Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan
adalah ditetapkannya delapan (8) Standar Nasional Pendidikan (SNP)
sebagaimana dituangkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Salah satu dari
Standar Nasional Pendidikan adalah Standar Pendidik dan tenaga kependidikan.
Permendiknas nomor 13 tahun 2007 tentang standar kepala sekolah juga
mengamanatkan tentang tugas pokok kepala sekolah pada semua jenjang
mencakup tiga bidang, yaitu: (a) tugas manajerial, (b) supervisi dan (c)
kewirausahaan Tugas pokok tersebut dalam implementasinya perlu dikawal oleh
pemangku kepentingan untuk mengetahui keterlaksanaannya.
Permendiknas no.41 tahun 2007 tentang standar proses mengamanatkan
bahwa setiap guru wajib melaksanakan: perencanakan pembelajaran,
melaksanakan pembelajaran , melakukan penilaian dan adanya pengawasan oleh
kepala sekolah dan pengawas satuan pendidikan .Guru merupakan salah satu
variable yang sangat menentukan mutu pendidikan di sekolah.Untuk itu
pelaksanaan standar prosesi harus dikawal oleh pemangku kepentingan yaitu
pengawas sekolah .Karena hal ini merupakan teknis pendidikan yang mendasar.
Kinerja guru dan kepala sekolah mewarnai kualitas pendidikan dan berujung
pada mutu pendidikan di sekolah .Untuk itu peraturan – peratuturan yang telah
ada wajib dikawal akan implementasi di sekolah .
Salah satu unsur tenaga kependidikan yang dinilai penting dalam
meningkatkan mutu pendidikan adalah pengawas satuan pendidikan. Pengawas
satuan pendididkan bertugas melaksanakan pengawasan akademik dan
pengawasan manajerial di sekolah yang ditunjuk melalui kegiatan pemantauan,
penilaian, dan pembinaan serta pelaporan dan tindak lanjut. Tanggung jawab
pengawas satuan pendidikan adalah meningkatkan mutu penyelenggaraan
pendidikan di satuan pendidikan. Disamping itu pengawas satuan pendidikan
juga berfungsi sebagai penjamin mutu pendidikan pada sekolah binaannya.
Dalam Rangka menjamin perluasan dan pemerataan akses peningkatan
mutu dan inovasi, serta tata kelola pendidikan yang baik dan akutantabilitas
pendidikan yang mampu menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan
perubahan kehidupan lokal, nasional dan global perlu dilakukan pemberdayaan
dan peningkatan mutu dan profesionalisme pengawas yang merupakan
kepanjangan tangan dari kebijakan Kepala Dinas Pendidikan Kota Depok untuk
memberikan layanan teknis terhadap keberhasilan pendidikan di Tingkat TK/SD
secara terencana, terarah, dan berkesinambungan.
Eksistensi pengawas sekolah dinaungi oleh sejumlah dasar hukum.
Undang-undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 dan PP No.19 Tahun

1
2005 adalah landasan hukum yang terbaru yang menegaskan keberadaan pejabat
fungsional itu. Selaian itu secara tegas dikatakan dalam Keputusan Menpan
No.118 / 1996 sebagai berikut :”Pengawas sekolah adalah Pegawai Negeri Sipil
yang diberi tugas, tanggungjawab, dan wewenang secara penuh oleh pejabat
yang berwenang untuk melakukan pengawasan pendidikan di sekolah dengan
melaksanakan penilaian dan pembinaan dari segi teknis pendidikan dan
administrasi pada satuan pendidikan prasekolah, dasar, dan menengah.”
Permendiknas nomor 12 tahun 2007 mengamanatkan bahwa seorang
pengawas sekolah harus mampu dan menguasai melakukan penilaian kinerja
baik kinerja guru, kepala sekolah, dan staf ( tenaga administrasi sekolah )
merupakan salah satu kompetensi yang harus dikuasai pengawas
sekolah/madrasah. Kompetensi tersebut termasuk dalam dimensi kompetensi
evaluasi pendidikan .
Peningkatan kualitas pendidikan dapat dicapai melalui peningkatan
kualitas Pembelajaran dan Peningkatan kualitas Pengelolaan. Peningkatan
kualitas pembelajaran memiliki makna strategis dan berdampak positif berupa
(1) peningkatan kemampuan dalam menyelesaikan masalah pendidikan dan
pembelajaran yang dihadapi secara nyata, (2) peningkatan kualitas masukan,
proses dan hasil belajar, (3) peningkatan profesionalitas pendidik, dan (4)
penerapan prinsip pembelajaran berbasis penelitian. Sedangkan peningkatan
kualitas pengelolaan pendidikan akan menciptakan pendidikan yang transparan,
akuntabel, berdaya saing tinggi dan menghasilkan pencitraan yang positif.
Kemampuan sekolah dalam memberikan layanan pembelajaran secara
efektif dan efisien sangat bergantung pada kualitas guru-gurunya yang terlibat
langsung dalam proses pembelajaran dan keefektifan mereka dalam
melaksanakan tanggung jawab individual serta kelompok. Guru harus mampu
berperan sebagai desainer (perancang), implementator (pelaksana), dan
evaluator (penilai) kegiatan pembelajaran. Guru merupakan faktor paling
dominan, karena di tangan merekalah keberhasilan pembelajaran dapat dicapai.
Kualitas mengajar guru baik secara langsung maupun tidak langsung dapat
mempengarui kualitas pembelajaran khususnya dan kualitas satuan pendidikan
pada umumnya.
Peran strategis guru tersebut menuntut pembinaan dan pengembangan
yang terus-menerus melalui supervisi atau pengawasan baik akademik maupun
manajerial. Supervisi pengajaran perlu diarahkan pada upaya-upaya yang
sifatnya memberikan kesempatan kepada para guru untuk berkembang secara
profesional, sehingga mereka lebih mampu melaksanakan tugas pokoknya, yaitu
memperbaiki dan meningkatkan proses dan kualitas hasil belajar. Supervisi
pengajaran merupakan kegiatan-kegiatan yang menciptkan kondisi yang layak
bagi pertumbuhan profesional guru secara intensif. Kegiatan pengawasan
memungkinkan pendidik memperoleh arah dalam mencapai tujuan dan belajar
memecahkan masalah-masalah yang dihadapi pembelajaran dengan imajinatif,
penuh inisiaftif, dan kreatifitas, bukan konformitas (Djam’an Setari, 1989).

2
Berdasarkan latar belakang di atas, maka kepengawasan yang dalam
implementasi dapat berupa bimbingan, pembinaan, unjuk kerja, dan monitoring
hendaknya menjadi kebutuhan serta kebiasaan yang mentradisi dan dilakukan
terus-menerus. Untuk mencapai hasil yang lebih maksimal maka dalam
pengawasan perlu adanya pemilihan pendekatan dan metode yang tepat, terarah,
dan terprogram yang meliputi aspek akademik maupun manajerial.
Dalam laporan ini, menyajikan penilaian kinerja guru dan kinerja kepala
sekolah hasil pengawasan, sedangkan dalam administrasi pendidikan
menyajikan ketercapaian pelaksanaan 8 (delapan Standar Nasional
Pendidikan ) , monitoring ulangan akhir semester dan pelaksanaan peneriman
peserta didik . Penulis berharap laporan semester ini dapat memeberikan
kontribusi kepada Dinas Pendidikan Kota Depok untuk memberikan
pertimbangan dalam membuat kebijakan yang lebih tepat untuk meningkatkan
mutu pendidikan di Kota Depok .

