Anda di halaman 1dari 17

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN FISIK MOTORIK

MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL BAGI ANAK USIA DINI


Oleh:
Uswatun Hasanah, M.Pd.I.
STAIN Jurai Siwo Metro Lampung
u.hasanah19@rocketmail.com

Abstrak
Anak-anak sangat dekat dengan permainan. Dalam kehidupan sehari-hari, permainan
baik tradisional maupun modern selalu dilakukan anak-anak. Permainan yang dilakukan
merupakan sesuatu yang dianggap wajib dilakukan sebagai sarana untuk perkembangan fisik
motorik bagi Anak Usia Dini. Permainan modern yang sekarang ini sering dimainkan oleh
anak-anak di perkotaan lebih cenderung mengasah kemampuan otak daripada kemampuan
otot, oleh karena itu kepada para orang tua yang tinggal di perkotaan disarankan lebih
memperkenalkan pada anak-anak mengenai jenis-jenis permainan yang lebih melatih
kekuatan otot-otot mereka dan permainan tradisional dapat menjadi salah satu solusinya.
Permainan tradisionalpun perlahan namun pasti mulai ditinggalkan, karena dianggap kuno
serta melelahkan. Padahal jika ditinjau lebih dalam, beragam permainan tradisional secara
langsung dapat memberikan kontribusi kepada anak-anak diantaranya berupa: 1)
pembentukan fisik yang sehat, bugar, tangguh, unggul dan berdaya saing; 2)pembentukan
mental meliputi: sportivitas, toleran, disiplin dan demokratis; 3)Pembentukan moral menjadi
lebih tanggap, peka, jujur dan tulus; 4) pembentukan kemampuan sosial, yaitu mampu
bersaing, bekerjasama, berdisiplin, bersahabat, dan berkebangsaan.
Kata Kunci: Fisik motorik, Permainan Tradisional.

Abstract
Children are very close to the game. In daily life, children always do both traditional
and modern games. The game is something that is considered mandatory as a means of
physical motor development for Early Childhood.The modern game is often played by
children in urban areas tend to improve the ability of the brain than muscles. therefore, the
parents who live in urban areas is more advisable to introduce the children to the kinds of
games that are more trained strength of their muscles, and traditional games can be one of
the solution.The traditional game was slowly but surely becoming obsolete, because it is
considered archaic and exhausting. In fact, if evaluated deeper,a variety of traditional games
can directly contribute to children such as:1) establishment of a healthy physical, fit, strong,
superior and competitive;2) mental development, include: sportsmanship, tolerance,
discipline and democratic;3) Theestablishment of moral become more responsive, sensitive,
honest and sincere;4) establishment of social skills, are able to compete, cooperate,
disciplined, friendly, and nationality.
Keywords: Physical motor, Traditional Games.

PENDAHULUAN dewasa. Perkembangan anak pada tahun-


Pendidikan adalah proses tahun pertama sangat penting dan akan
pengubahan sikap dan tata laku seseorang menentukan kualitasnya di masa depan.
atau kelompok orang untuk Anak adalah individu yang berbeda, unik,
mendewasakan manusia melalui upaya dan memiliki karakteristik sendiri sesuai
pengajaran dan pelatihan. Sejak dini dengan tahapan usianya. Oleh karena itu,
manusia sudah membutuhkan pendidikan upaya-upaya pengembangan anak usia dini
dalam proses perkembangannya menjadi hendaknya dilakukan melalui belajar dan

717
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 5, Edisi 1, Juni 2016

bermain. (Novan Ardy Wiyani dan Republik Indonesia Nomor 58 tahun 2009
Barnawi, 2012:72). menyatakan bahwa “tujuan Pendidikan
Satuan pendidikan anak usia dini Taman Kanak-kanak adalah membantu
(PAUD) merupakan salah satu bentuk anak didik mengembangkan berbagai
penyelenggaraan pendidikan yang potensi baik psikis dan fisik yang meliputi
menitikberatkan pada peletakan dasar ke lingkup perkembangan nilai agama dan
arah pertumbuhan dan perkembangan moral, fisik/motoric, kognitif, bahasa, serta
yaitu, nilai moral dan agama (spiritual), sosial emosional kemandirian”.
fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), (Permendiknas Nomer 58, 2009:4)
kognitif (daya fikir dan daya cipta), Usia dini merupakan kesempatan
sosialemosional (sikap dan perilaku serta emas bagi anak untuk belajar, sehingga
beragama), dan bahasa sesuai dengan disebut usia emas (golden age). Pada usia
keunikan dan tahap-tahap perkembangan ini, anak memiliki kemampuan untuk
yang dilalui oleh anak usia dini, “tujuan belajar yang luar biasa. (Mursid, 2015:
pembelajaran di PAUD atau taman 121).
kanakkanak adalah untuk membantu PAUD juga merupakan masa emas
meletakkan dasar ke arah perkembangan dalam pertumbuhan dan perkembangan
sikap, pengetahuan, keterampilan, dan pada anak, maka dari itu pentingnya
daya cipta yang diperlukan oleh anak didik mengarahkan dan membimbing anak
dalam menyesuaikan diri dengan dengan membangun karakter positif pada
lingkungannya dan untuk pertumbuhan anak dan menyeimbangkan seluruh aspek
dan perkembangan selanjutnya” (Yeni perkembangannya agar berkembang sesuai
Rachmawati, 2011:1). dengan tahap usianya, “PAUD sebagai
Anak usia dini bertumbuh dan pendidikan yang diselenggarakan sebelum
berkembang menyeluruh secara alami. Jika jenjang pendidikan dasar, memiliki
pertumbuhan dan perkembangan tersebut kelompok sasaran anak usia 0-6 tahun
dirangsang maka akan mencapai. Aspek yang sering disebut sebagai masa emas
perkembangan motorik merupakan salah perkembangan” (Latif, 2013:3).
satu aspek perkembangan yang dapat Pemahaman tentang Anak
mengintegrasikan perkembangan aspek merupakan suatu awal keberhasilan dalam
yang lain. Menurut UU Nomor 20 Tahun pendidikan. Dunia anak merupakan dunia
2003 Bab I Pasal 1 Ayat 14 tentang bermain, di saat mereka bermain anakanak
pendidikan bahwa: Pendidikan anak usia akan menyerap segala sesuatu yang terjadi
dini adalah suatu upaya pembinaan yang di lingkungan sekitarnya, “bermain juga
ditujukan kepada anak sejak lahir sampai merupakan tuntutan dan kebutuhan yang
dengan usia enam tahun yang dilakukan esensial bagi anak usia dini, melalui
melalui pemberian rangsangan pendidikan bermain anak akan dapat memuaskan
untuk membantu pertumbuhan dan tuntutan dan kebutuhan perkembangan
perkembangan jasmani dan rohani agar dimensi dari motorik, kognitif, kreativitas,
anak memiliki kesiapan dalam memasuki bahasa, emosi, sosial, nilai, dan sikap
pendidikan lebih lanjut. Pendidikan anak hidup” (Moeslichatoen, 2006:27).
usia dini (early childhood education/ Anak merupakan amanah Allah
PAUD) sangat penting dilaksanakan kepada kedua orangtuanya, hatinya masih
sebagai dasar bagi pembentukan suci bagaikan mutiara yang indah, bersih
kepribadian manusia secara utuh, yaitu dan kosong dari segala ukiran gambar. Dia
pembentukan karakter, budi pekerti luhur, siap menerima segala ukiran dan
cerdas, ceria, terampil, dan bertakwa, cenderung kepada setiap apa yang
kepada Tuhan yang Maha Esa. diarahkan kepadanya. Anak yang
(Permendiknas Nomer 58, 2009:3). mendapatkan pembinaan yang tepat pada
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional usia dini akan dapat meningkatkan

