Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan

Vol. 7, No. 3, hal. 130-137, 2010


ISSN 1412-5064

Produksi Pati Termodifikasi dari Beberapa Jenis Pati

Cut Erika
Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Universitas Syiah Kuala,
Darussalam, Banda Aceh, 23111
E-mail: cut_erik4@yahoo.com

Abstract

Starch is modified for three reasons. First, modified starch provides functional attributes in food
applications that native starches normally cannot provide. Second, starch is abundant and readily
available. Third, starch can provide an economic advantage in many applications. Process for the
production of modified starch comprised the steps of (1) extracting starch from potato and sweet
potato, and (2) modifying the starch to produced pre-gelatinized, acid modified, and cold water
swelling starch. Tapioca gives the best performance when modified by pre-gelatinization and cold
water swelling. The characteristic of the pre-gelatinized tapioca were swelling power 979,782%,
water holding capacity 480,391%, moisture contents 8.48%, ash content 0,006%, dan yield
93,358%.

Keywords: acid modified, cold water swelling starch, modified starch, pre-gelatinized

1. Pendahuluan untuk menstabilkan emulsi, dan mempunyai


daya serap air yang besaryang sering
Pati merupakan polisakarida berupa polimer dimanfaatkan dalam makanan-makanan
dari α-D-glukosa. Pati terdapat pada sel akar instan. Selain itu sumber pati cukup banyak
dan biji tanaman sebagai partikel yang tidak dan murah. Metode modifikasi yang berbeda
larut air yang disebut granula. Pati dapat pada jenis pati yang berbeda akan
dicerna dengan cepat oleh tubuh dan menghasilkan pati termodifikasi dengan
merupakan sumber energi yang penting dalam karakteristik dengan karakteristik yang
bahan pangan. Hampir setengah dari pati yang berbeda pula. Oleh karena itu diperlukan
dihasilkan digunakan pada pembuatan sirup penelitian untuk melihat pengaruh metode
dan gula. Pati, termasuk pati yang modifikasi yang berbeda pada jenis pati yang
termodifikasi kimia, digunakan dalam berbagai berbeda untuk menghasilkan pati termodifikasi
pangan olahan seperti saus, puding dan pengisi dengan karakteristik tertentu.
pie, serta dalam berbagai industri seperti
industri tekstil, kertas serta sebagai bahan Pati dapat dimodifikasi secara fisika maupun
utama pada pembuatan plastik biodegradable kimia. Modifikasi secara fisika dapat dilakukan
(Davidek dkk., 1990). dengan cara perlakuan panas, gesekan pada
suatu lempengan, pembekuan dalan cairan
Penggunaan pati pada proses pengolahan nitrogen cair, radiasi, dan lain-lain (Gonzalez
pangan membutuhkan karakteristik atau sifat dkk., 2007; Sagar dkk., 1998; Ska dkk.,
fungsional tertentu, terutama jika proses 2000). Modifikasi pati secara kimiawi dapat
tersebut berlangsung pada kondisi suhu tinggi, dilakukan melalui berbagai cara seperti
shear mekanis tinggi, pH rendah, dan hidrolisis menggunakan enzim, dekomposisi
sebagainya, sehingga pati harus memiliki sifat asam, oksidasi, eterefikasio, esterifikasi, dan
fungsional dengan kriteria-kriteria tertentu. ikatan silang (Dziedzic dan Kearley, 1995;
Tidak semua kriteria tersebut dipenuhi oleh Fleche, 1985; Kruger dan Rutenberg, 1967;
pati alami, sehingga diperlukan upaya untuk Rutenberg dan Solarek, 1984).
memenuhinya, yaitu dengan jalan
memodifikasi pati alami tersebut. Metode Secara umum penelitian ini bertujuan untuk
modifikasi yang dilakukan bervariasi, memanfaatkan pati alami menjadi pati
tergantung dari sifat produk akhir yang termodifikasi yang pemanfaatannya lebih luas.
diinginkan. diantaranya modifikasi asam, pre- Sedangkan tujuan khususnya adalah untuk
gelatinisasi, ikatan silang, dan lain-lain. melihat pengaruh metode modifikasi pada
beberapa jenis pati untuk menghasilkan produk
Secara umum pati termodifikasi digunakan dengan karakteristik fisiko-kimia tertentu yang
karena karena berbagai alasan, diantaranya dapat diaplikasikan pada produk olahan
pati termodifikasi mempunyai sifat fungsional pangan.
yang tidak dimiliki oleh pati alami, misalnya
mempunyai daya kental, mempunyai daya
131 Cut Erika / Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan Vol. 7 No. 3

