21.4.3.1.5 Morbili
21.4.3.1.6 Varisela
Penyakit yang disebabkan oleh virus varisela zoster (VVZ)
dengan gejala dikulit dan selaput lendir berupa vesikula dan
disertai dengan gejala konstitusi. Gejala klinis varisela, pada
anak kecil, gejala prodromal jarang terjadi. Pada anak yang lebih
tua dan orang dewasa, ruam sering didahului oleh 2 hingga 3 hari
demam, menggigil, malaise, sakit kepala, anoreksia, sakit
punggung parah, dan, pada beberapa pasien, sakit tenggorokan
dan batuk kering. Pada orang yang tidak divaksinasi, ruam mulai
di wajah dan kulit kepala dan menyebar cepat ke batang, dengan
relatif hemat ekstremitas. Lesi baru muncul di tanaman berturut-
turut, tetapi distribusi mereka tetap sentral. Ruam cenderung
lebih padat di bagian belakang dan di antara tulang belikat
daripada di tulang belikat dan bokong dan lebih banyak pada
medial daripada pada aspek lateral dari anggota badan.
Patogenesis, VVZ masuk melalui mukosa dari saluran
pernapasan bagian atas dan oropharynx, diikuti oleh replikasi
lokal, viremia primer, replikasi dalam sel-sel sistem
retikuloendotelial, viremia sekunder, dan diseminasi ke kulit dan
selaput lendir. Selama varisela, VVZ lolos dari lesi kulit ke saraf
sensoris, perjalanan ke ganglia sensoris, dan menyebabkan
infeksi laten. Imunitas terhadap VVZ terjadi dengan infeksi
primer secara alami dan dengan kekebalan yang berubah, yang
menghasilkan replikasi VVZ di ganglia sensoris. VVZ kemudian
berjalan menyusuri saraf sensorik, menghasilkan gejala
dermatom awal, diikuti oleh kulit lesi. Karena neuritis
mendahului keterlibatan kulit, rasa sakit atau gatal muncul
sebelum lesi kulit terlihat. Lokasi nyeri bervariasi dan
berhubungan langsung dengan ganglion di mana VVZ muncul
dari latensi menjadi infeksi aktif. Gejala prodromal mungkin
muncul pada awalnya pada dermatom trigeminal, serviks, toraks,
lumbar, atau sakral. Postural neuralgia (PHN) adalah sindrom
nyeri regional yang kompleks.
21.4.3.3.2 Folikulitis
Radang folikel rambut, terutama disebabkan oleh S.aureus.
Terdapat 2 jenis yaitu folikulitis superfisialis yaitu bila lesi hanya
sampai di epidermis dan folikulitis profunda bila lesi mencapai
dermis.
Gejala klinis folikulitis yaitu lesi berkembang secara
istimewa pada bagian-bagian berbulu pada lengan, lengan bawah,
paha, dan bokong sebagai diskrit, eritematosa, papula folikel
berdiameter 2 sampai 8 mm dengan sumbatan keratinus sentralis
yang melekat erat dan melekat yang mungkin tertusuk oleh
rambut.
Patogenesis, etiologi folikulitis perforasi tidak diketahui.
Perforasi dinding folikel telah dianggap sebagai peristiwa
patogenik awal. 6 komponen kimia dalam tekstil (misalnya,
formaldehida), serta rambut yang melengkung atau fragmennya
telah dicurigai sebagai penyebab perforasi seperti itu.
Transepidermal eliminasi, dimana komponen dermal dihilangkan
melalui saluran yang baru terbentuk, tampaknya kebetulan dalam
folikulitis perforantes. Fakta bahwa jumlah kasus baru telah
menurun sejak deskripsi asli mendukung patogen eksogen.
