Selama di kandungan, bayi mendapatkan pasokan oksigen melalui plasenta. Ketika plasenta
dipotong saat lahir, pasokan oksigen pun terputus sehingga bayi perlu mengambil oksigen dari
udara dan mulai belajar bernapas. Namun, tidak semua bayi mungkin bisa spontan untuk
menghirup udara setelah lahir. Maka diperlukanlah upaya resusitasi segera setelah lahir agar ia bisa
bernapas.
Resusitasi adalah pemberian napas buatan guna memberikan pasokan oksigen lebih sehingga
merangsang jantung dan paru bayi mulai bekerja. Resusitasi bayi adalah upaya penyelamatan
nyawa. Jika setelah lahir bayi tidak kunjung bisa bernapas sendiri, tubuhnya akan perlahan
kekurangan oksigen yang dapat mengarah pada kerusakan organ fatal bahkan kematian.
Selain sebagai cara untuk membantu bayi bisa bernapas sendiri, berbagai masalah kesehatan saat
lahir pun menjadi alasan kuat mengapa bayi butuh resusitasi.
Tidak semua bayi yang baru lahir memerlukan tindakan resusitasi. Biasanya resusitasi bayi
diperlukan dalam kondisi tertentu seperti:
Terlambat lahir
Berbanding terbalik dengan prematuritas, bayi dikatakan terlambat lahir saat persalinan dimulai
lewat dari 42 minggu usia kehamilan. Saat bayi terlambat lahir, plasenta yang bertugas memasok
nutrisi dan oksigen dari ibu tidak lagi berfungsi seefektif sebelumnya. Akibatnya muncul berbagai
masalah seperti peningkatan risiko selama persalinan akibat pasokan oksigen yang buruk hingga
berisiko mengalami aspirasi mekonium.
Aspirasi mekonium adalah kondisi saat bayi bernapas dengan cairan yang mengandung feses
pertamanya. Kondisi ini tentu saja bisa menghalangi saluran pernapasannya untuk dapat berfungsi
dengan baik. Oleh karena itu, biasanya resusitasi diperlukan setelah kelahiran.
Proses persalinan yang lama
Persalinan normalnya memakan waktu 12-18 jam. Namun, pada kondisi tertentu proses melahirkan
berjalan hingga 24 jam. Umumnya, persalinan macet terjadi pada proses melahirkan bayi besar
lewat jalur normal atau posisi bayi sungsang. Ibu yang memiliki jalur lahir terlalu sempit atau
kontraksinya sangat lemah juga berisiko mengalami persalinan lama.
Persalinan yang memakan waktu terlalu lama bisa membahayakan janin. Berbagai risiko seperti
kadar oksigen yang rendah untuk bayi, irama jantung bayi yang tidak normal, cairan ketuban yang
terkontaminasi zat-zat berbahaya, dan infeksi uterus bisa saja terjadi. Itu kenapa bayi bisa lahir
dalam kondisi yang mengkhawatirkan. Resusitasi bayi menjadi salah satu cara penyelamatan untuk
menormalkan kondisi bayi.