsung dengan amplifier sehingga semua komponen sinal input diperkuat dan
ditampilkan. Artinya sinyal yang terlihat pada CRO adalah komponen dc dan ac.
CH1 sinya input pada channel 1 ditampilkan. Pada posisi CH2 sinyal input
pada channel 2 ditampilkan. Pada posisi DUAL sinyal input pada CH1 dan CH2
ditampilkan bersama. Pada posisi ADD sinyal input pada CH1 dan
Y sinyal input pada CH1 dan CH2 dipadukan secara tegaklurus (interferensi 2
gelombang tegaklurus).
diselidiki.
13. Synchron : Untuk mengatur supaya pada layar diperoleh gambar yang
tidak bergerak.
14. Slope : Untuk mengatur saat trigger dilakukan, yaitu pada waktu
“arus dalam suatu segmen sebanding dengan beda potensial yang melalui
segmen tersebut".
𝑉 𝑉
I=𝑅 R= 𝐼
Rseri=R1 + R2 +........
𝑅1+𝑅2
Rparalel= 𝑅1.𝑅2
titik simpul sama dengan jumlah kuat arus listrik yang keluar dari titik
jumlah aljabar gaya gerak listrik (є) dengan penurunan tegangan (IR) sama
PERCOBAAN-PERCOBAAN
1. Tujuan Percobaan
2. Gambar Rangkaian
4. Langkah-Langkah Percobaan
2. Rangkailah
Kalibrasi multimeter
berikut :
Atur selector di Ω
Pengukuran Resistor Ω
Resistor Seri
No Resistor Resistor Tunggal
Paralel
Analog Digital Analog Digital
1 R1 67 Ω 67 Ω
2 R2 2,2 Ω 2,2 Ω 650 Ω 674 Ω
3 R3 26,29KΩ 26,29KΩ
4 R4 505 Ω 505 Ω
5 R5 38,9 Ω 38,7Ω 741 Ω 741 Ω
6 R6 560 Ω 558 Ω
7 R7 998 Ω 998 Ω
8 R8 56,2Ω 56,4Ω 1020 Ω 1040 Ω
9 R9 380Ω 386 Ω
Dan yang paling penting dalam pengukuran resistor adalah setiap pengukuran,
selalu kalibrasi ulang multimeter dan pembacaan hasil multi meter yang harus
benar atau tepat.
2.2 PENGUJIAN KAPASITOR
1. Tujuan Percobaan
2. Gambar Rangkaian
C
Gambar 2.1 Pengukuran Kapasitor
1. Kapasitor 9 buah
2. Resistor 3 buah
4. Langkah-langkah Percobaan
a. Pengukuran Kapasitor
Pengukuran
No Kapasitor Pembacaan
Kapasitor Tunggal Kapasitor Seri Paralel
1 C1 100µF 16 V 674 µF
1000 µF 16
2 C2 986 µF 63,6 µF
V
100 µF 25
3 C3 108,6 µF
V
330 µF 10
4 sC4 227 µF
V
100 µF 16
6 C6 104,4 µF
V
100 µF 16
7 C7 107,8 µF
V
100 µF 16
8 C8 113,5 µF 55,3 µF
V
9 C9 1031 nF 987 µF
Tabel 2.4 Hasil Pengukuran Pengisian Muatan dan Pengosongan Listrik
Kapasitor
1 6,1 0 20,0
1. 3 13,5 2 11,8
4 14,5 3 9,2
5 15,5 4 7,3
6 16,5 5 6,2
2. 7 17,3 6 5,3
8 18,1 7 3,8
9 18,7 8 3,2
10 19,2 9 2,5
3. 15 19,9 16 2,2
18 20,0 25 0
−𝑡
1. Vc=Vo.C𝑅𝑐
−1
=20.2,72,55
1
=20.2,50,19
1
=2. 1,47
=20.0,68
=13,6
−𝑡
2. Vc=Vo.C𝑅𝑐
−2
=20.0,72,55
1
=20.2,70,18
1
=20.2,17
=20.0,46
=9,2
𝑢𝑘𝑢𝑟−ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
1. Error = ×100%
𝑢𝑘𝑢𝑟
11,9−13,6
= ×100%
13,9
0,3
=13,9×100%
=0,02×100%
=2%
𝑢𝑘𝑢𝑟−ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
2. Error = ×100%
𝑢𝑘𝑢𝑟
1,18−9,2
= ×100%
11,8
2,6
=11,8×100%
=0,22×100%
=22%
Contoh menghitung pengisian muatan listrik kapasitor:
