Anda di halaman 1dari 10

BAB I .

PENDAHULUAN
A. Tujuan Percobaan
1. Untuk menemukan kesetimbangan pada letak titik berat suatu benda.
2. Membuktikan bahwa titik berat sebuah benda merupakan pusat kesetimbangan.
3. Membuktikan dan membandingkan hasil dari percobaan dan hasil dari
perhitungan teori.
B. Landasan Teori

Kesetimbangan adalah suatu kondisi benda dengan resultan gaya dan resultan
momen gaya sama dengan nol.

Kesetimbangan biasa terjadi pada :

1. Benda yang diam (statik),


contoh : semua bangunan gedung, jembatan, pelabuhan, dan lain-lain.

2. Benda yang bergerak lurus beraturan (dinamik),


contoh : gerak meteor di ruang hampa, gerak kereta api di luar kota, elektron
mengelilingi inti atom, dan lain-lain.

3
Benda dikatakan stabil apabila pada benda kita kerjakan gaya dan titik berat
benda bergerak kearah lebih atas dari titik berat semula dan bila gaya dihilangkan benda
akan kembali ke posisi semula.

Suatu benda tegar dapat dipandang tersusun atas partikel-partikel yang masing-
masing mempunyai berat. Resultan dari seluruh berat partikel dinamakan gaya berat
benda. Titik berat adalah titik tangkap gaya berat benda. Benda berbentuk luasan (dua
dimensi) adalah benda yang ketebalannya dapat diabaikan, misalnya bidang segitiga,
juring, lingkaran, jajaran genjang, setengah lingkaran, kulit silinder, kulit bola dan lain-
lain. Berat benda berbentuk bidang luasan sebanding dengan luas bidang. Koordinat titik
berat gabungan dari beberapa benda berbentuk bidang luasan dan ditentukan dengan
pertemuan dua titik sumbu.

Titik berat menurut bentuk benda dibedakan menjadi 3 antara lain:

a. Benda berbentuk garis/kurva, contoh : kabel, lidi, benang, sedotan,dll.

b. Benda berbentuk bidang/luasan, contoh : kardus, kertas, karton, triplek, kaca,


penggaris,dll.

c. Benda berbentuk bangunan/ruang, contoh : kubus, balok, bola, kerucut, tabung,dll

Rumus – rumusnya :

a. Benda berbentuk partikel massa

X0 = = Y0 = =

Jadi Zo (Xo,Yo)

b. Benda berbentuk garis/kurva

X0 = = Y0 = =

Jadi Zo (Xo,Yo)

4
c. Benda berbentuk bidang/luasan

X0 = = Y0 = =

Jadi Zo (Xo,Yo)

d. Benda berbentuk volume/ruang (homogen)

X0 = = Y0 = =

Jadi Zo (Xo,Yo)

e. Bila terbuat dari bahan-bahan yang berbeda (heterogen)

X0 = = Y0 = =

Jadi Zo (Xo,Yo)

Keterangan :
A = Area / Luas benda (cm²) W = Gaya berat benda (N)
X,Y = Titik tangkap dari benda (cm) X0,Y0 = Koordinat titik berat kartesius (cm).

5
II . ALAT DAN BAHAN

1. Kertas karton / kardus


2. Benang jahit / tali
3. Beban pemberat / bandul
4. Paku di tembok
5. Gunting
6. Penggaris
7. Pensil / Pulpen
8. Kertas lembar
9. Jarum pentul

III . LANGKAH PERCOBAAN

1. Siapkan alat dan bahan yang telah disiapkan,


2. Gunting lah kardus dengan bentuk sembarang/bebas,
3. Buat titik sembarangnya dari kardus tersebut,
4. Siapkan tali secukupnya, beri beban yang telah di balut plastik diujungnya,
5. Masukkan tali serta jarum dan ditusukkan ke kardus bagian ujungnya, dan
gantungkan lah di tembok, dan amati lah kardus tersebut,
6. Biarkan kardus berotasi, biarkan sampai diam dan mencapai titik seimbang.
7. Tarik garik lurus dengan penggaris, yang lurus dengan benang.
8. Cari titik perpotongan dari titik sembarang/bebas garis tersebut, di titik itulah titik
berat karton lalu tandai.
9. Masukkan benang/tali ke dalam titik berat dan lihatlah kesetimbangannya.
10. Catatlah hasil dari kesetimbangan kardus tersebut.

