PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Kanker
Penyakit Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh
pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal. Sel-sel kanker
akan berkembang dengan cepat, tidak terkendali, dan akan terus
membelah diri, selanjutnya menyusup ke jaringan sekitarnya (invasive) dan
terus menyebar melalui jaringan ikat, darah, dan menyerang organ-organ
penting serta syaraf tulang belakang. Dalam keadaan normal, sel hanya
akan membelah diri jika ada penggantian sel-sel yang telah mati dan rusak.
Sebaliknya sel kanker akan membelah terus meskipun tubuh tidak
memerlukannya, sehingga akan terjadi penumpukan sel baru yang disebut
tumor ganas. Penumpukan sel tersebut mendesak dan merusak jaringan
normal, sehingga mengganggu organ yang ditempatinya. Kanker dapat
terjadi diberbagai jaringan dalam berbagai organ di setiap tubuh, mulai dari
kaki sampai kepala. Bila kanker terjadi di bagian permukaan tubuh, akan
mudah diketahui dan diobati. Namun bila terjadi didalam tubuh, kanker itu
akan sulit diketahui dan kadang – kadang tidak memiliki gejala. Kalaupun
timbul gejala, biasanya sudah stadium lanjut sehingga sulit diobati.
Faktor keturunan
Faktor genetik menyebabkan beberapa keluarga memiliki resiko lebih
tinggi untuk menderita kanker tertentu bila dibandingkan dengan
keluarga lainnya. Jenis kanker yang cenderung diturunkan dalam
keluarga adalah kanker payudara, kanker indung telur, kanker kulit
dan kanker usus besar. Sebagai contoh, risiko wanita untuk
menderita kanker meningkat 1,5 s/d 3 kali jika ibunya atau saudara
perempuannya menderita kanker payudara.
Faktor Lingkungan
Makanan juga dapat menjadi faktor risiko penting lain penyebab kanker,
terutama kanker pada saluran pencernaan. Contoh jenis makanan yang
dapat menyebabkan kanker adalah :
– Makanan yang diasap dan diasamkan (dalam bentuk acar) meningkatkan
resiko terjadinya kanker lambung
– Minuman yang mengandung alkohol menyebabkan berisiko lebih tinggi
terhadap kanker kerongkongan.
– Zat pewarna makanan
– Logam berat seperti merkuri yang sering terdapat pada makanan laut
yang tercemar seperti: kerang, ikan, dsb.
– Berbagai makanan (manis,tepung) yang diproses secara berlebihan.
Virus
Virus yang dapat dan dicurigai menyebabkan kanker antara lain :
– Virus Papilloma menyebabkan kutil alat kelamin (genitalis) agaknya
merupakan salah satu penyebab kanker leher rahim pada wanita.
– Virus Sitomegalo menyebabkan Sarkoma Kaposi (kanker sistem
pembuluh darah yang ditandai oleh lesi kulit berwarna merah)
– Virus Hepatitis B dapat menyebabkan kanker hati.
– Virus Epstein – Bar (di Afrika) menyebabkan Limfoma Burkitt,
sedangkan di China virus ini menyebabkan kanker hidung dan
tenggorokan. Ini terjadi karena faktor lingkungan dan genetik.
– Virus Retro pada manusia misalnya virus HIV menyebabkan
limfoma dan kanker darah lainnya.
Infeksi
– Parasit Schistosoma (bilharzia) dapat menyebabkan kanker
kandung kemih karena terjadinya iritasi menahun pada kandung
kemih. Namun penyebab iritasi menahun lainnya tidak menyebabkan
kanker.
– Infeksi oleh Clonorchis yang menyebabkan kanker pankreas dan
saluran empedu.
– Helicobacter Pylori adalah suatu bakteri yang mungkin merupakan
penyebab kanker lambung, dan diduga bakteri ini menyebabkan
cedera dan peradangan lambung kronis sehingga terjadi peningkatan
kecepatan siklus sel.
Faktor perilaku
– Perilaku yang dimaksud adalah merokok dan mengkonsumsi
makanan yang banyak mengandung lemak dan daging yang
diawetkan juga peminum minuman beralkohol.
– Perilaku seksual yaitu melakukan hubungan intim diusia dini dan
sering berganti ganti pasangan.
