Input
Koreksi (Pemeriksaan/neliti)
Penyerahan
Indikator mutu terkait pelayanan sediaan farmasi pada pasien
rawat inap adalah waktu tunggu pelayanan resep di instalasi farmasi
rawat inap ≤ pukul 13.00 WIB adalah ≥ 95%.
Pelayanan obat pulang menggunakan sistem distribusi resep
perorangan. Pelayanan obat pulang dilakukan oleh 3 orang tenaga
teknis kefarmasian. Pembagian tugasnya yaitu skrining resep dan
koreksi akhir (1 orang); menginput dan mencetak etiket (1 Orang);
filling dan labeling obat (1 orang). Alur pelayanan resep pulang yaitu
obat yang diminta untuk resep pulang dicatat pada kartu obat
berdasarkan resep dari dokter. Kemudian diinput pada sistem informasi
elektronik RSE dan dicatat kode input resep. Setelah itu, kartu obat
diserahkan oleh perawat atau tenaga teknis kefarmasian (TTK) ruangan
ke instalasi farmasi rawat inap. Kartu obat yang diterima dari TTK
ruangan oleh TTK instalasi farmasi bagian obat pulang dicatat di buku
absen. Tujuan adanya buku absen untuk melihat apakah pelayanan obat
pulang sudah dapat memenuhi indikator mutu RSE yaitu pelayanan
resep obat pulang ≤ 5 menit per resep (respon time). Petugas melakukan
skrining resep (administratif, farmasetis, klinis) dan rekapitulasi
sediaan farmasi yang di kartu obat. Kartu obat diserahkan kepada TTK
bagian input untuk dicetakkan nota dan etiket. Rekapitulasi sediaan
farmasi digunakan untuk mengambil obat (filling). Setelah itu
dilakukan tahap kemas dan labeling. Tahap terakhir adalah koreksi dan
dicatat waktu selesai koreksi. Petugas obat pulang menghubungi TTK
ruangan untuk menginformasikan bahwa obat sudah dapat diambil.
Pelayanan obat cito meliputi obat darurat, terapi baru dan
pasien baru. Tujuan dari pelayanan obat cito pada pasien dengan terapi
baru atau pasien baru yaitu untuk meminimalkan komplain dari pasien.
Pelayanan obat cito dilakukan oleh satu orang TTK dari tahap
penerimaan hingga penyerahan. Alur pelayanan resep cito yaitu obat
yang diminta dicatat pada kartu obat berdasarkan resep dari dokter.
Kemudian diinput pada sistem informasi elektronik RSE dan dicatat
kode input resep. Setelah itu, kartu obat diserahkan oleh perawat atau
tenaga teknis kefarmasian (TTK) ruangan ke instalasi farmasi rawat
inap. Kartu obat yang diterima dari TTK ruangan oleh TTK instalasi
farmasi bagian cito dicatat di buku absen. Tujuan adanya buku absen
untuk mengetahui respon time. Petugas melakukan tahap skrining
resep. Setelah itu, petugas langsung mengambil obat yang diminta pada
resep/kartu obat. Kemudian obat dikemas sesuai permintaan dan
dietiket secara manual. Obat yang telah siap langsung diserahkan
kepada perawat atau TTK ruangan yang mengantar kartu obat. Sisa obat
yang belum diserahkan kemudian diletakkan dalam keranjang yang
dilengkapi dengan nama ruangan pasien dan keranjang tersebut
diletakkan pada etalase Obat CITO.
Instalasi farmasi rawat inap juga melayani pemesanan untuk
mengisi floor stock atau sering disebut umum besar. Pelayanan ini
dibedakan waktu pelayanannya antara ruangan dengan IBS (Instalasi
Bedah Sentral) serta IGD (Instalasi Gawat Darurat) yaitu sebagai
berikut: ruangan, ICU, HND dilayani pada hari selasa dan jumat
sedangkan IBS maupun IGD pada hari senin dan kamis. Berikut alur
pelayanannya:
Petugas instalasi farmasi
menyiapkan permintaan
Petugas dari ruangan/ICU/IGD
buku tersebut ketika permintaan
ruangan/ICU/IGD (Jika ada permintaan dari
dibawa ke sudah siap diambil
melakukan ruangan/ICU/IGD tidak
instalasi farmasi petugas instalasi
pemesanan dengan tersedia maka petugas
dan diserahkan farmasi
cara menulis pada instalasi farmasi akan
pada petugas menghubungi
buku pemesanan mencatat di buku PR
disana ruangan/ICU/IGD
umum besar supaya ketika barang
sudah ada dapat
diberikan)