6
IV . DATA PERCOBAAN

No. Bangunan A1 X1 Y1 A2 X2 Y2 X0 Y0

1. Bentuk L 162 cm 9 cm 4,5cm 180cm 4,5cm 19 cm 6,6cm 12,2cm


2. Bentuk T 120 cm 10 cm 3 cm 120cm 10 cm 16 cm 10 cm 9,5 cm
3. Persegi 256 cm 8 cm 8 cm - - - 8 cm 8 cm
4. Persegi 352 cm 11 cm 8 cm - - - 11 cm 8 cm
Panjang

V . ANALISIS DATA PERCOBAAN


Dari data percobaan tersebut, telah mendapatkan hasil bahwa :
Bangunan bentuk huruf L mempunyai Luas bidang ke I (A1) = 162 cm, Panjang titik
tangkap bidang ke I sumbu X (X1) = 9 cm, Panjang titik tangkap bidang ke I sumbu Y
(Y1) = 4,5 cm, Luas bidang ke II (A2) = 180 cm, Panjang titik tangkap bidang ke II
sumbu X (X2) = 4,5 cm, Panjang titik tangkap bidang ke II sumbu Y (Y2) = 19 cm,
Koordinat titik berat benda di sumbu absis X (X0) = 6,6 cm , dan Koordinat titik berat
benda di sumbu ordinat Y (Y0) = 12,2 cm.
Bangunan bentuk huruf T mempunyai Luas bidang ke I (A1) = 120 cm, Panjang titik
tangkap bidang ke I sumbu X (X1) = 10 cm, Panjang titik tangkap bidang ke I sumbu Y
(Y1) = 3 cm, Luas bidang ke II (A2) = 120 cm, Panjang titik tangkap bidang ke II sumbu
X (X2) = 10 cm, Panjang titik tangkap bidang ke II sumbu Y (Y2) = 16 cm,
Koordinat titik berat benda di sumbu absis X (X0) = 10 cm ,dan Koordinat titik berat
benda di sumbu ordinat Y (Y0) =9,5 cm.
Bangunan bentuk Persegi mempunyai Luas bidang ke I (A1) = 256 cm, Panjang titik
tangkap bidang ke I sumbu X (X1) = 8 cm, Panjang titik tangkap bidang ke I sumbu Y
(Y1) = 8 cm, Koordinat titik berat benda di sumbu absis X (X0) = 8 cm , dan Koordinat
titik berat benda di sumbu ordinat Y (Y0) = 8 cm.
Bangunan bentuk Persegi Panjang mempunyai Luas bidang ke I (A1) = 352 cm, Panjang
titik tangkap benda ke I sumbu X (X1) = 11 cm, Panjang titik tangkap bidang ke I sumbu
Y (Y1) = 8 cm, Koordinat titik berat benda di sumbu absis X (X0) = 11 cm , dan
Koordinat titik berat benda di sumbu ordinat Y (Y0) = 8 cm.

7
VI . PEMBAHASAN DATA PERCOBAAN
Tujuan percobaan ini untuk menemukan kesetimbangan pada letak titik berat
suatu benda dengan cara membuktikan serta membandingkan hasil dari percobaan dan
hasil dari perhitungan teori. Oleh karena itu, analisis data dilakukan dengan tepat untuk
mengetahui bahwa suatu benda berbentuk bidang/luasan dapat menentukan
kesetimbangan benda tegar dari titik berat sebuah benda. Berdasarkan analisis data yang
dilakukan, telah di peroleh tabel yang sudah menunjukkan terjadinya kesetimbangan
benda tegar. Bahwa hubungan Gaya Berat (W) = M x G artinya adalah sebuah benda
dapat tersusun atas partikel-partikel berukuran kecil yang mempunyai berat. Resultan
dari berat partikel-partikel kecil itu membentuk resultan gaya berat yang mempunyai titik
tangkap. Titik tangkap dari resultan gaya tersebut disebut titik berat benda. Dengan
demikian dapat didefinisikan bahwa titik berat suatu benda merupakan titik tangkap
resultan semua gaya berat yang bekerja pada setiap partikel penyusun benda tersebut.
Letak titik berat benda tergantung pada dimensi atau bentuk benda tersebut, Untuk
beberapa benda homogen letak titik beratnya dapat ditentukan berdasarkan rumus yang
sudah menjadi ketetapan. Percobaan kesetimbangan benda tegar pada saat ini
menggunakan rumus/ketetapan, seperti :