Gangguan keseimbangan hormonal
-Hormon estrogen berfungsi merangsang pertumbuhan sel yang
cenderung mendorong terjadinya kanker, sedangkan progesteron
melindungi terjadinya pertumbuhan sel yang berlebihan. Ada
kecenderungan bahwa kelebihan hormon estrogen dan kekurangan
progesteron menyebabkan meningkatnya risiko kanker payudara,
kanker leher rahim, kanker rahim dan kanker prostat dan buah zakar
pada pria.
Faktor kejiwaan, emosional
– Stres yang berat dapat menyebabkan ganggguan keseimbangan
seluler tubuh. Keadaan tegang yang terus menerus dapat
mempengaruhi sel, dimana sel jadi hiperaktif dan berubah sifat
menjadi ganas sehingga menyebabkan kanker.
Radikal bebas
Radikal bebas adalah suatu atom, gugus atom, atau molekul yang
mempunyai electron bebas yang tidak berpasangan dilingkaran
luarnya. Sumber – sumber radikal bebas yaitu :
1. Radikal bebas terbentuk sebagai produk sampingan dari proses
metabolisme.
2. Radikal bebas masuk ke dalam tubuh dalam bentuk racun-racun
kimiawi dari makanan , minuman, udara yang terpolusi, dan sinar
ultraviolet dari matahari.
3. Radikal bebas diproduksi secara berlebihan pada waktu kita
makan berlebihan (berdampak pada proses metabolisme) atau bila
kita dalam keadaan stress berlebihan, baik stress secara fisik,
psikologis,maupun biologis.
Nyeri dapat terjadi akibat tumor yang meluas menekan syaraf dan
pembuluh darah disekitarnya, reaksi kekebalan dan peradangan
terhadap kanker yang sedang tumbuh, dan nyeri juga disebabkan
karena ketakutan atau kecemasan.
Pendarahan atau pengeluaran cairan yang tidak wajar, misalnya
ludah, batuk atau muntah yang berdarah, mimisan yang terus
menerus, cairan puting susu yang mengandung darah, cairan liang
senggama yang berdarah (diantara menstruasi/menopause) darah
dalam tinja, darah dalam air kemih.
Perubahan kebiasaan buang air besar
Penurunan berat badan dengan cepat akibat kurang lemak dan
protein (kaheksia)
Benjolan pada payudara
Gangguan pencernaan, misalnya sukar menelan yang terus
menerus.
Tuli, atau adanya suara – suara dalam telinga yang menetap.
Luka yang tidak sembuh – sembuh
Perubahan tahi lalat atau kulit yang mencolok
Kanker Otak
Sakit kepala yang sangat pada pagi hari dan berkurang pada tengah
hari, epilepsi, lemah, mati rasa pada lengan dan kaki, kesulitan
berjalan,mengantuk, perubahan tidak normal pada penglihatan, perubahan
pada kepribadian, perubahan pada ingatan, sulit bicara.
Kanker mulut
Terdapat sariawan pada mulut, lidah dan gusi yang tidak kunjung
sembuh.
Kanker Tenggorokan
Kanker Paru-paru
Kanker Payudara
Kanker Kolon
Ada darah pada air seni, rasa sakit atau perih pada saat buang air kecil,
keseringan atau kesulitan buang air kecil, sakit pada kandung kemih.
Kanker prostat
Kencing tidak lancar, rasa sakit yang terus menerus pada pinggang
belakang, penis dan paha atas.
Limfoma
Leukemia
Komplikasi
Komplikasi yang sering terjadi pada pasien kanker adalah infeksi yaitu
pada pengidap kanker stadium lanjut. Infeksi terjadi akibat kekurangan
protein dan zat gizi lainnya serta penekanan sistem imun yang sering
terjadi setelah pengobatan konvensional.
– Limfoma
Yaitu jenis kanker yang berasal dari jaringan yang membentuk darah,
misalnya jaringan limfe, lacteal, limfa, berbagai kelenjar limfe, timus, dan
sumsum tulang. Limfoma spesifik antara lain adalah penyakit Hodgkin
(kanker kelenjar limfe dan limfa)
– Leukemia
Kanker jenis ini tidak membentuk massa tumor, tetapi memenuhi pembuluh
darah dan mengganggu fungsi sel darah normal.
– Sarkoma
Yaitu jenis kanker dimana jaringan penunjang yang berada dipermukaan
tubuh seperti jaringan ikat, termasuk sel – sel yang ditemukan diotot dan
tulang.
– Glioma
Yaitu kanker susunan syaraf, misalnya sel-sel glia (jaringan penunjang) di
susunan saraf pusat.