718
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 5, Edisi 1, Juni 2016

kesehatan serta kesejahteraan fisik dan menuju ke arah suatu organisasi pada
mental, yang berdampak pada peningkatan tingkat integrasi yang lebih tinggi
prestasi belajar anak, etos kerja anak, dan berdasarkan proses pertumbuhan.
produktivitas sehingga mampu mandiri Selain itu, perkembangan diartikan
dan mengoptimalkan potensi dirinya sebagai suatu proses yang menuju kedepan
(Ihsana El-Khuluqo, 2015:40) dan tidak dapat diulang kembali. Dalam
Setiap orangtua atau pendidik perkembangan manusia terjadi perubahan-
menginginkan buah hati atau anak perubahan yang sedikit banyak bersifat
didiknya tumbuh menjadi anak yang tetap dan tidak dapat diulangi. (Abu
cerdas, sehat, mandiri, kreatif. Untuk Ahmadi & Munawar Sholeh, 2005: 1)
mewujudkan hal tersebut, maka orangtua Secara umum, definisi
atau pendidik perlu mengenal dan perkembangan dan pertumbuhan memiliki
memahami dengan baik tentang dunia pengertian yang sama yakni keduanya
anak dengan baik. Sebab dunia anak mengalami perubahan. Tetapi secara
berbeda dengan orang dewasa. Dunia anak khusus, pertumbuhan adalah mengacu
adalah bermain. Dan pada dasarnya peran pada perubahan yang bersifat kuantitas,
orangtua atau pendidik adalah sedang perkembangan lebih mengarah
mengarahkan anak-anak tersebut sebagai kepada kualitas. Artinya konsep
generasi unggul. Adanya program pertumbuhan mengandung definisi sebagai
pengembangan keterampilan motorik anak perubahan ukuran fisik yang bersifat pasti,
usia dini, seringkali dilupakan bahkan akurat yakni dari kecil menjadi besar, dari
diabaikan oleh orangtua atau pendidik. Hal sempit menjadi lebar. Selain itu, yang
ini dikarenakan belum memahami bahwa terpenting dalam pertumbuhan ialah
program pengembangan keterampilan terjadinya proses pematangan fisik yang
motorik yang tak terpisahkan dalam ditandai dengan makin kompleksnya
pendidikan anak usia dini. Berikut ini akan sistem jaringan otot, sistem syaraf maupun
penulis sajikan mengenai pentingnya sistem fungsi organ tubuh. Kematangan
permainan tradisional dalam tersebut, menyebabkan organ fisik merasa
pengembangan fisik motorik bagi anak siap untuk dapat melakukan tugas-tugas
usia dini. dan aktivitas sesuai dengan tahap
perkembangan individu. Jadi
Definisi Pertumbuhan dan Perkembangan perkembangan dapat diartikan sebagai
Setiap organisme pasti mengalami akibat dari perubahan kematangan dan
peristiwa perkembangan selama hidupnya. kesiapan fisik yang memiliki potensi untuk
Perkembangan ini meliputi seluruh bagian melakukan suatu aktivitas, sehingga
dengan keadaan yang dimiliki oleh individu telah mempunyai suatu
organisme ini, baik yang bersifat konkret pengalaman. (Agoes Dariyo, 2007: 35)
maupun yang bersifat abstrak. Jadi,
peristiwa perkembangan itu, khususnya Aspek Perkembangan Anak Usia Dini
perkembangan manusia, tidak hanya Catron dan Allen dalam Yuliani
tertuju pada aspek psikologis saja, tetapi Nurani Sujiono (2009: 62) mengemukakan
juga aspek biologis. bahwa terdapat 6 aspek perkembangan
Djaali dalam Helmawati (2015: 10) anak usia dini, yaitu:
mengemukakan bahwa pertumbuhan 1. Kesadaran personal
diartikan perubahan kuantitatif pada Permainan yang kreatif
material sesuatu sebagai akibat dari adanya memungkinkan perkembangan
pengaruh lingkungan. Sedangkan definisi kesadaran personal. Bermain
perkembangan menurut F.J. Monk, dkk mendukung anak untuk tumbuh secara
mendefinisikan bahwa perkembangan mandiri dan memiliki kontrol atas
adalah suatu proses yang kekal dan tetap lingkungannya. Melalui bermain, anak

719
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 5, Edisi 1, Juni 2016

dapat menemukan hal yang baru, bahan dan alat, berinteraksi dengan
bereksplorasi, meniru, dan orang lain dan mulai merasakan dunia
mempraktikkan kehidupan sehari-hari mereka. Bermain menyediakan
sebagai sebuah langkah dalam kerangka kerja pada anak untuk
membangun keterampilan menolong mengembangkan pemahaman tentang
dirinya sendiri, keterampilan ini diri mereka sendiri, orang lain dan
membuat anak merasa kompeten. lingkungan.
2. Pengembangan Emosi 6. Pengembangan kemampuan motorik
Melalui bermain, anak dapat belajar Bermain memberikan kesempatan
menerima, berekspresi dan mengatasi yang luas untuk bergerak pada anak,
masalah dengan cara yang positif. pengalaman belajar untuk
Bermain juga memberikan menemukan, , aktivitas sensori motor,
kesempatan pada anak untuk yang meliputi penggunaan otot-otot
mengenal diri mereka sendiri dan besar dan kecil memungkinkan anak
untuk mengembangkan pola perilaku untuk memenuhi perkembangan
yang memuaskan dalam hidup. perseptual motorik.
3. Membangun sosialisasi
Bermain memberikan jalan bagi Perkembangan Fisik Motorik Anak
perkembangan sosial anak ketika Menurut Agoes Dariyo (2007: 43)
berbagi dengan anak lain. Bermain mengemukakan bahwa yang paling
adalah sarana yang paling utama bagi menonjol dan nampak dalam diri individu
pengembangan kemampuan adalah terjadinya perubahan fisik. Hal ini
bersosialisasi dan memperluas empati terbukti dengan adanya perubahan fisik
terhadap orang lain serta mengurangi individu yang terjadi sangat cepat yakni
sikap egosentrisme. Bermain dapat sejak masa konsepsi hingga masa
menumbuhkan dan meningkatkan rasa kelahirannya. Kemudian dilanjutkan masa
sosialisasi anak. Melalui bermain anak bayi, anak-anak, remaja dan dewasa.
dapat belajar perilaku prososial Fisik atau tubuh manusia
seperti: menunggu giliran, kerja sama, merupakan sistem organ yang kompleks
saling membantu dan berbagi. dan sangat mengagumkan. Semua organ
4. Pengembangan Komunikasi ini terbentuk pada periode pranatal (dalam
Bermain merupakan alat yang paling kandungan). Berkaitan dengan
kuat untuk membelajarkan perkembangan fisik menurut Kuhlen dan
kemampuan berbahasa anak. Melalui Thompson dalam Syamsu Yusuf LN.
komunikasi inilah anak dapat (2014:101) mengemukakan bahwa
memperluas kosa kata dan perkembangan fisik individu meliputi
mengembangkan daya penerimaan empat aspek yaitu: (1) Sistem syaraf, yang
serta pengekpresian kemampuan sangat mempengaruhi perkembangan
berbahasa mereka melalui interaksi kecerdasan dan emosi; (2)Otot-otot, yang
dengan anak-anak lain dan orang mempengaruhi perkembangan kekuatan
dewasa pada situasi bermain spontan. dan kemampuan motorik; (3) Kelenjar
5. Pengembangan kognitif Endokrin, yang menyebabkan munculnya
Bermain dapat memenuhi kebutuhan pola-pola tingkah laku baru, seperti pada
anak untuk secara aktif terlibat dengan usia remaja berkembang perasaan senang
lingkungan, untuk bermain dan untuk aktif dalam suatu kegiatan, yang
bekerja dalam menghasilkan suatu sebagian anggotanya terdiri atas lawan
karya, serta untuk memenuhi tugas- jenis; dan (4) Struktur fisik/tubuh, yang
tugas perkembangan kognitif lainnya. meliputi tinggi, berat dan proporsi.
Selama bermain, anak menerima
pengalaman baru, memanipulasi

