Anda di halaman 1dari 23

BAB 2

PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Kanker
Penyakit Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh
pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal. Sel-sel kanker
akan berkembang dengan cepat, tidak terkendali, dan akan terus
membelah diri, selanjutnya menyusup ke jaringan sekitarnya (invasive) dan
terus menyebar melalui jaringan ikat, darah, dan menyerang organ-organ
penting serta syaraf tulang belakang. Dalam keadaan normal, sel hanya
akan membelah diri jika ada penggantian sel-sel yang telah mati dan rusak.
Sebaliknya sel kanker akan membelah terus meskipun tubuh tidak
memerlukannya, sehingga akan terjadi penumpukan sel baru yang disebut
tumor ganas. Penumpukan sel tersebut mendesak dan merusak jaringan
normal, sehingga mengganggu organ yang ditempatinya. Kanker dapat
terjadi diberbagai jaringan dalam berbagai organ di setiap tubuh, mulai dari
kaki sampai kepala. Bila kanker terjadi di bagian permukaan tubuh, akan
mudah diketahui dan diobati. Namun bila terjadi didalam tubuh, kanker itu
akan sulit diketahui dan kadang – kadang tidak memiliki gejala. Kalaupun
timbul gejala, biasanya sudah stadium lanjut sehingga sulit diobati.

2.1.1 Faktor penyebab kanker

Penyebab kanker biasanya tidak dapat diketahui secara pasti karena


penyebab kanker dapat merupakan gabungan dari sekumpulan faktor,
genetik dan lingkungan. Namun ada beberapa faktor yang diduga
meningkatkan resiko terjadinya kanker, sebagai berikut :

 Faktor keturunan
Faktor genetik menyebabkan beberapa keluarga memiliki resiko lebih
tinggi untuk menderita kanker tertentu bila dibandingkan dengan
keluarga lainnya. Jenis kanker yang cenderung diturunkan dalam
keluarga adalah kanker payudara, kanker indung telur, kanker kulit
dan kanker usus besar. Sebagai contoh, risiko wanita untuk
menderita kanker meningkat 1,5 s/d 3 kali jika ibunya atau saudara
perempuannya menderita kanker payudara.
 Faktor Lingkungan

-Merokok sigaret meningkatkan resiko terjadinya kanker paru – paru,


mulut, laring (pita suara), dan kandung kemih.
– Sinar Ultraviolet dari matahari

– Radiasi ionisasi (yang merupakan karsinogenik) digunakan dalam sinar


rontgen dihasilkan dari pembangkit listrik tenaga nuklir dan ledakan bom
atom yang bisa menjangkau jarak yang sangat jauh. Contoh, orang yang
selamat dari bom atom di Hiroshima dan Nagasaki pada Perang Dunia II,
berisiko tinggi menderita kanker sel darah, seperti Leukemia.

 Faktor Makanan yang mengandung bahan kimia.

Makanan juga dapat menjadi faktor risiko penting lain penyebab kanker,
terutama kanker pada saluran pencernaan. Contoh jenis makanan yang
dapat menyebabkan kanker adalah :
– Makanan yang diasap dan diasamkan (dalam bentuk acar) meningkatkan
resiko terjadinya kanker lambung
– Minuman yang mengandung alkohol menyebabkan berisiko lebih tinggi
terhadap kanker kerongkongan.
– Zat pewarna makanan
– Logam berat seperti merkuri yang sering terdapat pada makanan laut
yang tercemar seperti: kerang, ikan, dsb.
– Berbagai makanan (manis,tepung) yang diproses secara berlebihan.

 Virus
Virus yang dapat dan dicurigai menyebabkan kanker antara lain :
– Virus Papilloma menyebabkan kutil alat kelamin (genitalis) agaknya
merupakan salah satu penyebab kanker leher rahim pada wanita.
– Virus Sitomegalo menyebabkan Sarkoma Kaposi (kanker sistem
pembuluh darah yang ditandai oleh lesi kulit berwarna merah)
– Virus Hepatitis B dapat menyebabkan kanker hati.
– Virus Epstein – Bar (di Afrika) menyebabkan Limfoma Burkitt,
sedangkan di China virus ini menyebabkan kanker hidung dan
tenggorokan. Ini terjadi karena faktor lingkungan dan genetik.
– Virus Retro pada manusia misalnya virus HIV menyebabkan
limfoma dan kanker darah lainnya.
 Infeksi
– Parasit Schistosoma (bilharzia) dapat menyebabkan kanker
kandung kemih karena terjadinya iritasi menahun pada kandung
kemih. Namun penyebab iritasi menahun lainnya tidak menyebabkan
kanker.
– Infeksi oleh Clonorchis yang menyebabkan kanker pankreas dan
saluran empedu.
– Helicobacter Pylori adalah suatu bakteri yang mungkin merupakan
penyebab kanker lambung, dan diduga bakteri ini menyebabkan
cedera dan peradangan lambung kronis sehingga terjadi peningkatan
kecepatan siklus sel.
 Faktor perilaku
– Perilaku yang dimaksud adalah merokok dan mengkonsumsi
makanan yang banyak mengandung lemak dan daging yang
diawetkan juga peminum minuman beralkohol.
– Perilaku seksual yaitu melakukan hubungan intim diusia dini dan
sering berganti ganti pasangan.
 Gangguan keseimbangan hormonal
-Hormon estrogen berfungsi merangsang pertumbuhan sel yang
cenderung mendorong terjadinya kanker, sedangkan progesteron
melindungi terjadinya pertumbuhan sel yang berlebihan. Ada
kecenderungan bahwa kelebihan hormon estrogen dan kekurangan
progesteron menyebabkan meningkatnya risiko kanker payudara,
kanker leher rahim, kanker rahim dan kanker prostat dan buah zakar
pada pria.
 Faktor kejiwaan, emosional
– Stres yang berat dapat menyebabkan ganggguan keseimbangan
seluler tubuh. Keadaan tegang yang terus menerus dapat
mempengaruhi sel, dimana sel jadi hiperaktif dan berubah sifat
menjadi ganas sehingga menyebabkan kanker.
 Radikal bebas
Radikal bebas adalah suatu atom, gugus atom, atau molekul yang
mempunyai electron bebas yang tidak berpasangan dilingkaran
luarnya. Sumber – sumber radikal bebas yaitu :
1. Radikal bebas terbentuk sebagai produk sampingan dari proses
metabolisme.
2. Radikal bebas masuk ke dalam tubuh dalam bentuk racun-racun
kimiawi dari makanan , minuman, udara yang terpolusi, dan sinar
ultraviolet dari matahari.
3. Radikal bebas diproduksi secara berlebihan pada waktu kita
makan berlebihan (berdampak pada proses metabolisme) atau bila
kita dalam keadaan stress berlebihan, baik stress secara fisik,
psikologis,maupun biologis.

2.1.2 Mekanisme pembentukan kanker

Dalam kanker dikenal istilah yang namanya karsiogenesis.


Karsiogenesis proses adalah suatu perubahan menjadi kanker. Proses ini
melalui 2 tahap yaitu proses inisiasi dan proses promosi.

