Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian utama di
seluruh dunia. Pada tahun 2012, sekitar 8,2 juta kematian disebabkan oleh
kanker. Kanker paru, hati, perut, kolorektal, dan kanker payudara adalah
penyebab terbesar kematian akibat kanker setiap tahunnya (InfoDATIN,
2015). Lebih dari 30% dari kematian akibat kanker disebabkan oleh lima
faktor risiko perilaku dan pola makan, yaitu: indeks massa tubuh tinggi,
kurang konsumsi buah dan sayur, kurang aktivitas fisik, penggunaan rokok,
dan konsumsi alkohol berlebihan (InfoDATIN, 2015).
Penyakit kanker menurut Sunaryati merupakan penyakit yang
ditandai pembelahan sel tidak terkendali dan kemampuan sel-sel tersebut
menyerang jaringan biologis lainnya, baik dengan pertumbuhan langsung di
jaringan yang bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi sel ke tempat yang
jauh (metastasis) (Sunaryati, 2011). Penyakit kanker disebabkan faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor dari dalam diri
individu di antaranya adalah faktor keturunan, gangguan keseimbangan
hormonal, faktor kejiwaan/ emosional. Faktor eksternal merupakan faktor
penyebab kanker yang berasal dari luar diri individu di antaranya asap rokok,
sinar ultraviolet (UV), radiasi ionasi, zat kimia pada makanan, infeksi, dan
radikal bebas (Akmal, 2010).
Kanker payudara tetap merupakan keganasan yang paling sering
didiagnosis di kalangan wanita (Baade, 2012). Menurut data GLOBOCAN
(IARC) tahun 2012 diketahui bahwa kanker payudara merupakan penyakit
kanker dengan persentase kasus baru (setelah dikontrol oleh umur) tertinggi,
yaitu sebesar 43,3%, dan persentase kematian (setelah dikontrol oleh umur)
akibat kanker payudara sebesar 12,9% (InfoDATIN, 2015).
Berdasarkan data profil negara World Health Organization (WHO)
mengenai kanker di Indonesia tahun 2014, kematian wanita akibat kanker

1
mencapai 92.200 orang dengan rincian kanker payudara 21,4%, kanker
serviks uteri 10,3%, kanker trakea-bronkus-paru-paru 9,1%, kanker
kolorektum 8,5%, kanker ovarium 7,6%, dan kanker lainnya 43,1% (WHO,
2014). Sementara menurut angka insidensi kanker, kanker payudara terdapat
48.998 kasus, kanker serviks uteri terdapat 20.928 kasus, kanker kolorektum
terdapat 11.787 kasus, kanker ovarium terdapat 10.238 kasus, dan kanker
paru terdapat 9.374 kasus (WHO, 2014).
Cobaan hidup yang berupa keburukan dan kesulitan biasanya lebih
mudah dipahami, semisal mengalami sakit, hilang harta benda, kesulitan dan
kesempitan hidup. Dalam kondisi demikian biasanya individu akan segera
berdoa dan mengharapkan pertolongan serta rahmat Allah swt. (Amiruddin,
2016).
Sesungguhnya ujian dan cobaan itu adalah rahmat dan kasih sayang
Allah terhadap hamba-Nya. Sungguh berbagai cobaan hidup itu bertujuan
untuk mengetahui secara lahiriyah, mana di antara mereka yang pandai
bersyukur dan mana pula yang kufur, mana yang bersabar dan mana pula
yang cepat putus asa, mana yang benar-benar beriman dan mana yang dusta
dalam beramal. Hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan
pahalanya tanpa batas. Sesuai dengan firman Allah: (Amiruddin, 2016)

‫ض‬ َ ‫سنُوا فِي َٰ َه ِذ ِه الدُّ ْنيَا َح‬


ُ ‫سنَةٌ ۗ َوأ َ ْر‬ َ ‫قُ ْل يَا ِعبَا ِد الَّذِينَ آ َمنُوا اتَّقُوا َربَّ ُك ْم ۚ ِللَّذِينَ أ َ ْح‬
‫ساب‬َ ‫صابِ ُرونَ أ َ ْج َر ُه ْم بِ َغي ِْر ِح‬
َّ ‫َّللاِ َوا ِسعَةٌ ۗ ِإنَّ َما ي َُوفَّى ال‬
َّ

“Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. bertakwalah kepada


Tuhanmu". Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh
kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang
yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (Q.S. Az-
Zumar (39): 10)

Kanker payudara merupakan jenis tumor paling umum dan


menyebabkan kematian akibat kanker pada wanita yang mana status gizi
memainkan peran pada kedua faktor risiko untuk kanker payudara. Obesitas

