Proposal Penelitian
Oleh :
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
Puji beserta syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kesehatan dan rahmat-Nya kepada penulis sehingga penulis bisa menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya. Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan
kepada Nabi besar yakni Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu penulis dalam penyusunan makalah ini secara umumnya dan kepada Dosen
Mata Kuliah Ekonomi Publik secara khususnya.
Kritik dan saran dari penulisan makalah ini sangat penulis harapkan untuk
perbaikan dan penyempurnaan pada makalah penulis berikutnya. Untuk itu penulis
ucapkan terima kasih.
Penulis
Daftar Isi
ABSTRAK …………………………………………………………………………….. 2
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………... 3
BAB I......................................................................................................................................5
PENDAHULUAN...................................................................................................................5
BAB II....................................................................................................................................8
Landasan Teori.......................................................................................................................8
1. Infrastruktur...............................................................................................................8
3. Konsep Pareto...........................................................................................................12
4. Teori Pendapatan......................................................................................................13
5. Teori Konsumsi.........................................................................................................14
BAB III.................................................................................................................................15
BAB IV.................................................................................................................................17
Daftar Pustaka.....................................................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN
Pembangunan infrastruktur merupakan salah satu aspek penting dan vital untuk
mempercepat proses pembangunan nasional maupun regional. Infrastruktur juga
memegang peranan penting sebagai salah satu roda penggerak pertumbuhan ekonomi.
Laju pertumbuhan ekonomi dan investasi suatu negara maupun daerah tidak dapat
dipisahkan dari ketersedian infrastruktur seperti transportasi, telekomunikasi, sanitasi,
dan energi. Inilah yang menyebabkan pembangunan infrastruktur menjadi fondasi dari
pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Bertambahnya infrastruktur dan
perbaikannya oleh pemerintah diharapkan memacu pertumbuhan ekonomi (Suratno.
2010).
Jalan tol adalah jalan umum yang merupakan bagian sistem jaringan jalan dan
sebagai jalan nasional yang penggunanya diwajibkan membayar tol (UU Jalan No. 38
Tahun 2004). Tujuan pembangunan jalan tol tersebut adalah untuk memperlancar
lalulintas di daerah yang telah berkembang, meningkatkan pelayanan distribusi barang
dan jasa guna menunjang pertumbuhan ekonomi, meningkatkan pemerataan hasil
pembangunan dan keadilan serta meringankan beban dana Pemerintah melalui
partisipasi pengguna jalan. Selanjutnya, manfaat penyelenggaraan jalan tol itu juga
adalah: mempengaruhi perkembangan wilayah dan peningkatan perekonomian,
meningkatkan mobilitas dan aksesibilitas orang dan barang, memberikan keuntungan
kepada pengguna berupa penghematan Biaya Operasi Kendaraan (BOK) dan waktu
dibanding apabila melewati jalan non tol, serta memberikan pengembalian pembiayaan
investasi, pemeliharaaan, dan pengembangan jalan tol untuk Badan Usaha yang terlibat
(BPJT, 2006).
Pembiayaan yang berasal dari Badan Usaha diperuntukkan bagi ruas jalan tol
yang layak secara ekonomi dan finansial. Peran swasta dan masyarakat dalam
pembiayaan pembangunan jalan tol dilakukan dalam bentuk kerja sama, korporatisasi,
privatisasi, divestasi asset, dan lain-lain, sedangkan peran pemerintahdalam mendorong
peningkatan pembangunan jalan tol di Indonesia dilakukan dengan menetapkan
kebijakan yang berkaitan dengan investasi swasta, memperbaiki kerangka peraturan
perundang-undangan, melakukan pemberian insentif, dan mengembangkan partisipasi
peran aktif pihak swasta dalam Kerjasama Pemerintah Swasta.