1. Pada tahap inisiasi, zat penimbul kanker mulai beraktivitas


mengubah susunan DNA fungsional. Akibat adanya aktivitasnya
maka terjadilah yang namanya mutasi gen, sehingga menyebabkan
gen berbeda dengan sebelumnya. Nah, gen yang berfungsi untuk
menekan atau menahan pertumbuhan tumor (P53) mengalami
perubahan dan tidak berfungsi lagi. Nah, kalau sudah mengalami
perubahan maka tidak ada lagi yang menahan pertumbuhan sel
kanker.
2. Diikuti dengan tahap promosi, pada tahap ini berlangsung 3 proses
yaitu floriferasi, metastasis dan neoangiogenesis. Pada proses
floriferasi, fase sel mengalami pengulangan siklus sel tanpa
hambatan dan dan secara kontinus terus mengulang.

Diteruskan dengan proses metastasis dimana penyebab utama dari


kenaikan morbiditan dan mortalitas pada pasien dengan keganasan.
Dalam berlangsungnya proses ini melibatkan interaksi kompleks, tidak
hanya ditentukan oleh jenis sel kanker itu sendiri, namun matriks seluler,
membrane sel, reseptor endotel serta respon kekebalan host yang
berpartisipasi.

Mekanisme metastasis merupakan indikasi bahwa host pertahanan


mechanims pasien kanker gagal untuk mengatasi dan memblokir
penyebaran sel kanker.

Setelah itu terjadi proses neo angiogenesis. Pembangun atau agen


transinogenik sangat beraneka ragam, diantaranya paparan sinar
ultraviolet, radiasi sinar gamma, asbestos, merkuri, asap kendaraan
bermotor, asap rokok, bahan pengawet makanan seperti natrium benzoat,
pewarna makanan-misalnya rhodamin, bumbu penyedap makanan
(Monosodium / Mononatrium Glutamat). Bahan-bahan penyedap dapat
mengakibatkan mutasi DNA.

Neo angiogenesis pembentukan pembuluh darah baru yang tidak


dibutuhkan oleh tubuh. dengan demikian sempurnalah kanker sebagai
jaringan baru dalam tubuh.

2.2. Gejala Kanker


Gejala kanker secara umum yang timbul tergantung dari jenis atau
organ tubuh yang terserang yaitu :

 Nyeri dapat terjadi akibat tumor yang meluas menekan syaraf dan
pembuluh darah disekitarnya, reaksi kekebalan dan peradangan
terhadap kanker yang sedang tumbuh, dan nyeri juga disebabkan
karena ketakutan atau kecemasan.
 Pendarahan atau pengeluaran cairan yang tidak wajar, misalnya
ludah, batuk atau muntah yang berdarah, mimisan yang terus
menerus, cairan puting susu yang mengandung darah, cairan liang
senggama yang berdarah (diantara menstruasi/menopause) darah
dalam tinja, darah dalam air kemih.
 Perubahan kebiasaan buang air besar
 Penurunan berat badan dengan cepat akibat kurang lemak dan
protein (kaheksia)
 Benjolan pada payudara
 Gangguan pencernaan, misalnya sukar menelan yang terus
menerus.
 Tuli, atau adanya suara – suara dalam telinga yang menetap.
 Luka yang tidak sembuh – sembuh
 Perubahan tahi lalat atau kulit yang mencolok

2.2.1 Gejala Kanker Secara Khusus Berdasarkan Jenis kanker yang


Dialami

 Kanker Otak

Sakit kepala yang sangat pada pagi hari dan berkurang pada tengah
hari, epilepsi, lemah, mati rasa pada lengan dan kaki, kesulitan
berjalan,mengantuk, perubahan tidak normal pada penglihatan, perubahan
pada kepribadian, perubahan pada ingatan, sulit bicara.

 Kanker mulut

Terdapat sariawan pada mulut, lidah dan gusi yang tidak kunjung
sembuh.

 Kanker Tenggorokan

Batuk terus menerus, suara serak atau parau.

 Kanker Paru-paru

Batuk terus – menerus, dahak bercampur darah, rasa sakit di dada.

 Kanker Payudara

Adanya benjolan, penebalan kulit (tickening), perubahan bentuk, gatal –


gatal, kemerahan, rasa sakit yang tidak berhubungan dengan menyusui
atau menstruasi.

 Kanker saluran pencernaan


Adanya darah dalam kotoran yang ditandai dengan warna merah terang
atau hitam, rasa tidak enak terus – menerus pada perut, benjolan pada
perut, rasa sakit setelah makan, penurunan berat badan.

 Kanker Rahim (uterus)

Pendarahan diperiode – periode datang bulan, pengeluaran darah saat


mens yang tidak seperti biasanya dan rasa sakit yang luar biasa.

 Kanker Indung Telur (ovarium)

Pada fase lanjut barulah muncul gejala.

 Kanker Kolon

Pendarahan pada rectum, ada darah pada kotoran, perubahan buang


air besar (diare yang terus menerus atau sulit buang air besar).

 Kanker Kandung Kemih atau Ginjal

Ada darah pada air seni, rasa sakit atau perih pada saat buang air kecil,
keseringan atau kesulitan buang air kecil, sakit pada kandung kemih.

 Kanker prostat

Kencing tidak lancar, rasa sakit yang terus menerus pada pinggang
belakang, penis dan paha atas.

 Kanker buah zakar/testis

Adanya benjolan pada buah zakar, ukuran penampungan pada buah


zakar yang membesar dan menebal secara mendadak, sakit pada perut
bagian bawah, dada membesar atau melembek.

 Limfoma

Kelenjar getah bening membesar, kenyal seperti karet, gatal – gatal,


berkeringat pada waktu tidur malam, demam atau penurunan berat badan
tanpa sebab yang jelas.

 Leukemia

Pucat, kelelahan kronis, penurunan berat badan, sering kena infeksi,


mudah terluka, rasa sakit pada tulang dan persendian, mimisan.
 Kanker Kulit

Benjolan pada kulit yang menyerupai kutil (mengeras seperti tanduk),


infeksi yang tidak sembuh – sembuh, bintik-bintik berubah warna dan
ukuran, rasa sakit pada daerah tertentu, perubahan warna kulit berupa
bercak-bercak.

 Komplikasi

Komplikasi yang sering terjadi pada pasien kanker adalah infeksi yaitu
pada pengidap kanker stadium lanjut. Infeksi terjadi akibat kekurangan
protein dan zat gizi lainnya serta penekanan sistem imun yang sering
terjadi setelah pengobatan konvensional.

2.3. Jenis-jenis kanker


– Karsinoma
Yaitu jenis kanker yang berasal dari sel yang melapisi permukaan tubuh
atau permukaan saluran tubuh, misalnya jaringan seperti sel kulit, testis,
ovarium, kelenjar mucus, sel melanin, payudara, leher rahim, kolon,
rectum, lambung, pancreas, dan esofagus.