−𝑡
Rumus : Vc = Vo (1 −𝑒 𝑅.𝐶 )
−1
1. Vc = 20 ( 1 – 2.72.55 )\
1
= 20 ( 1 - 2.70.39)
1
= 20 ( 1 - 1.47)
= 20 ( 1 – 0.68)
= 20 (0,32)
= 6,4 Volt
−2
2. Vc = 20 ( 1 – 2.72.55 )
1
= 20 (1− 2 )
2.7 ⁄2.55
1
= 20 (1 − 2.70,78)
1
= 20 (1− 2.17)
= 20 ( 1 – 0.46)
= 20 (0.54)
=10. 8 Volt
Contoh menghitung error pengisian muatan listrik kapasitor:
𝑢𝑘𝑢𝑟−ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
1. Ukur = ×100%
𝑢𝑘𝑢𝑟
6,1−6,4
= ×100%
6,1
0,3
=6,1×100%
=0,04×100%
=4%
𝑢𝑘𝑢𝑟−ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
2. Ukur = ×100%
𝑢𝑘𝑢𝑟
10,5−10,8
= ×100%
10,5
0,3
=10,5×100%
=0,02×100%
=2%
Berikut adalah grafik dari pengisian dan pengosongan muatan listrik kapasitor:
20
15
Tegangan (V)
10
0
0 5 10 15 20
Waktu (t)
25
20
15
Tegangan (V) 10
0
0 5 10 15 20 25 30
Waktu (t)
Pada percobaan kali ini,pembacaan kapasitor dilihat dari tulisan yang tertera
pada badan kapasitor. Contoh Kapasitor pertama 16 100µF yang artinya nilainya
100µF dan tegangan maksimal 16V. Jika tegangan yang diberikan berlebihan,
maka kapasitor tersebut akan rusak.
Kapasitor Electrostatis
Kapasitor Electrolitic
Kapasitor Electrochemical
Percobaan kali ini untuk menghitung kapasitor tunggal dan seri paralel dengan
pengujian menggunakan 9 buah resistor mengkombinasi 3 buah kapasitor dengan
besar nilai pada pengukuran 9 kapasitor diatas dengan 3 kali percobaan masing
masing (C2 dan C3 diparalel) dan (Cp dan C1 di seri) begitu juga selanjutnya.
Hasil pengukuran menggunakan multimeter yang kami dapatkan nilai pengukuran
seri paralel berbeda dengan pengukuran tunggal. Perbedan tersebut bisa terjadi
pada kesalahan toleransi pada kapasitor,ketetapan alat ukur maupun
pembacaannya.
73,1 73,1 0
1. Cp=986µF + 108,4µF
=1094,4µF
I/Cs=1/1094,4 + 1/67,4
I/Cs=67,4+1094,4 / 73.762,56
I/Cs=1.161,8 / 73.762,56
=63,5µF
2. Cp=4,99µF + 104,4µF
=109,39µF
I/Cs=1 / 109,39 + 1 / 227
I/Cs=227 + 109,39 / 24.831,53
I/Cs=336,39 / 24.831,53
=73,1 µF
3. Cp=113,5 µF + 0,987µF
=113,487µF
I/Cs=1 / 107,8 + 1 / 114,487
I/Cs=114,487 + 107,8 / 12.342,698
=222,287 / 12.341,698
=55,4µF
1. Tujuan Percobaan
Mahasiswa dapat membandingkan diode bias maju dan diode bias mundur
2. Gambar Rangkaian
1. Dioda 5 buah
4. Langkah-langkah Percobaan
tersebut
Katoda diode
Jarum
No Dioda Tipe Polaritas Multimeter
1. Tujuan Percobaan
2. Gambar Rangkaian
1. Transistor 5 buah
4. Hubungkan pin positif pada basis dan pada pin negatif pada kolektor
pada basis dan pin positif pada kolektor dan emitor secara bergantian
Transistor BD203
Gambar 4.2 Gambar transistor pada percobaan
6. Analisa Hasil Percobaan
Pada percobaan kali ini kita menentukan basis, emitor, kolektor dari
dan PNP. Cara mengetahui transistor NPN dan PNP adalah sebagai berikut.