B. Fokus Permasalahan
Sesuai latar belakang di atas ,fokus permasalahan pada pengawasan ini adalah :
1. Apakah tenaga pendidik, kependidikan dan satuan pendidikan telah
memiliki kemampuan dalam mengkaji dan mengembangkan serta
menyusun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ?
2. Apakah tenaga pendidik telah memiliki kemampuan dalam menyususn
perangkat pembelajaran/persiapan pembelajaran yang meliputi :
a. Program Tahunan dan Program Semester,
b. Analisis konteks ( SI/SK-KD, SKL, Standar Proses, Standar Penilaian ),
c. Dokumen Analisis KKM
d. buku Nilai siswa,
e. Analisis UH lengkap dengan progran remedial dasn pengayaan, serta
instrumen penilaian ( kisi-kisi, soasl, kunci, dan pedoman sekor ).
3. Apakah tenaga pendidik telah memiliki kemampuan dalam menyusun
silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai Standar isi
dan Standar Proses?
4. Apakah proses pembelajaran yang dilakukan guru sudah menggunakan
pendekatan CTL dan dapat menciptakan suasana pembelajaran yang aktif,
inovatif, kreatif, efektif, menyenangkan, gembira dan bermutu (Paikem) ?
5. Apakah guru telah memiki Kemampuan menyusun proposal PTK dan
melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas ?
6. Apakah Satuan Pendidikan (sekolah) binaan sudah memiliki dokumen
PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru), Ulangan Harian, dan Penilaian
Tengah Semester ,Penilaian Akhir Semester (PAS) secara lengkap ?
7. Apakah sekolah sudah melaksanakan SNP ?.
8. Apakah pengawasan (supervisi) yang dilaksanakan secara intensif dengan
pendekatan dan metode yang sesuai dapat meningkatkan hasil yang
optimal ?

3
C. Tujuan dan Sasaran Pengawasan
1. Tujuan
Sesuai dengan fokus permasalahan di atas, maka tujuan pengawasan ini
ingin mengetahui dan mendiskripsikan :
a. Kemampuan guru dalam menyususn administasi perangkat persiapan
pembelajaran yang meliputi : Prota, Promes, Analisis konteks ( SI, SKL,
Standar Proses, Standar Penilaian ), buku Nilai siswa, Analisis UH
lengkap dengan progran remedial dasn pengayaan, serta instrumen
penilaian ( kisi-kisi, soal, kunci, dan pedoman sekor ).
b. Kemampuan guru dalam menyusun silabus dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) sesuai Standar isi dan Standar Proses
c. Kemampuan guru melaksanakan proses pembelajaran yang
menggunakan pendekatan CTL dan dapat menciptakan suasana
pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, menyenangkan,
gembira dan bermutu (Paikem)
d. Kemampuan guru menyusun proposal dan melaksanakan PTK
e. Kemampuan guru , kepala sekolah dalam mengkaji dan mengembangkan
serta menyusun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
f. Kelengkapan dokumen UAS/UKK ,US/UN, di sekolah binaan
g. Keterlaksanaan SNP di sekolah binaan.
h. Memperoleh hasil pengawasan yang optimal melalui penerapan
pendekatan dan metode yang sesuai.

2. Sasaran
Secara garis besar sasaran kepengawasan mencakup input, proses,
dan output.
a. Input meliputi segala sesuatu yang harus tersedia karena dibutuhkan
untuk berlangsungnya proses, seperti : sumber daya, perangkat lunak,
dan harapan-harapan.
b. Proses merupakan berubahnya sesuatu menjadi sesuatu yang lain yang
lebih baik. Faktor-faktornya meliputi : peserta didik, guru, tenaga
kependidikan, kurikulum, alat, dan buku pelajaran, serta kondisi
lingkungan sosial dan fisik sekolah.
c. Out put meliputi kinerja guru, prestasi akademik dan prestasi non
akademik.
Secara khusus sasaran kepengawasan meliputi :
a. Teknis Pendidikan
Untuk focus masalah nomor a, b, c dan d, sasarannya adalah
guru kelas dan guru mata pelajaran dalam merencanakan persiapan dan
pelaksanaan pembelajaran .
b. Administrasi pendidikan
Untuk fokus masalah pada nomor e, f dan nomor g sasarannya pada
administrasi pendidikan yang berupa bukti fisik .

4
D. Ruang Lingkup Pengawasan
Sesuai tugas pokok dan fungsi pengawas sekolah ,ruang lingkup
pengawasan semester I tahun pelajaran 2017/2018 ini mencakup dua aspek,
yaitu aspek akademik dan manajerial meliputi : penilaian, pemantauan dan
pembinaan guru dan kepala sekolah pada jenjang SD Kota Depok.
1. Kepengawasan Akademik
Aspek akademik menekankan pada kompetensi guru (pendidik) dalam
meningkatkan kemampuannya untuk menyusun perencanaan pembelajaran
dan melaksanakan pembelajaran serta evaluasi kegiatan belajar mengajar
matematika .
Supervisi akademik atau pengawasan akademik adalah fungsi
pengawas yang berkenaan dengan aspek pelaksanaan tugas pembinaan,
pemantauan, penilaian dan pelatihan profesional guru dalam :(1)
merencanakan pembelajaran;, (2) melaksanakan pembelajaran; (3) menilai
hasil pembelajaran; (4) membimbing dan melatih peserta didik, dan (5)
melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan
pokok sesuai dengan beban kerja guru (PP 74/2008). Hal tersebut dapat
dilaksanakan melalui kegiatan tatap muka atau non tatap muka.
a. Pembinaan :
Tujuan:
1) Meningkatkan pemahaman kompetensi guru terutama kompetensi
pedagogik dan kompetensi profesionalisme (Tupoksi guru,
Kompetensi guru, pemahaman KTSP).
2) Meningkatkan kemampuan guru dalam pengimplementasian Standar
Isi. Standar Proses, Standar Kompetensi Kelulusan dan Standar
Penilaian (pola pembelajaran KTSP, pengembangan silabus dan
RPP, pengembangan penilaian, pengembangan bahan ajar dan
penulisan butir soal)
3) Meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun Penelitian
Tindakan Kelas ( PTK ).