RUMUS TITIK BERAT BENDA BERBENTUK BIDANG/LUASAN :

X0 = =

Y0= =

8
Berdasarkan teori tersebut, telah didapatkan hitungan titik berat sebuah benda pada
kesetimbangan benda tegar :

1. Bangunan bentuk huruf L ,

∑𝐴.𝑋 A1X1+A2X2 162 . 9 + 180 . 4,5 1458 + 810 2268


X0 = = = = = = 6,6 cm
∑𝐴 𝐴1+𝐴2 162 + 180 342 342

∑𝐴.𝑌 A1Y1+A2Y2 162 . 4,5+ 180 . 19 729 + 3420 4149


Y0 = = = = = = 12,2 cm
∑𝐴 𝐴1+𝐴2 162 + 180 342 342

2. Bangunan bentuk huruf T ,

∑𝐴.𝑋 A1X1+A2X2 120 . 10 + 120 . 10 1200 + 1200 2400


X0 = = = = = = 10 cm
∑𝐴 𝐴1+𝐴2 120 + 120 240 240

∑𝐴.𝑌 A1Y1+A2Y2 120 . 3 + 120 . 16 360 + 1920 2280


Y0 = = = = = = 9,5 cm
∑𝐴 𝐴1+𝐴2 120 + 120 240 240

3. Bangunan bentuk Persegi ,

∑𝐴.𝑋 A1X1 256 . 8 2048


X0 = = = = = 8 cm
∑𝐴 𝐴1 256 256

∑𝐴.𝑌 A1Y1 256 . 8 2048


Y0 = = = = = 8 cm
∑𝐴 𝐴1 256 256

4. Bangunan bentuk Persegi Panjang ,

∑𝐴.𝑋 A1X1 352 . 11 3872


X0 = = = = = 11 cm
∑𝐴 𝐴1 352 352

∑𝐴.𝑌 A1Y1 352 . 8 2816


Y0 = = = = = 8 cm
∑𝐴 𝐴1 352 352

9
VII . KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :

- Jika sebuah benda yang dalam keadaan seimbang stabil diadakan perubahan
kecil, maka titik berat benda tersebut akan naik.
- Jika sebuah benda dalam keadaan seimbang labil diadakan perubahan kecil, maka
titik berat benda tersebut akan turun.
- Jika pada sebuah benda yang dalam keadaan setimbang indiferen diadakan
perubahan kecil, maka titk berat benda akan tetap sama tinggi.

Perhitugan titik berat benda didasarkan pada pengambilan beberapa titik dari
benda yang ingin dihitung titik beratnya dikalikan dengan berat di masing‐masing titik
kemudian dijumlahkan dan dibagi dengan jumlah berat pada tiap‐tiap titik. Bidang datar
( 2 dimensi ) mempunyai titik berat, titik dimana ia menjadi setimbang jika ditumpukan
pada benda lain. Cara mencari titik berat tersebut bisa dengan pengukuran / pengamatan,
ataupun dengan teori maupun hitungan. Maka telah terbukti bahwa untuk menemukan
kesetimbang pada letak titik berat suatu benda dengan memakai rumus yang telah
disajikan dan penghitungan yang akurat.

10
DAFTAR PUSTAKA

- http://widiaprianto.blogspot.co.id/2010/03/keseimbangan-benda-
tegar-titik-berat.html

- http://www.studiobelajar.com/kesetimbangan-benda-tegar/

- http://retnopalupifisika09.blogspot.co.id/2013/05/keseimbangan-
benda-tegar.html

- http://fisikazone.com/kesetimbangan/

- http://makeyousmarter.blogspot.co.id/2015/11/keseimbangan-benda-
tegar-dan-titik-berat.html

- https://aktifisika.wordpress.com/2008/11/14/keseimbangan-benda-
tegar-titik-berat/

- http://www.onfisika.com/2013/01/keseimbangan-benda-tegar-dan-
titik-berat.html

11
DOKUMENTASI

12

Anda mungkin juga menyukai