– Karsinoma in situ
Yaitu istilah yang digunakan untuk menjelaskan sel epitel abnormal yang
masih terbatas di daerah tertentu sehingga masih dianggap lesi prainvasif
(kelainan/luka yang belum memyebar)
BAB 3
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Penyakit kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh
pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal. Sel-sel kanker
akan berkembang dengan cepat, tidak terkendali, dan akan terus
membelah diri. Kanker dapat terjadi diberbagai jaringan dalam berbagai
organ di setiap tubuh, mulai dari kaki sampai kepala. Bila kanker terjadi di
bagian permukaan tubuh, akan mudah diketahui dan diobati. Namun bila
terjadi didalam tubuh, kanker itu akan sulit diketahui dan kadang – kadang
tidak memiliki gejala. Kalaupun timbul gejala, biasanya sudah stadium
lanjut sehingga sulit diobati.
PENGERTIAN
Kanker harus semakin diwaspadai mengingat jumlah penderitanya yang terus
bertambah. Jenis kanker pun semakin banyak dan hampir semua organ tubuh bisa terkena.
salah satunya adalah kanker lambung. Penyakit ini, memang jumlah penderitanya di
Indonesia masih sangat kecil, tetapi seperti jenis kanker lainnya, kanker lambung sulit untuk
disembuhkan.
Tumor jinak di lambung tidak menimbulkan gejala atau masalah medis. Tetapi
kadang-kadang, beberapa mengalami perdarahan atau berkembang menjadi kanker. Sekitar
99% kanker lambung adalah adenokarsinoma. Kanker lambung lainnya adalah
leiomiosarkoma (kanker otot polos) dan limfoma. Kanker lambung lebih sering terjadi pada
usia lanjut. Kurang dari 25 % kanker tertentu terjadi pada orang di bawah usia 50 tahun. Di
Cina, Jepang, Cili dan Iceland, kanker lambung sering sekali ditemukan. Di AS, lebih sering
terjadi pada orang miskin, orang kulit hitam dan orang yang tinggal di utara. Dan merupakan
penyebab kematian no. 7, yang terjadi pada sekitar 8 dari setiap 100.000 orang ( Rudi
Prasetyo,2008).
Ca lambung merupakan neoplasma maligna yang ditemukan dilambung. Kanker
lambung sering dimulai pada sisi dimana lapisan lambung meradang. Tetapi banyak ahli
yakin bahwa peradangan adalah akibat dari kanker lambung, bukan sebagai penyebab kanker.
( Khaidir Muhaj,2009 ).
Tumor jinak di lambung agaknya tidak menimbulkan gejala atau masalah medis.
Tetapi kadang-kadang, beberapa mengalami perdarahan atau berkembang menjadi kanker.
Sekitar 99% kanker lambung adalah adenokarsinoma. Kanker lambung lainnya adalah
leiomiosarkoma (kanker otot polos) dan limfoma. Kanker lambung lebih sering terjadi pada
usia lanjut. Kurang dari 25 % terjadi pada orang di bawah usia 50 tahun.
Di Cina, Jepang, Cili dan Iceland, kanker lambung sering sekali ditemukan. Di AS,
lebih sering terjadi pada orang miskin, orang kulit hitam dan orang yang tinggal di utara. Dan
merupakan penyebab kematian no 7, yang terjadi pada sekitar 8 dari setiap 100.000 orang (
Admin,2010 ).
Kanker lambung merupakan neoplasma maligna yang ditemukan di lambung,
biasanya adenokarsinoma, meskipun mungkin merupakan limfoma malignansi. Diketahui
bahwa cancer lambung 2 kali lebih umum terjadi pada pria daripada wanita dan lebih sering
terjadi pada klien yang mengalami anemia pernisiosa.
Meskipun tidak ada faktor etiologi khusus yang dihubungkan dengan ca lambung,
banyak faktor yang tampak berhubungan dengan perkembangan penyakit ini seperti inflamasi
lambung kronik, anemia pernisiosa, ulkus lambung, bakteri Helicobacter Pylori dan faktor
keturunan (Ns Nurhayati, S.Kep ).
Neopasma ialah kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel-sel yang tumbuh
terus-menerus secara tak terbatas, tidak terkoordinasi dengan jaringan sekitarnya dan tidak
berguna bagi tubuh (Patologi, dr. Achmad Tjarta,2002).
Karsinoma Gaster ialah suatu neoplasma yang terdapat pada Gaster (R. Simadibrata,
2000).