720
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 5, Edisi 1, Juni 2016

Gerakan motorik atau adalah suatu halus.Keterampilan motorik kasar (gross


istilah yang digunakan untuk motor skill), meliputi keterampilan otot-
menggambarkan perilaku gerakan yang otot besar lengan, kaki, dan batang tubuh,
dilakukan oleh tubuh manusia. seperti berjalan dan melompat. Sedangkan,
Pengendalian motorik biasanya digunakan Keterampilan motorik halus (fine motor
dalam bidang ilmu psikologi, fisiologi, skill), meliputi otot-otot kecil yang ada
neurofisiologi maupun olah raga. Proses diseluruh tubuh, seperti menyentuh dan
tumbuh kembang kemampuan gerak memegang. (Desmita, 2013: 97-99)
seorang anak. Pada dasarnya, Berkaitan dengan kemampuan
perkembangan Perkembangan motorik motorik menurut Waharsono dalam Edy
adalah ini berkembang sejalan dengn Waspada (2014: 33) mengemukakan
kematangan saraf dan otot anak. Sehingga, bahwa sejalan dengan meningkatnya
setiap gerakan sesederhana apapun, adalah ukuran tubuh dan meningkatnya
merupakan hasil pola interaksi yang kemampuan fisik, maka meningkat pulalah
kompleks dari berbagai bagian dan system kemampuan geraknya. Adapun
dalam tubuh yang dikontrol oleh otak. perkembangan kemampuan fisik pada
Keterampilan Motorik adalah anak kecil menurut mursid (2015: 126-
gerakan-gerakan tubuh atau bagian-bagian 127) bisa diidentifikasikan dalam beberapa
tubuh yang disengaja, otomatis, cepat dan hal. Sifat-sifat perkembangan fisik yang
akurat. Gerakan-gerakan ini merupakan dapat diamati adalah sebagai berikut:
rangkaian koordinasi dari beratus-ratus 1. Terjadi perkembangan otot-otot besar
otot yang rumit. Ketrampilan motorik ini cukup cepat pada usia 2 tahun terakhir
dapat dikelompokkan menurut ukuran masa anak kecil. Hal ini
otot-otot dan bagian-bagian badan yang memungkinkan anak melakukan
terkait, yaitu keterampilan motorik kasar berbagai gerakan yang lebih leluasa
(gross motor skill) dan keterampilan yang kemudian bisa dilakukannya
motorik halus (fine motor skill). Secara bermacam-macam keterampilan gerak
garis besarnya, urutan perkembangan dasar. Beberapa macam gerak dasar
keterampilan motorik ini mengikuti dua meliputi: meloncat, berlari, melempar,
prinsip. Pertama, prinsip chepalocaudal menangkap, dan memukul
(dari kepala ke ekor), menunjukkan urutan berkembang secara bersamaan tetapi
perkembangan, dimana bagian atas badan dengan irama perkembangan yang
lebih dahulu berfungsi dan terampil berlainan.
digunakan sebelum bagian yang lebih 2. Dengan berkembangnya otot-otot
rendah. Bayi terlebih dahulu belajar besar, terjadi pulalah perkembangan
memutar kepalanya sebelum belajar kekuatan yang cukup cepat, baik pada
menggerakkan kaki dengan sengaja, dan anak laki-laki maupun perempuan.
mereka belajar menggerakkan kaki. 3. Pertumbuhan kaki dan tangan secara
Kedua, Prinsip proximodistal (dari dekat proporsional lebih cepat dibanding
ke jauh), menunjukkan perkembangan pertumbuhan bagian tubuh yang lain,
keterampilan motorik, dimana bagian menghasilkan peningkatan daya
tengah badan lebih dahulu terampil ungkit yang lebih besar di dalam
sebelum dibagian-bagian sekelilingnya melakukan gerakan yang melibatkan
atau bagian yang lebih jauh. Bayi belajar tangan dan kaki.
melambaikan keseluruhan lengannya 4. Terjadi peningkatan koordinasi gerak
sebelum belajar menggoyangkan dan keseimbangan tubuh yang cukup
pergelangan tangan dan jari-jarinya. cepat.
Penulis membagi keterampilan motorik 5. Meningkatnya kemungkinan dan
menjadi dua bagian, yaitu: 1) keterampilan kesempatan melakukan berbagai
motorik kasar; 2) keterampilan motorik macam aktivitas gerak fisik bisa

721
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 5, Edisi 1, Juni 2016

merangsang perkembangan mencapai perkembangan yang optimal.


pengenalan konsep-konsep dasar (Ahmad Susanto, 2011: 163)
objek, ruang, gaya, waktu dan sebab – Pada umumnya, pembelajaran di
akibat. TK untuk aspek perkembangan fisik atau
Secara keseluruhan, perkembangan motoriknya lebih banyak difokuskan pada
keterampilan motorik merupakan faktor motorik halus. Sedangkan motorik kasar
yang sangat penting bagi perkembangan kurang diperhatikan. Padahal
pribadi pada anak. pengembangan motorik kasar pada anak
usia dini juga perlu bimbingan dari
Pencapaian perkembangan Motorik pendidik. Perkembangan motorik kasar
Kasar dan Halus Pada Anak Usia Dini sama pentingnya dengan aspek
Pencapaian suatu kemampuan pada perkembangan lainnya, karena
setiap anak bisa berbeda-beda, namun ketidakmampuan anak melakukan kegiatan
demikian ada patokan umur tentang fisik maka akan menimbulkan konsep diri
kemampuan apa saja yang perlu dicapai negatif pada diri anak. (Mursid, 2015: 122)
seorang anak pada usia tertentu. Adanya Secara singkat mengenai pencapaian
patokan tersebut adalah dimaksudkan perkembangan motorik kasar dan motorik
supaya anak yang belum mencapai tahap halus pada masa anak-anak awal ini dapat
kemampuan tertentu ini perlu di latih digambarkan dalam tabel dibawah ini:
berbagai kemampuan untuk dapat
Tabel 1.1. Perkembangan motorik kasar dan motorik halus usia < 3 bulan – 12 bulan
No Lingkup Tingkat Pencapaian Perkembangan
Perkembangan Usia< 3 bulan 3– < 6 bulan 6 – < 9 bulan 9 – <12 bulan
1. Motorik Kasar 1.Refleks 1. Meraih 1.Melempar 1.Menarik benda
menggenggam benda di benda yang yang terjangkau.
benda yang depannya. 2. dipegang 2. 2. Berjalan
menyentuh Tengkurap Merangkak ke dengan
telapak tangan. dengan dada segala arah. 3. berpegangan. 3.
2. diangkat dan Duduk tanpa Berjalan beberapa
Menegakkan kedua tangan bantuan. 4. langkah tanpa
kepala saat menopang. 3. Berdiri bantuan. 4.
ditelungkupka Duduk dengan dengan Melakukan gerak
n. 3. bantuan. bantuan. 5. menendang bola.
Tengkurap. 4. Bertepuk
Berguling ke tangan.
kanan dan ke
kiri.

2 Motorik Halus 1. Memainkan 1. Memegang Menggaruk


jari tangan dan Memasukkan kepala.
benda dengan 2.
kaki. 2. benda ke dalam Memegang benda
ibu jari dan
Memegang mulut. 2. kecil atau tipis
jari telunjuk
benda dengan Memindahkan (menjumput)(misal: potongan
lima jari. mainan dari 2. Meremas buah atau biskuit).
satu tangan ke 3. Memukul-
tangan yang mukul atau
lain mengetukngetuk
mainan.
Sumber: Permendiknas No. 58 Tahun 2009 tanggal 17 September 2009 Tentang Standar Pendidikan
Anak Usia Dini. Hlm.3.