Ruang Lingkup
1) Melakukan pendampingan dalam meningkatkan kemampuan guru
menyusun administrasi perencanaan pembelajaran dan
program bimbingan.
2) Melakukan pendampingan dalam meningkatkan kemampuan guru
dalam proses pelaksanaan pembelajaran/bimbingan
3) Melakukan pendampingan membimbing guru dalam meningkatkan
kemampuan melaksanakan penilaian hasil belajar peserta didik.
4) Melakukan pendampingan dalam meningkatkan kemampuan guru
menggunakan media dan sumber belajar
5) Memberikan masukan kepada guru dalam memanfaatkan

5
lingkungan dan sumber belajar
6) Memberikan rekomendasi kepada guru mengenai tugas
membimbing dan melatih peserta didik.
7) Memberi bimbingan kepada guru dalam menggunakan teknologi
informasi dan komunikasi untuk pembelajaran
8) Memberi bimbingan kepada guru dalam pemanfaatan hasil penilaian
untuk perbaikan mutu pendidikan dan pembelajaran/pembimbingan.
9) Memberikan bimbingan kepada guru untuk melakukan refleksi
hasil-hasil yang dicapainya

b. Pemantauan :
Pelaksanaan standar isi, standar kompetensi lulusan, standar proses,
dan standar penilaian

c. Penilaian ( Kinerja Guru) :


1) merencanakan pembelajaran;
2) melaksanakan pembelajaran;
3) menilai hasil pembelajaran;
4) membimbing dan melatih peserta didik, dan
5) melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan
kegiatan pokok sesuai dengan beban kerja guru
.
Untuk meningkatkan profesionalisme guru dalam melaksanakan
tugasnya ditindaklanjuti dengan kegiatan bimbingan dan pelatihan guru
dengan tahapan sebagai berikut:
1) menyusun program pembimbingan dan pelatihan profesional guru
di KKG.
2) melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional guru
3) mengevaluasi hasil pembimbingan dan pelatihan profesional guru
4) melaksanakan pembimbingan dan pelatihan professional
guru dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas

Bidang peningkatan kemampuan professional guru difokuskan pada


pelaksanaan standar nasional pendidikan, yang meliputi:
1) kemampuan guru dalam melaksanakan standar isi, standar proses,
standar kompetensi lulusan dalam kerangka pengembangan KTSP,
2) pembelajaran yang Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif
dan Menyenangkan (PAIKEM) termasuk penggunaan media yang
relevan,
3) pengembangan bahan ajar,
4) penilaian proses dan hasil belajar
5) PTK untuk perbaikan/pengembangan metode pembelajaran,

6
2. Kepengawasan Manajerial

Supervisi manajerial atau pengawasan manajerial merupakan fungsi supervisi


yang berkenaan dengan aspek pengelolaan sekolah yang terkait langsung
dengan peningkatan efisiensi dan efektivitas sekolah yang mencakup
perencanaan, koordinasi, pelaksanaan, penilaian, pengembangan kompetensi
sumber daya tenaga pendidikdan kependidikan. Dalam melaksanakan fungsi
manajerial, pengawas sekolah berperan sebagai: (1) fasilitator dalam proses
perencanaan, koordinasi, pengembangan manajemen sekolah, (2) asesor
dalam mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan serta menganalisis potensi
sekolah, (3) informan pengembangan mutu sekolah, dan (4) evaluator
terhadap hasil pengawasan.
a. Pembinaan:
Tujuan:
Tujuan pembinaan kepala sekolah yaitu peningkatan pemahaman
dan pengimplementasian kompetensi yang dimilik oleh kepala sekolah
dalam melaksanakan tugasnya sehari- hari untuk mencapai Standar
Nasional Pendidikan ( SNP )

Ruang Lingkup:

1) Pengelolaan sekolah yang meliputi penyusunan program sekolah


berdasarkan SNP, baik rencana kerja tahunan maupun rencana
kerja 4 tahunan, pelaksanaan program, pengawasan dan evaluasi
internal, kepemimpinan sekolah dan Sistem Informasi Manajemen
(SIM).
2) Membantu Kepala Sekolah melakukan evaluasi diri sekolah
(EDS) dan merefleksikan hasil-hasilnya dalam upaya penjaminan
mutu pendidikan.
3) Mengembangkan perpustakaan dan laboratorium serta sumber-
sumber belajar lainnya.
4) Kemampuan kepala sekolah dalam membimbing pengembangan
program bimbingan konseling di sekolah.
5) Melakukan pendampingan terhadap kepala sekolah dalam
pengelolaan dan administrasi sekolah (supervisi manajerial), yang
meliputi:
a) Memberikan masukan dalam pengelolaan dan administrasi
kepala sekolah berdasarkan manajemen peningkatan mutu
pendidikan di sekolah
b) Melakukanpendampingan dalam melaksanakan bimbingan
konseling di sekolah.
c) Memberikan bimbingan kepada kepala sekolah untuk
melakukan refleksi hasil-hasil yang dicapainya.

7
b. Pemantauan:
pelaksanaan standar nasional pendidikan di sekolah dan
memanfaatkan hasil- hasilnya untuk membantu kepala sekolah
mempersiapkan akreditasi sekolah.

c. Penilaian:
Penilaian kinerja kepala sekolah tentang pengelolaan sekolah
sesuai dengan standar nasional pendidikan.
Metode kerja yang dilakukan pengawas sekolah antara lain observasi,
kunjungan atau pemantauan, pengecekan/klarifikasi data, kunjungan
kelas, rapat dengan kepala sekolah dan guru-guru dalam pembinaan.

Untuk meningkatkan profesionalisme kepala sekolah dalam


melaksanakan tugasnya ditindaklanjuti dengan kegiatan bimbingan dan
pelatihan kepala sekolah dengan tahapan sebagai berikut:
menyusun program pembimbingan dan pelatihan profesional kepala
sekolah di KKKS dan sejenisnya.
1) melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional
kepala sekolah.
2) melaksanakan pembimbingan dan pelatihan kepala sekolah dalam
menyusun program sekolah, rencana kerja, pengawasan dan
evaluasi, kepemimpinan sekolah, dan sistem informasi dan
manajemen
3) mengevaluasi hasil pembimbingan dan pelatihan profesional
kepala sekolah
4) melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional kepala
sekolah dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas/sekolah

Kegiatan pembimbingan dan pelatihan profesional guru dan/atau


masuk kepala sekolah oleh setiap pengawas sekolah dilaksanakan
paling sedikit 3 (tiga) kali dalam satu semester secara berkelompok
dalam kegiatan di sekolah binaan KKG/KKKS/MKKS Kegiatan ini
dilaksanakan terjadwal baik waktu maupun jumlah jam yang
diperlukan untuk setiap kegiatan sesuai dengan tema atau jenis
keterampilan dan kompetensi guru yang akan ditingkatkan. Dalam
pelatihan ini diperkenalkan kepada guru hal-hal yang inovatif
sesuai dengan tugas pokok guru dalam pembelajaran/pembimbingan.

Kegiatan pembimbingan dan pelatihan profesionalisme guru


ini dapat berupa bimbingan teknis, pendampingan, workshop,
seminar, dan group conference, yang ditindaklanjuti dengan
kunjungan kelas melalui supervisi akademik.

Selain melaksanakan tugas kepengawasan sesuai dengan ruang lingkup

8
di atas, setiap pengawas harus melakukan pengembangan profesi yang
meliputi:
1) pembuatan karya tulis dan/atau karya ilmiah dibidang pendidikan
formal/pengawasan.
2) penerjemahan/penyaduran buku dan/atau karya ilmiah dibidang
pendidikan formal/pengawasan.
3) pembuatan karya inovatif.

