PENDAHULUAN
Terapi komplementer adalah terapi yang menjadi pendamping dari terapi utama,
kesehatan. Bisa dibilang bahwa terapi komplementer merupakan katalisator dalam proses
Alasan yang paling umum orang menggunakan terapi komplementer adalah untuk
optimum seseorang, baik secara fisik, emosional, mental, dan spiritual. Tujuan terapi
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah makalah ini adalah
sebagai berikut :
temurun pada suatu negara. Tetapi di Philipinamisalnya, jamu Indonesia bisa dikategorikan
sebagai pengobatan komplementer.Dalam Peraturan Menteri Kesehatan yang tertuang dalam
keputusan menteri kesehatan No. 1076/Menkes/SK/2003 tentang pengobatan tradisional,
definisi pengobatan komplemneter tradisional alternative adalah pengobatan non
konvensional yang di tunjukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, meliputi
upaya promotiv,preventive,kuratif, danrehabilitatif yang diperoleh melalui pendidikan
terstruktur dengan kualitas, keamanan, danevektivitas yang tinggi berandaskan ilmu
pengetahuan biomedik.Jadi pada hakikatnya pengobatan komplementer merupakan suatu
pengobatan sebagai pendamping bagi pengobatan primer yang bertujuan untuk mempercepat
proses penyembuhan pasien dan sudah mendapatkan pengakuan serta legalitas yang jelas.
Oleh karena itu aturantentang pengobatan komplementer, seperti yang terangkum dalam
peraturan Menteri No.1109/Menkes/PER/X/2009 tentang penyelenggaraan pengobatan
komplementer alternativedifasilitas kesehatan pelayanan kesehatan, jenis pengobatan tenaga
pelaksana termasuk tenagaasing yang menjadi inspirasi untuk perumusan RUU keperawatan
sering dipilih oleh pasien pada saat awal mengeluh sakit, baik dengan menggunakan obat
cenderung menurun dibandingkan dengan hasil Susenas tahun-tahun sebelumnya . Hal ini
mungkin berhubungan dengan adanya krisis ekonomi yang dimulai tahun 1997, kemudian
pemerintah melakukan intervensi melalui program JPS-BK (Jaring Pengaman Sosial Bidang
Kesehatan) antara lain pemberian kartu sehat kepada kelompok miskin sehingga terjadi
menggunakan terapi ini dengan alasan keyakinan, keuangan, reaksi obat kimia dan tingkat
kesembuhan. Perawat mempunyai peluang terlibat dalam terapi ini, tetapi memerlukan
Pada dasarnya terapi komplementer telah didukung berbagai teori, seperti teori Nightingale,
Roger, Leininger, dan teori lainnya. Terapi komplementer dapat digunakan di berbagai level
Kata kunci:
penggunaan obat tradisional (31,7%) dan cara tradisional (9,8%) cenderung meningkat
pengobatan alternatif, seperti obat tradisional dan cara tradisional. Peningkatan penggunaan
cara tradisional, seperti pijat, kerokan, akupresur, dan senam olah pernapasan mungkin
Persentase terbesar (51%) penduduk Indonesia yang menggunakan obat dalam pengobatan
sendiri adalah kelompok usia sekolah dan usia kerja 15-55 tahun . Hal ini mungkin
menunjukkan bahwa penduduk pada kelompok usia sekolah dan usia kerja lebih menyukai
pengobatan sendiri untuk menanggulangi keluhan sakit karena dapat menghemat waktu dan
biaya
kebutuhan
profesionalharus dapat dibuktikan dan disarakan dampakpositifnya oleh klien. Dampak dari
praktik keperawatan