NIM : 16410014
Kelas : F
Albert Ellis dilahirkan pada tahun 1913 di Pittsburgh, Amerika Syarikat. Pada saat mencetuskan
teorinya, dia mendapati bahwa teori psikoanalasis yang dipelopori oleh Freud tidak mendalam dan
adalah satu bentuk pemulihan yang tidak saintifik. Pada awal tahun 1955, beliau telah
menggabungkan terapi-terapi kemanusiaan, fisolofikal dan tingkah laku dan dikenali sebagai teori
emosi-rasional (RET/ Rational Emotive Therapy). Semenjak itu beliau terkenal sebagai bapak
kepada teori RET dan salah satu tokoh teori tingkah laku kognitif.
Terapi Emotif Rasional adalah aliran psikoterapi yang berlandaskan asumsi bahwa manusia
dilahirkan dengan potensi, baik untuk berpikir rasional dan jujur maupun untuk berpikir irasional
dan jahat. Manusia memiliki kecenderungan-kecenderungan untuk memelihara diri, berbahagia,
berpikir dan mengatakan, mencintai, bergabung dengan orang lain, serta tumbuh dan
mengaktualkan diri. Akan tetapi manusia juga memiliki kecenderungan-kecenderungan ke arah
menghancurkan diri, menghindari pemikiran, berlambat-lambat, menyesali kesalahan-kesalahan
yang tidak berkesudahan, takhayul, intoleransi, perfeksionisme dan mencela diri serta menghindari
pertumbuhan dan aktualisasi diri. Manusia pun berkecenderungan untuk terpaku pada pola-pola
tingkah laku lama yang disfungional dan mencari berbagai cara untuk terlibat dalam sabotase diri.
A. Assertive Adaptive
Teknik yang digunakan untuk melatih, mendorong, dan membiasakan klien untuk secara terus-
menerus menyesuaikan dirinya dengan tingkah laku yang diinginkan. Latihan-latihan yang
diberikan lebih bersifat pendisiplinan diri klien.
B. Bermain Peran
C. Imitasi
Teknik untuk menirukan secara terus menerus suatu model tingkah laku tertentu dengan
maksud menghadapi dan menghilangkan tingkah lakunya sendiri yang negatif.
1. Pendekatan ini cepat sampai kepada masalah yang dihadapi oleh klien. Dengan demikian,
perawatan juga dapat dilakukan dengan cepat.
2. Berpikir logis yang diajarkan kepada klien dapat digunakan dalam menghadapi masalah
yang lain.
3. Klien merasa dirinya mempunyau keupayaan intelektual dan kemajuan dari cara berpikir.
1. Ada klien yang boleh ditolong melalui analisa logis dan falsafah, tetapi ada pula yang tidak
begitu cerdas otaknya untuk dibantu dengan cara yang sedemikian yang berasaskan pada
logika.
2. Ada sebagian klien yang begitu terpisah dari realitas sehingga usaha untuk membawanya
ke alam nyata sukar sekali dicapai.