– Limfoma
Yaitu jenis kanker yang berasal dari jaringan yang membentuk darah,
misalnya jaringan limfe, lacteal, limfa, berbagai kelenjar limfe, timus, dan
sumsum tulang. Limfoma spesifik antara lain adalah penyakit Hodgkin
(kanker kelenjar limfe dan limfa)

– Leukemia
Kanker jenis ini tidak membentuk massa tumor, tetapi memenuhi pembuluh
darah dan mengganggu fungsi sel darah normal.

– Sarkoma
Yaitu jenis kanker dimana jaringan penunjang yang berada dipermukaan
tubuh seperti jaringan ikat, termasuk sel – sel yang ditemukan diotot dan
tulang.

– Glioma
Yaitu kanker susunan syaraf, misalnya sel-sel glia (jaringan penunjang) di
susunan saraf pusat.

– Karsinoma in situ
Yaitu istilah yang digunakan untuk menjelaskan sel epitel abnormal yang
masih terbatas di daerah tertentu sehingga masih dianggap lesi prainvasif
(kelainan/luka yang belum memyebar)

2.4. Pencegahan kanker

Cara pencegahan umum kanker adalah mengurangi paparan terhadap


bahan karsinogen, misalnya tidak merokok, menghindari makanan tinggi
lemak, menambah makanan tinggi serat seperti sayuran dan buah, hidup
akif fisik, mengupayakan berat badan yang ideal, dan hidup dengan pola
sehat. Pencegahan juga dapat dilakukan dengan penapisan atau screening
terhadap kemungkinan terkena kanker. Tes penapisan kanker ini
dimaksudkan untuk mengetahui kemungkinan terjadinya kanker sehingga
dapat menurunkan jumlah kematian akibat kanker karena jika kanker
ditemukan pada stadium sangat dini, dimana kanker belum menyebar lebih
jauh, biasanya kanker tersebut dapat diobati dan memberikan hasil yang
optimal.

BAB 3
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Penyakit kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh
pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal. Sel-sel kanker
akan berkembang dengan cepat, tidak terkendali, dan akan terus
membelah diri. Kanker dapat terjadi diberbagai jaringan dalam berbagai
organ di setiap tubuh, mulai dari kaki sampai kepala. Bila kanker terjadi di
bagian permukaan tubuh, akan mudah diketahui dan diobati. Namun bila
terjadi didalam tubuh, kanker itu akan sulit diketahui dan kadang – kadang
tidak memiliki gejala. Kalaupun timbul gejala, biasanya sudah stadium
lanjut sehingga sulit diobati.

Penyebab kanker biasanya tidak dapat diketahui secara pasti karena


penyebab kanker dapat merupakan gabungan dari sekumpulan faktor,
genetik dan lingkungan, namun ada beberapa faktor yang diduga dapat
meningkatkan pertumbuhan kanker, yakni faktor keturunan, faktor
lingkungan, faktor makanan yang mengandung bahan kimia, infeksi, virus,
faktor perilaku, gangguan keseimbangan hormonal, faktor kejiwaan dan
emosional, radikal bebas.

Untuk pencegahan kanker dapat di lakukan hal-hal dasar seperti tidak


merokok, menghindari makanan tinggi lemak, menambah makanan tinggi
serat seperti sayuran dan buah, hidup akif fisik, mengupayakan berat
badan yang ideal, dan hidup dengan pola sehat.

PENGERTIAN
Kanker harus semakin diwaspadai mengingat jumlah penderitanya yang terus
bertambah. Jenis kanker pun semakin banyak dan hampir semua organ tubuh bisa terkena.
salah satunya adalah kanker lambung. Penyakit ini, memang jumlah penderitanya di
Indonesia masih sangat kecil, tetapi seperti jenis kanker lainnya, kanker lambung sulit untuk
disembuhkan.
Tumor jinak di lambung tidak menimbulkan gejala atau masalah medis. Tetapi
kadang-kadang, beberapa mengalami perdarahan atau berkembang menjadi kanker. Sekitar
99% kanker lambung adalah adenokarsinoma. Kanker lambung lainnya adalah
leiomiosarkoma (kanker otot polos) dan limfoma. Kanker lambung lebih sering terjadi pada
usia lanjut. Kurang dari 25 % kanker tertentu terjadi pada orang di bawah usia 50 tahun. Di
Cina, Jepang, Cili dan Iceland, kanker lambung sering sekali ditemukan. Di AS, lebih sering
terjadi pada orang miskin, orang kulit hitam dan orang yang tinggal di utara. Dan merupakan
penyebab kematian no. 7, yang terjadi pada sekitar 8 dari setiap 100.000 orang ( Rudi
Prasetyo,2008).
Ca lambung merupakan neoplasma maligna yang ditemukan dilambung. Kanker
lambung sering dimulai pada sisi dimana lapisan lambung meradang. Tetapi banyak ahli
yakin bahwa peradangan adalah akibat dari kanker lambung, bukan sebagai penyebab kanker.
( Khaidir Muhaj,2009 ).
Tumor jinak di lambung agaknya tidak menimbulkan gejala atau masalah medis.
Tetapi kadang-kadang, beberapa mengalami perdarahan atau berkembang menjadi kanker.
Sekitar 99% kanker lambung adalah adenokarsinoma. Kanker lambung lainnya adalah
leiomiosarkoma (kanker otot polos) dan limfoma. Kanker lambung lebih sering terjadi pada
usia lanjut. Kurang dari 25 % terjadi pada orang di bawah usia 50 tahun.
Di Cina, Jepang, Cili dan Iceland, kanker lambung sering sekali ditemukan. Di AS,
lebih sering terjadi pada orang miskin, orang kulit hitam dan orang yang tinggal di utara. Dan
merupakan penyebab kematian no 7, yang terjadi pada sekitar 8 dari setiap 100.000 orang (
Admin,2010 ).
Kanker lambung merupakan neoplasma maligna yang ditemukan di lambung,
biasanya adenokarsinoma, meskipun mungkin merupakan limfoma malignansi. Diketahui
bahwa cancer lambung 2 kali lebih umum terjadi pada pria daripada wanita dan lebih sering
terjadi pada klien yang mengalami anemia pernisiosa.
Meskipun tidak ada faktor etiologi khusus yang dihubungkan dengan ca lambung,
banyak faktor yang tampak berhubungan dengan perkembangan penyakit ini seperti inflamasi
lambung kronik, anemia pernisiosa, ulkus lambung, bakteri Helicobacter Pylori dan faktor
keturunan (Ns Nurhayati, S.Kep ).
Neopasma ialah kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel-sel yang tumbuh
terus-menerus secara tak terbatas, tidak terkoordinasi dengan jaringan sekitarnya dan tidak
berguna bagi tubuh (Patologi, dr. Achmad Tjarta,2002).
Karsinoma Gaster ialah suatu neoplasma yang terdapat pada Gaster (R. Simadibrata,
2000).

