Permentan No. 34 TH 2011 TTG Pedoman Penyusunan KTI Bagi Jafung RIHP PDF
Permentan No. 34 TH 2011 TTG Pedoman Penyusunan KTI Bagi Jafung RIHP PDF
PERATURAN
MENTERI PERTANIAN
NOMOR 34/Permentan/OT.140/6/2011
TENTANG
PEDOMAN PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH
BAGI PEJABAT FUNGSIONAL RUMPUN ILMU HAYAT LINGKUP PERTANIAN
MENTERI PERTANIAN,
Pasal 1
Pasal 2
Pasal 3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam Pedoman jabatan fungsional yang ditetapkan melalui Peraturan Menteri
Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Karya Tulis
Ilmiah (KTI) merupakan salah satu unsur pengembangan profesi yang memperoleh
apresiasi cukup tinggi. Apresiasi tersebut ditunjukkan dengan adanya klausul
bahwa kenaikan pangkat pejabat fungsional jenjang Madya dan Utama wajib
mengumpulkan minimal 12 Angka Kredit yang berasal dari Karya Tulis Ilmiah
sebagai syarat untuk kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi (Anonim, 2010).
Tujuan dari ketentuan tersebut adalah untuk mengembangkan pola pikir pejabat
fungsional agar tidak terjebak dalam rutinitas tugas pokok, dan senantiasa
berinovasi serta terus berupaya untuk mengembangkan keilmuannya sesuai bidang
tugas masing-masing.
Kondisi yang terjadi saat ini, sub unsur pengembangan profesi khususnya penulisan
karya tulis ilmiah merupakan bidang yang belum banyak diminati. Sebagian besar
pejabat fungsional rumpun ilmu hayat lingkup pertanian belum mampu
memanfaatkan sebagai sarana pengumpulan angka kredit. Hal ini disebabkan
belum adanya pedoman penulisan karya tulis ilmiah bagi pejabat fungsional rumpun
ilmu hayat lingkup pertanian yang ditetapkan oleh Kementerian Pertanian, sebagai
acuan dalam penulisan.
Mencermati pentingnya karya tulis ilmiah dalam pembinaan karir pejabat fungsional,
maka perlu disusun pedoman penulisan karya tulis ilmiah bagi pejabat fungsional
rumpun ilmu hayat lingkup pertanian. Melalui pedoman tersebut, diharapkan pejabat
fungsional akan termotivasi untuk menghasilkan karya tulis ilmiah yang berkualitas
dan sebagai panduan bagi pejabat fungsional serta tim penilai dalam mengapresiasi
ilmunya di bidang tugas pokok masing-masing sesuai standar yang telah
ditetapkan.
2. Tujuan
C. PENGERTIAN
1. Jabatan Fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung
jawab, wewenang dan hak seorang Pegawai Negeri Sipil dalam satuan
organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian
dan/atau ketrampilan tertentu serta bersifat mandiri.
2. Rumpun Ilmu Hayat adalah rumpun jabatan fungsional Pegawai Negeri Sipil
yang tugasnya adalah melakukan kegiatan yang berkaitan dengan
penelitian, pengembangan teori dan metode operasional, penerapan ilmu
pengetahuan di bidang biologi, mikrobiologi, botani, ilmu hewan, ekologi,
anatomi, bakteorologi, biokimia, fisiologi, citologi, genetika, agronomi,
fatologi, atau farmakologi, serta melaksanakan kegiatan teknis yang
berhubungan dengan pelaksanaan penelitian, penerapan konsep prinsip
dan metode operasional di bidang biologi, ilmu hewan, agronomi, dan
kehutanan.
4. Karya Tulis Ilmiah yang selanjutnya disingkat KTI adalah tulisan hasil pokok
pikiran, pengembangan dan hasil kajian/penelitian yang disusun oleh
perorangan atau kelompok, yang membahas suatu pokok bahasan ilmiah
2
dengan menuangkan gagasan tertentu melalui identifikasi, tinjauan pustaka,
diskripsi, analisis permasalahan, kesimpulan dan saran-saran
pemecahannya.