B. ETIOLOGI
Penyebab dari kanker lambung masih belum diketahui, akan tetapi, sejumlah faktor
dihubungkan dengan penyakit tersebut juga dipercaya bahwa faktor eksogen dalam
lingkungan seperti bahan kimia karsinogen, virus onkogenik mungkin mengambil bagian
penting dalam karsinoma lambung. Karena lambung mempunyai kontak lama dengan
makanan. Ada yang timbul sebagai hubungan dengan konsumsi gram yang meningkat.
Ingesti nitrat dan nitrit dalam diet tinggi protein telah memberikan perkembangan dalam teori
bahwa senyawa karsinogen seperti nitrosamine dan nitrosamide dapat dibentuk oleh gerak
pencernaan.
C. PATOFISIOLOGI
Beberapa faktor dipercaya menjadi precursor kanker yang mungkin, yaitu polip, anemia
pernisiosa, prostgastrektomi, gastritis artofi kronis dan ulkus lambung tidak mempengaruhi
individu menderita kanker lambung, tetapi kanker lambung mungkin ada bersamaan dengan
ulkus lambung dan tidak ditemukan pada pemeriksaan diagnostik awal.
Tumor mungkin menginfiltrasi dan menyebabkan penyempitan lumen yang paling sering
di antrum. Infiltrsi dapat melebar ke seluruh lambung, menyebabkan kantong tidak dapat
meregang dengan hilangnya lipatan normal dan lumen yang sempit, tetapi hal ini tidak lazim.
Desi polipoid juga mungkin timbul dan menyebabkan sukar untuk membedakan dari polip
benigna dengan X-ray.
Kanker lambung mungkin timbul dari penyebaran tumor superficial yang hanya
melibatkan permukaan mukosa dan menimbulkan keadaan granuler walaupun hal ini jarang.
Kira-kira 75% dari karsinoma ditemukan 1/3 distal lambung, selain itu menginvasi struktur
lokal seperti bagian bawah dari esofagus, pankreas, kolon transversum dan peritonium.
Metastase timbul pada paru, pleura, hati, otak dan lambung.
D. FAKTOR-FAKTOR RESIKO
Masalah lingkungan dan nutrisi dapat mempengaruhi perkembangan dari kanker
lambung. Makan makanan tinggi nitrat dan nitrit makanan yang telah diasinkan, tidak adanya
makanan segar dan jumlah vit. C, A dan E yang kurang dalam diet, tampaknya meningkatkan
insiden tumor lambung. Perokok dan pengguna alkohol berhubungan dengan perkembangan
dari penyakit ini. Pekerja dalam industri tertentu juga mengalami kejadian kanker lambung
yang tinggi. Pekerjaan ini meliputi pabrik nikel, penambangan batu bara, pengolahan
tambaga dan karet, asbestos. Status ekonomi yang rendah merupakan faktor resiko yang
nyata dan mungkin dapat menjelaskan pengaruh pekerjaan dan makanan. Ras dan usia juga
merupakan faktor resiko.
E. INTERVENSI KEPERAWATAN
Kesembuhan empiema adalah proses yang panjang. Perawat menolong pasien untuk
mengatasi kondisi dan menginstruksikan latihan bernapas (pernapasan dengan bibir
dirapatkan dan difragmatik), yang membantu untuk memulihkan fungsi pernapasan normal.
Perawat juga memberikan asuhan spesifik terhadap metode drainase cairan pleura seperti
aspirasi jarum, drainase dada tertutup, atau seksi iga dan drainase.
F. EVALUASI DIAGNOSTIK
Pemeriksaan fisik biasanya tidak membantu, kebanyakan tumor lambung tidak dapat
diraba, asites mungkin muncul bila terdapat metastasis pada hepar. Endoskopi untuk biopsi
dan pencucian sitologis adalah pemeriksaan diagnostik umum. Pemeriksaan sinar-x terhadap
saluran GI atas dengan barium juga dilakukan. Karena metastase sering terjadi sebelum tanda
peringatan ada, pemindai tomografi komputer, pemindai tulang, dan peminda hepar
dilakukan dalam menentukan luasnya metastasis. Tidak dapat makan (dispepsia) lebih dari 4
minggu pada individu berusia lebih dari 40 tahun memerlukan pemeriksaan sinar-x lengkap
terhadap saluran GI.