Kegiatan penunjang tugas pengawas sekolah dapat dilakukan


melalui:
1) peranserta dalam seminar/lokakarya dibidangpendidikan
formal /kepengawasan sekolah.
2) keanggotaan dalam organisasi profesi.
3) keanggotaan dalam tim penilai angka kredit jabatan
fungsional Pengawas Sekolah

9
BAB II
KERANGKA BERPIKIR DAN PEMECAHAN MASALAH
A. Kerangka berpikir
Siklus Kerangka berpikir pengawasan dan pemecahan masalah dalam
pelaksanaan pengawasan sekolah sebagai berikut .
a. Diawali penyusunan program kerja yang dilandasi oleh hasil pengawasan
pada tahun sebelumnya. Dengan berpedoman pada program kerja yang
disusun, dilaksanakan kegiatan inti pengawasan meliputi penilaian,
pembinaan, dan pemantauan pada setiap komponen sistem pendidikan di
sekolah binaannya.
b. Pada tahap berikutnya pengolahan dan analisis data hasil penilaian,
pembinaan, dan pemantauan dilanjutkan dengan evaluasi hasil pengawasan
dari setiap sekolah dan dari semua sekolah binaan.
c. Berdasarkan hasil analisis data, disusun laporan hasil pengawasan yang
menggambarkan sejauh mana keberhasilan tugas pengawas dalam
meningkatkan kualitas proses dan hasil pendidikan di sekolah binaan.
d. Tahap akhir dari satu siklus kegiatan pengawasan adalah menetapkan tindak
lanjut untuk program pengawasan tahun berikutnya berdasarkan hasil
evaluasi komprehensif terhadap seluruh kegiatan pengawasan dalam satu
periode.Dari siklus proses pengawasan inilah ,laporan kegiatan pengawasan
merupakan tahapan yang sangat penting dan strategis.
Kerangka berpikir siklus kegiatan pengawasan digambarkan sebagai
berikut:
PROGRAM
PENGAWASAN

TINDAK LANJUT PENILAIAN

LAPORAN PENGAWASAN PEMBINAAN


SEKOLAH

EVALUASI PEMANTAUAN

ANALISIS HASIL
PENGAWASAN

Gambar 2.1. Siklus Kegiatan Pengawasan Sekolah

10
B. Pemecahan masalah
Optimalisasi pencapaian program satuan pendidikan dapat terwujud jika
seluruh proses kegiatan yang mencakup perencanaan, pelaksanaan, monitoring,
evaluasi, dan pelaporannya dapat terlaksana secara intens, komprehensif, dan
terjadwal secara akurat.
Sekolah seyogyanya memiliki kemampuan dalam membuat kebijakan
dan program yang terarah dan tepat sasaran, dengan memaksimalkan kekuatan
(strenght) dan peluang (opportunity) yang dimiliki seta menanggulangi
kelemahan dan ancaman yang mungkin dapat menjadi faktor penghambat.
Karenanya setiap satuan pendidikan haruslah memiliki team work yang
kompak, cerdas, dan dinamis, serta adanya partisipasi yang tinggi dari seluruh
warga sekolah. Setiap mereka wajib membekali diri dengan pengetahuan dan
keterampilan (skill), baik akademik maupun manajerial yang dapat mereka
peroleh melaui pendidikan dn latihan, work shop, maupun pengkajian pustaka,
dan dokumentasi.
Sungguhpun demikian dalam kenyataannya tidak semua warga sekolah
memiliki kemauan dan kesempatan untuk mengikuti kegiatan yang dimaksud.
Bagitu pula dalam hal upaya pengembangan potensi diri melalui studi pustaka
pun ternyata belum dapat diharap banyak dan masih membutuhkan motivasi
eksternal.
Dari realita di atas, maka peran pengawas satuan pendidikan dalam
membina, membimbing, dan memotivasi pendidik dan tenaga kependidikan
memiliki arti yang amat urgen. Pemberian bimbingan, pembinaan, dan
dorongan yang dilakukan secara intensif berkesinambungan merupakan solusi
logis pencapaian program dan acuan dalam upaya mewujudkan target secara
maksimal.

11
BAB III
PENDEKATAN DAN METODE

Untuk mendapatkan hasil yang optimal, dan agar dalam pelaksanaan


kepengawasan dapat lebih efektif, efisien, dan tepat guna, maka perlu memilih
pendekatan dan metode yang sesuai.

A. Pendekatan
Pendekatan yang dilakukan pengawas dalam melaksanakan tugas
kepengawasannya adalah teknik supervisi yang bersifat kooperatif dan kolaboratif,
karena dalam supervisi sudah mengandung makna pembinaan, penilaian dan juga
pemantauan sampai sejauh mana sasaran pembinaan sudah dilaksanakan sebagaimana
diuraikan dalam siklus pengawasan pada bab sebelumnya.
1. Kooperatif : yaitu kegiatan yang dilakukan dalam suatu kelompok untuk
kepentingan bersama (mutual benefit)
2. Kolaboratif : yaitu kerja sama dalam pemecahan masalah dan atau penyelesaian
tugas dimana tiap anggota melaksanakan fungsinya yang saling mengisi dan
melengkapi

B. Metode
Metode yang digunakan dalam melaksanakan pengawasan sekolah sangat
bervariasi, bergantung kepada situasi dan kondisi yang dihadapi pada saat
melaksanakan pengawasan. Secara garis besar dapat penulis uraikan sebagai berikut:
1. Observasi langsung, yaitu pengawas secara langsung mengamati objek
pengawasan. Metode tersebut oleh pengawas digunakan untuk melakukan
supervisi kunjungan kelas untuk mengamati penampilan guru dalam
pelaksanaan pembelajar
2. Wawancara baik secara langsung maupun berbasis ICT dimaksudkan untuk
memperoleh data/informasi yang lebih akurat.
Metode tersebut digunakan untuk menggali data dari beberapa stakeholder
sekolah terhadap :Pemenuhan delapan standar nasional pendidikan SNP) dan
Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Dan data tersebut untuk cross check
dengan data yang diperoleh dari pengisian kuesioner tertutup .
3. Kunjungan kelas dilakukan pengawas khususnya untuk memperoleh gambaran
nyata tentang proses pembelajaran, baik melalui supervisi kelas maupun
supervisi klinis.
4. Pemodelan dilakukan pengawas untuk memberikan gambaran nyata atau contoh
langsung. Model dapat diambil dari salah satu guru, kepala sekolah, tenaga
kependidikan lain, atau bahkan pengawas sekolahnya.
5. Dengar pendapat diperlukan bila menghadapi permasalahan tertentu di sekolah
binaan, dimaksudkan untuk memperoleh masukan yang lebih lengkap dan akurat
tentang permasalah yang sedang dibahas/dihadapi.