11. Abstrak adalah deskripsi singkat atau kondensasi suatu karangan yang
memuat tema, maksud dan kesimpulan artikel asli. (Sumber :
Brotowidjoyo, Penulisan Karangan Ilmiah, 2010)
3
menemukan kebenaran, tergantung dari realitas yang sedang
dikaji.(Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Metodologi)
4
BAB II
JENIS DAN BENTUK KARYA TULIS ILMIAH
1. Hasil penelitian/pengkajian/survei/evaluasi;
2. Makalah hasil tinjauan/telaahan/ulasan.
5
1) Jurnal dan majalah, harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a) diterbitkan oleh suatu lembaga/organisasi ilmiah/profesi atau penerbit
berbadan hukum, baik nasional maupun internasional;
b) memiliki International Standard of Serial Numbers (ISSN).
2) Proceeding yang diterbitkan oleh panitia/penyelenggara forum ilmiah tertentu
baik di dalam maupun luar negeri.
3) Internet yang diterbitkan melalui website lembaga/organisasi ilmiah.
b. Karya tulis ilmiah dalam bentuk non buku yang tidak dipublikasikan
Karya tulis ilmiah dalam bentuk non buku yang tidak dipublikasikan, dapat
berbentuk naskah ataupun makalah.
1) Naskah sebagai bahan/referensi di perpustakaan instansi/lembaga, dengan
kriteria:
a) Didokumentasi pada perpustakaan instansi/ lembaga, yang dibuktikan
dengan nomor katalog buku perpustakaan dan surat keterangan dari
perpustakaan instansi.
b) Jumlah minimal 5 halaman atau minimal 1500 kata, ukuran kertas A4
dengan spasi 1.5, karakter huruf arial, dengan ukuran huruf 12.
2) Makalah dalam pertemuan ilmiah, dengan kriteria:
a) Makalah yang dijilid dalam bentuk “buku”
(1) Didokumentasi pada perpustakaan instansi/lembaga, yang dibuktikan
dengan nomor katalog buku perpustakaan dan surat keterangan dari
perpustakaan instansi.
(2) Melampirkan sertifikat/surat keterangan dari instansi/lembaga
penyelenggara sebagai penyaji dalam pertemuan ilmiah.
(3) Jumlah minimal 10 halaman atau minimal 2500 kata, spasi 1.5, karakter
huruf arial, dengan ukuran huruf 12.
b) Majalah
(1) Didokumentasi pada perpustakaan instansi/ lembaga, yang dibuktikan
dengan nomor katalog buku perpustakaan dan surat keterangan dari
perpustakaan instansi.
(2) Melampirkan sertifikat/surat keterangan dari instansi/lembaga
penyelenggara sebagai penyaji dalam pertemuan ilmiah.
(3) Jumlah minimal 5 halaman atau minimal 1500 kata, spasi 1.5, karakter
huruf arial, dengan ukuran huruf 12.
6
BAB III
KAIDAH, TATA CARA, SISTEMATIKA PENULISAN, DAN
FORMAT PENYAJIAN KARYA TULIS ILMIAH
Pada umumnya hal-hal yang berkenaan dengan prosedur, metoda (tata cara) dan
sistematika penyusunan karya tulis ilmiah ditetapkan oleh lembaga penyelenggara
atau pengelola kegiatan tersebut. Namun pada dasarnya terdapat dua
aturan/ketentuan yang wajib dipatuhi dalam penyusunan karya tulis ilmiah, yaitu
ketentuan umum dan khusus. Ketentuan umum adalah kaidah-kaidah yang berlaku
dan digunakan secara umum di kalangan komunitas ilmiah dalam penyusunan
karya tulis ilmiah. Ketentuan khusus adalah kaidah-kaidah yang dibuat atau
ditetapkan oleh dan hanya berlaku pada suatu instansi atau lembaga tertentu.
Dalam kaitan dengan karya tulis ilmiah yang disusun oleh pejabat fungsional RIHP,
kaidah-kaidah yang wajib dipenuhi dalam menyusun karya tulis ilmiah ditetapkan
oleh Kementerian Pertanian selaku instansi pembina jabatan fungsional RIHP
sebagaimana termuat dalam Pedoman ini.
A. Kaidah Penulisan
Dalam penyusunan KTI harus memperhatikan kaidah sebagai berikut:
1. Asli, yaitu karya tulis ilmiah merupakan hasil pemikiran penulis sendiri bukan
plagiasi, jiplakan atau disusun dengan tidak jujur.