G. PENATALAKSANAAN MEDIS UMUM
Kemoterapi
Terapi radiasi
Pembedahan:
a. Esofagogastrektomi subtotal-untuk tumor yang dapat dioperasi pada lambung proksimal
bagian bawah dari esofagus dianastomosiskan ke duodenum atau jejenum. Pasien sering
dipasang selang dada menyertai prosedur ini karena rongga dada dimasuki.
b. Gastrektomi total-untuk lesi di bagian bawah tengah lambung. Seluruh lambung diangkat,
dan esofagus dianastomosiskan ke jejenum.
c. Gastrektomi subtotal-untuk lesi di antrum lambung bila pasien lansia atau cacat. Ini adalah
operasi Billroth I di mana duodenum, lambung distal, pilorus, dan vaskuler dan struktur
penyokong diangkat, dan bagian lambung yang tersisa dijahit ke sisa duodenum.
d. Gastrektomi subtotal- operasi Billroth II, di mana prosedur lebih radikal daripada operasi
Billroth I. Operasi meliputi pengangkatan antrum, pilorus, duodenum atas, struktur vaskuler
penyokong, dan semua limfatik di sekitarnya. Sisa lambung dijahit dalam bentuk side-to-side
ke jejenum. Puntung duodenum dijahit tutup.
Komplikasi mayor dihubungkan dengan prosedur pembedahan gastrik adalah esofagitis
(disebabkan oleh refluks aspirasi), kebocoran anastomotik, defisiensi vitamin B12, penurunan
berat badan, dan pneumonia. Komplikasi tambahan berkenaan dengan gastrektomi subtotal
adalah sindrom dumping dan steatorea. (Lorenz, 1991)
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN KANKER LAMBUNG
A. PENGKAJIAN
Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan secara menyeluruh
(Boedihartono, 1994 : 10).
1.Riwayat atau adanya faktor resiko
Aklorhidria atau anemia pernisiosa
Riwayat ulkus gastrik
2.Pemeriksaan fisik berdasarkan survei umum (Apendiks F) dapat menunjukkan:
Keluhan awal dari perasaan tak enak karena rasa penuh dan ketidaknyamanan setelah
makan. Pasien sering menginterpretasikan gejala ini sebagai “kacau lambung” dan
menggunakan obat dan antasida, yang memberi penghilangan sementara.
Bila tumor membesar, pasien mengalami:
Penurunan berat badan yang disebabkan oleh anoreksia, mual dan muntah.
Kelelahan dan kelemahan akibat anemia defisiensi nutrisi.
Disfagia bila tumor terletak di lambung proksimal.
Nyeri epigastrik yang disebabkan oleh distensi gastrik karena pembesaran tumor.
Massa epigastrik yang dapat teraba.
3.Pemeriksaan Diagnostik
Seri GI atas menunjukkan massa padat
Acan CT abdomen menunjukkan massa padat
Pemeriksaan endoskopi memberi visualisasi langsung terhadap lesi dan memungkinkan
pengambilan spesimen untuk biopsi dan pemeriksaan sitologi
JDL menunjukkan anemia.
4.Kaji perasaan dan masalah pasien dan orang terdekat tentang penyakit.
5.Kaji pemahaman pasien dan orang terdekat tentang penyakit, pemeriksaan diagnostik,
dan tindakan.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Berdasarkan pada semua data pengkajian, diagnosa keperawatan utama pasien dapat
mencakup yang berikut ini :
1. Nyeri berhubungan dengan adanya sel epitel abnormal
2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan syok atau hemoragi.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia.
4. Ansietas berhubungan dengan penyakit dan pengobatan yang diantisipasi.
5. Berduka diantisipasi dengan diagnosis kanker.
C. RENCANA KEPERAWATAN
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, Arief, dkk. 1999. Kapita Selekta Kedokteran Ed.3, Cet. 1. Jakarta :
Media Aesculapius
Tjay, tan Joan dan Kirana Rahardja. 2003. Obat-obat Penting, Khasiat,
Penggunaan, dan Efek Sampingnya. Jakarta : Elex Media Komputindo
4. MANIFESTASI KLINIK
Gejala awal dari kanker lambung sering tidak nyata karena kebanyakan tumor ini
dikurvatura kecil, yang hanya sedikit menyebabkan ggn fungsi lambung. Beberapa penelitian
telah menunjukkan bahwa gejala awal seperti nyeri yg hilang dgn antasida dapat menyerupai
gejala pd pasien ulkus benigna. Gejala penyakit progresif dapat meliputi tidak dapat makan,
anoreksia, dyspepsia, penurunan BB, nyeri abdomen, konstipasi, anemia dan mual serta
muntah ( Harnawati,2008 ).