12
6. Pendidikan dan pelatihan atau BIMTEK dimaksudkan untuk membekali guru,
kepala sekolah atau tenaga kependidikan lainnya sesuai situasi dan kebutuhan.
7. Workshop diadakan sesuai kebutuhan sekolah binaan, dimaksudkan untuk
meningkatkan kemampuan dan keterampilan SDM di sekolah binaan.
8. Sharing hampir serupa dengan dengar pendapat, hanya penekanannya lebih
kepada upaya untuk berbagi pengalaman dan pendapat, tidak harus ada kasus
khusus di sekolah. Sharing bisa dilakukan kapan saja dan dengan media yang
lebih luas.
9. Studi dokumen dimaksudkan untuk memperoleh gambaran nyata dan bukti fisik/
autentik tentang keterlaksanaan suatu kegiatan. Jadi studi dokumenter tidak
sekedar mengumpulkan dan menuliskan atau melaporkan dalam bentuk kutipan-
kutipan tentang sejumlah dokumuen yang dilaporkan dalam penelitian adalah
hasil analisis terhadap dokumen-dokumen tersebut. Metode tersebut digunakan
untuk meneliti RPP untuk dianalisis dibandingkan dengan aturan standar proses .

Dari beberapa pendekatan dan metode diatas pada intinya digunakan


untuk saling melengkapi dalam upaya mendapatkan data yang valid dan
akuntabel untuk dijadikan dasar pembuatan pelaporan .

13
BAB IV
HASIL PENGAWASAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Kondisi Awal Objek Pengawasan


Pengawasan dilakukan di satuan pendidikan sesuai wilayah binaan
masing-masing pengawas. Pada Tahun Pelajaran 2017/2018 , objek (guru /
sekolah) yang menjadi binaan penulis meliputi 210 orang guru dan TAS di 10
SD gugus sekolah VII Kecamatan Cimanggis Kota Depok. Dari hasil
pengawasan tahun sebelumnya guru-guru pada sekolah-sekolah tersebut, pada
umumnya belum menunjukkan hasil yang memuaskan, sebagaimana tabel
berikut :
Tabel 1. Kondisi Awal Administrasi Guru
NAMA SEKOLAH
N Sukatan Harjamukt Harjamukt Harjamukt Harjamukt Harjamukt At Eka
ASPEK Spring Field ABC KID
O i1 i1 i2 i3 i4 i5 Taufik Wijaya
% % % % % % % % % %
Program
1 Tahunan
69,23 63,16 78,57 85,71 76,47 78,57 87,50 83,33 83,33 100,00
Program
2 Semester
69,23 63,16 78,57 85,71 76,47 78,57 81,25 75,00 75,00 94,12
3 Silabus 92,31 63,16 78,57 92,86 76,47 85,71 81,25 75,00 75,00 94,12
4 RPP 53,85 63,16 78,57 64,29 76,47 85,71 81,25 75,00 75,00 94,12
5 KKM 53,85 63,16 78,57 64,29 76,47 85,71 75,00 83,33 83,33 94,12
Kalender
6 Pendidikan
100 89,47 100,00 92,86 82,35 85,71 75,00 83,33 83,33 88,24
Jadwal Tatap
7 Muka
100 94,74 100,00 92,86 76,47 85,71 81,25 83,33 83,33 94,12
Agenda
8 Harian
30,77 26,32 - - - 35,71 - 33,33 33,33 94,12
Absensi
9 Kelas
100 100 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
10 Daftar Nilai 100 73,68 100,00 - 76,47 85,71 81,25 83,33 83,33 94,12
Kumpulan
11 Soal dan 69,23 47,37 57,14 78,57 82,35 85,71 68,75 66,67 66,67 85,29
Kisi-kisi
Analisis
12 Hasil Belajar
61,54 63,16 78,57 - 76,47 85,71 75,00 66,67 66,67 88,24
Perbaikan
13 dan 61,54 63,16 78,57 - 76,47 85,71 68,75 66,67 66,67 88,24
Pengayaan
Kinerja Guru 73,96 67,21 77,47 58,24 73,30 81,87 73,56 75,00 75,00 92,99

Berdasar data di atas bahwa masih terdapat sekolah yang rendah dalam
mempersiapkan administrasi kelasnya, terdapat 2 sekolah atau 18,18% kategori
kurang. Terdapat 4 sekolah atau 36,36 % memperoleh kategori cukup, 5 atau
45,46% sekolah berkategori baik.
Untuk peningkatan status kinerja guru maupun sekolah-sekolah masih
sangat memungkinkan karena Gugus VII Kecamatan Cimanggis didukung
14
oleh sumber daya yang sebenarnya memiliki kualifikasi sesuai dengan
kompetensi yang diharapkan.
Berdasarkan fakta di atas maka penulis telah mencoba meningkatkan
efektifitas kepengawasan melalui aplikasi pendekatan yang berbeda, sesuai
dengan situasi dan kondisi masing-masing sekolah, dalam upaya untuk mencapai
hasil yang lebih baik.

B. Deskripsi Hasil Pengawasan


Pengawasan yang dilakukan pada pada semester genap tahun
pelajaran 2017/2018 mengacu pada rencana pengawasan yang bersifat
akademik dan manajerial. Pengawasan akademik difokuskan pada
pencapaian kompetensi pendidik (guru), sementara pengawasan manajerial
lebih difokuskan pada kemampuan kepala sekolah dan tenaga kependidikan
lainnya dalam pengelolaan satuan pendidikan (Sekolah).
Kepengawasan akademik yang dilakukan ditekankan pada aspek
pencapaian standar isi dan standar proses yang meliputi dokumen
Administrasi perencanaan pembelajaran, silabus dan RPP dan supervisi
kunjungan kelas. Sementara kepengawasan manajerial penekanannya pada
aspek kelengkapan dokumen administrasi sebagai bukti fisik bahwa
pengelolaan sekolah sudah dilaksanakan dengan baik. Bukti fisik dokumen
terutama pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), Ulangan Harian,
Ulangan Tengah Semester (UTS) dan Ulangan Akhir Semester (UAS)
semester ganjil 2017/2018 , dan dokumen Kurikulum tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP).
Waktu pelaksanaan pengawasan mengacu pada Program Tahunan
(PROTA) dan Program Semester (PROMES) yang telah disusun
sebelumnya.
Berikut disajikan dalam bentuk tabel / matrik diskripsi pembahasan. Hal
tersebut dimaksudkan agar mudah melihat permasalahan yang ada di setiap
sekolah binaan dan tindak lanjut apa yang dilakukan .

15
1. Hasil Pemantuan PPDB
TABEL NILAI PELAKSANAAN PEMANTAUAN PPDB
NAMA SEKOLAH
Harjamukt Harjamukti Harjamukti Harjamukt Harjamukt At Spring
NO ASPEK Sukatani 1 Eka Wijaya
i1 2 3 i4 i5 Taufik Field
NILAI NILAI NILAI NILAI NILAI NILAI NILAI NILAI NILAI
Jumlah ruang
1 kelas 3 4 4 4 4 4 4 4 4
Rasio peserta
2 didik/ kelas 3 3 3 3 3 4 3 4 4
Daya tampung
3 kelas I 3 3 3 3 4 4 4 3 3

4 Panitia PPDB 3 3 3 3 4 4 3 3 3
Jadwal kegiatan
5 PPD 3 3 3 3 3 4 3 3 3
Seleksi
6 penerimaan 3 3 3 3 4 5 3 3 4
Daftar tadik
7 diterima 3 3 3 3 4 4 3 3 4
Daftar tadik
8 cadangan 3 3 3 3 4 4 3 3 4
Pendanaan
9 pendaftaran 3 3 3 3 4 4 3 3 4
Uang
10 sumbangan 3 3 3 3 4 4 3 3 4