2. Metodologi kentang yang mempunyai nilai kadar air


tertinggi (17. 332%).
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium
Analisis Pangan dan Laboratorium Pengolahan Kadar karbohidrat pati yang diperoleh dari
Nabati, jurusan Teknologi Hasil Pertanian, penelitian ini cukup tinggi yang berarti bahwa
Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala. materi ini hanya mengandung sedikit bahan-
Alat-alat yang digunakan adalah alat-alat kaca, bahan lain. Kadar karbohidrat pati kentang
pemanas, neraca, seperangkat alat ekstraksi terlihat lebih rendah (81. 91%) dibandingkan
soxhlet, seperangkat alat analisis protein semi jenis pati lain. Namun hal ini hanya disebabkan
mikro Kjehldhal, sentrifuse, photomicrograph, karena kadar air pati kentang lebih tinggi
termometer, blender, kain saring, pisau, daripada kadar air jenis pati yang lain
parutan, dan wadah perendaman dan (penurunan semu). Kadar karbohidrat tersebut
ekstraksi. Bahan-bahan yang digunakan terdiri sebagian besar merupakan pati, dan dianggap
atas ubi jalar, kentang, pati ubi kayu, dan pati bebas dari serat kasar. Hal ini karena pada
jagung sebagai sumber pati alami, bahan- proses pembuatan pati semua ampasnya
bahan kimia yang digunakan untuk modifikasi dibuang. Kandungan protein dan lemak juga
pati yaitu NaOH, HCl, etanol, soda abu, dan mempengaruhi sifat fungsional pati. Kadar
bahan-bahan kimia yang digunakan untuk protein dan lemak pati pada penelitian ini
analisis yaitu H2SO4, indikator metil merah, cukup rendah (Tabel 1). Adanya protein,
dietil eter, sodium tiosulfat, dan aquadestilata. terutama pada pati serealia merupakan
penyebab terbentuknya buih. Komponen lemak
Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahap di dalam pati terikat pada amilosa dalam
yaitu tahap ekstraksi pati dari ubi jalar dan bentuk kompleks amilosa-lipid. Adanya
kentang, tahap modifikasi pati dengan variasi komponen lemak tersebut cenderung
metode modifikasi dan jenis pati; dan tahap menghambat pengembangan (swelling) dan
analisis fisiko-kimia pati termodifikasi yang kelarutan (solubility) pada pati serealia.
dihasilkan. Pati cold water swelling (CWS)
dihasilkan dengan melarutkan suspensi pati ke Kadar abu menunjukkan kandungan bahan-
dalam alkohol, selanjutnya suspense pati bahan anorganik di dalam bahan, dalam hal ini
dipanaskan pada suhu dan tekanan tertentu adalah pati. Bahan-bahan anorganik ini akan
dan diikuti dengan penyaringan serta membentuk senyawa kompleks ynag dapat
pengeringan. Pati pregelatinisasi dibuat mengakibatkan terbentuknya deposit yang
dengan cara memanaskan suspensi pati di atas berpotensi untuk menghalangi berlangsungnya
suhu gelatinisasinya dan selanjutnya pati reaksi pada modifikasi kimia pati. Kadar abu
dikeringkan dalam oven. Modifikasi asam dalam penelitian ini cukup rendah (Tabel 1),
dilakukan dengan cara membuat suspensi pati sehingga diharapkan hal tersebut di atas tidak
dengan perbandingan pati dan air 1:20 banyak mempengaruhi proses pembuatan pati
kemudian ditambahkan HCl sampai pH 2 termodifikasi.
tercapai. Campuran tersebut kemudian
dipanaskan pada suhu 55oC selama 3 jam. 3.2 Analisis Rendemen
Selanjutnya dinetralkan dengan NaOH dan
etanol dan disaring dengan bantuan pompa Rendemen pada penelitian ini dihitung dengan
vakum. Residu yang tidak tersaring kemudian membandingkan bobot pati termodifikasi
dikeringkan dengan oven pada suhu 50 oC dengan bobot awal pati dan dikoreksi dengan
selama 24 jam. kadar air. Rendemen pati yang dihasilkan pada
penelitian ini berkisar antara 73.279% sampai
93.358% dengan rerata 84,544%.
3. Hasil dan Pembahasan
Hasil análisis keragaman menunjukkan bahwa
3.1 Analisis Proksimat Pati jenis modifikasi berpengaruh sangat nyata
(p≤0,01) terhadap rendemen yang dihasilkan,
Analisis proksimat yang dilakukan terhadap sedangkan jenis pati dan interaksi perlakuan
pati ubi jalar, ubi kayu, kentang dan jagung berpengaruh tidak nyata (p>0,05).
memberikan hasil sebagaimana disajikan pada Berdasarkan uji lanjut BNT0,01 terhadap
Tabel 1. Dari Tabel 1 terlihat bahwa komposisi rendemen akibat pengaruh modifikasi,
bahan berbeda-beda tergantung pada jenis diperoleh rendemen tertinggi terdapat pada
sumber patinya. Hal ini dapat disebabkan oleh pati dengan modifikasi CWS. Pati CWS memiliki
umur, jenis tanah, varietas, dan iklim tempat kestabilan yang tinggi karena pertautan antara
tumbuh tanaman sumber pati (Whistler dkk., amilosa dan amilopektin yang rumit. Pati CWS
1994). Kadar air pati yang digunakan dalam juga memiliki ukuran granula yang lebih besar
penelitian ini hampir sama, kecuali pada pati dari ukuran pati alaminya serta mempunyai
Cut Erika / Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan Vol. 7 No. 3 132