a. Bercak darah dalam tinja merupakan salah satu tanda-tanda menderita kanker perut Adanya
darah saat membagikan feses juga disebabkan oleh kondisi lain,. Tapi untuk kanker perut itu
adalah salah satu gejala yang paling indikatif. Juga, itu adalah gejala yang dihubungkan ke
beberapa jenis kanker. Ketika ada tumor hadir di perut, mungkin menyebabkan darah
mengalir keluar melalui tinja.
b. Penderitaan dari rasa sakit konstan dalam perut merupakan gejala dari kanker lambung. Hal
ini bisa apa saja dari rasa sakit ringan sampai nyeri kram parah. Jenis rasa sakit biasanya ada
di daerah atas perut.
c. Konstan dengan mual muntah, terutama setelah Anda makan adalah tanda kanker lambung.
mual mungkin gigih dan hadir untuk jangka waktu yang panjang. Hal ini pernah berhubungan
dengan demam atau sakit kepala. Jenis mual sering menunjukkan masalah kesehatan serius.
d. Kehilangan nafsu makan tanpa alasan adalah tanda lain yang cukup sering terlihat pada
orang yang menderita dari kanker terdiagnosis dalam lambung. Beberapa orang mungkin
mengalami kembung di daerah perut bahkan jika mereka tidak makan apa-apa. Kebiasaan
usus dapat berubah drastis.
Pada stadium awal kanker lambung, gejalanya tidak jelas dan sering tidak dihiraukan. Jika
gejalanya berkembang, bisa membantu menentukan dimana lokasi kanker lambung tersebut.
Sebagai contoh, perasaan penuh atau tidak nyaman setelah makan bisa menunjukkan adanya
kanker pada bagian bawah lambung.
Penurunan berat badan atau kelelahan biasanya disebabkan oleh kesulitan makan atau
ketidakmampuan menyerap beberapa vitamin dan mineral. Anemia bisa diakibatkan oleh
perdarahan bertahap yang tidak menyebabkan gejala lainnya. Kadang penderita juga bisa
mengalami muntah darah yang banyak (hematemesis) atau mengeluarkan tinja kehitaman
(melena).
Bila kanker lambung bertambah besar, mungkin akan teraba adanya massa pada dinding
perut. Pada stadium awal, tumor lambung yang kecil bisa menyebar (metastasis) ke tempat
yang jauh.
Penyebaran tumor bisa menyebabkan pembesaran hati, sakit kuning (jaundice), pengumpulan
cairan di perut (asites) dan nodul kulit yang bersifat ganas. Penyebaran kanker juga bisa
menyebabkan pengeroposan tulang, sehingga terjadi patah tulang ( Admin,2010 ).
5. PENATALAKSANAAN
1. Pencegahan
Kanker lambung dapat dicegah dengan cara-cara di bawah ini, untuk mengurangi risiko
kanker perut dengan membuat perubahan kecil kehidupan sehari-hari Anda. Sebagai contoh,
cobalah untuk:
a. Makan lebih banyak buah dan sayuran. Cobalah untuk memasukkan lebih banyak buah dan
sayuran ke dalam makanan setiap hari. Memilih berbagai jenis buah-buahan dan sayuran
berwarna.
b. Mengurangi jumlah makanan diasap dan asin yang anda makan. Lindungi perut Anda dengan
membatasi makanan ini. Coba dengan bumbu dan cara lain untuk penyedap makanan yang
tidak menambahkan natrium.
c. Berhenti merokok. Jika Anda merokok, berhenti. Jika Anda tidak merokok, jangan mulai.
Merokok meningkatkan risiko kanker perut, dan juga banyak jenis kanker lainnya. Berhenti
merokok bisa sangat sulit, sehingga mintalah bantuan dokter.
d. Tanyakan kepada dokter Anda tentang risiko kanker perut. Beberapa kondisi medis yang
meningkatkan risiko kanker perut, seperti anemia, maag dan perut polip. Jika Anda telah
didiagnosa dengan salah satu kondisi tersebut, tanyakan kepada dokter bagaimana ini
mempengaruhi risiko kanker perut. Bersama Anda dapat mempertimbangkan periodik
endoskopi untuk mencari tanda-tanda kanker perut. Tidak ada pedoman untuk menentukan
siapa yang harus menjalani skrining untuk kanker lambung di Amerika Serikat. Tetapi dalam
beberapa kasus, Anda dan dokter Anda dapat memutuskan risiko Anda cukup tinggi bahwa
manfaat dari skrining lebih besar daripada potensi resiko.
