S2 2014 292816 Chapter1 PDF
S2 2014 292816 Chapter1 PDF
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
individusehat, dan siap mencegah mikroba masuk kedalam tubuh dan dengan
Pada infeksi malaria, sistem imun terpajan terhadap berbagai stadium parasit
imunitas humoral yang diperantarai oleh antibodi spesifik dan imunitas seluler
yang diperankan oleh komponen seluler dari sistem imun tubuh(Perlmann &
Marita, 2002).
sitotoksik(CD8+)(Baratawidjaja,2006). SelThelper(CD4+)mengaktifkanTh-
sel(Abbas et al., 1994). Sel T yang teraktivasi baik melalui imunisasi maupun
tersebut akan mengaktivasi sel-sel efektor, seperti makrofag. Makrofag sebagai sel
enzim dan substansi biologis yang lain,serta mengontrol pertumbuhan sel tumor
(Supargiyono, 2005).
EMP-1) dan berbagai jenis protein lainnya HRP-1, Pf-EMP-2 (MESA) yang
terpusat pada knobs yang berasal dari parasit dan permukaan sel darah merah
berbagai tipe, sebagai suatu cara bagi parasit untuk tetap bisa melekat
tubuh, yang dapat menimbulkan gangguan aliran darah lokal. Gangguan sirkulasi
yang berat akan menyebabkan iskemia dan hipoksia, dengan hasil akhir kegagalan
Pada fase eritrositik, eritrosit terinfeksi parasit yang pecah sewaktu proses
(GPI), hemazosin, atau mungkin antigen parasit lain seperti MSP-1, MSP-2,RAP-
IL-12, dan IFN-γ) dalam jumlah banyak, yang akan menimbulkan gangguan
metabolisme sel, selanjutnya sitokin tersebut dapat memicu enzim inducible nitric
NO(Baratawidjaya, 2006).
sekuesterisasiparasit, diduga pula dapat mengganggu fungsi sel serta fungsi organ
namun karena sifat radikal bebas yang tidak sfesifik dapat menyebabkan
al., 2007).
oksidatif. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan peroksidasi lipid serum
21
parasit dengan cara fagositosis, dan melepaskan radikal bebas serta enzim-enzim
proteolitik.
tidak cukup hanya dengan pemberian obat malaria saja, namun perlu dibarengi
Papua, buah merah ini digunakan sebagai makanan yang dikaitkan dengan
upacara adat dan sebagai obat tradisional. I Made Budi (2003), dalam
cacingan, penyakit kulit, kanker, malaria dan banyak lagi jenis penyakit lainnya.
karotenoid (12.000 ppm), β-karoten (700 ppm), tokoferol (11.000 ppm), danα-
tokoferol (500 ppm). Secara umum buah merah sebagai antioksidan dapat
22
berperan dalam melawan efek radikal bebas dengan cara menghambat peroksidasi
lipid, sehingga dinding eritrosit menjadi lebih kuat dan tidak mudah ruptur, dan
kandungan kalorinya yang tinggi biasanya mencapai 400 kilo kalori/100g untuk
dapat menginfeksi dan menyebabkan malaria pada mencit. Infeksi P.berghei dapat
menampilkan gejala malaria cerebral mirip dengan malaria cerebral pada manusia
Buah merah (P. conoideus Lam) memiliki kandungan senyawa aktif kadar
tinggi sebagai antioksidan dan zat-zat gizi yang sangat bermanfaat. Antioksidan
bermanfaat untuk meningkatkan stamina dan aktivitas sel limfosit T helper, yang
imun seluler (Th1) mensekresi sitokinIFN-γ, yang berperan aktif melawan infeksi
parasit baik pada stadium hepatosit maupun stadium eritrosit.Aktifasi sitokin IFN-
merah (P.conoideus Lam),terhadap kadar IFN-γ dan kadar NOserum darah mencit
B. Rumusan Masalah
penelitian iniadalah:
24
Lam),dapatmenurunkan kadarNOserumdarahmencit
SwissyangdiinfeksiP.berghei ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
D. Keaslian Penelitian
(P.conoideus Lam) pada respon imun seluler mencit setelah diinfeksi Listeria
coba yang digunakan adalah mencit galur Balb/c betina sebanyak 60 ekor,
bahwa sel limfosit T helper berperan dalam mengaktifkan imunitas seluler dan
perlakuan secara bermakna sebelum infeksi,namun hal ini tidak terjadi selama
infeksi.
hari menghasilkan perbedaan yang nyata pada gambaran limfa yang diamati
E. Manfaat Penelitian