B. ETIOLOGI
Penyebab dari kanker lambung masih belum diketahui, akan tetapi, sejumlah faktor
dihubungkan dengan penyakit tersebut juga dipercaya bahwa faktor eksogen dalam
lingkungan seperti bahan kimia karsinogen, virus onkogenik mungkin mengambil bagian
penting dalam karsinoma lambung. Karena lambung mempunyai kontak lama dengan
makanan. Ada yang timbul sebagai hubungan dengan konsumsi gram yang meningkat.
Ingesti nitrat dan nitrit dalam diet tinggi protein telah memberikan perkembangan dalam teori
bahwa senyawa karsinogen seperti nitrosamine dan nitrosamide dapat dibentuk oleh gerak
pencernaan.
C. PATOFISIOLOGI
Beberapa faktor dipercaya menjadi precursor kanker yang mungkin, yaitu polip, anemia
pernisiosa, prostgastrektomi, gastritis artofi kronis dan ulkus lambung tidak mempengaruhi
individu menderita kanker lambung, tetapi kanker lambung mungkin ada bersamaan dengan
ulkus lambung dan tidak ditemukan pada pemeriksaan diagnostik awal.
Tumor mungkin menginfiltrasi dan menyebabkan penyempitan lumen yang paling sering
di antrum. Infiltrsi dapat melebar ke seluruh lambung, menyebabkan kantong tidak dapat
meregang dengan hilangnya lipatan normal dan lumen yang sempit, tetapi hal ini tidak lazim.
Desi polipoid juga mungkin timbul dan menyebabkan sukar untuk membedakan dari polip
benigna dengan X-ray.
Kanker lambung mungkin timbul dari penyebaran tumor superficial yang hanya
melibatkan permukaan mukosa dan menimbulkan keadaan granuler walaupun hal ini jarang.
Kira-kira 75% dari karsinoma ditemukan 1/3 distal lambung, selain itu menginvasi struktur
lokal seperti bagian bawah dari esofagus, pankreas, kolon transversum dan peritonium.
Metastase timbul pada paru, pleura, hati, otak dan lambung.
D. FAKTOR-FAKTOR RESIKO
Masalah lingkungan dan nutrisi dapat mempengaruhi perkembangan dari kanker
lambung. Makan makanan tinggi nitrat dan nitrit makanan yang telah diasinkan, tidak adanya
makanan segar dan jumlah vit. C, A dan E yang kurang dalam diet, tampaknya meningkatkan
insiden tumor lambung. Perokok dan pengguna alkohol berhubungan dengan perkembangan
dari penyakit ini. Pekerja dalam industri tertentu juga mengalami kejadian kanker lambung
yang tinggi. Pekerjaan ini meliputi pabrik nikel, penambangan batu bara, pengolahan
tambaga dan karet, asbestos. Status ekonomi yang rendah merupakan faktor resiko yang
nyata dan mungkin dapat menjelaskan pengaruh pekerjaan dan makanan. Ras dan usia juga
merupakan faktor resiko.
E. INTERVENSI KEPERAWATAN
Kesembuhan empiema adalah proses yang panjang. Perawat menolong pasien untuk
mengatasi kondisi dan menginstruksikan latihan bernapas (pernapasan dengan bibir
dirapatkan dan difragmatik), yang membantu untuk memulihkan fungsi pernapasan normal.
Perawat juga memberikan asuhan spesifik terhadap metode drainase cairan pleura seperti
aspirasi jarum, drainase dada tertutup, atau seksi iga dan drainase.
F. EVALUASI DIAGNOSTIK
Pemeriksaan fisik biasanya tidak membantu, kebanyakan tumor lambung tidak dapat
diraba, asites mungkin muncul bila terdapat metastasis pada hepar. Endoskopi untuk biopsi
dan pencucian sitologis adalah pemeriksaan diagnostik umum. Pemeriksaan sinar-x terhadap
saluran GI atas dengan barium juga dilakukan. Karena metastase sering terjadi sebelum tanda
peringatan ada, pemindai tomografi komputer, pemindai tulang, dan peminda hepar
dilakukan dalam menentukan luasnya metastasis. Tidak dapat makan (dispepsia) lebih dari 4
minggu pada individu berusia lebih dari 40 tahun memerlukan pemeriksaan sinar-x lengkap
terhadap saluran GI.
G. PENATALAKSANAAN MEDIS UMUM
 Kemoterapi
 Terapi radiasi
 Pembedahan:
a. Esofagogastrektomi subtotal-untuk tumor yang dapat dioperasi pada lambung proksimal
bagian bawah dari esofagus dianastomosiskan ke duodenum atau jejenum. Pasien sering
dipasang selang dada menyertai prosedur ini karena rongga dada dimasuki.
b. Gastrektomi total-untuk lesi di bagian bawah tengah lambung. Seluruh lambung diangkat,
dan esofagus dianastomosiskan ke jejenum.
c. Gastrektomi subtotal-untuk lesi di antrum lambung bila pasien lansia atau cacat. Ini adalah
operasi Billroth I di mana duodenum, lambung distal, pilorus, dan vaskuler dan struktur
penyokong diangkat, dan bagian lambung yang tersisa dijahit ke sisa duodenum.
d. Gastrektomi subtotal- operasi Billroth II, di mana prosedur lebih radikal daripada operasi
Billroth I. Operasi meliputi pengangkatan antrum, pilorus, duodenum atas, struktur vaskuler
penyokong, dan semua limfatik di sekitarnya. Sisa lambung dijahit dalam bentuk side-to-side
ke jejenum. Puntung duodenum dijahit tutup.
Komplikasi mayor dihubungkan dengan prosedur pembedahan gastrik adalah esofagitis
(disebabkan oleh refluks aspirasi), kebocoran anastomotik, defisiensi vitamin B12, penurunan
berat badan, dan pneumonia. Komplikasi tambahan berkenaan dengan gastrektomi subtotal
adalah sindrom dumping dan steatorea. (Lorenz, 1991)
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN KANKER LAMBUNG
A. PENGKAJIAN
Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan secara menyeluruh
(Boedihartono, 1994 : 10).
1.Riwayat atau adanya faktor resiko
 Aklorhidria atau anemia pernisiosa
 Riwayat ulkus gastrik
2.Pemeriksaan fisik berdasarkan survei umum (Apendiks F) dapat menunjukkan:
 Keluhan awal dari perasaan tak enak karena rasa penuh dan ketidaknyamanan setelah
makan. Pasien sering menginterpretasikan gejala ini sebagai “kacau lambung” dan
menggunakan obat dan antasida, yang memberi penghilangan sementara.
Bila tumor membesar, pasien mengalami:
 Penurunan berat badan yang disebabkan oleh anoreksia, mual dan muntah.
 Kelelahan dan kelemahan akibat anemia defisiensi nutrisi.
 Disfagia bila tumor terletak di lambung proksimal.
 Nyeri epigastrik yang disebabkan oleh distensi gastrik karena pembesaran tumor.
 Massa epigastrik yang dapat teraba.
3.Pemeriksaan Diagnostik
 Seri GI atas menunjukkan massa padat
 Acan CT abdomen menunjukkan massa padat
 Pemeriksaan endoskopi memberi visualisasi langsung terhadap lesi dan memungkinkan
pengambilan spesimen untuk biopsi dan pemeriksaan sitologi
 JDL menunjukkan anemia.
4.Kaji perasaan dan masalah pasien dan orang terdekat tentang penyakit.
5.Kaji pemahaman pasien dan orang terdekat tentang penyakit, pemeriksaan diagnostik,
dan tindakan.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Berdasarkan pada semua data pengkajian, diagnosa keperawatan utama pasien dapat
mencakup yang berikut ini :
1. Nyeri berhubungan dengan adanya sel epitel abnormal
2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan syok atau hemoragi.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia.
4. Ansietas berhubungan dengan penyakit dan pengobatan yang diantisipasi.
5. Berduka diantisipasi dengan diagnosis kanker.