Tabel 1. Hasil analisis proksimat pati.


Jenis pati Pati (%) Abu (%) Protein (%) Lemak (%) Karbohidrat (%)
Ubi jalar 11,505 0,007 0,602 0,086 87,80
Ubi kayu 12,524 0,007 1,289 0,122 86,06
Jagung 11,830 0,003 0,685 0,060 87,42
Kentang 17,332 0,005 0,669 0,085 81,91

Gambar 1. Pengaruh jenis modifikasi terhadap rendemen pati termodifikasi.

penampakan yang berlekuk (Chen dan Jane, selain itu terjadi pemutusan ikatan hidrogen
1994). Pati CWS umumnya diproduksi dari pada rantai linier dan berkurangnya daerah
berbagai jenis pati; pati dengan kandungan amorf yang mudah dimasuki air.
amilopektin tinggi (waxy starch) dan pati
dengan kandungan amilosa tinggi (Eastman, Untuk modifikasi kimia, kadar air yang rendah
1987) seperti halnya kentang (Singh dan dibutuhkan untuk meningkatkan reaktifitas
Singh, 2003). Pengaruh jenis modifikasi pati, karena gugus OH dalam air lebih reaktif
terhadap rendemen dapat dilihat pada Gambar daripada gugus OH dalam pati (Ullmann’s
1. Dari Gambar 1 menunjukkan bahwa Encyclopedia, 1999). Pengaruh tingginya kadar
modifikasi asam menghasilkan rendemen yang air mengakibatkan proses hidrolisis
paling rendah (75.086%). Hali ini disebabkan berlangsung lebih cepat daripada substitusi
pada proses pembuatannya ada proses (Meshitsuka dan Isogai, 1996). Jadi, untuk
penyaringan, sehingga diduga ada pati yang mendapatkan tingkat reaktivitas yang tinggi
ikut terbuang bersama dengan filtrat. dibutuhkan kadar air yang rendah, sehingga
proses substitusi dapat berlangsung dengan
3.3 Analisis Kadar Air baik.