722
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 5, Edisi 1, Juni 2016

Tabel 1.2 Perkembangan motorik kasar dan motorik halus usia 12 Bulan – <4 tahun
No Lingkup Tingkat Pencapaian Perkembangan
Perkembangan 12 – < 18 18 – < 24 2 – <3 3 – <4 tahun
bulan bulan tahun
1. Motorik Kasar 1. Berjalan 1. Melompat di 1.Berjalan 1.Berlari sambil
sendiri. 2. tempat. 2. Naik sambil membawa
Naik tangga tangga atau berjinjit. 2. sesuatu yang
atau tempat tempat yang Melompat ke ringan (bola). 2.
yang lebih lebih tinggi depan dan ke Naik-turun
tinggi dengan dengan belakang tangga atau
merangkak. 3. berpegangan. 3. dengan dua tempat yang
Menendang Berjalan kaki. 3. lebih tinggi
bola ke arah mundur Melempar dengan kaki
depan. 4. beberapa dan bergantian. 3.
Berdiri dengan langkah. 4. menangkap Meniti di atas
satu kaki Menarik benda bola. 4. papan yang
selama satu yang tidak Menari cukup lebar. 4.
detik. terlalu berat mengikuti Melompat turun
(kursi kecil). irama. 5. dari ketinggian
Naik-turun kurang lebih 20
tangga atau cm (di bawah
tempat yang tinggi lutut
lebih anak). 5. Meniru
tinggi/rendah gerakan senam
dengan sederhana
berpegangan. seperti
menirukan
gerakan pohon,
kelinci
melompat)
2 Motorik Halus 1. Memegang 1. Meniru garis 1. Meremas 1. Menuang air,
alat tulis. 2. vertikal atau kertas atau pasir, atau biji-
Membuat horisontal. 2. kain dengan bijian ke dalam
coretan bebas. Memasukkan menggerakka tempat
3. Menyusun benda ke dalam n lima jari. 2. penampung
menara dengan wadah yang Melipat kertas (mangkuk,
tiga balok. 4. sesuai. 3. meskipun ember). 2.
Memegang Membalik belum Memasukkan
gelas dengan halaman buku rapi/lurus. 3. benda kecil ke
dua tangan. 5. walaupun Menggunting dalam botol
Menumpahkan belum kertas tanpa (potongan lidi,
bendabenda sempurna. 4. pola. 4. kerikil, biji-
dari wadah dan Menyobek Koordinasi bijian). 3.
memasukkann kertas. jari tangan Meronce manik-
ya kembali cukup baik manik yang
untuk tidak terlalu
memegang kecil dengan
benda pipih benang yang
seperti sikat agak kaku. 4.
gigi, sendok Menggunting
kertas mengikuti
pola garis lurus
Sumber: Permendiknas No. 58 Tahun 2009 tanggal 17 September 2009 Tentang Standar Pendidikan
Anak Usia Dini. Hlm. 5-7.

723
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 5, Edisi 1, Juni 2016

Tabel 1.3 Perkembangan motorik kasar dan motorik halus usia 4 tahun - ”WDKXQ
No Lingkup Tingkat Pencapaian Perkembangan
Perkembangan Usia 4 - <5 tahun Usia 5 - ”WDKXQ
1. Motorik Kasar 1. Menirukan gerakan 1.Melakukan gerakan tubuh secara
binatang, pohon tertiup angin, terkoordinasi untuk melatih kelenturan,
pesawat terbang, dsb. 2. keseimbangan, dan kelincahan. 2.
Melakukan gerakan Melakukan koordinasi gerakan kaki-
menggantung (bergelayut). 3. tangan-kepala dalam menirukan tarian atau
Melakukan gerakan senam. 3. Melakukan permainan fisik
melompat, meloncat, dan dengan aturan. 4. Terampil menggunakan
berlari secara terkoordinasi 4. tangan kanan dan kiri. 5. Melakukan
Melempar sesuatu secara kegiatan kebersihan diri.
terarah 5. Menangkap sesuatu
secara tepat 6. Melakukan
gerakan antisipasi 7.
Menendang sesuatu secara
terarah 8. Memanfaatkan alat
permainan di luar kelas.
2 Motorik Halus 1. Membuat garis vertikal, 1.Menggambar sesuai gagasannya. 2.
horizontal, lengkung Meniru bentuk. 3. Melakukan eksplorasi
kiri/kanan, miring kiri/kanan, dengan berbagai media dan kegiatan. 4.
dan lingkaran. 2. Menjiplak Menggunakan alat tulis dengan benar. 5.
bentuk. 3. Mengkoordinasikan Menggunting sesuai dengan pola. 6.
mata dan tangan untuk Menempel gambar dengan tepat. 7.
melakukan gerakan yang Mengekspresikan diri melalui gerakan
rumit. 4. Melakukan gerakan menggambar secara detail.
manipulatif untuk
menghasilkan suatu bentuk
dengan menggunakan
berbagai media. 5.
Mengekspresikan diri dengan
berkarya seni menggunakan
berbagai media
Sumber: Permendiknas No. 58 Tahun 2009 tanggal 17 September 2009 Tentang Standar Pendidikan Anak Usia
Dini. Hlm. 8-9

Tabel 1.4 Perkembangan motorik kasar dan motorik halus usia 6 tahun - ”WDKXQ
No Lingkup Tingkat Pencapaian Perkembangan
Perkembangan Usia 6 - <8 Tahun
1. Motorik Kasar 1.Berdiri dengan satu kaki tanpa jatuh, 2. Berlari lurus tanpa jatuh dan
zigzag/bervariasi, misalnya melalui rintangan, 3. Berjalan lurus dan
bervariasi, 4. Melompat dari ketinggian 20 cm, 5. Melempar dan menangkap
bola kecil dengan jarak 5-10 meter, 6. Mengkombinasikan gerakan jalan dan
lari, 7. Mengkombinasikan gerakan jalan, lari, melompat dan melempar, 8.
Berguling kedepan/koprol. 9. Sudah dapat mengendarai sepeda roda dua. 10.
Dapat menari dan mengikuti gerakan dalam senam irama.
2 Motorik Halus 1.Menggambar orang dengan anggota tubuh lengkap, 2. Mampu makan,
minum dan berpakaian sendiri, 3. Membuat atau menulis angka, 4. Membuat
bentuk wajik, segitiga dan segi empat, 5. Memotong dan menggunting
dengan sempurna, 6. Menggambar sesuai dengan penglihatan, 7. Meniru
kalimat dengan tulisan tangan.
Sumber: Yuliani Nurani Sujiono, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta: PT. Indeks,
2009. Hlm. 161-162.

