Arya Bagus Megananda (1), Muchtar Karokaro (1) ,Budi Agung Kurinawan (1)
Abstrak
Proses surface Hardening pada proses pembuatan suatu komponen mesin banyak
dilakukan, hal ini dikarenakan banyak komponen mesin yang dibutuhkan harus memiliki
tingkat kekerasan yang tinggi di permukaan. Kekerasan permukaan dibutuhkan agar
komponen ini tahan terhadap deformasi plastic maupun gesekan saat menjalankan fungsinya.
proses surface hardening by machining, yaitu baja tanpa melalui proses annealing langsung
di bubut dengan kondisi pemotongan tertentu agar menghasilkan kekerasan permukaan
tertentu, dan proses selanjutnya dilakukan finishing.
Material yang digunakan pada penelitian ini adalah AISI 4340 merupakan baja
paduan nikel-krom-molibden yang banyak digunakan untuk membuat komponen seperti poros
dan connecting rods. Dengan memvariasikan Depth Of Cut pada proses pembubutan dan
untuk menunjang penelitian ini dilakukau beberapa pengujian yang meliputi foto struktur
makro, foto struktur mikro dengan microscope metallurgy, pengujian XRD, dan pengujian
Microhardness.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada setiap variasi terbentuk fasa bainit bawah,
dimana pada setiap variasi terjadi perbedaan distribusi bainit bawah. Pada penelitian ini
hanya terbentuk lapisan dark layer dan lapisan white layer yang terbentuk sangat tipis. Nilai
kekerasan tertinggi pada Depth Of Cut 0.2 sebesar 46 HRC. Kedalaman pengerasan pada
permukaan terjadi pada variasi Depth of Cut 0.2 mm sebesar 6000 µm.
Kata kunci : AISI 4340, depth of cut, surface hardening, white layer
Abstract
There were so many surface Hardening process in making machine component
process has been done, it’s because many machine component need to have a high rate
hardening in the surface area. Surface hardening needed, so the component can resist the
deformation or Shear while doing its function. Surface hardening process by machining, is
steel without annealing process, suddenly turned inspecific cutting condition to produce
specific Surface Hardening, and the next process will be done with finishing.
Material used in this research is AISI 4340, this is the alloying steel of nickel-crom-
molibden which usually used for component such as shaft and connecting rods. By giving
Depth Of Cut variation in turning process and to support this research has done some test
which include macrostructure photograph, microstucture photography microscope
metallurgy, XRD testing, and Microhardness test has been done.
The research result shows that in every variation lower bainit phase forms, where in
every variation research Lower bainit distribution happened. In this research it only forms
dark layer and white layer which are very thin. The highest hardness value in Depth Of Cut
0.2 about 46 HRC. Depth of Hardening surface occur in variation Depth of Cut 0.2 mm about
6000 µm.
Keyword : AISI 4340, depth of cut, surface hardening, white layer
iv
Laporan Tugas Akhir
Jurusan Teknik Material dan Metalurgi
iv
v
3. METODOLOGI
3.1. Diagram Alir penelitian
star
t
Persiapan spesimen
Gambar 3.3. ukuran mata pahat sebelum
Pemotongan AISI 4340 mengalami proses gerinda dan setelah
mengalami proses gerinda.
b) Angka kekerasan pada spesimen Gambar 4.4. Angka Kekerasan dari tepi ke
hasil pembubutan tengah pada Baja AISI 4340 dengan Deprh (µm)
Tabel 4.2. kekerasan Baja AISI 4340 dari Of Cut 0.1 mm
b) Analisa Distribusi Kekerasan dan
titik tepi ke tengah
Kedalaman Pengerasan pada d=0.2
Hardness ( MHV ) mm
Spesieme Titi titi Titi Titi Titi
n k1 k2 k3 k4 k5
0.1 432 41 405 390 378
9
0.2 457 42 387 372 371
3
0.3 453 41 398 380 349
3
0.4 412 36 360 352 347 Gambar 4.5. Angka Kekerasan dari tepi ke
4 tengah pada Baja AISI 4340 dengan Deprh
Of Cut 0.2 mm
Tabel 4.3. kekerasan Baja AISI 4340 di c) Analisa Distribusi Kekerasan dan
permukaan Kedalaman Pengerasan pada d=0.3
mm
Hardness ( MHV ) Permukaan
Spesieme Titi titi Titi Titi Titi
n k1 k2 k3 k4 k5
0.1 432 44 419 415 420
0
0.2 457 45 443 443 447
2
0.3 453 44 452 445 448
6
0.4 396 40 412 394 409
3 Gambar 4.6. Angka Kekerasan dari tepi ke
tengah pada Baja AISI 4340 dengan Deprh
4.1.2. Distribusi Kekerasan dan Of Cut 0.3 mm
Kedalaman Pengerasan
Pada penelitian ini didapatkan
distribusi kekerasan dan kedalaman
pengerasan pada setiap spesimen apabila
dibandingkan dengan kekerasan yang
Laporan Tugas Akhir
Jurusan Teknik Material dan Metalurgi
vii
(a) (b)
Austenit sisa Bainit bawah Austenit sisa
(c) (d)
Gambar 4.8. Foto makro material yang (a) (b)
mengalami pembubutan dengan kecepatan Austenit sisa Bainit Bawah Austenit sisa
pemakanan 2250 mm/s (a) kedalaman
pemakanan 0.1mm, (b) kedalaman
pemakanan 0.2 mm, (c) kedalaman
pemakanan 0.3 mm, (d) kedalaman
pemakanan sebesar 0.4 mm.