C. RENCANA KEPERAWATAN

1. D.P 1 : Nyeri berhubungan dengan adanya sel epitel abnormal


Data Penunjang Tujuan
Tidak mengalami atau mengurangi
Subyektif :
nyeri yang ada.
Menyatakan nyeri
Kriteria :
Objektif :
Melaporkan nyeri berkurang, tak ada
Merintih dan meringis.
merintih, ekspresi wajah relaks.
INTERVENSI
1. Anjurkan periode istirahat.
2. Tenangkan pasien bahwa anda mengetahui nyeri yang dirasakan adalah nyata dan
bahwa anda akan membantu pasien mengurangi nyeri tersebut.
3. Ajarkan pasien strategi baru untuk meredakan nyeri.
4. Melakukan tindakan kolaboratif untuk mengubah penatalaksanaan nyeri jika
diperlukan.
5. Berikan analgesik untuk meningkatkan peredaran nyeri optimal dalam batas resep
dokter.

2. D.P 2 : Kekurangan volume cairan berhubungan dengan syok atau hemoragi.


Data Penunjang Tujuan
Tidak mengalami kekurangan volume
Subyektif : cairan.
Haus Kriteria :
Objektif : Tidak mengalami hemoragi, tanda
Penurunan tekanan darah, penurunan vital dalam batas normal, memberi
tekanan nadi, penurunan turgor kulit, tahu perawat tentang adanya tanda
penurunan keluaran urine, kulit perdarahan, dan memberi tahu
membran mukosa mengering, perawat tentang adanya pusing,
hematokrit meningkat, suhu tubuh peningkatan frekuensi jantung,
meningkat, frekuensi nadi meningkat. kekacauan mental, kelelahan
yangberlebihan, dan kulit lembab.
INTERVENSI
1. Pantau terhadap tanda-tanda hemoragi.
2. Observasi aspirasi lambung terhadap bukti adanya darah.
3. Berikan produk darah sesuai program.
4. Kaji klien terhadap tanda-tanda syok.
5. Evaluasi drainase dari balutan dan penampung drainase
6. Evaluasi TD, nadi, dan frekuensi pernapasan.
3. D.P 3 : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia.
Data Penunjang Tujuan
Subyektif : Mendapatkan dan mempertahankan
Keluhan kelelahan menetap status nutrisi yang optimal.
Objektif : Kriteria :
 Penurunan berat badan Penurunan berat badan tidak
progresif berlanjut, pemeriksaan kimia serum
 Kemungkinan disfagia dalam rentang normal, keluhan
 Kelemahan dan anemia kelelahan berkurang.
INTERVENSI
1. Pantau :
 Jumlah makanan yang dikonsumsi dalam setiap makan.
 Timbang berat badans setiap dua hari atau setiap minggu.
 Hasil pemeriksaan kimia darah.
2. Berikan diet sering tinggi kalori, protein, vitamin dan mineral.
3. Jamin lingkungan yang nyaman dan bebas bau saat makan.
4. Berikan antiemetik yang diberikan sedikitnya 30 menit sebelum makan bila mual.
5. Berikan sedikitnya 250 mL cairan setiap hari

4. D. P 4 : Ansietas berhubungan dengan penyakit dan pengobatan


yang diantisipasi.
Data Penunjang Tujuan
Subyektif :
Menurunkan ansietas.
Insomnia, takut, berkemih tidak
Kriteria :
lampias, khawatir, marah, dan
Pasien dapat mengekspresikan rasa
mengekspresikan keluhan karena
takut, masalah, dan kemungkinan
perubahan kejadian kehidupan.
rasa marah akibat diagnosis dan
Objektif :
prognosis dan memfasilitasi. Tampak
Gelisah, kesulitan untuk
rileks dan mende-monstrasikan
berkonsentrasi, mudah lupa,
penggunaan mekanis- me koping
peningkatan berkeringat, ketegangan
efektif dan partisipasi aktif dalam
wajah, muka merah, dilatasi pupil,
aturan pengobatan.
excitation kardiovaskular.
INTERVENSI
1. Dorong psien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan.
2. Berikan lingkungan terbuka dimana pasien merasa aman untuk mendiskusikan
perasaan atau menolak untuk bicara.
3. Pertahankan kontak sering dengan pasien. Bicara dengan menyentuh pasien bila tepat.
4. Sadari efek-efek isolasi pada pasien bila diperlukan untuk imunosupresi dan impian
radiasi.
5. Bantu pasien/orang terdekat dalam mengenali dan mengklarifikasi rasa takut untuk
memulai mengembangkan strategi koping unuk menghadapi rasa takut ini.
6. Berikan informasi akurat, konsisten mengenai prognosis.
7. Izinkan ekspresi marah tanpa konfrontasi dan diekpresikan secara tepat.
8. Tingkatkan rasa tenang dan lingkungan tenang.

5. D.P 5 : Antisipasi berduka berhubungan dengan penerimaan kemungkinan


kematian pasien, perubahan fungsi tubuh.
Data Penunjang Tujuan
Subyektif : Dapat melewati proses berduka
 Menyangkal tentang potensial dengan baik.
kematian Kriteria :
 Menyangkal perasaan tersedak Mengidentifikasi dan
dan perasaan marah. mengekspresikan perasaan dengan
Objektif : tepat, melanjutkan aktivitas
 Perubahan pada kebiasaan kehidupan normal, dan
makan, pola tidur, tingkat mengungkapkan pemahaman tentang
aktivitas, dan pola proses mejelang ajal dan perasaan
komunikasi. didukung dalam melalui berduka.
INTERVENSI
1. Dorong mengungkapkan ketakutan, kekhawatiran, pertanyaan mengenai penyakit,
pengobatan, dan implikasinya dimasa mendatang.
2. Berikan dorongan partisipasi aktif dari pasien dan keluarga dalam keputusan
perawatan dan pengobatan.
3. Sisihkanw aktu untuk periode menangis dan mengekspresikan kesedihan.
4. Identifikasi aspek positif dari situasi.
5. Sadari perasaan sendiri tentang kanker, ancaman kematian. Terima metode apapun
yang dipilih pasien/orang terdekat untuk saling membantu selama proses.
6. Rujuk pada konselor yang tepat sesuai kebutuhan.
7. Rujuk pada program komunitas, bila perlu.