2. Pengobatan
a. Kemoterapi dan terapi radiasi
Bila karsinoma telah menyebar ke luar dari lambung, tujuan pengobatannya adalah untuk
mengurangi gejala dan memperpanjang harapan hidup. Kemoterapi dan terapi penyinaran
bisa meringankan gejala.
Hasil kemoterapi dan terapi penyinaran pada limfoma lebih baik daripada karsinoma.
Mungkin penderita akan bertahan hidup lebih lama bahkan bisa sembuh total.
b. Reseksi bedah.
Jika penyakit belum menunjukkan tanda penyebaran, pilihan terbaik adalah pembedahan.
Walaupun telah terdapat daerah sebar, pembedahab sudah dapat dilakukan sebagai tindakan
paliatif. Reaksi kuratif akan berhsil bila tidak ada tanda metastasis di tempat lain, tidak ada
sisa Ca pada irisan lambung, reseksi cairan sekitar yang terkena, dari pengambilan kelenjar
limfa secukupnya.
c. Obat multiple (fluorosil, mitomisin C dan doksorubisin)
Di antara obat yang di gunakan adalah 5 FU, trimetrexote, fluorosil, mitomisin C,
doksorubisin, hidrourea, epirubisin dan karmisetin dengan hasil 18 – 30 %.
d. Hiperalimentasi (nutrisi intravena).
Nutrisi intravena yag disuntikan melalui intravena yang berfunsi untuk menggantikan nutrisi
karena kanker lambung ini. Karena kanker lmbung ini proses penyerapan nutrisi yang terjadi
di lambung terganggu dan mengakibatkan kekurangan nutrisi dari kebutuhan yang
diperlukan. Maka diberikan hiperalimentasi ini.
3. Perawatan
a. Penderita dirawat dengan tujuan untuk isolasi, observasi, dan pengobatan. Klien harus tetap
berbaring sampai beberapa hari setelah tanda dan gejala terjadi, dan 7 hari setelah dilakukan
operasi untuk mencegah terjadinya komplikasi perdarahan usus atau perforasi usus.
b. Pada klien dengan kesadaran menurun, diperlukan perubahan2 posisi berbaring untuk
menghindari komplikasi pneumonia hipostatik dan dekubitus.
4. Diet
a. Pada mulanya klien diberikan makanan diet cair atau bubur saring kemudian bubur kasar
untuk menghindari komplikasi perdarahan usus dan perforasi usus.
b. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian makanan padat secara dini yaitu nasi, lauk
pauk yang rendah sellulosa (pantang sayuran dengan serat kasar) dapat diberikan dengan
aman kepada klien.
Dx 3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah dan
tidak nafsu makan.
Tujuan : Kebutuhsn nutrisi dapat terpenuhi setelah dilakukan keperawatan
Kriteria Hasil :
a. Nutrisi klien terpenuhi
b. Mual berkurang sampai dengan hilang.
Rencana tindakan :
1. Hidangkan makanan dalam porsi kecil tapi sering dan hangat.
Alasan: Makanan yang hangat menambah nafsu makan.
2. Kaji kebiasaan makan klien.
Alasan: Jenis makanan yang disukai akan membantu meningkatkan nafsu makan klien.
3. Ajarkan teknik relaksasi yaitu tarik napas dalam.
Alasan: Tarik nafas dalam membantu untuk merelaksasikan dan mengurangi mual.
4. Timbang berat badan bila memungkinkan.
Alasan: Untuk mengetahui kehilangan berat badan.
5. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian vitamin
Alasan: Mencegah kekurangan karena penurunan absorsi vitamin larut dalam lemak
b. Post-Operasi
Dx 1. Ketidakefektifan pola nafas b.d adanya pengaruh anastesi.
Tujuan : Pola nafas kembali efektif setelah dilakukan tindakan keperawatan.
Kriteria Hasil :
a. Suara nafas vesikuler
b. Bunyi nafas bersih, tidak ada suara tambahan
Rencana tindakan :
1. Auskultasi bunyi nafas, catat adanya bunyi nafas misalnya mengi, krekels, ronchi.
Alasan: Beberapa derajat spasme bronkus terjadi dengan obstruksi jalan nafas dan dapat/tidak
dimanifestasikan adanya bunyi nafas adventisius misalnya: penyebaran, krekels basah
(bronkitis), bunyi nafas redup dengan ekspirasi mengi (emfisema) atau tidak adanya bunyi
nafas (asma berat).