Kadar air pati termodifikasi berkisar antara Kadar air yang bervariasi ini juga dipengaruhi
3.542 dan 17.332% dengan rerata 9.168%. oleh sifat pati termodifikasi yang higroskopis
Semua perlakuan dengan interaksinya (menyerap air), sehingga kadar airnya dapat
berpengaruh sangat nyata (p≤0,01) terhadap berubah tergantung pada kondisi
kadar air pati termodifikasi yang dihasilkan. penyimpanan. Kadar air tergantung pada
Berdasarkan uji lanjut BNT0,01 terhadap kadar relative humidity (RH) atmosfir tempat
air pati termodifikasi akibat pengaruh jenis pati penyimpanan. Jika RH atmosfir rendah, maka
dan modifikasi serta interaksinya, diperoleh pati akan melepas uap air, demikian
bahwa kadar air pati jagung dengan modifikasi sebaliknya.
asam mempunyai kadar air paling rendah
(3.542%) dibandingkan dengan perlakuan 3.4 Analisis Kadar Abu
lainnya (Gambar 2). Pati termodifikasi dengan
hidrolisis asam klorida menghasilkan pati Kadar abu menunjukkan kandungan bahan-
dengan struktur yang lebih renggang, sehingga bahan anorganik di dalam bahan pangan,
air lebih mudah menguap pada waktu dalam hal ini adalah pati termodifikasi.
pengeringan. Struktur pati yang rapat Kandungan abu pada pati berupa garam yaitu
mempunyai daya ikat air yang lebih tinggi, na, K, Mg, dan ca (Whistler et al, 1994). Kadar
abu yang dihasilkan pada penelitian ini berkisar
133 Cut Erika / Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan Vol. 7 No. 3

Gambar 2. Pengaruh interaksi jenis pati dan modifikasi terhadap kadar air pati termodifikasi.

Gambar 3. Pengaruh jenis pati terhadap kadar abu.

Gambar 4. Pengaruh jenis modifikasi terhadap kadar abu.


Cut Erika / Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan Vol. 7 No. 3 134

