Tugas SKLH
Tugas SKLH
1. Tari Piring
Tari Piring
Tari Payung
Tari Indang
Tarian tradisional berikutnya sudah tidak asing lagi ditelinga kita, tari
Indang yang saya sebut di awal artikel, tari ini ternyata kadang disebut
tari badindin.
Biasanya ditarikan dengan jumlah 7 orang dan dibawakan oleh pria,
namun seiring dengan zaman, wanita pun banyak yang menarikan tarian
ini.
Sejarahnya, tarian ini dibuat untuk menyebarkan dakwah agama
Islam ketika dibawa Syekh Burhanudin. Namun sekarang, tarian ini
diadakan bila ada seminar budaya dan bersifat hiburan saja.
Makna yang terkandung didalamnya mengajarkan kita kerja sama
dengan orang lain. Hal ini terlihat dari gerakannya yang sangat dinamis,
ceria dan kompak.
Dan mengenai lagu latar yang berjudul “Dindin Badindin”
mengandung makna yang mengajak orang-orang untuk bertegur sapa.
4. Tari Lilin
Tari Lilin
Tari Pasambahan
Tari Rantak
Tari randai
1) Sambal Tuktuk
3) Manuk Napinadar
Manuk Napinadar atau Ayam Napinadar adalah masakan
khas Batak yang biasanya dihidangkan pada pesta adat tertentu. Untuk
mengerjakan resep yang satu ini agak sedikit rumit, butuh waktu dan
kesabaran. Pastinya inti dari masakan ini adalah di saos darah ayam itu
sendiri.
Masak Ayam Napinadar ini, ayamnya harus dipanggang terlebih
dahulu, setelah itu lalu disiram dengan saos spesial yakni darah ayam
(manuk) itu sendiri, dan dicampur dengan andaliman, bawang
putih bubuk (yang sudah digiling sampai halus) lalu dimasak. Sama
seperti kita menuangkan saos ke atas ayam yang sudah dipanggang.
4) Saksang
Saksang atau sangsang adalah masakan khas dari tanah Batak yang
terbuat dari daging babi (atau daging anjing) yang dicincang dan
dimasak dengan menggunakan darah, santan dan rempah-rempah
(termasuk jeruk purut dan daun salam, ketumbar, bawang
merah, bawang
putih, cabai, merica, serai, jahe, lengkuas,kunyit dan andaliman).
Saksang menjadi makanan wajib dalam adat pernikahan Batak
5) Dengke Mas na Niura
Makanan ini dikenal juga dengan sebutan Ikan Mas Na Niura yang
mana merupakan makanan tradisonal khas Batak yang berasal dari
Tapanuli. Dahulu masakan na niura dikhususkan untuk raja saja, namun
karena rasanya yang enak sehingga semua orang-orang batak ingin
menyantap dan membuatnya.
Ikan Mas Na Niura ini merupakan sebuah penyajian Lauk Pauk
yang cara membuatnya tidak dimasak, direbus, digoreng atau
semacamnya, karena na niura dalam bahasa Batak artinya ikan yang
tidak dimasak, ikan mentah tersebut disajikan dengan bumbu yang
lengkap sehingga yang akan membuat ikan tersebut lebih enak dirasa
tanpa dimasak, yang artinya bahwa bumbu-bumbu itulah yang memasak
ikan mas tersebut.
6) Itak Gurgur
1. Keris Palembang
1. Sumatera Utara
2. Sumatera Barat
3. Sumatera Selatan
.
Rumah adat Sumatera
Rumah adat Sumatera yang pertama adalah rumah adat Aceh atau
krong bade. Rumah adat aceh adalah rumah dengan menggunakan
struktur panggung yang memiliki tinggi 2-3 meter dari permukaan tanah.
Secara keseluruhan rumah ini terbuat dari bahan kayu kecuali bagian
atapnya dan bagian lantainya.
Pada umumnya rumah adat aceh memiliki atap yang terbuat dari
daun rumbia atau daun enau yang telah dianyam. Dan pada bagian
lantainya terbuat dari bambu yang telah disusun hingga menjadi sebuah
lantai. Karena menggunakan struktur panggung, rumah adat aceh
memiliki ruang bawah tanah.
Biasanya ruangan itu digunakan untuk menyimpan bahan pangan
atau difungsikan sebagai gudang. Selain itu juga digunakan sebagai
aktivitas para kaum wanita, misalnya untuk menenun kain khas aceh.
Dan inilah salah satu faktor yang menjadi ciri khusus rumah adat aceh.
Untuk bisa memasuki rumah ini, yang harus kita lakukan pertama
kali adalah menaiki tangga. Anak tangga yang terdapat pada rumah ini
biasaya berjumlah ganjil. Apabila kita sudah masuk dalam rumah adat
ini, kita akan melihat lukisan-lukisan yang menempel di dinding rumah.
2. Rumah Adat Sumatera Barat
(Rumah Gadang)
Rumah adat yang kelima adalah rumah adat Lampung atau nuwou
sesat. Seperti rumah adat Sumatera lainnya, rumah adat lampung adalah
rumah panggung yang terbuat dari bahan kayu atau papan. Rumah ini
difungsikan masyarakat sekitar sebagai balai atau tempat pertemuan
masyarakat kampung.
Pada awalnya masyarakat sekitar membuat rumah ini dengan tujuan
agar penghuninya terhidar dari serangan hewan buas. Karena hutan
lampung adalah hutan yang memiliki kekayaan hayati yang tinggi. Yang
tidak menutup kemungkinan hal tersebut dapat menyebabkan binatang
buas turun ke pemukiman warga.
6. Rumah Adat Bangka Belitung
(Rumah Panggung)
Rumah adat Sumatera yang kedelapan adalah rumah adat Jambi atau
kajang leko. Seperti rumah adat pulau sumatera lainnya, rumah ini
memiliki desain rumah dengan panggung. Selain itu kajang leko
merupakan rumah dengan desain tertua yang ada di Jambi.
Kajang leko adalah sebuah rumah panggung yang menggunakan
konsep dari arsitektur Marga Batin. Apabila dilihat dari atas maka
kajang leko akan berbentuk persegi panjang, dengan ukuran 12 x 9
meter. Juga dilengkapi oleh 30 tiang penyangga, 24 tiang sebagai tiang
penyangga utama dan sisanya sebagai tiang pelambang.
Karena didesain sebagai rumah panggung, rumah ini juga memiliki
tangga sebagai penghubung antara tanah dengan lantai rumah ini.
Uniknya rumah kajang leko, rumah ini memiliki 2 buah tangga yang
berbeda. Satu tangga berada di sebelah kanan rumah sebagai tangga
utama dan satu lagi disebut dengan tangga penteh.
Pada saat ini rumah kajang leko berperan sebagai simbol atau ikon
budaya Jambi di kancah Nasional. Tetapi, sebetulnya masyarakat dahulu
menggunakan kajang leko sebagai tempat tinggal mereka sehari-hari.
Namun hal ini tidak banyak diketahui oleh sebagian besar orang
Indonesia.
9. Rumah Adat Riau (Balai Salaso Jatuh)