Pastikan saklar atau switch multimeter dalam posisi ohm meter dengan
pengali 1X atau diatasnya. Ambil salah satu pruf (hitam atau merah) sebagai
pruf acuan kita, dalam contoh ini kita ambil pruf hitam sebagai acuan dan
hubungkan ke salah satu kaki transistor lalu hubungkan pruf merah ke kaki
adalah NPN dan kaki yg terhubung ke pruf hitam adalah Basis. Tapi kalau
acuan sebagi pruf merah dan pruf hitam dihubungkan ke kaki lainnya secara
sudah melakukan cara diatas untuk mengetahui kaki basis daritransistor. Jika
NPN berarti basis harus terhubung ke ke pruf Hitam dan jika PNP berarti
basis harus terhubung ke pruf merah. Hubungkan pruf lainya pada kaki
transistor yang lain secara bergantian dan lakukan pembacaan nilai tahanan
pada display multimeter. Untuk mengetahui mana kaki emitor dan kolektor
biasanya terdapat nilai tahanan yang berbeda. Untuk kolektor relatif memiliki
nilai tahanan yang lebih besar sedikit daripada nilai tahanan emitor. Jadi
dengan melihat nilai tahanannya secara teliti (ingat bedanya hanya sedikit)
kita dapat menentukan mana kaki emitor dan mana kaki kolektor.
2.5PENGUKURAN TEGANGAN DC DAN ARUS DC
1. Tujuan Percobaan
Digital.
2. Gambar Rangkaian
1. Resistor 5 buah
5. Hasil Percobaan
tor
,5
,5
,55
,5 5
Perhitungan Arus (Ampere) Multimeter Analog
𝑣
1. I =𝑅
1,5
= = 0.06
22
𝑣
2. I = 𝑅
2
= = 7,40
0,27
𝑉
3. I = 𝑅
1,5
= = 0,01
150
𝑉
4. I =𝑅
1,55
= = 0,003
470
𝑉
5. I = 𝑅
2,5
= = 0,25
10
1,5 −1,5
R1 : Error (%) = × 100%
1,5
0
= × 100%
1,5
= 0 × 100%
= 0%
1,5 −2
R2 : Error (%) = × 100 %
1,5
−0,5
= × 100%
1,5
= 0,33 × 100%
= 33%
1,5 −1,5
R3 : Error (%) = × 100%
1,5
0
= 1,5 × 100 %
=0%
1,5−1,55
R4 : Error (%) = × 100 %
1,5
− 0,05
= × 100 %
1,5
= 0,03 × 100 %
= 3%
1,5−1,5
R5 : Error (%) = × 100 %
1,5
0
= 1,5 × 100 %
= 0 × 100 %
=0%
Multimeter Digital
1,5−1,493
R1: Error (%) = × 100 %
1,5
0,007
= × 100 %
1,5
= 0,004 × 100 %
= 0,4 %
1,5−1,685
R2 : Error (%) = × 100 %
1,5
− 0,185
= × 100 %
1,5
= 0, 123 × 100 %
= 12,3 %
1,5−1,5
R3 : Error (%) = 1,5
× 100 %
0
= × 100 %
1,5
= 0 %
1,5−1,502
R4 : Error (%) = × 100 %
1,5
− 𝑜,𝑜𝑜2
= × 100%
1,5
= 0,0013 × 100 %
= 0,13 %
1,5−1,477
R5 : Error (%) = × 100 %
1,5
0,023
= × 100 %
1,5
= 0,015 × 100 %
= 1,5 %
𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 − 𝑝𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛
Error (%) = × 100 %
𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎 𝑛
0,8 −0,06
R1 : Error (%) = × 100%
0,8
0.74
= × 100%
0,8
= 0,925 × 100%
= 92,5 %
7,40−6,5
R2 : Error (%) = × 100 %
7,40
0,9
= × 100%
7,4
= 0,12 × 100%
= 12 %
0,5−0,01
R3 : Error (%) = × 100%
0,5
0,49
= × 100 %
0,5
= 98 %
0,5−0,03
R4 : Error (%) = × 100 %
0,5
0,047
= × 100 %
0,5
= 0,94 × 100 %
= 94 %
1,5−0,25
R5 : Error (%) = × 100 %
1,5
1,25
= × 100 %
1,5
= 0,83 × 100 %
= 83 %
Multimeter Digital
0,84−0,06
R1: Error (%) = × 100 %
0,84
0,78
= 0,84 × 100 %
= 0,92 × 100 %
= 92 %
6,35−6,24
R2 : Error (%) = × 100 %
6,35
0,11
= 6,35 × 100 %
= 0, 017 × 100 %
= 1,7 %
0,35−𝑜,01
R3 : Error (%) = × 100 %
0,35
0,34
= × 100 %
0,35
= 0.97 × 100 %
= 97 %
0,25−0,03
R4 : Error (%) = × 100 %
0,5
0,22
= 0,25 × 100%
= 0,88 × 100 %
= 88 %
1,5
R5 : Error (%) = 1,5 × 100 %
1,49−0,147
= × 100 %
1,49
= 0,90 × 100 %
= 90 %
tegangan maupun arus sesuai dengan yang dibatasi, dari percobaan itu juga
1. Tujuan Percobaan
ukum ohm dan khirchoff .dapat menghitung besar resistansi ekivalen dari
2. Gambar Rangkaian
1. Power Supply DC
3. Multimeter Digital
4. Jumper
4. Langkah-Langkah Percobaan
𝑉
I= 𝑅1+𝑅2
V2 = I . R2
𝑉
=
𝑅1+𝑅2
.R2
𝑅2
V2 = 𝑅!+𝑅2. V
𝑅2
V1 = 𝑅1+𝑅2
tabel 2.1.
