DISUSUN OLEH :
SALSA BILA
X MIPA 6
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah gaya antar molekul.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inpirasi terhadap pembaca.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Gaya Antar Molekul................................................ 2
B. Macam-Macam Gaya Antar Molekul
1. Gaya Van der Waals (Gaya tarik antara dipol-dipol).......... 3
2. Ikatan Hidrogen ................................................................... 4
3. Gaya London ....................................................................... 7
C. Pengaruh Gaya Antar Molekul Terhadap Sifat Fisis Suatu Zat
1. Pengaruh Ikatan Hidrogen terhadap Titik Didih dan Titik
Leleh .................................................................................... 9
2. Pengaruh Gaya London terhadap Titik Didihdan Titik
Leleh .................................................................................... 10
3. Pengaruh Gaya Antarmolekul terhadap Wujud Gas11
4. Pengaruh Gaya Antarmolekul terhadap Kekentalan Cairan 12
5. Pengaruh Gaya Antarmolekul terhadap Kelarutan ............. 12
6. Pengaruh Gaya Antarmolekul terhadap Bentuk Permukaan
Cairan .................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gaya antarmolekul adalah gaya aksi di antara molekul-molekul yang
menimbulkan tarikan antarmolekul dengan berbagai tingkat kekuatan. Pada
suhu tertentu, kekuatan tarikan antarmolekul menentukan wujud zat, yaitu gas,
cair, atau padat.
Kekuatan gaya antarmolekul lebih lemah dibandingkan ikatan kovalen
maupun ikatan ion. Ikatan kimia dan gaya antarmolekul memiliki perbedaan.
Ikatan kimia merupakan gaya tarik menarik di antara atom-atom yang
berikatan, sedangkan gaya antar molekul merupakan gaya tarik menarik di
antara molekul.
Ada tiga jenis gaya antarmolekul, yaitu gaya dipol-dipol, gaya London,
dan ikatan hidrogen. Gaya dipol-dipol dan gaya London dapat dianggap
sebagai satu jenis gaya, yaitu gaya van der Waals.
Gaya antarmolekul yang dihasilkan mempengaruhi sifat fisis senyawa,
diantaranya titik didih dan titik leleh, wujud zat, kekentalan, kelarutan dan
berntuk permukaan cairan.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan gaya antar molekul ?
2. Apa saja macam-macam gaya antar molekul?
3. Apakah pengaruh gaya antar molekul terhadap sifat fisis suatu zat?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian dari gaya antar molekul.
2. Untuk mengetahui seluruh jenis-jenis gaya antar molekul.
3. Untuk mengetahui dan memahami proses pengaruh gaya antar molekul
terhadap sifat fisis suatu zat.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa pada senyawa ion, molekul
terbagi (bisa juga dikatakan terbelah) menjadi dua bagian. Jadi ion positif
dan ion negatif sebenarnya terpisah. Mereka bersatu hanya karena adanya
gaya tarik-menarik antar ion positif dan negatif (gaya coulomb).Pada
senyawa polar, tidak terjadi pemisahan.Molekul merupakan satu kesatuan.
Hanya saja pada satu sisi/tepi terdapat kutub positif (δ+) dan di sisi yang lain
terdapat kutubnegatif (δ-).Untuk senyawa non polar, sama sekali tidak ada
muatan listrik yang terkandung. Untuk mempelajari bagaimana dipol
terbentuk, silakan tengok kembali materi ikatan kovalen polar di kelas X.
3
Untuk jelasnya, bisa dilihat pada gambar berikut:
4
sebuah atom hidrogen dalam sebuah molekul. Sedangkan muatan parsial
negatifnya berasal dari sebuah molekul yang dibangun oleh atom yang
memiliki elektronegatifitas yang besar, seperti atom Flor (F), Oksigen (O),
Nitrogen (N). Muatan parsial negatif tersebut berasal dari pasangan elektron
bebas yang dimilikinya.