Rata-Rata 60 62 62 62 76 82 64 64 74

Dari data di atas sekolah-sekolah di wilayah binaan pengawas secara


administrasi penerimaan peserta didik belum memenuhi harapan karena
masih terdapat 7 sekolah atau 63,63% belum menerapkan sistem PPDB
sesuai aturan sehingga sekolah tersebut memiliki kategori cukup, dan
terdapat 4 atau 37, 37% sekolah berkategori baik.
2. Hasil Pemantauan Pelaksanaan 8 SNP
Hasil pelaksanaan pemantauan yang dilakukan pengawas terhadap 10
sekolah di Gugus Binaan Kecamatan Cimanggis adalah sebagai berikut :
DELAPAN STANDAR NASIONAL

NO NAMA SEKOLAH PENGE PEMBI RATA2


PROSE SARPRA PENI
ISI SKL PTK LOLAA A
S S LAIAN
N YAAN
1 SD NEGERI 90,40 73,33% 78,24 52,86 87,32% 86,09% 92,50% 90,00% 81,34%
% % %
SUKATANI 1
2 SD NEGERI 89,60 82,22% 70,59 55,71 78,31% 80,00% 83,75% 80,00% 77,52%
% % %
HARJAMUKTI 1
3 SD NEGERI 87,20 82,22% 68,24 57,14 87,32% 86,96% 100,00 98,33% 83,43%
% % % %
HARJAMUKTI 2
4 SD NEGERI 84,00 84,44% 56,47 55,71 84,23% 80,00% 95,00% 90,00% 78,73%
% % %
HARJAMUKTI 3
5 SD NEGERI 84,00 85,56% 57,65 54,29 82,82% 79,13% 95,00% 90,00% 78,55%
% % %
HARJAMUKTI 4
6 SD NEGERI 90,40 91,11% 76,47 60,00 87,32% 86,96% 100,00 98,33% 86,32%
% % % %
HARJAMUKTI 5

16
7 84,00 85,56% 57,65 54,29 82,82% 79,13% 95,00% 90,00% 78,55%
SDIT AT TAUFIQ % % %
8 90,40 91,11% 76,47 76,47 60,00% 86,96% 100,00 98,33% 84,97%
SDS SPRING FIELD % % % %
9 SDIT AKHDOR 90,40 91,11% 76,47 60,00 87,32% 86,96% 100,00 88,33% 85,07%
% % % %
INSAN MULIA
10 95,20 95,56% 89,41 61,43 87,32% 86,96% 100,00 98,33% 89,28%
SDS ABC KIDS % % % %

3. Hasil Penilaian Kinerja Guru


Kategori dan kualifikasi kinerja guru pada tabel berikut :

N Kategori Kualifik
o Rentang asi
1 91 ≤ N ≤100 Amat Baik A
2 76 ≤ N ≤ 90 Baik B
3 61 ≤ N ≤ 75 = Cukup C
4 51 ≤ N ≤ 60 = Sedang D
5 N < 50 = Kurang E

a. Hasil Penilaian Kinerja Guru Merencanakan Pembelajaran


Data hasil penilaian kinerja guru merencanakan pembelajaran disajikan
dalam bentuk tabel berikut :

KOMPONEN
Perencanaa
n Pelaksanaan Penilaian NA

Pembelajara Pembelajara Pembelajara


n n n

RATA-RATA SKOR 72,73 76,00 71,63 73,45

SKOR TERTINGGI 93,18 92,86 89,56 91,87

SKOR TERENDAH 72,54 66,43 67,87 68,95

% KETERCAPAIAN 72,73 76,00 71,63 73,45

91 ≤ N ≤100 = Amat Baik A 18,2 13,6 7,27 13,02


% Kualifikasi

76 ≤ N ≤ 90 = Baik B 54,5 52,7 43,6 50,27

61 ≤ N ≤ 75 = Cukup C 27,3 33,6 49,1 36,67

51 ≤ N ≤ 60 = Sedang D 0 0 0 -

N < 50 = Kurang E 0 0 0 -
Indikator Out Put Target Realisasi
75 % Guru mencapai (76 ≤ N ≤ 90 = 100 % Guru mencapai Kinerja di atas
KKM
Baik) KKM

17
4. Hasil Pembimbingan dan Pelatihan Profesional Guru
a. Tabel Pra Pembinaan Minat Guru Terhadap PTK (Evaluasi Diri)

Jawaban
NO Instrumen %
responden
18,1
Memahami sepenuhnya 8
16,3
Memahami sebagian 6
1 Memahami Penelitian Tindakan
43,6
Belum memahami 4
21,8
Tidak memahami 2
11,8
Pernah 2
61,8
Belum Pernah 2
2 Melaksanakan PTK
20,0
Tidak pernah 0
6,3
Tidak berminat 6
18,1
Tahu 8
15,4
Tahu sebagian 5
3 Mengetahui pentingnya PTK
22,7
Belum tahu 3
43,6
Tidak tahu 4
13,6
Tahu 4
31,8
Tahu sebagian 2
4 Mengetahui Prinsip-prinsip PTK
36,3
Belum tahu 6
18,1
Tidak tahu 8

b. Tabel Pembinaan Minat Guru Terhadap PTK (Evaluasi Diri)

Jawaban
NO Instrumen %
responden
1 Memahami Penelitian Tindakan 18,1
Memahami sepenuhnya 8
30,9
Memahami sebagian 1
Belum memahami 30,0
0

18
20,9
Tidak memahami 1
11,8
Pernah 2
70,9
2 Melaksanakan PTK Belum Pernah 1
Tidak pernah 10,91
6,3
Tidak berminat 6
30,9
Tahu 1
22,7
Tahu sebagian 3
3 Mengetahui pentingnya PTK
10,9
Belum tahu 1
35,4
Tidak tahu 5
26,3
Tahu 6
31,8
Tahu sebagian 2
4 Mengetahui Prinsip-prinsip PTK
29,0
Belum tahu 9
12,7
Tidak tahu 3

c. Tabel Pasca Pembinaan: Kemampuan Guru Melaksanakan PTK

NO Instrumen Jawaban responden %


21,8
Pertama dilakukan ketika akan Merencanakan 2
22,7
melakukan penelitian tindakan Mengobservasi 3
1
21,8
Mengidentiifikasi 2
33,6
Merumuskan 4
20,9
Memperbaiki pengelolaan 1
Memperbaiki 10,0
pembelajaran 0
2 Manfaat PTK….
30,0
Melayani siswa 0
Meningkatkan prestasi 39,0
siswa 9
10,0
PTK dilakukan bila guru Mencari masalah 0
29,0
menginginkan…. Memecahkan masalah 9
3
20,9
Menentukan Masalah 1
40,0
Memahami Masalah 0
4 Bukan prinsip PTK Tidak mengganggu tugas 22,7
3