2
merupakan faktor risiko perkembangan kanker payudara pada wanita setelah
menopause. Sebuah penelitian prospektif yang dilakukan di Denmark
termasuk wanita yang didiagnosis dengan kanker payudara menunjukkan
bahwa pasien dengan IMT 30 kg/m2 atau lebih tinggi memiliki penyakit yang
lebih lanjut pada diagnosis dibandingkan dengan pasien dengan IMT di
bawah 25 kg/m2. Oleh karena itu, sangat penting bahwa status gizi wanita
kanker payudara secara rutin dinilai dan, tindakan antropometri yang mudah
seperti IMT dan lingkar pinggang harus dilakukan sebagai bagian dari
perawatan pasien ini (Bering, 2015).
Pasien kanker dalam keadaan tertentu mengalami hiperkatabolik
sebagaimana dijelaskan dalam siklus Cori (gambar 1.1), peningkatan
katabolik menunjukkan peningkatan penggunaan energi tubuh sebagai efek
dari inflamasi yang terjadi pada tubuh saat perkembangan sel kanker. Apabila
tidak segera mendapat dukungan gizi maka pasien kanker akan mengalami
penurunan status gizi (Wijayanti, 2016).
Seseorang yang divonis kanker akan mengalami ketakutan,
kecemasan, dan stres yang merangsang hormon katekolamin, yaitu hormon
yang dapat menurunkan nafsu makan (anoreksia). Penurunan nafsu makan
diikuti dengan penurunan berat badan drastis yang berujung pada kejadian
kakeksia, yakni ketidakseimbangan antara asupan dengan kebutuhan zat gizi
yang meningkat. Kakeksia yang berkepanjangan akan menyebabkan
malnutrisi (Adiningsih, 2015).

Gambar 1.1 Siklus Cori pada Metabolisme Akibat Tumor/Kanker (Tisdale,


2002) (Wijayanti, 2015)

3
Islam sangat menekankan pentingnya manusia untuk
memperhatikan kesehatan dan makanan yang dikonsumsi. Oleh sebab itu,
perhatian Islam terhadap kesehatan dan makanan yang dikonsumsi manusia
menjadi pembahasan penting karena berhubungan erat dengan nilai-nilai
kemanusiaan dan pendukung dalam beribadah. Makanan yang dibolehkan
dalam Islam adalah makanan yang halal dan baik (halalan thayyiba).
Kehalalan makanan itu setidaknya dapat ditinjau dari dua segi, yaitu
kandungan zatnya, dan cara memperolehnya (Baihaki, 2017).
Dukungan keluarga adalah suatu proses hubungan berupa sikap,
tindakan, dan penerimaan keluarga terhadap anggotanya yang bersifat
mendukung dan memberikan pertolongan kepada anggotanya (Friedman,
2010). Dukungan keluarga merupakan faktor yang sangat penting untuk
memotivasi dan meningkatkan semangat hidup penderita kanker (Sari, 2012).
Friedman menuliskan beberapa bentuk dukungan keluarga, antara lain
dukungan informasional, finansial, emosional, dan instrumental. Dukungan
informasional terkait dengan pemberian informasi, nasehat, saran, serta
petunjuk yang diberikan kepada anggota keluarga. Dukungan finansial
berhubungan dengan biaya yang dikeluarkan keluarga untuk pengobatan atau
perawatan dalam menunjang kesehatan. Dukungan emosional terkait dengan
psikologis serta spiritual penderita kanker. Dukungan instrumental berupa
pemenuhan kebutuhan intake makanan, nutrisi, dan pakaian penderita
(Anggraeni, 2010).
Dukungan keluarga yang kuat dapat mengurangi rasa sakit fisik
yang dirasakan oleh pasien. Di negara-negara Asia, di mana keluarga
memainkan peran integral dalam perawatan kesehatan pasien, kehadiran atau
ketiadaan dukungan keluarga sangat mempengaruhi pandangan pasien
tentang penyakit mereka dan keinginan mereka untuk melawan. Beberapa
pasien mungkin merasa stres dan membingungkan saat anggota keluarga yang
terlalu cemas mengganggu setiap aspek kehidupan sehari-hari mereka,
termasuk diet dan kebiasaan mereka. Oleh karena itu, tim layanan kesehatan
harus memastikan tingkat dukungan keluarga, meminta keterlibatan anggota