Landasan Teori
1. Infrastruktur
Definisi infrastruktur dalam kamus besar bahasa Indonesia, dapat
diartikan sebagai sarana dan prasarana umum. Sarana secara umum diketahui
sebagai fasilitas public seperti rumah sakit, jalan, jembatan, sanitasi, telpon, dan
sebagainya. Dalam ilmu ekonomi infrastruktur merupakan wujud dari publik
capital (modal publik) yang dibentuk dari investasi yang dilakukan pemerintah.
Infrastruktur dalam penelitian ini meliputi jalan, jembatan, dan sistem saluran
pembuangan (Mankiw, 2003).
Menurut Grigg (1998) infrastruktur merupakan sistem fisik yang
menyediakan transportasi, pengairan, drainase, bangunan gedung, dan fasilitas
publik lainnya, yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia baik
kebutuhan sosial maupun kebutuhan ekonomi. Dalam hal ini, hal-hal yang
terkait dengan infrastruktur tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Sistem
lingkungan dapat terhubung karena adanya infrastruktur yang menopang antara
sistem sosial dan sistem ekonomi. Ketersediaan infrastruktur memberikan
dampak terhadap sistem sosial dan system ekonomi yang ada di masyarakat.
Maka infrastruktur perlu dipahami sebagai dasardasar dalam mengambil
kebijakan (J. Kodoatie, 2005).
Mankiw (2003) menyatakan pekerja akan lebih produktif jika mereka
mempunyai alat-alat untuk bekerja. Peralatan dan infrastruktur yang digunakan
untuk menghasilkan barang dan jasa disebut modal fisik. Hal serupa juga
dijelaskan dalam Todaro (2006) bahwa tingkat ketersediaan infrastruktur di
suatu negara adalah faktor penting dan menentukan bagi tingkat kecepatan dan
perluasan pembangunan ekonomi.
Infrastruktur merupakan suatu wadah untuk menopang kegiatan-kegiatan
dalam satu ruang. Ketersediaan infrastruktur memberikan akses mudah bagi
masyarakat terhadap sumber daya sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan
produktivitas dalam melakukan kegiatan sosial maupun ekonomi. Dengan
meningkatnya efisiensi otomatis secara tidak langsung meningkatkan
perkembangan ekonomi dalam suatu wilayah. Sehingga menjadi sangat penting
peran infrastruktur dalam perkembangan ekonomi. Infrastruktur mengacu pada
fasilitas kapital fisik dan termasuk pula dalam kerangka kerja organisasional,
pengetahuan dan teknologi yang penting untuk organisasi masyarakat dan
pembangunan ekonomi mereka. Infrastruktur meliputi undangundang, sistem
pendidikan dan kesehatan publik, sistem distribusi dan perawatan air,
pengumpulan sampah dan limbah, pengelolaan dan pembuangannya, system
keselamatan publik, seperti pemadam kebakaran dan keamanan, sistem
komunikasi, sistem transportasi, dan utilitas publik (Tatom, 1993).
Infrastruktur merupakan barang barang publik yang bersifat non ekslusif
(tidak ada orang yang dapat dikesampingkan), non rival (konsumsi seorang
individu tidak mengurangi konsumsi individu lainnya) serta umumnya biaya
produksi marginal dalah nol. Infrastruktur umumnya juga tidak dapat
diperjualbelikan (non tradable) (Henner, 2000). Hal serupa pun diungkapkan
oleh Stiglizt (2000) yang mengatakan bahwa beberapa infrastruktur seperti jalan
tol merupakan salah satu barang publik yang disediakan oleh pemerintah
meskipun infrastruktur ini bukanlah barang publik murni. Ciri barang publik
dilihat dari segi penggunaannya yaitu non rivalry dan non-excludable rivalry.