Gambaran ikatan hidrogen dapat dilihat pada gambar berikut:
5
Macam-macam ikatan hidrogen:
a) Ikatan Hidrogen Intermolekular, yaitu ikatan hidrogen yang terjadi pada
molekul yang berbada (antar molekul). Contohnya reaksi antara H2O
dengan Cl-(aq) terdapat beberapa ikatan hidrogen yang terjadi antar
molekul, yaitu Hδ+ dan Clδ- sebanyak pasangan elektron bebas disekitar
ion Cl. (4 pasang elektron bebas).
b) Ikatan Hodrogen Intramolekular, yaitu ikatan hidrogen yang terjadi
pada satu molekul (dalam satu senyawa). Contohnya molekul air (H2O),
dalam air terdapat ikatan hidrogen sejumlah pasangan elektron bebas
pada pusat senyawa.
c) Ikatan hidrogen intramolekular banyak ditemukan dalam
makromolekul seperti protein dan asam nukleat dimana ikatan hidrogen
terjadi antara dua bagian dari molekul yang sama yang berperan sebagai
penentu bentuk molekul keseluruhan yang penting.
Air, sebagai dasar kehidupan, disatukan dengan ikatan hidrogen. Gaya
tarik antara molekul polar yang mengandung hidrogen dengan pasangan
elektron bebas dari molekul oksigen. Pada ikatan polar setiap atom hidrogen
bermuatan agak positif sehingga dapat menarik elektron. Ikatan hidrogen
menyebabkan titik didih dan titik leleh air tinggi bila dibandingkan molekul
lain yang kecil tapi molekulnya nonpolar.
Beberapa gugus hidroksil memberikan banyak kesempatan untuk
ikatan hidrogen dan mengarah pada viskositas tinggi zat-zat seperti gliserin
dan sirup gula. mengandung gugus hidroksi –OH atau gugus amino –NH2
relatif lebih larut dalam air disebabkan karena pembentukan ikatan hidrogen
dengan molekul air.
Dimerisasi asam karboksilat seperti asam asetat CH3COOH juga
merupakan contoh yang sangat baik adanya ikatan hidrogen.
Secara fisika titik didih suatu molekul seharusnya bergantung pada berat
molekulnya, yakni semakin berat molekul suatu senyawa maka makin
sulit menguap maka semakin tinggi titik didihnya. Namun fakta
6
eksperimen titik didih senyawa hidrida unsur-unsur golongan VA, VIA,
VIIA menunjukkan adanya penyimpangan.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi ikatan hidrogen
a) Elektronegativitas, adalah suatu ukuran kecenderungan atom untuk
menarik pasangan elektron ikatan. Jika atom-atom memiliki
elektronegatifitas yang setara, keduanya memiliki kecenderungan
yang sama untuk menarik pasangan elektron ikatan, dan karena itu
akan ditemukan setengah rata-rata antara kedua atom, sebagai
contoh, pada molekul H2 atau Cl2. “semakin besar perbedaan
keelektronegatifan atom dalam suatu molekul atau antarmolekul,
maka semakin kuat ikatan hidrogen”
b) Polaritas, adalah kepolaran suatu unsur yang berikatan
dengan unsur lain dan masih terdapat pasangan elektron bebas pada
pusat molekulnya. “Semakin banyak pasangan elektron bebas
(pasangan elektron tak berikatan), maka semakin mudah membentuk
ikatan hidrogen”
3. Gaya London
7
molekul menghasilkan dipol sesaat yang dapat ke mengimbas ke molekul di
sekitarnya disebut polarisabilitas. Polarisabilitas berkaitan dengan massa
molekul relatif (Mr) dan bentuk molekul. "Jika Mr semakin besar, molekul
semakin mudah mengalami polarisasi sehingga gaya London semakin kuat".
Semakin mudah molekul mengalami polarisasi, semakin tinggi titik didih
dan titik lelehnnya. Oleh karena itu semakin besar Mr semakin besar titik
didih dan titik lelehnya.
Keterangan:
Namun Gaya London relatif lemah sehingga apabila suatu zat yang
molekulnya hanya mengalami tarik-menarik berdasarkan Gaya London saja
maka titik didih dan titik lelehnya lebih rendah dibandingkan dengan zat
lain yang mengalami tarik-menarik tidak hanya berdasarkan Gaya London
saja (Mr hampir sama)
Ikatan Van der Waals juga ditemukan pada polymer dan plastik.