Menurut Desmita (2013: 127-128) dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan


mengemukakan mengenai perkembangan selama masa bayi. Pertumbuhan fisik yang
fisik bahwa selama masa anak-anak awal, lambat ini berlangsung sampai mulai
pertumbuhan fisik berlangsung lambat munculnya tanda-tanda pubertas, yakni

724
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 5, Edisi 1, Juni 2016

kira-kira 2 tahun menjelang anak matang Perkembangan fisik pada masa


secara seksual dan pertumbuhan fisik anak-anak ditandai dengan
kembali berkembang pesat. Meskipun berkembangnya keterampilan motorik,
selama masa anak-anak pertumbuhan fisik baik kasar maupun halus. Sekitar usia 3
mengalami perlambatan, namun tahun, anak sudah dapat berjalan dengan
ketrampilan-ketrampilan motorik kasar baik, dan sekitar usia 4 tahun anak hampir
dan motorik halus justru berkembang menguasai cara berjalan orang dewasa.
pesat. Selain itu, tinggi dan berat anak Dan pada saat usia 5 tahun anak sudah
selama masa anak-anak awal, tinggi rata- terampil menggunakan kakinya untuk
rata anak bertumbuh 2,5 inci dan berat berjalan dengan berbagai cara, seperti
bertambah antara 2,5 hingga 3,5 kg setiap maju dan mundur, jalan cepat dan pelan-
tahunnya. Pada usia 3 tahun, tinggi anak pelan, melompat dan berjingkrak, berlari
sekitar 38 inci dan beratnya sekitar 16,5 ke sana ke mari, memanjat dan sebagainya
kg. Pada usia 5 tahun, tinggi anak yang semuanya dilakukan dengan lebih
mencapai 43,6 inci dan beratnya 21,5kg. halus dan bervariasi. Selain itu, anak usia 5
Ketika anak usia pra sekolah bertumbuh tahun juga dapat melakukan tindakan-
makin besar, presentase pertumbuhan tindakan tertentu secar akurat, seperti
dalam tinggi dan berat berkurang setiap menyeimbangkan badan di atas satu kaki,
tahun. Selama masa ini, baik laki-laki menangkap bola dengan baik, melukis,
maupun perempuan terlihat makin menggunting dan melipat kertas, dan
langsing, sementara batang tubuh mereka sebagainya. (Desmita, 2013: 129)
makin panjang. Definisi Permainan Tradisional
Diantara perkembangan fisik yang Permainan adalah salah satu bentuk
sangat penting selama masa anak-anak aktivitas sosial yang dominan pada awal
awal ialah perkembangan otak dan sistem masa anak-anak. Sebab, anak-anak
saraf yang berkelanjutan. Meskipun otak menghabiskan lebih banyak waktunya di
terus bertumbuh pada masa awal anak- luar rumah bermain dengan teman-
anak, namun pertumbuhannya tidak temannya dibanding terlibat dalam
sepesat pada masa bayi. Pada saat bayi aktivitas lain. (Desmita, 2013:141)
mencapai usia 2 tahun, ukuran otaknya Setiap anak di dunia ini memiliki
rata-rata 75% dari otak orang dewasa, dan hak untuk bermain. Bermain juga adalah
pada usia 5 tahun, ukuran otaknya telah kegiatan pokok anak. Dengan bermain
mencapai sekitar 90% otak orang dewasa. anak mendapatkan pengetahuan dan
Pertumbuhan otak selama awal masa anak- pengalaman yang membantu
anak disebabkan oleh pertambahan jumlah perkembangannya untuk menyiapkan diri
dan ukuran urat syaraf yang berujung di dalam kehidupan selanjutnya. Para ahli
dalam dan diantara daerah-daerah otak. pendidikan menganggap bahwa bermain
Ujung-ujung urat saraf itu terus bertumbuh sebagai kegiatan yang memiliki nilai
setidak-tidaknya hingga masa remaja. praktis, artinya bermain digunakan sebagai
Beberapa pertambahan ukuran otak juga media untuk meningkatkan keterampilan
disebabkan oleh pertambahan myelination, dan kemampuan tertentu pada anak.
yaitu suatu proses dimana sel-sel urat saraf Bermain merupakan jembatan bagi anak
ditutup dan disekat dengan suatu lapisan dari belajar informal menjadi formal.
sel-sel lemak. Proses ini berdampak Dengan bermain, anak dapat
terhadap peningkatan kecepatan informasi melakukan kegiatan sehingga semua aspek
yang berjalan melalui sistem urat saraf. perkembangan dapat berkembang secara
Beberapa ahli psikologi perkembangan maksimal. Bermain bukan hanya menjadi
percaya bahwa myelination adalah penting kesenangan saja, tetapi juga suatu
dalam pematangan sejumlah kemampuan kebutuhan yang mau tidak mau harus
anak-anak. terpenuhi. Menurut Cony Semiawan,

725
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 5, Edisi 1, Juni 2016

dalam kegiatan bermain, seluruh tahapan besar, sebagian atau seluruh anggota tubuh
perkembangan anak dapat berfungsi dan motorik kasar diperlukan agar seseorang
berkembang dengan baik dan hasil dari dapat duduk, memegang, berlari,
perkembangan yang baik itu akan muncul menendang, memanjat pohon, menaiki
dan terlihat pada saat si anak menginjak tangga, dan sebagainya. Pada proses
masa remaja. Bermain, atau permainan pertumbuhan seorang bayi perkembangan
sebagai aktivitas terkait dengan motorik kasarlah yang terlebih dahulu
keseluruhan diri anak, bukan hanya dipelajarinya, misalnya seorang bayi akan
sebagian, namun melalui permainan (pada terlebih dahulu belajar memegang benda-
saat anak bermain) anak akan terdorong benda yang berukuran besar di sekitarnya
mempraktekkan keterampilannya yang daripada yang berukuran kecil, ini
mengarahkan perkembangan kognitif dikarenakan bayi belum memiliki
anak, perkembangan bahasa anak, kemampuan untuk mengontrol jari-jemari
perkembangan psikomotorik, dan tangannya.
perkembangan fisik. Pengalaman bermain Adapun sala hsatu jenis permainan
akan mendorong anak untuk lebih kreatif. yang lebih melatih kekuatan otot-otot anak
Mulai dari perkembangan emosi, yaitu permainan tradisional. Dalam situs
kemudian mengarah ke kreativitas http://srijasmaindra.blogspot.co.id/ yang
bersosialisasi. Ada beberapa prinsip telah penulis download pada tanggal 26
permainan berdasarkan perilaku anak, Oktober 2016 mengemukakan bahwa
yaitu antara lain: permainan adalah sesuatu Jenis permainan tradisional untuk
yang menyenangkan, di luar dari peristiwa meningkatkan kemampuan motorik pada
seharihari. Permainan adalah sarana anak usia dini, diantaranya yaitu:
bereksperimen dalam berbagai hal, terbuka 1)Permainan Congklak/dakon; 2) Lompat
tanpa batas. Permainan adalah sesuatu Tali/Sapintrong; 3) Kelereng.
yang aktif dan dinamis, tidak statis
sehingga tidak terbatas ruang dan waktu.
Permainan juga berlaku bagi setiap anak di
sepanjang zaman, memiliki konteks
hubungan sosial dan spontan, bermain juga
sebagai sarana komunikasi dengan teman
sebaya dan lingkungan. (Ismatul
Khasanah, 2011: 94)
Menurut Sukirman dalam Edy
Waspada (2014: 16) bahwa definisi Gambar 1.
permainan tradisional adalah permainan Permainan Congklak/Dakon
anak-anak dari bahan sederhana sesuai
Bermain Congklak juga dapat
aspek budaya dalam kehidupan
melatih anak-anak pandai dalam berhitung.
masyarakat. Selain itu, permainan
Selain itu, anak yang bermain congklak
tradisional juga dikenal dengan permainan
harus pandai membuat strategi agar bisa
rakyat merupakan sebuah kegiatan
memenangkan permainan. Permainan yang
rekreatif yang tidak hanya bertujuan untuk
disebut dakon dalam bahasa jawa ini,
menghibur diri, tetapi juga sebagai alat
biasanya di mainkan oleh dua anak
untuk memelihara hubungan dan
perempuan. Permainan congklak
kenyamanan sosial.
menggunakan papan uang yang disebut
papan congklak. Ukuran papan terdiri atas
Jenis-jenis Permainan tradisional bagi
16 lubang untuk menyimpan biji congklak.
Anak Usia Dini
Keenambelas lubang tersebut saling
Motorik kasar adalah kemampuan
berhadapan dan 2 lubang besar dikedua
gerak tubuh dalam menggunakan otot-otot
sisinya. Kemudian anak-anak pun