2. Manfaat, yaitu karya tulis ilmiah memiliki urgensi karena diperlukan, dan
mempunyai nilai manfaat pada masing-masing bidang sesuai jenis jabatan
fungsionalnya.
3. Substansi, yaitu materi karya tulis ilmiah yang disajikan harus merupakan bagian
dari tugas utama masing-masing pejabat fungsional RIHP.
4. llmiah, yaitu karya tulis ilmiah didasari oleh kaidah keilmuan yang memiliki
struktur logika dan terbuka terhadap pengujian kebenaran.
5. Konsisten, yaitu karya tulis ilmiah relevan dengan lingkup tugas utama masing-
masing pejabat fungsional RIHP.
1) Untuk kata serapan bahasa asing, dipergunakan cara penulisan kata serapan
yang telah dibakukan.
C. Sistematika Penulisan
Karya tulis ilmiah dibangun oleh kesatuan gagasan yang dapat diidentifikasi
berdasarkan pemaknaan tautan antar gagasan yang tertuang dalam setiap bagian
karangan. Sistematika atau kerangka karya tulis ilmiah umumnya terdiri atas 3 (tiga)
bagian utama yaitu bagian awal atau pembuka, bagian batang tubuh/isi tulisan, dan
bagian akhir.
1. Bagian awal atau pembuka menyajikan latar belakang masalah penulisan atau
kajian, diikuti bagian permasalahan atau rumusan masalah, dan menyajikan
maksud dan tujuan penulisan atau kajian.
3. Bagian akhir merupakan bagian simpulan yang harus mencakup gagasan utama
yang dituangkan dalam isi tulisan. Bagian akhir atau simpulan merupakan
jawaban atas masalah yang disertai saran atau rekomendasi dari hasil
8
pembahasan. Ketiga bagian tersebut merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dalam penulisan karya tulis ilmiah.
Sistematika atau kerangka karya tulis ilmiah terdiri atas judul, nama dan alamat
penulis, abstrak, pendahuluan, landasan teori/tinjauan pustaka, metodologi, hasil
dan pembahasan, kesimpulan, saran, ucapan terima kasih dan daftar pustaka.
1. Judul
Judul karya tulis ilmiah harus singkat, tepat, tidak multi tafsir, dan sesuai dengan
masalah yang ditulis. Judul sebaiknya tidak lebih dari 12 (dua belas) kata, diketik
dengan huruf kapital dicetak tebal (tidak termasuk kata sambung dan kata
depan) yang mengandung beberapa kata kunci untuk memudahkan pemayaran
(penelusuran) pustaka.
Nama penulis diketik lengkap di bawah judul beserta nama dan alamat instansi.
Bila nama dan alamat instansi lebih dari satu diberi tanda asteriks*) dan diikuti
alamat penulis sekarang. Jika penulis lebih dari 1 (satu) orang kata penghubung
digunakan kata ”dan”.
3. Abstrak
Bagian abstrak menggungkapkan hasil penelitian atau kajian secara singkat dan
pernyataan apa yang telah disimpulkan sehingga pembaca akan dapat
memahami inti sari dari tulisan hanya dengan membaca bagian ini.
Dalam menyusun abstrak, tempatkan diri Anda sebagai pembaca. Mereka ingin
mengetahui dengan cepat garis besar pekerjaan Anda. Jika sesudah membaca
bagian ini pembaca ingin mengetahui perincian lain, mereka akan membaca
karya Anda selengkapnya. Penyajian abstrak selalu informatif dan faktual. Untuk
meningkatkan informasi yang diberikan, tonjolkan temuan dan keterangan lain
yang baru bagi ilmu pengetahuan dan suguhkan angka-angka. Abstrak hanya
memuat teks, tidak ada pengacuan pada pustaka, gambar, dan tabel.
9
4. Pendahuluan
Tujuan dan manfaat harus terkait dengan masalah yang akan ditulis, dan
merujuk pada hasil yang akan dicapai, serta mengungkapkan secara spesifik
manfaat yang akan diperoleh. Tujuan diarahkan pada pemecahan masalah-
masalah yang menjadi permasalahan. Manfaat dibagi menjadi manfaat teoritis
dan manfaat praktis. Manfaat teoritis diarahkan dalam pengembangan ilmu
pengetahuan, sedangkan manfaat praktis dimaksudkan untuk memecahkan
masalah yang dihadapi.