21.4.3.3.4 Eritrasma
21.4.3.3.5 Erisipelas
21.4.3.3.6 Skrofuloderma
Kelainan kulit yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis yang mengenai subkutan membentuk abses
dingin makin lama membesar dan pecah pada kulit di
atasnya. Sering pada anak, remaja dan orang tua. Predileksi:
daerah parotis, submandibular, subclavicular dan bagian
lateral leher.
Gejala klinis skrofuloderma adalah nodula subkutan padat/
infiltrat asimtomatis mudah digerakkan, lunak pada perabaan,
supurasi, bila terjadi perforasi akan menjadi ulserasi, dari sinus-
sinus mengeluarkan cairan encer atau purulen, tepi kebiruan,
menggaung, dasar lunak, granulasi. Sikatriks seperti pita
membentuk jembatan pada area ulseratif/ normal. Reaksi
tuberkulin positif.
21.4.3.3.7 Lepra
21.4.3.3.8 Sifilis
Sifilis adalah suatu penyakit akibat hubungan seksual yang
disebabkan oleh Treponema (Spirochaeta) pallidum dapat
menjangkit seluruh organ tubuh serta dapat menembus plasenta,
dan perjalanan klinisnya melewati beberapa stadium.
Perjalanan klinis penyakit ini mempunyai beberapa stadium,
antara lain:
1. Stadium I
Timbul suatu ulkus yang disebut ulkus durum yang
mempunyai sifat khusus. Sifat-sifat ulkus terebut :
a. Tidak nyeri (indolen)
b. Sekitar ulkus teraba keras (indurasi)
c. Dasar ulkus bersih dan berwarna merah seperti lak
d. Soliter (biasanya hanya 1—2 ulkus)
e. Lokasi ulkus ini pada laki-laki biasanya terdapat pada
preputium, ulkus koronarius, batang penis dan
skrotum. Pada wanita di labium mayora dan minora,
klitoris dan bisa juga pada serviks. Ulkus bisa
terdapat ekstra genital misalnya pada anus, rektum,
bibir, mulut, Iidah, tonsil, jari, dan payudara.
2. Stadium II
Lesi sekunder timbul 4 – 10 minggu setelah
timbulnya lesi primer.
a. Lesi dikulit berbentuk macam-macam :
1) Roseolae syphilitica merupakan makula yang
pertama timbul
2) Papulo-sirsiner : papulae yang timbul kernudian
yang menyusun diri menjadi setengah lingkaran
atau satu lingkaran penuh.
3) Korona veneris; gerombolan papulae yang
trdapat di dahi/muka.
4) Kondilomata lata (bila 1 lesi: kondiloma latum)
banyak papula yang tebal berwarna putih ke
abu-abuan, basah, berbentuk bulat/bulat lonjong,
terdapat didaerah yang lembab seperti: genetal,
perineum, anus, aksila.
5) Bila lesi-lesi di atas menyembuh mungkin
meninggalkan bekas berupa makula
hipopigmentasi disebut lekoderma sifilitika.
b. Lesi pada mukosa mulut:
1) Mucous patch/muqous plaque .
2) Ulkus (snail track ulcer) : ulkus yang melingkar
seperti jalannya siput, didapatkan pada palatum
atau mukosa pipi.
c. Lesi di kepala rambut.
d. Pembesaran getah bening generalisata dengan sifat-
sifat: soliter, tidak nyeri dan tidak saling melekat.
3. Latent Syphilis
Pada fase ini tidak ada gejala klinis tetapi
pemeriksaan serologisnya positif.
4. Stadium III
Berupa gumma. Dimulai dengan timbulnya
granuloma di dalam jaringan (otot, tulang, dsb) yang
kemudian memecah kepermukaan membemtuk ulkus yang
dalam dengan dasar tertutup pus. Tepi ulkus meninggi dan
keras dindingnya curam (seperti dilubangi). Proses gumma
juga terjadi pada laring, paru, gastrointestinal, hepar dan
testis. Pada kardiovaskuler, sifilis Ill menyebabkan
miokarditis, gangguan katup jantung dan aneurisma aorta.