726
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 5, Edisi 1, Juni 2016

membutuhkan 98 biji congklak. Biji akan di masukkan ke dalam lubang


congklak yang biasanya di gunakan adalah induk kita.
cangkang kerang, biji-bijian, batu-batuan, 6) Setelah semua baris kosong maka
kelereng atau plastik. permaina di mulai lagi dengan
Dua lubang besar tersebut mengisis 7 lubang milik kita masing-
merupakan milik masing-masing pemain masing 7 biji dari biji yang ada di
untuk menyimpan milik masing-masing lubang induk kita. Di mulai dari
pemain untuk menyimpan biji congklak lubang yang terdekat dengan lubang
yang di kumpulkannya. Dua lubang induk. Bila tidak mencukupi maka
tersebut biasanya kosong sedangkan 14 lubang yang lainnya dibiarkan kosong
lubang yang lain diisi 7 biji congklak. dan selama permainan tidak boleh di
Adapun cara dalam melakukan permainan isi dan kalau ada yang secara tidak
congklak, yaitu sebagai berikut: sengaja mengisi lubang tersebut biji
1) Saat akan memulai permainan, setiap boleh di ambil siapa yang cepat
lubang di isi dengan 7 biji yang mendapatkan biji tersebut akan
biasanya terbuat dari kerang atau menjadi miliknya secara otomatis
plastik tetapi bairkan lubang induk Dari permainan congklak di atas
tetap di kosongkan. dapat mengembangkan berbagai aspek
2) Tentukan siapa yang akan memulai yang akan di kembangkan pada anak di
permainan terlebih dahulu maka antaranya yaitu sebagai berikut:
pemain dimulai dengan memilih salah a) Melatih kemampuan motorik halus.
satu lubang. Saat memegang dan memainkan biji
3) Kemudian sebarkan biji yang ada di congklak yang paling berperanan
lubang tersebut ketiap lubang lainnya adalah motorik halus anak yaitu jari
searah dengan jarum jam. Masing- jemari. Bagi individu yang
masing lubang di isi dengan 1 biji, kemampuan kotorik halusnya tidak
jika biji yang terakhir jatuh di lubang terlalu baik, maka ia tidak dapat
yang ada bijiannya maka biji yang ada menjalankan permainan tersebut
di lubang tersebut di ambil lagi, dengan cepat dan mungkin saja biji-
kemudian teruskan permainan dengan biji congklak tersebut akan tersebar
mengisi kembali lubang selanjutnya dan terlepas dari genggamannya.
dengan biji yang diambil tadi. Jangan Kemampuan motorik halus ini sangat
lupa untuk mengisiskan biji kelubang bermanfaat bagi anak untuk
induk kita setiap melewatinya memegang dan menggenggam alat
sedangkan lubang induk kawan tidak tulis. Dengan kemampuan motorik
perlu di isi. halus yang baik maka anak dapat
4) Bila biji terakhir ternyata masuk menulis bahkan mengetik dengan baik
kedalam lubang induk kita, berarti kita dan cepat.
bisa memilih lubang lainnya untuk b) Melatih kesabaran dan dan ketelitian
memulai lagi,tetapi jika saat biji (emosional). Permainan ini sangat
terakhir pada salah satu lubang yang memerlukan kesabran dan ketelitian.
kosong berarti giliran untuk lawan kita Terutama saat pemian harus
sementara permainan kita usai dan membagikan biji congklak ke dalam
menunggu giliran selanjutnya. lubang-lubang yang ada di depannya.
5) Lubang tempat biji terakhir itu ada di Jika si pemain tidak sabar dan tidak
salah satu dari 7 lubang yang ada teliti maka pemain tidak akan berjalan
dibaris kita, maka biji yang ada di dengan baik dan pemian yang tidak
seberang lubang tersebut beserta satu bermain harus sabar menunggu giliran
biji terakhir yang ada di lubang pemain yang sedang bermain terjatuh.
kosongakan mejadi milik kita dan

727
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 5, Edisi 1, Juni 2016

c) Melatih jiwa sportifitas. Dalam menjalin karet yang akan


permainan ini di perlukan kemampuan dipergunakan pada permainan
untuk menerima kekalahan karena tersebut.
permainan ini di lakukan hanya 2 Adapun cara untuk melakukan
orang saja maka akan terlihat jelas permainan lompat tali yaitu sebagai
menang atau kalahnya. Kekalahan berikut:
akan sangat terasa manakala si 1) Sesuaikan karet tali dengan tinggi
pemenang akan meninggalkan satu badan pemain. Caranya berdiri sambil
butir biji congklak saja. menginjak bagian tengah tali dan tarik
d) Melatih kemampuan menganalisa ujung-ujung disamping badan.
(kognitif). Untuk bisa menjadi Panjang tali sudah pas jika ujung tali
pemenang maka kemampuan untuk yang di pegang sampai di ketiak.
menganalisa sangat diperlukan 2) Karet tali di pegang erat dengan posisi
terutama saat lawan mendapatkan lengan atas rapat dengan tubuh dan
giliran untuk bermain. Bagi yang siku sejajar dipinggang. Kemudian
mampu menganalisa dengan baik, ia berdiri dengan posisi agak jinjit dan
dapat memenagkan permainan lutut sedikit di tekuk. Usahakan
tersebut dengan hanya meninggalkan kepala tetap tegak tapi tetap rileks
satu biji congklak saja serta pandangan lurus ke depan.
e) Menjalin kontak sosialisasi. Faktor ini 3) Pergelangan tangan digerakkan untuk
merupakan hal terpenting dalam memutar tali
permainan ini karena di lakukan 4) Lompatan tidak terlalu tinggi saat tali
secara bersama-sama maka akan menyentuh lantai, tinggi lompatan
terjalinsuatu kontak sosial antara miximal 2,5cm dari lantai.
pemainnya. Berbagai macam Pertahankan posisi agak jinjit saat
informasi dapat di sampaikan saat mendarat dan tumit jangan menyentuh
permainan ini di lakukan tak jarang lantai.
senda gurau dan tawa terdengar saat 5) Saat melompat harus hati-hati karena
permainan ini berlangsung. bisa jadi lompatan gagal.
6) Sebaiknya jika baru memulai
1. Lompat Tali/Sapintrong permainan ini lakukan secara bertahap
baru jika baru pandai biasa melakukan
kombinasi gerakan.
Adapun aspek yang dapat
dikembangkan dalam permainan ini yaitu
sebagai berikut:
a. Motorik kasar. Dengan bermain
lompat tali motorik kasar akan
terstimulasi. Secara fisik hal itu akan
membuat anak menjadi lebih terampil
Lompat tali atau main karet karena mempelajari cara dan teknik
pernah populer di kalangan anak-anak melompat yang dalam permainan ini
tahun 70-an hingga 80-an. Permainan memerlukan keterampilan tersendiri.
lompat tali ini menjadi permainan Lama-kelamaan tumbuh menjadi anak
favorite saat main di sekolah atau yang cekatan, tangkas dan dinamis.
dirumah. Biasanya tali yang Otot-ototnya pun padat dan berisi,
digunakan untuk permainan lompat kuat, tangkas serta terlatih. Lompat
tali ini di buat dari ronceaan tali dari tali bisa mengurangi obesitas pada
karet gelang. Ini mengasah anak.
kekereatifan seorang anak dalam