19
40,9
Permasalahan guru 1
12,7
Ada metode 3
23,6
Rencana pembelajaran 4
25,4
1.Siklus 5
40,9
2 Siklus 1
5 Minimal siklus dalam penelitian
10,0
3. Siklus 0
23,6
4. Siklus 4
22,7
Alur PTK …. 1. Melaksanakan, 1, 2, 3, 4 3
30,9
2. Merencanakan, 3. observasi 2, 1, 3, 4 1
6
22,7
4. Refleksi 2, 1, 4, 3 3
23,6
4, 1, ,2, 3 4
13,6
Menyusun Benar 4
86,3
7 Penyusunan proposal PTK…. Menyusun salah 6

C. Pembahasan Hasil Pengawasan


1. Penilaian Kinerja Guru
Penilaian kinerja guru yang dimaksud adalah penilain kinerja
guru dalam merencanakan pembelajaran yang meliputi administrasi
pembelajaran , dan pembuatan silabus dan RPP. Serata Penampilan Guru
dalam pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan Permendiknas nomor 41
tahun 2007 tentang standar Proses yang mengamanatkan seorang guru
wajib merencanakan proses pembelajaran , melaksanakan proses
pembelajaran , melakukan proses penilaian hasil pembelajaran dan
pengawasan proses pembelajaran .
Penilaian pada RPP difokuskan pada komponen : a).Tujuan
pembelajaran , b).bahan belajar , c).metode pembelajaran , d).media
pembelajaran dan e). evaluasi
Sedangkan penilaian pada penampilan guru dalam pelaksanaan
pembelajaran difokuskan pada : a). Kegiatan Pendahuluan, b). Kegiatan
Inti ( Eksplorasi, Elaborasi dan Komfirmasi ) dan c). Kegiatan Penutup .
Dari hasil penilaian kinerja 85 guru matematika dan TIK
didapatkan hasil pengolahan data sebagai berikut :
1). Nilai rata-rata Kinerja guru pembuatan persipan pembelajaran
adalah 83,40 (termasuk dalam kategori B, baik ), dengan
presentase kinerja kategori A 14,12%. Presentase kinerja kategori B

20
85.88% . Presentase kinerja kategori C dan 0% atau tidak ada guru
yang mempunyai kinerja C dan D untuk komponen perencanaan
pembelanjara .Dari hasil supervise kinerja guru membuat
administrasi perencanaan pebelajaran disimpulnan berada pada
kategori A dan B. Dari tiap komponen perencanaan pembelajaran
yang belum lengkap atau masih ditingkatkan adalah berturut-turut :
komponen Analisis SK/KD, RPP, Dokumen KKM, dan silabus.
2). Nilai rata-rata Kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran
adalah 75,34 (kategori B ) dengan presentase kinerja kategori
A=11,76% , Kategori B=88,24%, kategori C dan D =0% atau tidak
ada guru yang nilai kinerja C atau D pada komponen pelksanaan
pembelajaran.
3). Nilai rata-rata Kinerja guru dalam penilaian pembelajaran adalah
82,35 (kategori B ) dengan presentase kinerja kategori A=22,35% ,
Kategori B=77,65%, kategori C dan D =0% atau tidak ada guru
yang nilai kinerja C atau D pada komponen penilaian pembelajaran.

(N. Persiapan pemb) + (2 x N. pel pemb )+(N. Penilaian


Pembel)
NA KG=
4
= 79,11 = Kategori Baik (B)

Dengan demikian dari rangkuman instrumen hasil supervisi diketahui indikator


keberhasilan kepengawasan akademik mencapai 79,11 artinya bahwa secara umum
kemampuan rata-rata guru yang telah dijadikan objek supervisi perencanaan ,
pelaksanaan, dan penialain pembelajaran dalak kategori BAIK. Sedangkan untuk
guru yang belum sempat disupervisi pengawas, pelaksanaannya diserahkan kepada
kepala sekolah masing-masing.

Berikut disajikan dalam bentuk tabel / matrik diskripsi pembahasan, agar


mudah melihat permasalahan yang ada di setiap sekolah binaan dan tindak lanjut apa
yang dilakukan .

Tabel 20 :Diskripsi matrik pembahasan :

21
2. Pemantauan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan
Pemantauan 8 standar nasional meliputi standar Isi dan SKL , standar
Proses ,standar Pendidik dan tenaga kependidikan ,standar sarpras ,standar
pengelolaan ,standar pembiayaan , standar penilaian dan Dukungan
eksternal .Dari hasil pemantauan tersebut telah dipaparkan di atas dan bisa
kita lihat ketercapaian 8 standar nasional pendidikan di setiap sekolah .
Berikut ini akan dibahas mengenai permasalahan atau kendala yang
dihadapi sekolah sekaligus memberi alternative untuk pemecahan
masalah /tindak lanjut dalam upaya tercapainya pemenuhan 8 standar
nasional pendidikan .

3. Pembimbingan dan Pelatihan Profesional Guru


Melihat data Pembimbingan dan Pelatihan Profesional Guru dal dapat
disimpulkan bahwa guru banyak yang belum pernah melaksanakan penelitian
tindakan kelas. Tetapi guru–guru sebagian besar kurang berani menyatakan tidak
tahu atau tidak memahami tentang penelitian tindakan kelas. Alasan sementara
yang diperoleh berdasarkan wawancara masih banyak tugas lain yang harus
dikerjakan.

22
Pembahasan terhadap permasalahan penelitian tindakan kelas dan profil
kelompok guru SMP/TK/SD Negeri maupun Swasta di Kota Depok sebagai
berikut.
Tabel 24 Berikut adalah profil guru sesudah mengikuti pembinaan tentang
penelitian tindakan kelas.

Keterangan:
85,01 % - 100 % = Sangat Baik
70,01 % - 85,00% = Baik
56,01 % - 70,00 % = Cukup
≤ 56 = Kurang

Pada tabel 16 merupakan gambaran kondisi yang sebenarnya karena belum


mendapat pembinaan, sebagai bukti bahwa guru-guru yang menyatakan belum
pernah melaksanakan penelitian tindakan kelas (PTK) cukup banyak mencapai
81,37%. Kemudian setelah menerima pembinnaan pada minat guru terhadap
penelitian tindakan kelas (PTK) seperti yang terlihat pada tabel 24 menunjukkan
yang “sangat berminat” 67,24 % dan 31,07 %, “sedikit berminat” dan yang
“belum berminat” pun masih ada 1,70 %. Hal ini membuktikan bahwa guru-guru
ada keinginan untuk melaksanakan PTK, namun masih ada beberapa kendala
seperti hasil wawancara bahwa guru-guru belum pernah mengikuti pelatihan
khusus tentang PTK dan banyak pekerjaan lain yang harus dikerjakan, tetapi saya
berkeyakinan apabila dimotivasi dan didorong terus dengan berbagai pendekatan
dan diberi peluang apalagi reward oleh kepala sekolah, lambat laun guru-guru
akan termotivasi untuk melaksanakan dan akan membuahkan PTK.