(c) (d)
4.1.4. Pengamatan Mikro Gambar 4.11. Struktur mikro baja AISI
a) Raw material 4340 yang telah mengalami proses thermo-
Bainit Atas Bainit Atas
mechanical (pembubutan) dengan Depth
Of Cut 0.2 mm pada kecepatan 2250
mm/detik (a) tengah, dengan perbesaran
100x, (b) tengah, dengan pembesaran
1000x, (c) tepi, dengan pembesaran 100x,
(d) tepi, pembesaran 1000x. Cairan etsa
picral
(a) (b)
Gambar 4.9. Struktur mikro baja AISI
4340 sebelum mengalami proses thermo-
mechanical (pembubutan) di posisi tengah
Laporan Tugas Akhir
Jurusan Teknik Material dan Metalurgi
viii
(c) (d)
Gambar 4.14. Hasil Pengujian XRD Baja
Gambar 4.12. Struktur mikro baja AISI AISI 4340 (a) Depth Of Cut 0.1 mm (b)
4340 yang telah mengalami proses thermo- Depth Of Cut 0.2 mm (c) Depth Of Cut 0.3
mechanical (pembubutan) dengan Depth mm (d) Depth Of Cut 0.4 mm
Of Cut 0.3 mm pada kecepatan 2250
mm/detik (a) tengah, dengan perbesaran Tabel 4.4 Ukuran kristal dari baja AISI
100x, (b) tengah, dengan pembesaran 4340 setelah di treatment dengan berbagai
1000x, (c) tepi, dengan pembesaran 100x, variasi Depth Of Cut
(d) tepi, pembesaran 1000x. Cairan etsa Depth λ(Ǻ) B(rad) Ө(o) Cos ө D
picral
Of
e) AISI 4340 Depth Of Cut 0.4 mm
Austenit sisa Bainit Atas Austenit sisa Cut
(mm)
0.1 1.54056 0.00869 22.3077 0.9252 172.408
0.2 1.54056 0.01104 22.3051 0.9252 135.785
0.3 1.54056 0.01008 22.2697 0.9254 148.594
(a) (b) 0.4 1.54056 0.01007 22.2949 0.9252 148.751
Austenit sisa Bainit Atas Austenit sisa
4.2. Pembahasan
4.2.1. Pembahasan Raw material
Raw material dari penelitian ini
adalah Baja AISI 4340 memiliki komposisi
(c) (d) senyawa yakni kadar karbon 0.34 %,
Gambar 4.13. Struktur mikro baja AISI Silicon 0.30%, mangan 0.60&, Chromium
4340 yang telah mengalami proses thermo- 1.50%, molibdem 0.20% dan nickel
mechanical (pembubutan) dengan Depth 1.50%. Baja AISI 4340 ini telah
Of Cut 0.4 mm pada kecepatan 2250 mengalami prehardenening dan tempering
mm/detik (a) tengah, dengan perbesaran sebelum mengalami perlakuan thermo-
100x, (b) tengah, dengan pembesaran mechanical (turning proces) pada 4
1000x, (c) tepi, dengan pembesaran 100x, spesimen menggunakan variasi Depth Of
(d) tepi, pembesaran 1000x. Cairan etsa Cut pada spesimen kerja yaitu 0.1 mm, 0.2
picral mm, 0.3 mm, dan 0.4 mm. Dengan feed
rate yang konstan yaitu 50 mm/ref,
kecepatan putaran pada spindel yaitu 2.250
mm/detik. Dan proses pembubutan
sepanjang 70 mm dari panjang total 200
mm dengan waktu proses bubut adalah 1
menit 32 detik. Dengan mata pahat yang
telah ditumpulkan 2 mm menggunakan