Rivalitas dalam mengkonsumsi suatu barang maknanya adalah jika suatu barang
digunakan oleh seseorang, barang tersebut tidak dapat digunakan oleh orang
lain. Jika sebaliknya, ketika barang tersebut digunakan oleh orang lain dan
secara bersama-sama menggunakan barang tersebut, maka barang tersebut dapat
dikatakan sebagai barang publik. Penggunaan infrastruktur bagi pihak
penggunanya tidak dikenakan biaya secara langsung atas penggunaannya,
dikarenakan infrastruktur tersebut disediakan oleh pemerintah sebagain
penunjang kegiatan sosial ekonomi. Infrastruktur memiliki sifat eksternalitas,
sesuai dengan sifatnya dimana infrastruktur disediakan oleh pemerintah dan bagi
setiap pihak yang menggunakan infrastruktur tidak memberikan bayaran
langsung atas penggunaan infrastruktur. Infrastruktur seperti jalan, pendidikan,
kesehatan, memiliki sifat eksternalitas positif. Dengan memberikan dukungan
kepada fasilitas tersebut dapat meningkatkan produktivitas semua input dalam
proses produksi (Canning dan Pedroni, 2004). Eksternalitas positif dalam
infrastruktur berupa peningkatan produksi perusahaan-perusahaan dan sector
pertanian tanpa harus meningkatkan modal input dan tenaga kerja/juga
meningkatkan level teknologi.
a. Jalan Tol
Pembangunan infrastruktur jalan tol di Indonesia sangat dibutuhkan
karena dapat mengurangi inefisiensi akibat kemacetan pada ruas utama, serta
untuk meningkatkan proses distribusi barang dan jasa terutama di wilayah yang
sudah tinggi tingkat perkembangannya, serta dapat mengembangkan wilayah
tersebut menjadi sentra perekonomian.
Jalan tol Jagorawi (Jakarta-Bogor-Ciawi) sepanjang 60 km merupakan
jalan tol pertama di Indonesia yang diresmikan pengoperasiannya pada bulan
Maret 1978. Untuk mengoperasikan jalan tol tersebut, melalui Peraturan
Pemerintah no.4 tahun 1978 didirikanlah PT. Jasa Marga (Persero) pada tanggal
1 Maret 1978 sebagai Badan Usaha Milik Negara penyelenggara jalan dan
jembatan tol di Indonesia. Berawal dari Jagorawi, selama tiga puluh tahun sejak
pembangunan dan pengoperasian jalan tol pertama, total panjang jalan tol yang
sudah beroperasi hanya mencapai sekitar 688 km.
Sejauh ini pembangunan jalan tol di Indonesia berjalan sangat lambat.
Jumlah ini tentunya relatif rendah bila dibandingkan dengan luas daratan
Indonesia. Berdasarkan data Industry Update Vol. 13, Juli 2009, hampir
keseluruhan proyek pembangunan jalan tol di Indonesia terlambat dari jadwal
yang ditetapkan. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Badan Pengatur Jalan
Tol (BPJT), (2007), pembangunan infrastruktur jalan tol yang sudah beroperasi
dari tahun 2000-2005 baru mencapai 26,57 km atau rata-rata pertumbuhannya
5,31 km per tahun; sementara yang sudah beroperasi dari tahun 2005-2007
sepanjang 55,69 km atau 27,85 km per tahun, atau lahan yang sudah dibebaskan
sekitar 55-80 Ha per tahun.
Jalan Tol adalah jalan umum yang merupakan bagian sistem jaringan
jalan dan sebagai rasional yang penggunanya diwajibkan membayar tol.
Sedangkan tol adalah sejumlah uang tertentu yang dibayarkan untuk pengguna
jalan tol (UU No.38/2004). Dalam pasal 43 (UU No.38/2004), jalan tol
diselenggarakan untuk :
1. Memperlancar lalu lintas di daerah yang telah berkembang.
2. Meningkatkan hasil guna dan daya guna pelayanan distribusi barang
dan jasa guna menunjang peningkatan pertumbuhan ekonomi.
3. Meringankan beban dana pemerintah melalui partisipasi pengguna
jalan.