728
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 5, Edisi 1, Juni 2016

b. Emosi. Lompat tali juga bisa melatih 2. Permainan Kelereng


emosi anak. Untuk melakuka suatu
lompatan dengan tinggi tertentu
dibutuhkan keberanian dari diri anak.
Berarti secara emosi ia di tuntut untuk
membuat suatu keputusan besar.
c. Ketelitian dan akurasi. Seorang anak
dengan lompat tali ini juga bisa
belajar melihat suatu ketepatan dan
ketelitian. Ketika tali di ayunkan ia
harus dapat melompat sedemikian
lupa sehingga tak dapat terjerat tali
dengan berusaha mengikuti ritme Permainan kelereng termasuk salah
ayunan. satu permainan rakyat yang sangat
d. Sosialisasi. Untuk bermain tali secara populer. Kelereng terbuat dari adonan
berkelompok anak membutuhkan semen dan kapur bentuknya yang bulat
teman dengan berarti memberi sebesar ibujari kaki atau terbuat dari batu
kesempatan untuk bersosialisasi. Ia wali yang dibentuk sedemikian rupa
juga dapat belajar berempat, sehinnga menyerupai kelereng yang
bergiliran, menaati peraturan dan lain- sebenarnya. Permainan ini sangat
lain. membutuhkan keahlian.
e. Intelektual. Saat melakukan lompatan Adapun cara untuk melakukan
terkadang anak perlu berhitung secara permainan kelereng ini adalah sebagai
matematis agar lompatannya sesuai berikut:
dengan jumlah yang telah di tentukan 1. Cobalah jari tengah dan telunjuk
dalam aturan permainan. ditekan dengan ibu jari sehingga
Dibawah ini ada beberapa hal yang membentuk angka nol.
harus diperhatikan saat memainkan 2. Letakkan kelereng di antara
permainan ini yaitu: pertemuan jari telunjuk dan ibu jari.
a. Ruangan, permainan lompat tali di 3. Lalu tekan dan dorong kelereng itu
lakukan ditempat terbuka seperti kuat-kuat dengan bantuan ibu jari
lapangan atau halaman rumah. kemudian lepaskan.
Permainan masih bisa di lakukan Peraturan dalam memainkan
ditempat tertutup asalkan ruangan permain ini yaitu pada intinya tergantung
harus cukup lega dan lapang serta dari pemain bagaimana jotosan atau
aman dari benda yang dapat lemparan kelereng lewat jari supaya
membahayakan. mengenai kelereng lain. Nama permainan
b. Ukuran tali, tali yang di pergunaka kelereng di antaranya disebut pot-potan,
harus sesuai dengan ukuran tidak ban-banan atau jaru jam.
terlalu panjang atau tidak terlalu
pendek. a. Pengaruh Permainan Tradisional
c. Variasi permainan, semakin banyak terhadap perkembangan motorik
variasi maka anak akan semakin mahir Anak Usia Dini
dan terampil dalam melakukan Menurut Catron dan Allen dalam
gerakan-gerakan. Yuliani Nurani Sujiono (2009: 145)
d. Waktu sebaiknya di mainkan mengemukakan bahwa pada dasarnya
pada`waktu senggangatau jam bermain memiliki tujuan utama yakni
istirahat sekolah karena anak akan memelihara perkembangan dan
biasanya keasyikan main sehingga pertumbuhan optimal pada anak usia dini
lupa melakuka kativitas sebenarnya melalui pendekatan bermain yang kreatif,

729
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 5, Edisi 1, Juni 2016

interaktif dan terintegrasi dengan anak akan dirangsang kreatifitas,


lingkungan bermain anak. Penekanan ketangkasan, jiwa kepemimpinan,
dalam bermain adalah kreativitas dari kecerdasan, dan keluasan wawasannya
anak-anak. Semua anak usia dini memiliki melalui permainan tradisional. Para
potensi kreatif tetapi perkembangan psikolog menilai bahwa sesungguhnya
kreativitas sangat individual dan bervariasi mainan tradisional mampu membentuk
antar anak yang satu dengan anak lainnya. motorik anak, baik kasar maupun halus.
Selain itu, salah seorang murid dari Salah satu permainan yang mampu
Vygotsky menggambarkan empat prinsip membentuk motorik anak adalah dakon.
bermain, yaitu: (1) dalam bermain anak Motorik halus lebih digunakan dalam
mengembangkan sistem untuk memahami permainan ini. Pada permainan ini pemain
apa yang sedang terjadi dalam rangka dituntut untuk memegang biji secara utuh
mencapai tujuan yang lebih kompleks; (2) sembari meletakkannya satu-satu di
kemampuan untuk menempatkan kotakkannya dengan satu tangan.
perspektif orang lain melalui aturan-aturan Menurut Skinner dalam Sofia
dan menegosiasikan aturan bermain; (3) Hartati (2005: 24) beranggapan bahwa
anak menggunakan replika untuk perilaku manusia yang dapat diamati
menggantikan objek nyata, lalu mereka secara langsung adalah akibat
menggunakan objek baru yang berbeda. konsekuensi dari perbuatan sebelumnya.
Kemampuan menggunakan simbol Kalau konsekuensinya menyenangkan
termasuk kedalam perkembangan berpikir maka hal itu akan diulangi lagi. Hal,
abstrak dan imajinasi; (4) kehati-hatian tersebut sejalan dengan permainan
dalam bermain mungkin terjadi, karena tradisional yang prosesnya sangat digemari
anak perlu mengikuti aturan permainan anak-anak. Permainan tradisional dapat
yang telah ditentukan bersama teman mempermudah dalam pembelajaran gerak
mainnya. pada anak usia dini, proses
Permainan tradisional sangatlah pembelajarannya dapat digunakan di
populer sebelum teknologi masuk ke dalam pemanasan, inti, ataupun
Indonesia. Dahulu, anak-anak bermain penenangan. Selain itu permainan
dengan menggunakan alat yang seadanya. tradisional juga memenuhi prinsip-prinsip
Namun kini, mereka sudah bermain belajar pada anak usia dini, yaitu;
dengan permainan-permainan berbasis berangkat dari yang dimiliki anak, harus
teknologi yang berasal dari luar negeri dan menantang pemahaman anak, dilakukan
mulai meninggalkan mainan tradisional. sambil bemain, menggunakan alam
Seiring dengan perubahan zaman, sebagai sarana pembelajarannya,
Permainan tradisional perlahan-lahan dilakukan melalui sensorinya, membekali
mulai terlupakan oleh anak-anak keterampilan hidup, dan belajar sambil
Indonesia. Bahkan, tidak sedikit dari melakukan.
mereka yang sama sekali belum mengenal Anak-anak sekarang hidup di
permainan tradisional. zaman yang serba canggih. Banyak faktor
Permainan tradisional yang membuat anak tidak sempat lagi
sesungguhnya memiliki banyak manfaat menikmati menariknya berbagai
bagi anak-anak. Selain tidak mengeluarkan permainan tradisional. Meskipun aksesnya
banyak biaya dan bias juga untuk tradisonal, tetapi justru bermacam-macam
menyehatkan badan bisa juga permainan manfaat ada dalam permainan tradisional
tradisional adalah sebagai olaraga karena ini. Bergesernya minat anak-anak sekarang
semua permainan mengunakan gerak terhadap memilih permainan yang lebih
badan yang ekstra, permainan tradisional modern dan elektronik dipicu juga oleh
sebenarnya sangat baik untuk melatih fisik keadaan ekonomi dan faktor lingkungan
dan mental anak. Secara tidak langsung, tempat tinggal. Bermain game online di