antara 0,002 dan 0.007% dengan rerata panas. Berdasarkan hasil análisis, SP pati pada
0.005%. Hasil análisis keragaman penelitian ini berkisar antara 190.281 dan
menunjukkan bahwa faktor jenis pati dan 979.782% dengan rerata 527, 2005%. Analisis
modifikasi berpengaruh sangat nyata (p≤0,01) keragaman menunjukkan bahwa jenis pati,
terhadap kadar abu pati termodifikasi, modifikasi, dan interaksi keduanya
sedangkan interaksi keduanya berpengaruh berpengaruh sangat nyata (p≤0,01) terhadap
tidak nyata (p>0,01). Hasil uji lanjut BNT0,01 SP. Hasil uji lanjut BNT0,01 menunjukkan bahwa
terhadap kadar abu akibat pengaruh jenis pati SP tertinggi diperoleh pada pati ubi kayu
menunjukkan kadar abu terendah (0.003%) dengan modifikasi pre-gelatinisasi, yang
dihasilkan dari pati jagung (Gambar 3). Hasil berbeda tidak nyata (p>0,01) dengan CWS
uji lanjut BNT0,01 terhadapa kadar abu pati (Gambar 6).
akibat pengaruh modifikasi menunjukkan kadar
abu terendah dihasilkan dari CWS (0.0045%) Menurut Whistler et al. (1994), jika
(gambar 4). Kadar abu pada pati kentang dibandingkan dengan pati aslinya, pati pre-
menunjukkan garam fosfat yang tinggi, gelatinisasi menunjukkan viskositas dan
sedangkan kadar abu pada pati serealia secara kemampuan membentuk gel yang lebih
umum berhubungan dengan jumlah fosfolipid. rendah, namun sifat mengembang, sifat
mengental masih ada, serta gel yang terbentuk
3.5 Analisa Bentuk granula seperti gelas retak dan opaque. Penggunaan
pati ini biasanya pada pembuatan puding, fruit
Struktur fisik pati, dalam hal ini adalah granula cocktail, daging olahan, makanan kaleng dan
pati, mempengaruhi sifat pati ketika digunakan coklat. Secara umum terlihat bahwa modifikasi
dalam produk-produk pangan (Marion, 1980). asam memiliki nilai SP paling rendah. Hal ini
Bentuk granula pati dapat dilihat dengan sesuai dengan pernyataan Whistler et al.
menggunakan mikroskop, baik ynag sederhana (1994), bahwa sifat-sifat pati modifikasi asam
maupun yang canggih. Bentuk granula pati adalah kemampuan swelling yang lebih rendah,
pada penelitian ini diamati dengan namun stabilitasnya dalam air panas masih
menggunakan alat photomicrograph. Hasil tinggi.
photomicrograph pati sebelum dan sesudah
modifikasi dapat dilihat pada Gambar 5. Istilah 3.7 Analisa Nisbah Penyerapan Air
gelatinisasi digunakan untuk menggambarkan
proses pengembang-an dan perubahan Nisbah penyerapan air menunjukkan
struktur yang terjadi dalam granula pati ketika banyaknya air yang mampu diserap oleh pati.
dipanaskan dengan adanya air (Marion, 1980). NPA pati pada penelitian ini berkisar antara
22.781 dan 512.690%, dengan rerata
Air dingin dapat menembus daerah amorf 239.525%.
granula tanpa merusak miselia, dan maksimum
kandungan air yang dapat dicapai sekitar 30 Hasil análisis keragaman menunjukkan bahwa
persen. Pengembangan granula tidak dapata jenis pati, modifikasi, dan interaksi keduanya
dilihat kecuali di bawah pengamatan berpengaruh sangat nyata (p≤0,01) terhadap
mikroskop, dan granula ini akan mengendap NPA pati. Uji lanjut BNT0,01 menunjukkan NPA
jika campuran tidak diaduk. Jika campuran tertinggi terdapat pada pati jagung CWS yang
tidak dipanaskan sampai suhu cukup tinggi berbeda tidak nyata (p>0,01) dengan pati ubi
untuk memberikan energi yang dibutuhkan jalar CWS (Gambar 7). Pati CWS ini jika
untuk memutuskan beberapa ikatan hidrogen dibandingkan dengan pre-gelatinisasi
antar molekul pada daerah amorf maka mempunyai sifat yang lebih baik, terutama
granula mulai mengembang. Pengembangan teksturnya yang alus. Menurut (Jane et al.,
ini menye-babkan hilangnya orientasi 1985; Jane, et al., 1986), pati CWS kadang-
lingkungan dari miselia dan hilangnya sifat kadang disebut juga dengan pati pre-
birefringent, yaitu sifat granula pati yang dapat gelatinisasi yang sering digunakan sebagai
merefleksikan cahaya terpolarisasi sehingga di pengental makanan tanpa memerlukan
bawah mikroskop terlihat kristal hitam putih pemanasannpada suhu tinggi. Granula pati
(Fennema, 1976). Secara umum pati yang CWS tetap utuh dan mengembang dengan baik
berasal dari umbi mulai mengembang pada dalam air dingin sehingga pati CWS dapat
suhu yang lebih rendah daripada pati serealia digunakan dalam formulasi dessert (BeMiller
(Marion, 1980). dan Whistler, 1996; Jane, et al, 1986). Selain
itu pati CWS juga lebih toleran terhadap
3.6 Analisis Swelling Power kondisi proses dibandingkan dengan pati pre-
gelatinisasi, sehingga pati ini dapat digunakan
Swelling power (SP) menunjukkan daya pada sistem pengolahan microwave.
mengembang dari pati ketika diberi perlakuan
135 Cut Erika / Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan Vol. 7 No. 3

a b c

d e f

g h

Gambar 5. Hasil photomicrograph granula pati (a) ubi jalar sebelum modifikasi; (b) ubi jalar sesudah
modifikasi; (c) ubi kayu sebelum modifikasi; (d) ubi kayu sesudah modifikasi; (e) jagung
sebelum modifikasi; (f) jagung sesudah modifikasi; (g) kentang sebelum modifikasi;
(h) kentang sesudah modifikasi.
Cut Erika / Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan Vol. 7 No. 3 136

Gambar 6. Pengaruh Interaksi jenis pati dan modifikasi terhadap swelling power.