Senyawa ini dibangun oleh satu rantai molekul yang memiliki atom karbon,
berikatan secara kovalen dengan berbagai atom seperti hidrogen, oksigen,
nitrogen, dan atom lainnya. Interaksi dari setiap untaian rantai merupakan
ikatan Van der Waals. Hal ini diketahui dari pengamatan terhadap polietilen,
polietilen memiliki pola yang sama dengan gas mulia, etilen berbentuk
bentuk gas menjadi cairan dan mengkristal atau memadat sesuai dengan
pertambahan jumlah atom atau rantai molekulnya. Dispersi muatan terjadi
dari sebuah molekul etilen, C2H4, yang menyebabkan terjadinya dipol
temporer serta terjadi interaksi Van der Waals. Dalam kasus ini molekul
H2C=CH2, selanjutnya melepaskan satu pasangan elektronnya dan terjadi
ikatan yang membentuk rantai panjang atau polietilen. Pembentukan rantai
yang panjang dari molekul sederhana dikenal dengan istilah polimerisasi.
Ketika dipol sesat terjadi, akan timbul pula gaya london (garis biru
putis-putus). Ketika dipol hilang, gaya london pun hilang. Kekuatan Gaya
london bergantung pada berbagai faktor:
8
a) Kerumitan Molekul
Makin rumit molekul (Mr makin besar) Mr disebut juga Massa atom
relatif, maka gaya london makin kuat.
b) Ukuran Molekul
Makin besar ukuran molekul, gaya london juga makin kuat. hal ini
dikarenakan molekul besar lebih mudah terpolarisasi, sehingga dipol
sesaat lebih mudah terjadi.
c) Jumlah atom didalam molekul
Semakin banyak jumlah atom didalam molekul maka akan semakin besar
kekuatan gaya londonnya.
9
Gbr. Titikdidih “Hibrida” unsur-unsurgolonganIVA,VA,VIA,dan
VIIA. ( Titikdidihtertinggiadapada H20,sedangkan paling rendah Ne)
Perhatikan baik-baik titik didih senyawa unsure hidrida golongan
IVA, VA, VIA, VIIA, dan VIII A pada grafik diatas yang mempengaruhi
titik didih senyawa unsure hidrida golongan IVA, VA, VIA, VIIA, dan
VIIIA adalah Gaya Van der Waals.
Dalam satu golongan, dari atas kebawah, unsure memiliki Gaya Van
der Walls yang semakin bertambah sebanding dengan bertambah besarnya
Mr. Sebagai akibat yang seharusnya, titik didih dari atas kebawah dalam
satu golongan semakin bertambah. Namun kenyataannya tidaklah demikian.
Perhatikan titik didih H2O, HF dan NH3.Ketiganya memiliki titik
didih yang berbeda jauh dengan senyawa hidrida yang lain. Hal ini karena
ikatan hydrogen lebih kuat dibandingkan gaya Van Der Waals.
2. Pengaruh Gaya London terhadap Titik Didihdan Titik Leleh
Seperti ikatan hidrogen, kekuatangaya London berbanding lurus
dengan titik didih dan titik leleh. Jumlah elektron yang dimiliki suatu
molekul akan berbanding lurus dengan massa molekul relatifnya (Mr).
Selain itu, struktur molekul mempengaruhi kekuatangaya London. Semakin
luas permukaan sentuh, artinya semakin sedikit cabang, gaya London
akan semakin kuat.
HCl dibandingkan dengan HI Pada senyawa polar HCl dibandingkan
HI, HCl memiliki gaya tarik dipole lebih besar dibandingkan dengan HI,
tetapi gaya London pada HCl akan lebih kecil dibandingkan dengan HI,
seperti di tunjukkan pada table berikut ini:
Tabel perbandingan antara HCl dan HI
10
Dari table terlihat bahwa titik didih pada HI lebih besar dibandingkan
dengan HCl, yang berartigaya Van der Waals pada HCl lebih kecil
dibandingkan dengan HI. Hal ini disebabkan pada HI gaya London
memberikan pengaruh yang sangat besar dibandingkan gaya tarik dipole
pada HCl
CCl4 dibandingkan dengan CHCl3. CHCl3 termasuk senyawa polar
sehingga gaya Van der Waals-nya dipengaruhi oleh gaya London dan
gaya tarik dipol-dipol, sedangkan pada CCl4 termasuk senyawa non
polar yang berarti gaya Van der Waals hanya dipengaruhi oleh gaya
London saja.