Bagian hipotesis dalam penulisan karya tulis ilmiah bergantung pada pendekatan
yang digunakan. Hipotesis diungkapkan secara lugas, singkat, dan padat
dengan pernyataan mendorong pembuktian dalam pengolahan data. Pembuktian
hipotesis menjadi dasar bagi pembahasan yang menghubungkan antara variabel
penelitian atau kajian dengan indikator dari setiap variabel tersebut.
10
Tinjauan Pustaka merupakan dasar pijak penelitian atau kajian secara teoritis.
Pijakan ini berdasarkan referensi atau temuan penelitian atau kajian lain sejenis
yang akan digunakan untuk membahas permasalahan yang akan diteliti atau
dikaji. Kerangka pikir merupakan dasar teoritis yang menjadi dasar berfikir dari
penulis dalam melakukan penelitian atau kajian serta disajikan dalam bentuk
deskripsi setiap teori yang digunakan.
6. Metodologi
8. Simpulan
11
masalah dan tujuan. Pada bagian simpulan diungkapkan makna yang
merupakan deskripsi jawaban dari rumusan masalah.
9. Saran
Saran merupakan rekomendasi dari hasil penelitian atau kajian dan harus
berdasarkan simpulan, sehingga bukan merupakan pikiran atau pendapat
penulis. Saran merupakan tindak lanjut dari penyelesaian suatu permasalahan
yang disajikan berdasarkan hasil penelitian atau kajian.
Ucapan terima kasih ditujukan kepada para pihak yang telah membantu
pelaksanaan penelitian/pengkajian/survei/evaluasi/telaahan.
Daftar pustaka berupa daftar dari semua artikel jurnal dan pustaka lain yang
diacu secara langsung di dalam karya tulis ilmiah.Teknik penulisan dan
pengacuan dijelaskan secara terperinci pada daftar pustaka.
Format penyajian buku dan non buku yang dipublikasikan tidak terikat pada
sistematika penulisan hasil laporan penelitian/pengkajian. Hal ini ditentukan oleh
12
kebutuhan, antara lain media atau forum dimana karya tulis tersebut akan
dimuat, namun proses penyusunannya harus tetap melalui proses identifikasi,
deskripsi, analisis, dan memberikan konklusi ataupun rekomendasi.
Untuk dapat dinilai sebagai karya tulis ilmiah buku dan non buku yang tidak
dipublikasikan harus memiliki kriteria sebagai berikut:
1) Halaman judul;
2) Abstrak;
3) Kata Pengantar;
4) Daftar isi;
1) Bagian Pendahuluan
2) Bagian Isi
Bagian isi terdiri atas landasan teori / tinjauan pustaka, metodologi, serta
hasil dan pembahasan. Proporsi bagian ini ± 70% dari isi karya tulis ilmiah.
3) Bagian Penutup
Bagian ini terdiri atas simpulan, saran dan daftar pustaka. Proporsi bagian
ini ± 15% dari isi karya tulis ilmiah.
13
BAB IV
PENILAIAN KARYA TULIS ILMIAH
Dalam penulisan karya tulis ilmiah, hal pokok yang perlu diingat adalah adanya
konsistensi dan pertautan yang erat antara permasalahan yang disampaikan, tujuan
dan simpulan.
Penilaian karya tulis ilmiah meliputi 2 aspek, yaitu: sistematika penulisan, dan isi
tulisan. Teknis penilaian menggunakan skala 100 dan masing-masing item yang
dinilai memiliki bobot, yaitu sistematika penulisan bobot 30, dan isi tulisan bobot 70.
Secara lengkap penilaian pada karya tulis ilmiah sebagai berikut:
14
BAB V
PENUTUP
MENTERI PERTANIAN,
SUSWONO
15
Lampiran Peraturan Menteri Pertanian
Nomor : 34/Permentan/OT.140/6/2011
Tanggal : 20 Juni 2011
Nama :
NIP :
Jabatan :
Instansi :
Menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah berjudul “…” benar-benar di susun oleh
Pejabat Fungsional di bawah ini :
Nama :
NIP :
Pangkat\Gol.Ruang\TMT :
Jabatan :
Unit Kerja :
Atasan Langsung
16