4. Meningkatkan pemerataan hasil pembangunan dan keadilan.
Pengguna tol dikenakan kewajiban membayar tol yang digunakan untuk
pengembalian investasi, pemeliharaan dan pengembangan jalan tol. Keberadaan
jalan tol diharapkan secara langsung dapat mengurangi beban lalu lintas,
kemacetan yang terjadi di jalan umum dan mengurangi polusi udara akibat
kendaraan berjalan lambat atau macet.
Jalan tol memiliki peran strategis baik untuk mewujudkan pemerataan
pembangunan maupun untuk pengembangan wilayah. Pada wilayah yang tingkat
perekonomiannya telah maju, mobilitas orang dan barang umumnya sangat
tinggi sehingga dituntut adanya sarana perhubungan darat atau jalan dengan
mutu yang andal. Tanpa adanya jalan dengan kapasitas cukup dan mutu yang
andal, maka dipastikan lalu lintas orang maupun barang akan mengalami
hambatan yang pada akhirnya menimbulkan kerugian ekonomi.
3. Konsep Pareto
Pareto improvement terjadi melalui efisiensi pareto. Dapat terjadi
keseimbangan apabila adanya peningkatan kontribusi sehingga meningkatkan
kesejahteraan semua rumah tangga. Situasi di mana tidak ada cara untuk
meningkatkan kegunaan seorang tanpa mengurangi kegunaan orang lain
mencerminkan efisiensi. Kondisi tersebut dianggap efisien karena pada situasi
selainnya, dimana masih terdapat peluang untuk meningkatkan kegunaan
seseorang tanpa mengurangi kegunaan orang lain, itulah yang disebut dengan
Pareto improvement. Perekonomian belum mampu mendistribusikan outputnya
secara optimal sehingga seluruh konsumen mendapatkan kegunaan maksimal
yang mungkin diperolehnya.
a. Pareto Optimal
Pareto optimal adalah alokasi sumber daya yang tidak dapat diperoleh
dengan baik oleh individu tanpa adanya orang lain yang lebih buruk. Model
efisiensi ini menimbulkan asumsi yang sangat terbatas, yaitu :
• Sebuah pasar yang lengkap untuk semua yang terkait dengan masa
depan dan untuk semua resiko.
• Tidak ada eksternalitas dalam fungsi utilitas konsumen atau fungsi
produksi suatu perusahaan.
• Harga pasar diketahui dengan pasti dan semua pasar harus memiliki
informasi yang sempurna.
• Konsumen memaksimalkan utilitasnya dan kurva indiferennya
berdasarkan tingkat pertukaran marjinal.
4. Teori Pendapatan
Pendapatan merupakan suatu hasil yang diterima oleh seseorang atau
rumah tangga dari berusaha atau bekerja. Jenis masyarakat bermacam ragam,
seperti bertani, nelayan, beternak, buruh, serta berdagang dan juga bekerja
pada sektor pemerintah dan swasta (Pitma, 2015:38).
Pada konsep ekonomi, menurut Adam Smith penghasilan adalah
jumlah yang dapat dikonsumsi tanpa harus mengakibatkan penurunan modal,
termasuk modal tetap (fixed capital) dan modal berputar (circulating capital).
Hicks mengatakan bahwa penghasilan adalah jumlah yang dikonsumsi oleh
seseorang selama jangka waktu tertentu. Sementara itu, Henry C Simon yang
memandang dari sudut penghasilan perorangan, mendefenisikan penghasilan
sebagai jumlah dari nilai pasar barang dan jasa yang dikonsumsi dan
perubahan nilai kekayaan yang ada pada awal dan akhir satu periode
(Hafidoh, 2015:33).
5. Teori Konsumsi
Keynes mengedepankan variabel utama dalam analisinyayaitu konsumsi
dipengaruhi oleh tingkat pendapatan C= f(Y). Keynes mengajukan 3 asumsi
pokok secara makro dalam teorinya yaitu:
- Kecenderungan mengkonsumsi marginal (marginal propensity to
consume) ialah jumlah yang dikonsumsi dalam setiap tambahan
pendapatan adalah antara nol dan satu.