Gambar 7. Pengaruh interaksi jenis pati dan modifikasi terhadap nisbah penyerapan air.

4. Kesimpulan
Daftar Pustaka
Jenis pati berpengaruh sangat nyata (p≤0,01)
terhadap kadar abu pati termodifikasi, BeMiller, J. N., & Whistler, R. L. (1996)
sedangkan jenis modifikasi berpengaruh sangat Carbohydrates, In: O. R. Fennema (Ed.),
nyata (p≤0,01) terhadap kadar abu dan Chapter 4 in: Food Chemistry 3rd ed. New
rendemen. Interaksi kedua faktor tersebut York: Marcel Dekker.
berpengaruh sangat nyata (p≤0,01) terhadap Chen, J., & Jane, J. (1994) Preparation of
kadar air, swelling power, dan nisbah granular cold-water-soluble starches by
penyerapan air pati termodifikasi yang alcoholic-alkaline treatment, Carbohydra-
dihasilkan. Modifikasi pre-gelatinisasi dan CWS tes, 71(6), 618–622.
dan pati ubi kayu dipilih untuk mendapatkan Davidek, J., J. Velisek and J. pokorny (Eds).
sifat mengembang dan menyerap air yang (1990) Chemical Changes During Food
baik. Karakteristik pati ubi kayu pre- Processing, Avicenum, Czechoslovak
gelatinisasi yaitu swelling power 979.782%, Medical Press, New York
nisbah penyerapan air 480.391%, kadar air Dziedzic, S.Z. dan Kearsley, M.W. (1995) The
8.481%, kadar abu 0.006%, dan rendemen technology of starch production In:
93.358%. Handbook of Starch Hydrolysis and Their
137 Cut Erika / Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan Vol. 7 No. 3

Derivates, Chapman and hall, London, 1-


25. Starch: Chemistry and Technology I , Academic
Eastman, J. E. (1987). Cold Water Swelling Press, London, 312-388.
Starch Composition. U.S. Patent, Sagar, A.D.V., M.A., Thomas, E.L., Armstrong,
4,634,596 R.C., Merrill, E.W. (1998) Irridiation
Fennema, O. R. (Ed.) (1976) Principles of Food modification of starch-containing
Science, Marcel Dekker Inc., New York. thermoplastic blends I. Modification of
Fleche, G. 1985. Chemical modification and properties andmicrostructure, Journal of
degradation of starch in: Starch Applied Science, 61, 139-155.
Conversion Technology, Marcel Dekker, Ska, J. S.K.F., Tomasik, P. (2000) Deep-
New York, hal. 73-99. freezing of potato starch, Macromo-lecules,
Gonzalez, R. T., E., Re, E., Anon, M.C., Pilosof 27, 307-314.
A.M.R, dan Martinez, K. (2007) Amaranth Singh, J., & Singh, N. (2003) Studies on the
starch-rich fraction properties modified by morphological and rheological properties of
high temperatura heating. Food Chemistry, granular cold water soluble corn and potato
103, 148-154. starches, Food Hydrocolloids, 17, 63–72.
Jane, J.L., Seib, P., Hoseney, C., & Craig, S. A. Ullmann’s enciclopedia. (1999) Industrial
S. (1986) Studies on cold water-swelling Organic Chemicals, Starting Materials and
starch granules, Cereal Foods World, 30 Intermediates. Vol. 2. Wiley-VCH.
(8), 557. Weinheim Kruger, L.H. dan Rutenberg, M.W.
Marion, B. 1990. The Science of Food, John (1967) Production and uses of starch
Willey and Sons, New York. acetates in: Starch: Chemistry and
Meshitsuka, G., Isogai, A. (1996) Chemical Technology, Vol II, Academic Press, New
structures of cellulose, hemicelluloses and York, 369-401.
lignin. In: Hon, D. N. S. (Ed). Chemical Whistler, R. L., J. N. Bemiller and E. F. Paschall
Modification of Lignocellulosic Materials. (1994) Starch: Chemistry and Technology.
Marcel dekker, New York. Academic Press, Inc. New York.
Rutenberg, M.W. dan Solarek, D. (1984)
Starch derivatives: production and use, in:

Anda mungkin juga menyukai