730
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 5, Edisi 1, Juni 2016

tablet, aneka game di mal, dan game 3. Lebih bersosialisasi


berbasis elektronik lebih dipilih oleh anak Hampir semua permainan
sekarang ketimbang bermain kelereng, tradisional menekankan kebersamaan.
lompat tali, atau congklak. Kalau di Tanpa lawan atau teman, anak tidak
pedesaan mungkin kita masih bisa melihat bisa bermain suatu permainan. Itulah
anak bermain petak umpet, lompat tali, hebatnya permainan tradisional. Di sini
congklak atau permainan sejenisnya tetapi anak belajar bagaimana berhubungan
di perkotaan pemandangan seperti itu sulit dengan orang lain, tidak secara
untuk ditemui lagi. individual, belajar menunggu giliran,
Menurut Desmita (2013: 141) belajar berbagi dan belajar jujur dalam
menjelaskan bahwa permainan mempunyai bermain.
arti yang sangat penting bagi 4. Menggali kreativitas
perkembangan kehidupan anak-anak. Beberapa permainan tradisonal
Selain itu, dalam situs seperti congklak dan membuat mobil-
https://keluarga.com/ yang telah mobilan dari kulit jeruk bali ternyata
didownload oleh penulis pada tanggal 26 bisa mengasah kreativitas anak. Anak
Oktober 2016 mengemukakan bahwa dilatih untuk menyusun strategi
terdapat manfaat dan pengaruhnya permainan agar bisa menang atau
permainan tradisional bagi perkembangan menciptakan permainan permainan
anak usia dini, diantaranya yaitu: baru dari bahan yang mudah
ditemukan. Pada permainan
1. Anak belajar sportifitas tradisional, pemain dituntut lebih
Melalui permainan tradisional kreatif membuat peraturan permainan
seperti congklak, anak belajar nilai sendiri.
sportif, di mana anak belajar menerima 5. Belajar arti dari saling bekerja sama
kekalahannya atau kemenangan Hampir semua permaianan
lawannya secara terbuka, bermain tradisional dilakukan secara
secara jujur dan menghargai lawannya. berkelompok. Pentingnya saling kerja
Orangtua bisa memberi apresiasi sama dan membantu tim dalam meraih
kepada anak terhadap pencapaian yang kemenangan wajib dilakukan. Pada
diperolehnya. Menang atau kalah bukan permainan ini anak diajar agar tidak
menjadi tujuan sebuah permainan tetapi egois dan memberi kesempatan pada
hargailah anak kita karena ia bisa timnya agar sama sama mempunyai
bersikap sportif. kesempatan dalam bermain.
2. Melatih kemampuan fisik anak 6. Meningkatkan kepercayaan diri anak
Permainan modern sekarang ini Rasa percaya diri sangat
jarang yang menguras tenaga. dibutuhkan bagi setiap anak untuk
Permainan sekarang dibuat lebih praktis masa depannya. Ketika memulai untuk
dan simpel. Tidak sama dengan bermain, tidak ada satu pun anak yang
permaianan tradisional seperti berharap akan kalah duluan, melalui
perbentengan, lompat tali yang permainan tradisional anak akan
membutuhkan banyak gerakan. belajar mengeluarkan semua
Permaianan ini sangat membantu kemampuannya untuk menang dan
motorik anak dalam melaraskannya mengalahkan lawannya. Rasa percaya
dengan berkoordinasi dengan anggota diri inilah yang menjadi bekalnya
tubuh lainnya. Aktivitas ini sangat kelak.
membantu perkembangan kecerdasan 7. Belajar mengelola emosi
kinestetik anak berhubungan dengan Pada saat bermain, anak akan
setiap gerakan gerakan anak. meluapkan emosinya dengan berteriak,
tertawa, dan bergerak. Keterampilan

731
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 5, Edisi 1, Juni 2016

mengelola emosi secara tepat penting permainan tradisional yaitu berupa: (1)
untuk dipelajari demi melatih Permainan Congklak/Dakon; (2) Lompat
kecerdasan emosional anak. Tali/Sapintrong; (3) Permainan Kelereng
8. Mengajari anak untuk menghargai dengan motorik anak bahwa kemampuan
prestasi orang lain fisik motorik anak usia dini tidak akan
Dalam beberapa permainan berkembang tanpa adanya kematangan
tradisional, anak dituntut untuk bisa kontrol motorik, dan motorik tersebut
menerima kekalahan tim jika timnya tidak akan optimal jika tidak diimbangi
kalah. Menghargai kemenangan tim dengan gerakan anggota tubuh tanpa
lawan membuat anak belajar untuk dengan latihan fisik.
berbesar hati dan ikhlas.
9. Belajar bersikap demokratis
Pada permainan tradisional, DAFTAR PUSTAKA
anak-anaklah yang menentukan syarat
dan ketentuan dalam bermain. Anak Abu Ahmadi & Munawar Sholeh,
anak belajar berunding membuat Psikologi Perkembangan, (Jakarta:
keputusan siapa yang akan memulai PT. Rineka Cipta, 2005).
permainan pertama. Anak juga
berunding dalam membagi kelompok Agoes Dariyo, Psikologi Perkembangan
bermain. Anak Tiga Tahun Pertama,
(Bandung: PT. Refika Aditama,
KESIMPULAN 2007).
Anak-anak sangat menikmati
permainan dan akan terus melakukannya Ahmad Susanto, Perkembangan Anak
dimanapun mereka memiliki kesempatan. Usia Dini, (Jakarta: PT. Kencana,
Bermain adalah suatu kegiatan yang sering 2011).
dilakukan oleh anak-anak dan dapat Desmita, Psikologi Perkembangan,
menimbulkan kesenangan/kepuasan bagi (Bandung: PT. Remaja
diri seseorang. Kegiatan bermain dapat Rosdakarya, 2013).
membantu anak mengenal tentang diri
sendiri, dengan siapa ia hidup serta Edy Waspada, “Perbedaan pengaruh
lingkungan tempat dimana ia hidup. permainan tradisional dan latihan
Permainan tradisional kecerdasan kinestetik terhadap
sesungguhnya memiliki banyak manfaat kemampuan motorik dan
bagi anak-anak. Selain tidak mengeluarkan kecerdasan emosional”, dalam
banyak biaya dan bias juga untuk TESIS, (Surakarta: Universitas
menyehatkan badan bisa juga permainan Sebelas Maret), 2014.
tradisional adalah sebagai olaraga karena
semua permainan mengunakan gerak Helmawati, Mengenal dan memahami
badan yang ekstra, permainan tradisional PAUD, (Bandung: PT. Remaja
sebenarnya sangat baik untuk melatih fisik Rosdakarya, 2015)
dan mental anak. Secara tidak langsung,
anak akan dirangsang kreatifitas, http://srijasmaindra.blogspot.co.id/2012/1
ketangkasan, jiwa kepemimpinan, 2/macam-macam-permainan-
kecerdasan, dan keluasan wawasannya tradisional-pada.html.
melalui permainan tradisional. Para https://keluarga.com/2961/pengasuhan/9-
psikolog menilai bahwa sesungguhnya manfaat-memperkenalkan-
mainan tradisional mampu membentuk permainan-tradisional-kepada-
motorik anak, baik kasar maupun halus. anak
Selain itu, terdapat keterkaitan 3 jenis

732
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 5, Edisi 1, Juni 2016

Ihsana El-Khuluqo, Manajemen PAUD


(Pendidikan Anak Usia Dini):
Pendidikan Taman Kehidupan
Anak, (Yogyakarta: PT. Pustaka
Pelajar, 2015).

Latif, Mukhtar, dkk., Orientasi Baru


Pendidikan Anak Usia Dini,
(Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2013).

Moeslichatoen, Metode Pengajaran Di


Taman Kanak-kanak, (Malang:
Departemen Pendidikan Dan
Kebudayaan, 2006).

Mursid, Belajar dan Pembelajaran PAUD,


(Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2015).

Novan Ardy Wiyani & Barnawi, Format


PAUD Konsep, Karakteristik &
Implementasi Pendidikan Anak
Usia Dini, (Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media, 2012)

Permendiknas No. 58 Tahun 2009 tanggal


17 September 2009 Tentang
Standar Pendidikan Anak Usia
Dini.

Sofia Hartati, Perkembangan Belajar pada


Anak Usia Dini, (Depdiknas
Dirjen Dikti. Jakarta, 2005).

Syamsu Yusuf LN, Psikologi


Perkembangan Anak&Remaja,
(Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2014)

Yeni Rachmawati& Euis Kurniati, Strategi


Pengembangan Kreativitas pada
Anak Usia Taman Kanak-kanak,
(Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2011).

Yuliani Nurani Sujono, Konsep Dasar


Pendidikan Anak Usia Dini,
(Jakarta: PT. Indeks, 2009)

733

Anda mungkin juga menyukai