DAFTAR PUSTAKA

Brooker, Christine. 2001. Kamus Saku Keperawatan. EGC : Jakarta.

Doenges, Marilyn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3. EGC : Jakarta.


Engram, Barbara. 1998. Rencana Asuhan Kerperawatan Medikal Bedah Vol.1.Jakarta
: EGC

Harnawataj. Kanker Lambung. Available from :http://harnawatiaj.wordpress.com. Akses


pada 03 September 2008

Mansjoer, Arief, dkk. 1999. Kapita Selekta Kedokteran Ed.3, Cet. 1. Jakarta :
Media Aesculapius

Smeltzer, Suzanne C. 2001. Keperawatan Medikal-Bedah Brunner and Suddarth


Ed.8 Vol.3. EGC : Jakarta.

Tjay, tan Joan dan Kirana Rahardja. 2003. Obat-obat Penting, Khasiat,
Penggunaan, dan Efek Sampingnya. Jakarta : Elex Media Komputindo

Xipemia. Makalah Kesehatan Tentang Asuhan Keperawatan pada Pasien


dengan Keganasan Lambung.Available from :http://xipemia.wordpress.com. Akses
pada 22 September 2008

4. MANIFESTASI KLINIK
Gejala awal dari kanker lambung sering tidak nyata karena kebanyakan tumor ini
dikurvatura kecil, yang hanya sedikit menyebabkan ggn fungsi lambung. Beberapa penelitian
telah menunjukkan bahwa gejala awal seperti nyeri yg hilang dgn antasida dapat menyerupai
gejala pd pasien ulkus benigna. Gejala penyakit progresif dapat meliputi tidak dapat makan,
anoreksia, dyspepsia, penurunan BB, nyeri abdomen, konstipasi, anemia dan mual serta
muntah ( Harnawati,2008 ).
a. Bercak darah dalam tinja merupakan salah satu tanda-tanda menderita kanker perut Adanya
darah saat membagikan feses juga disebabkan oleh kondisi lain,. Tapi untuk kanker perut itu
adalah salah satu gejala yang paling indikatif. Juga, itu adalah gejala yang dihubungkan ke
beberapa jenis kanker. Ketika ada tumor hadir di perut, mungkin menyebabkan darah
mengalir keluar melalui tinja.
b. Penderitaan dari rasa sakit konstan dalam perut merupakan gejala dari kanker lambung. Hal
ini bisa apa saja dari rasa sakit ringan sampai nyeri kram parah. Jenis rasa sakit biasanya ada
di daerah atas perut.
c. Konstan dengan mual muntah, terutama setelah Anda makan adalah tanda kanker lambung.
mual mungkin gigih dan hadir untuk jangka waktu yang panjang. Hal ini pernah berhubungan
dengan demam atau sakit kepala. Jenis mual sering menunjukkan masalah kesehatan serius.
d. Kehilangan nafsu makan tanpa alasan adalah tanda lain yang cukup sering terlihat pada
orang yang menderita dari kanker terdiagnosis dalam lambung. Beberapa orang mungkin
mengalami kembung di daerah perut bahkan jika mereka tidak makan apa-apa. Kebiasaan
usus dapat berubah drastis.
Pada stadium awal kanker lambung, gejalanya tidak jelas dan sering tidak dihiraukan. Jika
gejalanya berkembang, bisa membantu menentukan dimana lokasi kanker lambung tersebut.
Sebagai contoh, perasaan penuh atau tidak nyaman setelah makan bisa menunjukkan adanya
kanker pada bagian bawah lambung.
Penurunan berat badan atau kelelahan biasanya disebabkan oleh kesulitan makan atau
ketidakmampuan menyerap beberapa vitamin dan mineral. Anemia bisa diakibatkan oleh
perdarahan bertahap yang tidak menyebabkan gejala lainnya. Kadang penderita juga bisa
mengalami muntah darah yang banyak (hematemesis) atau mengeluarkan tinja kehitaman
(melena).
Bila kanker lambung bertambah besar, mungkin akan teraba adanya massa pada dinding
perut. Pada stadium awal, tumor lambung yang kecil bisa menyebar (metastasis) ke tempat
yang jauh.
Penyebaran tumor bisa menyebabkan pembesaran hati, sakit kuning (jaundice), pengumpulan
cairan di perut (asites) dan nodul kulit yang bersifat ganas. Penyebaran kanker juga bisa
menyebabkan pengeroposan tulang, sehingga terjadi patah tulang ( Admin,2010 ).

5. PENATALAKSANAAN
1. Pencegahan
Kanker lambung dapat dicegah dengan cara-cara di bawah ini, untuk mengurangi risiko
kanker perut dengan membuat perubahan kecil kehidupan sehari-hari Anda. Sebagai contoh,
cobalah untuk:
a. Makan lebih banyak buah dan sayuran. Cobalah untuk memasukkan lebih banyak buah dan
sayuran ke dalam makanan setiap hari. Memilih berbagai jenis buah-buahan dan sayuran
berwarna.
b. Mengurangi jumlah makanan diasap dan asin yang anda makan. Lindungi perut Anda dengan
membatasi makanan ini. Coba dengan bumbu dan cara lain untuk penyedap makanan yang
tidak menambahkan natrium.
c. Berhenti merokok. Jika Anda merokok, berhenti. Jika Anda tidak merokok, jangan mulai.
Merokok meningkatkan risiko kanker perut, dan juga banyak jenis kanker lainnya. Berhenti
merokok bisa sangat sulit, sehingga mintalah bantuan dokter.
d. Tanyakan kepada dokter Anda tentang risiko kanker perut. Beberapa kondisi medis yang
meningkatkan risiko kanker perut, seperti anemia, maag dan perut polip. Jika Anda telah
didiagnosa dengan salah satu kondisi tersebut, tanyakan kepada dokter bagaimana ini
mempengaruhi risiko kanker perut. Bersama Anda dapat mempertimbangkan periodik
endoskopi untuk mencari tanda-tanda kanker perut. Tidak ada pedoman untuk menentukan
siapa yang harus menjalani skrining untuk kanker lambung di Amerika Serikat. Tetapi dalam
beberapa kasus, Anda dan dokter Anda dapat memutuskan risiko Anda cukup tinggi bahwa
manfaat dari skrining lebih besar daripada potensi resiko.
2. Pengobatan
a. Kemoterapi dan terapi radiasi
Bila karsinoma telah menyebar ke luar dari lambung, tujuan pengobatannya adalah untuk
mengurangi gejala dan memperpanjang harapan hidup. Kemoterapi dan terapi penyinaran
bisa meringankan gejala.
Hasil kemoterapi dan terapi penyinaran pada limfoma lebih baik daripada karsinoma.
Mungkin penderita akan bertahan hidup lebih lama bahkan bisa sembuh total.
b. Reseksi bedah.
Jika penyakit belum menunjukkan tanda penyebaran, pilihan terbaik adalah pembedahan.
Walaupun telah terdapat daerah sebar, pembedahab sudah dapat dilakukan sebagai tindakan
paliatif. Reaksi kuratif akan berhsil bila tidak ada tanda metastasis di tempat lain, tidak ada
sisa Ca pada irisan lambung, reseksi cairan sekitar yang terkena, dari pengambilan kelenjar
limfa secukupnya.
c. Obat multiple (fluorosil, mitomisin C dan doksorubisin)
Di antara obat yang di gunakan adalah 5 FU, trimetrexote, fluorosil, mitomisin C,
doksorubisin, hidrourea, epirubisin dan karmisetin dengan hasil 18 – 30 %.
d. Hiperalimentasi (nutrisi intravena).
Nutrisi intravena yag disuntikan melalui intravena yang berfunsi untuk menggantikan nutrisi
karena kanker lambung ini. Karena kanker lmbung ini proses penyerapan nutrisi yang terjadi
di lambung terganggu dan mengakibatkan kekurangan nutrisi dari kebutuhan yang
diperlukan. Maka diberikan hiperalimentasi ini.
3. Perawatan
a. Penderita dirawat dengan tujuan untuk isolasi, observasi, dan pengobatan. Klien harus tetap
berbaring sampai beberapa hari setelah tanda dan gejala terjadi, dan 7 hari setelah dilakukan
operasi untuk mencegah terjadinya komplikasi perdarahan usus atau perforasi usus.
b. Pada klien dengan kesadaran menurun, diperlukan perubahan2 posisi berbaring untuk
menghindari komplikasi pneumonia hipostatik dan dekubitus.
4. Diet
a. Pada mulanya klien diberikan makanan diet cair atau bubur saring kemudian bubur kasar
untuk menghindari komplikasi perdarahan usus dan perforasi usus.
b. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian makanan padat secara dini yaitu nasi, lauk
pauk yang rendah sellulosa (pantang sayuran dengan serat kasar) dapat diberikan dengan
aman kepada klien.

7. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI


1. Diagnosa Keperawatan
a. Pre-Op
a) Nyeri berhubungan dengan proses pertumbuhan sel-sel kanker
b) Kecemasan berhubungan dengan rencana pembedahan
c) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah dan tidak
nafsu makan
d) Intoleransi beraktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.
2. Post-Op
a) Ketidakefektifan pola nafas b.d adanya pengaruh anastesi.
b) Nyeri berhubungan dengan interupsi tubuh sekunder terhadap prosedur invasif atau
intervensi operasi.
c) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan status puasa.
d) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan peningkatan kerentanan sekunder terhadap
prosedur invasive.
e) Kecemasan berhubungan dengan ketidakpastian tentang hasil pengobatan kanker.
2. Rencana Keperawatan
a. Pre-Operasi
Dx 1. Nyeri berhubungan dengan proses pertumbuhan sel-sel kanker
Tujuan : Nyeri berkurang sampai hilang setelah dilakukan tindakan keperawatan
Kriteria Hasil : Nyeri berkurang sampai dengan hilang
Rencana Tindakan:
1. Kaji karakteristik nyeri, lokasi, frekfensi
Alasan: mengtahui tingkat nyeri sebagai evaluasi untuk intervensi selanjutnya
2. Kaji faktor penyebab timbul nyeri (takut , marah, cemas)
Alasan: dengan mengetahui faktor penyebab nyeri menentukan tindakan untuk mengurangi
nyeri
3. Ajarkan tehnik relaksasi tarik nafas dalam
Alasan: tehnik relaksasi dapat mengatsi rasa nyeri
4. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgetik
Alasan: analgetik efektif untuk mengatasi nyeri

Dx 2. Kecemasan berhubungan dengan rencana pembedahan


Tujuan : Kecemasan dapat diminimalkan setelah dilakukan tindakan keperawatan
Kriteria Hasil : Kecemasan pasien berkurang
Rencana Tindakan:
1. Jelaskan setiap tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien
Alasan: pasien kooperatif dalam segala tindakan dan mengurangi kecemasan pasien
2. Beri kesempatan pada pasien untuk mengungkapkan perasaan akan ketakutannya
Alasan: untuk mengurangi kecemasan
3. Evaluasi tingkat pemahaman pasien / orang terdekat tentang diagnosa medik
Alasan: memberikan informasi yang perlu untuk memilih intervensi yang tepat
4. Akui rasatakut/ masalah pasien dan dorong mengekspresikan perasaan
Alasan: dukungan memampukan pasien memulai membuka/ menerima kenyataan penyakit
dan pengobatan

Dx 3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah dan
tidak nafsu makan.
Tujuan : Kebutuhsn nutrisi dapat terpenuhi setelah dilakukan keperawatan
Kriteria Hasil :
a. Nutrisi klien terpenuhi
b. Mual berkurang sampai dengan hilang.
Rencana tindakan :
1. Hidangkan makanan dalam porsi kecil tapi sering dan hangat.
Alasan: Makanan yang hangat menambah nafsu makan.
2. Kaji kebiasaan makan klien.
Alasan: Jenis makanan yang disukai akan membantu meningkatkan nafsu makan klien.
3. Ajarkan teknik relaksasi yaitu tarik napas dalam.
Alasan: Tarik nafas dalam membantu untuk merelaksasikan dan mengurangi mual.
4. Timbang berat badan bila memungkinkan.
Alasan: Untuk mengetahui kehilangan berat badan.
5. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian vitamin
Alasan: Mencegah kekurangan karena penurunan absorsi vitamin larut dalam lemak

Dx 4. Intoleransi beraktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.


Tujuan : Intoleransi aktivitas teratasi setelah dilakukan tindakan keperawatan.
Kriteria Hasil :
Klien menunjukkan peningkatan toleransi dalam beraktivitas yang ditandai tidak mengeluh
lemas, klien beraktivitas secara bertahap.
Rencana Tindakan :
1. Sediakan waktu istirahat yang cukup.
Alasan: Istirahat akan memberikan energi yang cukup dan membantu dalam proses
penyembuhan.
2. Kaji keluhan klien saat beraktivitas.
Alasan: Mengidentifikasi kelainan beraktivitas.
3. Kaji kemampuan klien dalam beraktivitas.
Alasan: Menentukan aktivitas yang boleh dilakukan.
4. Bantu memenuhi kebutuhan klien.
Alasan: Terpenuhinya kebutuhan klien.