instruktur.
B. hukum khirchoff (pembagi arus)
1) tentukanlah R ekivalen dan hitunglah terlebih dahulu nilai untuk IS, ER1
𝑅1.𝑅2
V = I1 . R1 = I2. R2 V=I.
𝑅!+𝑅2
𝑅1 𝑅1.𝑅2
V1 = 𝑅1+𝑅2. V Rek =
𝑅1+𝑅2
𝑅1.𝑅2 𝑅2
I1R1 = I I1 = 𝑅1+𝑅2 . I
𝑅1+𝑅2
𝑅1.𝑅2 𝑅1
I2R2 = I I2 = 𝑅1+𝑅2. I
𝑅1+𝑅2
tabel 2.1.
instruktur.
5. Hasil Percobaan
EB ER1 ER2
No Hasil IS (ampere)
(volt) (volt) (volt)
Pengukuran
10,04 0,31 3,196 6,35
1
Perhitungan
0,33 3,33 6,66
Pengukuran
12,4 0,38 4,00 7,83
2
Perhitungan
0,4 4 8
Pengukuran
13 0,42 4,14 8,43
3
Perhitungan
0,43 4,33 8,66
Pengukuran
15,4 0,48 4,94 9,89
4
Perhitungan
0,5 5 10
5 Pengukuran
16,1 0,52 5,20 10,57
Perhitungan
0,53 5,33 10,66
Rumus perhitungan
𝑉 10 10
1. I = = = =0,33 A
𝑅1+𝑅2 10+20 30
R1 10 100
ER1/V1 = R1+R2xV= 10+20 x10 = = 3,33 V
30
R2 20 200
ER2/V2 = R1+R2xV=10+20 x10 = = 6,66 V
30
V 12 12
2.. I = R1+R2 =10+20 = 30 =0,4 A
R1 10 120
ER1/V1 = R1+R2xV= 10+20 x12 = = 4V
30
R2 20 240
ER2/V2 = R1+R2xV=10+20 x 12 = = 8V
30
V 13 13
3. I = R1+R2 =10+20 = 30 = 0,43 A
R1 10 130
ER1/V1 = R1+R2xV= 10+20 x13 = = 4,33 V
30
R2 20 240
ER2/V2 = R1+R2xV=10+20 x13 = = 8,66 V
30
V 15 15
4. I = R1+R2 =10+20 = 30 =0,5 A
R1 10 150
ER1/V1 = R1+R2xV= 10+20 x15 = = 5V
30
R2 20 260
ER2/V2 = R1+R2xV=10+20 x15 = 30
= 10 V
V 16 16
5. I = R1+R2 =10+20 = 30 =0,53 A
R1 10 160
ER1/V1 = R1+R2xV= 10+20 x16 = = 5,33 V
30
R2 20 320
ER2/V2 = R1+R2xV=10+20 x16 = x = 10,66
30
EB IR1 IR2
No Hasil IS (ampere)
(volt) (volt) (volt)
Rumus perhitungan
𝑉 10
1. I =𝑅𝑒𝑘𝑣 = 33,3 = 0,3 A
𝑅2 100
I1 =𝑅1+𝑅2 𝑥𝐼 = 100+50 𝑥0,3 = 0,2 𝐴
𝑅1 50
I2 =𝑅1+𝑅2 𝑥𝐼 = 100+50 𝑥0,3 = 0,1 𝐴
𝑉 12
2. I =𝑅𝑒𝑘𝑣 = 33,3 = 0,36 A
𝑅2 100
I1 =𝑅1+𝑅2 𝑥𝐼 = 100+50 𝑥0,36 = 0,24 𝐴
𝑅1 50
I2 =𝑅1+𝑅2 𝑥𝐼 = 100+50 𝑥0,36 = 0,12 𝐴
𝑉 13
3. I =𝑅𝑒𝑘𝑣 = 33,3 = 0,39 𝐴
𝑅2 100
I1 =𝑅1+𝑅2 𝑥𝐼 = 100+50 𝑥0,39 = 0,26 𝐴
𝑅1 50
I2 =𝑅1+𝑅2 𝑥𝐼 = 100+50 𝑥0,39 = 0,13 𝐴
𝑉 15
4. I =𝑅𝑒𝑘𝑣 = 33,3 = 0,45 𝐴 A
𝑅2 100
I1 =𝑅1+𝑅2 𝑥𝐼 = 100+50 𝑥0,45 = 0,3 𝐴
𝑅1 50