Dari hasil pengukuran ternyata titik didh CHCl3 lebih kecil dibandingkan
CCl4. Sehingga Gaya London sangat mempengaruhi besarnya titik didih
pada senyawa.
Struktur CCl4 yang mempunyai Mr lebih besar dari CHCl3, mempunyai
titik didih lebih tinggi. Hal tersebut dipengaruhi oleh gaya London yang
bekerja pada CCl4 yang non polar.
3. Pengaruh Gaya Antarmolekul terhadap Wujud Gas
Pada suhu rendah, gas nitrogen berwujud cair dan pada suhu tinggi
berwujud gas. Hal ini dikarenakan pada suhu rendah, atom-atom N pada
molekul N2 berikatan kovalen (intramolekul) yang sangat kuat dan gaya
antar molekulnya lemah, sehingga berbentuk cair. Namun pada suhu tinggi,
11
gaya antar molekul N2 tidak mampu mempertahankan jarak sehingga
merenggang dan mengubahnya menjadi gas.
4. Pengaruh Gaya Antarmolekul terhadap Kekentalan Cairan
Kekentalan merupakan ukuran halangan suatu zat untuk mengalir. Hal ini
dipengaruhi oleh gaya antar molekul. Semakin kuat gaya anta rmolekul, zat
akan suli tmengalir (kekentalannya tinggi), dan sebaliknya. Kenaikan suhu
akan mempengaruhi jarak antar molekul sehingga kekuatan gaya dan
kekentalan berkurang.
5. Pengaruh Gaya Antarmolekul terhadap Kelarutan
Kelarutan adalah kemampuan zat terlarut bercampur secara homogeny
dalam zat pelarut. Ada 3 jenis gaya tarik dalam larutan, yaitu gaya tarik
antar zat terlarut (A-A), zat terlarut-zat pelarut (A-B), dan antar zat pelarut
(B-B). Selain itu, terdapat prinsip Like Dissolved Like, dimana senyawa
polar akan larut dalam senyawa polar, dans enyawa nonpolar larut dalam
senyawa nonpolar.
6. Pengaruh Gaya Antarmolekul terhadap Bentuk Permukaan Cairan
Gaya antar molekul dapat menyebabkan permukaan cairan menjadi cekung
atau cembung. Interaksi antara molekul yang berbeda (cairan dengan wadah
yang di tempati) disebut adhesi. Sedangkan interaksi antar molekul yang
sama (antar molekul cairan) disebut kohesi. Jika adhesi lebih kuat dari pada
kohesi, permukaan cairan akan berbentuk cekung. Dan sebaliknya, jika
kohesi lebih kuat dari adhesi, maka permukaan cairan cembung
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gaya antar molekul adalah gaya tarik-menarik antar molekul yang
saling berdekatan. Gaya antar molekul berbeda dengan ikatan kimia. Ada tiga
macam gaya antar molekul, yaitu:
Gaya Van der Waals adalah gaya tarik antar dipol pada molekul polar
memiliki ujung-ujung yang muatannya berlawananIkatan Hidrogen adalah
ikatan yang terjadi antara atom hidrogen pada satu molekul dengan atom
nitrogen (N), oksigen (O), atu fluor (F) pada molekul yang lain.
Gaya London merupakan gaya antar dipol sesaat pada molekul non
polar. Kekuatan Gaya london bergantung pada berbagai faktor:
a) Kerumitan Molekul: Makin rumit molekul (Mr makin besar), maka gaya
london makin kuat.
b) Ukuran Molekul: Makin besar ukuran molekul, gaya london juga makin
kuat. hal ini dikarenakan molekul besar lebih mudah terpolarisasi, sehingga
dipol sesaat lebih mudah terjadi.
B. Saran
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih terdapat
banyak kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran mmembangun dari Bu
Isworini selaku penampu mata pelajaran kimia , agar dikemudian hari dapat
sesuai dengan yang di harapkan. Selamat membaca dan semoga ilmu dan
pengetahuan yang tertulis di makalah ini bermanfaat untuk kita semua . Amin
13
DAFTAR PUSTAKA
14