4
keluarga dalam manajemen perawatan, dan menciptakan kesempatan bagi
keluarga untuk memiliki percakapan yang berarti (Ng, 2017).
Konsep keluarga dalam Islam cukup jelas, bahkan Islam sangat
mengutamakan pembinaan individu dan keluarga. Apabila semua keluarga
mengikuti pedoman yang disampaikan agama, maka Allah akan memberikan
hidayah kepadanya (Ismatulloh, 2015).
Dalam Islam diajarkan untuk peduli dengan sesama,
menyenangkan hati orang lain dan saling mengasihi serta mencintai sesama.
Islam menyerukan kepada manusia agar saling mengasihi satu sama lain.
Islam juga mengajarkan untuk saling tolong menolong dan mengasihi kepada
sesama yang membutuhkan. Sebagai umat manusia, Islam memerintahkan
untuk saling menasehati dalam hal kebenaran dan tetap bersabar dalam
menghadapi masalah (Kurniawati, 2013).
Kasih sayang tidak hanya dari seseorang saja, namun kasih sayang
dan dukungan itu juga dari keluarga. Ketika individu dalam keadaan yang
sulit, mereka cenderung datang kepada orang terdekatnya, salah satunya
keluarga. Allah juga berfirman: (Kurniawati, 2013)

َ ‫ت ۗ قُ ْل ََل أَسْأَلُ ُك ْم‬


‫علَ ْي ِه‬ َّ ‫ع ِملُوا ال‬
ِ ‫صا ِل َحا‬ َ ‫َّللاُ ِعبَادَهُ الَّذِينَ آ َمنُوا َو‬َّ ‫َٰذَ ِل َك الَّذِي يُبَش ُِر‬
َ َّ ‫سنَةً ن َِز ْد لَهُ فِي َها ُح ْسنًا ۚ إِ َّن‬
‫َّللا‬ َ ‫ف َح‬ ْ ‫أ َ ْج ًرا إِ ََّل ْال َم َودَّة َ فِي ْالقُ ْربَ َٰى ۗ َو َم ْن يَ ْقت َ ِر‬
ٌ ‫ش ُك‬
‫ور‬ ٌ ُ ‫غف‬
َ ‫ور‬ َ

“Itulah (karunia) yang (dengan itu) Allah menggembirakan hamba-hamba-


Nya yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh. Katakanlah: "Aku
tidak meminta kepadamu sesuatu upahpun atas seruanku kecuali kasih
sayang dalam kekeluargaan". Dan siapa yang mengerjakan kebaikan akan
Kami tambahkan baginya kebaikan pada kebaikannya itu. Sesungguhnya
Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.” (Q.S. Asy-Syura (42): 23)

Berdasarkan pada hal-hal tersebut peneliti tertarik untuk meneliti:


“Hubungan Dukungan Keluarga terhadap Status Gizi Pasien Kanker
Payudara Ditinjau dari Kedokteran dan Islam”.

5
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk meneliti
mengenai hubungan dukungan keluarga terhadap status gizi pasien kanker
payudara dari sisi kedokteran dan Islam.

1.3. Pertanyaan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah maka dapat dibuat pertanyaan
penelitian, yaitu:
1. Adakah hubungan dukungan keluarga dengan status gizi terhadap pasien
kanker payudara?
2. Bagaimana gambaran dukungan keluarga pasien kanker payudara?
3. Bagaimana gambaran status gizi pasien kanker payudara?
4. Bagaimana pandangan Islam mengenai hubungan dukungan keluarga
terhadap status gizi pasien kanker payudara?

1.4. Tujuan Penelitian


1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga pasien terhadap
status gizi pasien kanker payudara dari sisi kedokteran dan Islam.

2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui gambaran dukungan keluarga pasien kanker
payudara.
b. Untuk mengetahui gambaran status gizi pasien kanker payudara.
c. Untuk mengetahui pandangan Islam mengenai hubungan dukungan
keluarga terhadap status gizi pasien kanker payudara.

1.5. Manfaat Penelitian


1. Manfaat Teoritik
Sebagai salah satu syarat menyelesaikan program studi kedokteran
dan berguna untuk menambah wawasan serta pengalaman terutama
dalam masalah dukungan keluarga, status gizi, dan kanker payudara.

6
2. Manfaat Metodologik
a. Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan rujukan dan
pembanding untuk penelitian selanjutnya.
b. Hasil penelitian dapat menambah rujukan dalam bidang ilmu
kesehatan masyarakat.
c. Menjadi rujukan bagi penelitian selanjutnya di Universitas YARSI.

3. Manfaat Aplikatif
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber pengetahuan
dan memberikan informasi kepada masyarakat tentang dukungan
keluarga pada pasien kanker payudara sehingga masyarakat terutama
keluarga memiliki kemampuan dan keahlian dalam membina pasien
kanker payudara di lingkungan rumahnya agar pasien dapat menjalani
hidup dengan maksimal; mengembangkan standar dukungan keluarga
terhadap pasien kanker payudara dari sisi spiritual, instrumental,
informasional, dan emosional; serta memberikan informasi tentang
pandangan Islam dalam memberikan dukungan keluarga dan mengatur
status gizi pasien kanker payudara.

Anda mungkin juga menyukai