I2 =𝑅1+𝑅2 𝑥𝐼 = 100+50 𝑥0,45 = 0,15 𝐴
𝑉 16
5. I =𝑅𝑒𝑘𝑣 = 33,3 = 0,48 𝐴
𝑅2 100
I1 =𝑅1+𝑅2 𝑥𝐼 = 100+50 𝑥0,48 = 0,32 𝐴
𝑅1 50
I2 =𝑅1+𝑅2 𝑥𝐼 = 100+50 𝑥0,48 = 0,16 𝐴
Tabel error hukum kirchoof pembagi tegangan dan pembagi arus (Is)
No
tegangan arus
No
tegangan arus
Tabel error hukum kirchoof pembagi tegangan dan pembagi arus (V2)
No
tegangan arus
12 10 9.89 10.57
9.14
10 7.83 8.43
8 6.35
4.94 5.4
6 4
3.196
4
2
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6
Is (ampere)
0.3 0.26
0.23
0.25 0.2
0.19
0.2
0.14 0.14
0.15 0.11 0.12
0.09
0.1
0.05
0
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18
Eb (volt)
Series1 Series2 Series3
0.4
0.3 0.3 0.32
0.3 0.24 0.26
0.2
0.2 0.15 0.16
0.1 0.12 0.13
0.1
0
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18
Eb (volt)
𝑽 𝑹
Is=V𝑹𝟏+𝑹𝟐 E=𝑹𝟏+𝑹𝟐 x V
sedangkan untuk mengukur R ekivalen dan arus pada hukum kirchoof pembagi
𝑹𝟏.𝑹𝟐 𝑽 𝑹𝟏/𝑹𝟐
arus menggunakan rumus : Rekivalen=𝑹𝟏+𝑹𝟐Is=𝑹 𝒆𝒌𝒊𝒗𝒂𝒍𝒆𝒏 I=𝑹𝟏+𝑹𝟐 x I.
Dari tabel yang dibuat diatas kami mendapatkan tegangan dan arus yang kami
peroleh semakin meningkat, dan juga dari tabel eror diatas kami mendapatkan
=0
= 0.03
= 0.01
=0
= 0.02
1. Perhitungan = 0.3 – 0.2 – 0.1
=0
=0
=0
=0
=0
7. Kesimpulan
dirangkaian seri maka arus yang mengalir pada masing−masing komponen sama
paralel karena dirangkaian pralel, maka tegangan yang mengalir pada masing−
Masing komponen nilainya tentu sama hukum kirchoff pembagi arus berbanding
terbalik dengan hukum kirchoff pembagi teganga. Tegangan akan semakin besar
jatuh pada tahanan yang lebih besar pada rangkaian seri,sedangkan jumlah arus
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
akan dilakukan
alam/laporan-praktikum-fisika-pengukuran-menggunakan-alat-
Renaldy. M, https://www.slideshare.net/dandi1975/laporan-
praktikum-fisika-dasar-multimeter-dan-hukum-ohm-43993381 /
10 Desember 2017
Rahdy, http://rahdy-
blogger.blogspot.co.id/2012/06/kapasitor.html / 10 Desember
2017