2. Kaji/pantau frekuensi pernafasan, catat radio inspirasi/ekspirasi.
Alasan: Tachipnea biasanya ada pada beberapa derajat dan dapat ditemukan pada penerimaan
atau selama stress/adanya proses infeksi akut. Pernafasan dapat melambat dan frekuensi
ekspirasi memanjang dibanding inspirasi.
3. Catat adanya derajat dyspnea misalnya keluhan “lapar udara”, gelisah, ansietas, distress
pernafasan, penggunaan otot bantu.
Alasan: Disfungsi pernafasan adalah variabel yang tergantung pada tahap proses kronis selain
proses akut yang menimbulkan perawatan di rumah sakit. Misalnya infeksi, reaksi alergi.
4. Kaji pasien untuk posisi yang nyaman misalnya peninggian kepala tempat tidur, duduk pada
sandaran tempat tidur.
Alasan: Peninggian kepala tempat tidur mempermudah fungsi pernafasan dengan
menggunakan gravitasi. Sokongan tangan/kaki dengan meja, bantal, dll membantu
menurunkan kelemahan otot dan dapat sebagai alat ekspansi dada.
5. Pertahankan polusi lingkungan minimum misalnya: debu, asap dan bulu bantal yang
berhubungan dengan kondisi individu.
Alasan: Pencetus tipe reaksi alergi pernafasan yang dapat, mentriger episode akut.
6. Dorong/bantu latihan nafas abdomen atau bibir.
Alasan: Memberikan pasien-pasien beberapa cara untuk mengatasi dan mengontrol dyspnea
dan menurunkan jebakan udara.
7. Observasi karakteristik batuk misalnya menetap, batuk pendek, basah. Bantu tindakan untuk
memperbaiki keefektifan upaya batuk.
Alasan: Batuk dapat menetap tetapi tidak efektif, khususnya bila pasien lansia, sakit akut atau
kelemahan. Batuk paling efektif pada posisi duduk tinggi atau kepala di bawah setelah
perkusi dada.
8. Tingkatkan masukan cairan antara sebagai pengganti makanan.
Alasan: Hidrasi membantu menurunkan kekentalan sekret. Mempermudah pengeluaran.
Penggunaan cairan hangat dapat menurunkan spasme bronkus. Cairan selama makan dapat
meningkatkan distensi gaster dan tekanan pada diafragma.
Dx 2. Nyeri berhubungan dengan interupsi tubuh sekunder terhadap prosedur invasif atau
intervensi operasi.
Tujuan : Nyeri berkurang sampai hilang setelah dilakukan tindakan keperawatan.
Kriteria Hasil : Nyeri berkurang sampai dengan hilang
Rencana Tindakan :
1. Kaji karakteristik nyeri, lokasi, frekfensi
Alasan: mengetahui tingkat nyeri sebagai evaluasi untuk intervensi selanjutnya
2. Kaji faktor penyebab timbul nyeri (takut , marah, cemas)
Alasan: dengan mengetahui faktor penyebab nyeri menentukan tindakan untuk mengurangi
nyeri
3. Ajarkan tehnik relaksasi tarik nafas dalam
Alasan: tehnik relaksasi dapat mengatsi rasa nyeri
4. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgetik
Alasan: analgetik efektif untuk mengatasi nyeri
Dx 3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan status puasa.
Tujuan : Nutrisi pasien terpenuhi setelah dilakukan keperawatan.
Kriteria Hasil :
a. Nutrisi klien terpenuhi
b. Mual berkurang sampai dengan hilang.
Rencana tindakan :
1. Hidangkan makanan dalam porsi kecil tapi sering dan hangat.
Alasan: Makanan yang hangat menambah nafsu makan.
2. Kaji kebiasaan makan klien.
Alasan: Jenis makanan yang disukai akan membantu meningkatkan nafsu makan klien.
3. Ajarkan teknik relaksasi yaitu tarik napas dalam.
Alasan: Tarik nafas dalam membantu untuk merelaksasikan dan mengurangi mual.
4. Timbang berat badan bila memungkinkan.
Alasan: Untuk mengetahui kehilangan berat badan.
5. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian vitamin
Alasan: Mencegah kekurangan karena penurunan absorsi vitamin larut dalam lemak
Posted in Keperawatan