- Keynes menyatakan bahwa kecenderungan mengkonsumsi rata-
rata (average prospensity to consume), turun ketika
pendapatan naik.
- Keynes berpendapat bahwa pendapatan merupakan determinan
konsumsi yang penting dan tingkat bunga tidak memiliki peranan
penting. (Mankiw, 2007:425-426)
BAB IV
2
Jasa Marga, Materi Public Expose 2015
Dari hasil penelitian diatas menunjukkan tingkat partisipasi masyarakat
Indonesia terhadap infrastruktur jalan tol dimana didominasi oleh masyarakat yang
memiliki kemampuan lebih diantaranya pendapatan yang tinggi serta yang memiliki
transportasi roda empat atau diatasnya. Terjadinya pareto optimal antara masyarakat
yang mampu memikmati jalan tol dengan masyarakat yang belum mampu untuk
menikmati fasilitas jalan tol tersebut.
Daftar Pustaka
BPJT (2006). Jalan Tol: Peluang Investasi di Indonesia. Jakarta: Departemen
Pekerjaan Umum.
Canning, David and Peter Pedroni. 2004. “Infrastructure and Long Run Economic
Growth.” University of Belfast
(Ekonomi & Bisnis, 2012; Jasa Marga, 2015; Kemenpu, 2013)Ekonomi, F., &
Bisnis, D. A. N. (2012). MODUL EKONOMI PUBLIK BAGIAN II :
TEORI SEKTOR PUBLIK Dosen Ferry Prasetya , SE ., M . App Ec.
Jasa Marga. (2015). Investor Summit & Capital Market Expo. In Materi Public
Expose.
Stiglitz, Joseph. 2000. Globalization and its Discontent, Penguin Books, London.
Tatom, J.A. 1993. Paved with Good Intentions; the Mythical National Infrastructure
Crisis Policy Analysis. Cato Institute.
Todaro, M. 2006. Pengembangan Ekonomi Dunia Ketiga. Edisi Kedelapan. Jakarta:
Penerbit Erlangga
https://www.pu.go.id/
www.jasamarga.com/
Lampiran
BIODATA
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Rachmada Rusydi Wibisana
2. Tempat/Tanggal Lahir : Jombang, 02 Januari 1999
3. Alamat : Ds. Ngebrak RT 02 / RW 03 Kec.
Gamengrejo Kab. Kediri
4. Telepon : 085608552368
5. E-mail : ramarusdi24@yahoo.com
6. Hobby : computing, renang, basket, gaming,
murrotal qur’an, dan baca seni sastra.
II. PENDIDIKAN
1. SD : SDN NGEBRAK 1 Tahun 2004 – 2010
2. SMP : MTsN KEDIRI 2 Tahun 2010 – 2013
3. SMA : MAN 3 KOTA KEDIRI 2013 – 2016
III. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Remas Nurul Jadid Ds Ngebrak tahun 2013 menjadi anggota, dan
sekarang menjadi wakil ketua pengurus Remas periode 2017 sampai
sekarang.
2. Mengikuti Karang Taruna tahun 2013 dan menjadi anggota samapi
sekarang.
3. Mengikuti HMP EP Universitas Trunojoyo Madura tahun 2016 menjadi
anggota divisi infokom dan tahun 2018 menjadi CO divisi keilmuan
sampai sekarang.
IV. DATA ORANGTUA
Ayah : Achmadi
Tempat/Tanggal lahir : Bangil, 26 Oktober 1966
Alamat : Ds. Ngebrak RT 02 / RW 03 Kec. Gamengrejo
Kab. Kediri
Ibu : Suhariatik
Tempat/Tanggal lahir : Jombang, 26 Oktober 1975
Alamat : Ds. Ngebrak RT 02 / RW 03 Kec. Gamengrejo
Kab. Kediri