b. Post-Operasi
Dx 1. Ketidakefektifan pola nafas b.d adanya pengaruh anastesi.
Tujuan : Pola nafas kembali efektif setelah dilakukan tindakan keperawatan.
Kriteria Hasil :
a. Suara nafas vesikuler
b. Bunyi nafas bersih, tidak ada suara tambahan
Rencana tindakan :
1. Auskultasi bunyi nafas, catat adanya bunyi nafas misalnya mengi, krekels, ronchi.
Alasan: Beberapa derajat spasme bronkus terjadi dengan obstruksi jalan nafas dan dapat/tidak
dimanifestasikan adanya bunyi nafas adventisius misalnya: penyebaran, krekels basah
(bronkitis), bunyi nafas redup dengan ekspirasi mengi (emfisema) atau tidak adanya bunyi
nafas (asma berat).
2. Kaji/pantau frekuensi pernafasan, catat radio inspirasi/ekspirasi.
Alasan: Tachipnea biasanya ada pada beberapa derajat dan dapat ditemukan pada penerimaan
atau selama stress/adanya proses infeksi akut. Pernafasan dapat melambat dan frekuensi
ekspirasi memanjang dibanding inspirasi.
3. Catat adanya derajat dyspnea misalnya keluhan “lapar udara”, gelisah, ansietas, distress
pernafasan, penggunaan otot bantu.
Alasan: Disfungsi pernafasan adalah variabel yang tergantung pada tahap proses kronis selain
proses akut yang menimbulkan perawatan di rumah sakit. Misalnya infeksi, reaksi alergi.
4. Kaji pasien untuk posisi yang nyaman misalnya peninggian kepala tempat tidur, duduk pada
sandaran tempat tidur.
Alasan: Peninggian kepala tempat tidur mempermudah fungsi pernafasan dengan
menggunakan gravitasi. Sokongan tangan/kaki dengan meja, bantal, dll membantu
menurunkan kelemahan otot dan dapat sebagai alat ekspansi dada.
5. Pertahankan polusi lingkungan minimum misalnya: debu, asap dan bulu bantal yang
berhubungan dengan kondisi individu.
Alasan: Pencetus tipe reaksi alergi pernafasan yang dapat, mentriger episode akut.
6. Dorong/bantu latihan nafas abdomen atau bibir.
Alasan: Memberikan pasien-pasien beberapa cara untuk mengatasi dan mengontrol dyspnea
dan menurunkan jebakan udara.
7. Observasi karakteristik batuk misalnya menetap, batuk pendek, basah. Bantu tindakan untuk
memperbaiki keefektifan upaya batuk.
Alasan: Batuk dapat menetap tetapi tidak efektif, khususnya bila pasien lansia, sakit akut atau
kelemahan. Batuk paling efektif pada posisi duduk tinggi atau kepala di bawah setelah
perkusi dada.
8. Tingkatkan masukan cairan antara sebagai pengganti makanan.
Alasan: Hidrasi membantu menurunkan kekentalan sekret. Mempermudah pengeluaran.
Penggunaan cairan hangat dapat menurunkan spasme bronkus. Cairan selama makan dapat
meningkatkan distensi gaster dan tekanan pada diafragma.

Dx 2. Nyeri berhubungan dengan interupsi tubuh sekunder terhadap prosedur invasif atau
intervensi operasi.
Tujuan : Nyeri berkurang sampai hilang setelah dilakukan tindakan keperawatan.
Kriteria Hasil : Nyeri berkurang sampai dengan hilang
Rencana Tindakan :
1. Kaji karakteristik nyeri, lokasi, frekfensi
Alasan: mengetahui tingkat nyeri sebagai evaluasi untuk intervensi selanjutnya
2. Kaji faktor penyebab timbul nyeri (takut , marah, cemas)
Alasan: dengan mengetahui faktor penyebab nyeri menentukan tindakan untuk mengurangi
nyeri
3. Ajarkan tehnik relaksasi tarik nafas dalam
Alasan: tehnik relaksasi dapat mengatsi rasa nyeri
4. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgetik
Alasan: analgetik efektif untuk mengatasi nyeri
Dx 3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan status puasa.
Tujuan : Nutrisi pasien terpenuhi setelah dilakukan keperawatan.
Kriteria Hasil :
a. Nutrisi klien terpenuhi
b. Mual berkurang sampai dengan hilang.
Rencana tindakan :
1. Hidangkan makanan dalam porsi kecil tapi sering dan hangat.
Alasan: Makanan yang hangat menambah nafsu makan.
2. Kaji kebiasaan makan klien.
Alasan: Jenis makanan yang disukai akan membantu meningkatkan nafsu makan klien.
3. Ajarkan teknik relaksasi yaitu tarik napas dalam.
Alasan: Tarik nafas dalam membantu untuk merelaksasikan dan mengurangi mual.
4. Timbang berat badan bila memungkinkan.
Alasan: Untuk mengetahui kehilangan berat badan.
5. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian vitamin
Alasan: Mencegah kekurangan karena penurunan absorsi vitamin larut dalam lemak

Dx 4. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan peningkatan kerentanan sekunder terhadap


prosedur invasive.
Tujuan : Infeksi tidak terjadi setelah dilakukan tindakan keperawatan.
Kriteria Hasil :
a. Tidak ada tanda-tanda infeksi.
b. Proses penyembuhan luka tepat waktu.
Rencana tindakan:
1. Observasi tanda-tanda vital, adanya demam, menggigil, berkeringat.
Alasan: Sebagai indikator adanya infeksi/terjadinya sepsis.
2. Observasi daerah luka operasi, adanya rembesan, pus, eritema.
Alasan: Deteksi dini terjadinya proses infeksi.
3. Berikan informasi yang tepat, jujur pada pasien/orang terdekat.
Alasan: Pengetahuan tentang kemajuan situasi memberikan dukungan emosi, membantu
mengurangi ansietas.
4. Kolaborasi dengan medik untuk terapi antibiotik.
Alasan: Membantu menurunkan penyebaran dan pertumbuhan bakteri.

Dx 5. Kecemasan berhubungan dengan ketidakpastian tentang hasil pengobatan kanker


Tujuan : Kecemasan dapat diminimalkan setelah dilakukan tindakan keperawatan.
Kriteria Hasil : Kecemasan pasien berkurang
Rencana Tindakan:
1. Jelaskan setiap tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien
Alasan: pasien kooperatif dalam segala tindakan dan mengurangi kecemasan pasien
2. Beri kesempatan pada pasien untuk mengungkapkan perasaan akan ketakutannya
Alasan: Untuk mengurangi kecemasan
3. Evaluasi tingkat pemahaman pasien / orang terdekat tentang diagnosa medik
Alasan: Memberikan informasi yang perlu untuk memilih intervensi yang tepat
4. Akui rasatakut/ masalah pasien dan dorong mengekspresikan perasaan
Alasan: Dukungan memampukan pasien memulai membuka/ menerima kenyataan penyakit
dan pengobatan

Dx 6. Gangguan konsep diri berhubungan dengan kehilangan


Tujuan : Gangguan konsep diri teratasi setelah dilakukan tindakan keperawatan
Kriteria Hasil : Klien dapat percaya diri dengan keadaan penyakitnya.
Rencana tindakan :
1. Kaji respon, reaksi keluarga dan pasien terhadap penyakit dan penanganannya.
Alasan: Untuk mempermudah dalam proses pendekatan.
2. Kaji hubungan antara pasien dan anggota keluarga dekat.
Alasan: Support keluarga membantu dalam proses penyembuhan.
3. Libatkan semua orang terdekat dalam pendidikan dan perencanaan perawatan di rumah.
Alasan: Dapat memudahkan beban terhadap penanganan dan adaptasi di rumah.
4. Berikan waktu/dengarkan hal-hal yang menjadi keluhan.

Posted in Keperawatan

Anda mungkin juga menyukai