23
Evaluasi diri setelah pembinaan tentang PTK guru-guru yang sangat memahami
PTK mencapai 39,34 % dan yang memahami sebagian 57,77 % , yang tahu akan
manfaat PTK 70,84% dan yang tahu sebagian 29,16% berarti tidak ada yang tidak
tahu akan manfaat PTK. Tetapi tentang prinsip-peinsip PTK masih ada yang
belum tahu seperti terlihat pada tabel 24.
Dari hasil pembinaan PTK tersebut, ketercapaian rata-rata untuk minan
dan evaluasi diri yang “sangat memahami PTK” 39,34 % tergolong masih sangat
kurang, yang “memahami sebagian” 57,77% tergolong cukup, tetapi bila digabung
hanya memahami saja tergolong “sangat baik” 97,11%. Fokus utama sebetulnya
berkenaan dengan minat guru untuk melaksanakan PTK, melihat rata-rata dari 3
kali pembinaan menunjukkan “sangat berminat” 67,24 berarti baru tergolong
cukup, dan yang “sedikit berminat” 31,07% , jadi bila dilihat dari sisi minatnya
tergolong “sangat baik” menunjukkan 98,31%. Yang tahu tentang manfaat PTK
70,84% berarti tergolong “Baik”, tetapi bila digabungkan dengan tahu sebagian
29,16 berarti tergolong ‘sangat baik” dan yang “tahu” prinsip-prinsip PTK 38,78
% yang “tahu sebagian” 56,00 % berarti tergolong “sangat baik” 94,78 %. Bila
dihitung rata-rata keseluruhan tabel 3 sesuai dengan yang diharapkan mencapai
54,05 % tergolong “Kurang” berarti masih sangat perlu pembinaan.
Secara keseluruhan bisa dilihat pada tabel 24, dari hasil pembinaan
terbukti bahwa minat guru untuk melaksanakan PTK ada peningkatan.
Peningkatan minat seperti yang tertuang pada tabel 24 di atas, memungkinkan
pembinaan masih perlu terus dilaksanakan dan penelitian pun perlu ditindak-
lanjuti, jangan sampai ada anggapan karena sudah 3 kali diberi bimbingan oleh
pengawas, maka jawaban yang diberikan kurang cocok tujuan pembinaan. Melalui
pembinaan hanya merupakan salah satu cara agar guru memiliki keinginan untuk
mengembangkan kreativitasnya dalam menulis berbagai kejadian selama
pembelajaran dan dituangkan menjadi sebuah penelitian tindakan kelas (PTK).
Yang pasti, apabila ada kemauan pasti ada hasil walaupun tidak banyak.   Pada
tabel berikut menggambarkan kemampuan guru sebagai modal dasar untuk
melaksanakan PTK dengan perhitungan dari siklus ke siklus dan dari jawaban
yang diharapkan/benar di gabung dan dihitung rata-ratanya.

24
BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya dapat ditarik kesimpulan
bahwa kepengawasan (supervisi) dan pembinaan yang dilakukan secara intens
dan berkesinambungan melalui pendekatan dan metode yang sesuai dapat
meningkatkan hasil kepengawasan baik akademik maupun manajerial.
Peningkatan kemampuan guru dalam menyusun perencanaan dan
melaksanakan pembelajaran memang tidak bisa instan, serta belum mampu
menjangkau semua guru di wilayah binaan. Untuk itu perlu pembinaan intens
dan terus-menerus agar kemampuan profesional guru semakin meningkat,
terutama di sekolah-sekolah swasta kecil.
Peningkatan kemampuan kepala sekolah dan tenaga kependidikan
lainnya dalam mengelola sekolah sudah semakin baik, meski masih ada sekolah
yang sangat sulit untuk ditingkatkan statusnya karena keterbatasan dalam segala
aspek/komponen. Di sinilah peran pengawas selaku supervisor dan konsultan
sangat diperlukan untuk membuat pengelolaan pendidikan menjadi semakin
baik.

B. Rekomendasi
Berdasarkan pada hasil dan kesimpulan di atas penulis menyampaikan
rekomendasi kepada kepala dinas dan para pengambil kebijakan di bidang
pendidikan,:
Bagi Pemangku kepentingan di tingkat Kota :
1. Untuk Peningkatan kinerja guru :
a. Untuk meningkatkan kinerja guru , pemangku kepentingan tingkat Kota
perlu membuat kebijakan tentang pemenuhan standar sarana dan
prasarana .Seperti yang segera dipenuhi RKB,Ruang multi media ,Lap Top ,
LCD .
b. Sosialisasi Permendiknas no.41 th.2007 tentang standar proses terus
dilakukan selama penyusunan RPP belum mengacu ke sana .
c. Adanya pelatihan pemanfaatan computer mikro sebagai alat bantu / media
pembelajaran .Misal dengan aplikasi software : power point ,Ms word dan
Exel atau yang lain selama membantu guru dalam PBM.
2. Untuk Pemenuhan 8 (delapan standar nasional pendidikan )
a. Dinas pendidikan dalam upaya pemberian grant/bentuk bantuan apapun ke
sekolah agar melibatkan pengawas sekolah. Karena Pengawas sekolah yang
lebih mengetahui kondisi sebenarnya di sekolah .Hal ini sangat penting

25
karena banyak sekolah yang semestinya wajib mendapat bantuan ternyata
bantuan itu diberikan ke sekolah yang mestinya tidak perlu .
b. agar peran pengawas lebih dioptimalkan, karena pengawaslah ujung
tombak dalam melakukan pembinaan di sekolah-sekolah dalam rangka
mewujudkan pendidikan yang berkualitas, baik di bidang akademik
maupun manajerial.

Bagi Kepala sekolah


1. Meningkatkan intensitas pemeriksaan perencanaan pembelajaran yang disusun
oleh guru
2. Meningkatkan intensitas supervise akademik /kunjungan kelas untuk
mengetahui penampilan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru sebagai
bentuk implementasi penyusunan RPP.

Depok, Juni 2018

Mengesahkan Mengetahui,
Kepala Dinas Pendidikan Kota Depok Korwas Kota Depok

Mohammad Thamrin, S.Sos, M.M Abdurrahman, S.Ag.


NIP. 19681231 198911 1 020 NIP. 19660605198610 1 002

Sasaran pengawasan sekolah yang menjadi daerah binaan , yaitu :

26
NO. NAMA SEKOLAH NAMA KEPALA SEKOLAH
1 SD NEGERI SUKATANI 1 Emerita Sukarmi, S.Pd.
2 SD NEGERI HARJAMUKTI 1 Sri Wahyuningsih, S.Pd.
3 SD NEGERI HARJAMUKTI 2 Yosafat, S.Pd.
4 SD NEGERI HARJAMUKTI 3 Nia Kurnianingsih, S.Pd., MM
5 SD NEGERI HARJAMUKTI 4 Endang Widayanti, S.Pd.MM
6 SD NEGERI HARJAMUKTI 5 Wagiran, S.Pd.SD
7 SDIT AT TAUFIQ Mahmudin, S.Ag.
8 SDS SPRING FIELD Maya Kharisma, SE, S.Pd.
9 SDIT AKHDOR INSAN MULIA Supami, S.Pd
10 SDS ABC KIDS Monita Lasnaria, S.Pd.
11 SDK PERMATA BUNDA II Rien Andarwati, SH.
12 SDS EKA WIJAYA Nina Retno B. S.Pd.
13 SDI SAINS AL JANNAH Ali Nurdin, S.Pd.
14 SDS EMAUS Junetti Sembiring, S.Si.

27

Anda mungkin juga menyukai