Anda di halaman 1dari 5

NAMA : FIRMAN GUSTIAWAN

NIM : 161910101018

Untuk mengetahui apakah campuran bahan bakar yang masuk ke dalam ruang bakar
mempunyai ratio yang tepat kita bisa melihat kondisi motor di bagian ruang bakar dan
performa saat dinyalakan.
Campuran yang tepat akan menghasilkan pembakaran yang sempurna sehingga busi
berwarna coklat keabu-abuan dan kering, deposit karbon tidak banyak terbentuk, putaran
mesin stabil dan mesin mudah distart.
Campuran yang terlalu kurus/miskin, bisa ditandai dengan kondisi sbb:
* Electrode pada busi berwarna putih
* Stasioner / langsam tidak stabil
* Mesin terasa cepat panas
* Mesin sulit distart
* Ngelitik / detonasi
Campuran yang terlalu gemuk/kaya bisa ditandai dengan kondisi sbb:
* Electrode busi berwarna hitam dan basah
* Knalpot berasap hitam
* Bahan bakar sangat boros
* Putaran mesin tidak stabil
* Banyak deposit karbon di dalam ruang bakar
* Mesin sulit distart

Untuk mendapatkan ratio yang tepat, karburator disetting agar aliran udara yang
masuk sesuai dengan bahan bakar yang dikabutkan. Secara teoritis, untuk membakar bensin
secara sempurna, ratio udara banding bahan bakar yang tepat adalah 15:1. Namun mesin
memerlukan kondisi campuran yang berbeda bergantung pada kondisi kerja, contohnya sbb
Start mesin dingin 2~3 : 1 (choke dioperasikan)

Start mesin yang sudah panas 7~8 : 1

Stasioner/langsam 8~10 : 1

Kecepatan rendah 10~12 : 1

Kecepatan menengah 15~17 : 1

Kecepatan tinggi / beban berat 12~13 : 1


Secara umum, peruntukan ratio yang baik sbb:

v * 12-13 : 1 : Adalah ratio yang menghasilkan tenaga yang paling besar / maksimum

v * 15 : 1 : Adalah ratio yang memungkinkan pembakaran bensin secara sempurna

v * 16-17 : 1 : Adalah ratio untuk pemakaian bensin yang paling irit

Setelah kita perhatikan gambar diatas akan muncul pertanyaan berapakah


perbandingan udara dan bahan bakar agar terjadi pembakaran yang sempurna ?
Setiap bahan bakar mempunyai karakteristik tersendiri. Antara bahan bakar bensin,
diesel, metanol maupun lainnya memerlukan perbandingan udara-bahan bakar yang
berbeda satu sama lainnya.
- Campuran = Campuran antara udara dan bahan bakar
- Perbandingan campuran = Perbandingan berat udara (Gud) dengan berat bahan
bakar (Gbb)dalam campuran.
- Perbandingan udara-bahan bakar (Air-Fuel Ratio) = Perbandingan campuran
Dalam proses pembakaran sempurna bahan bakar hydrocarbon, C akan terbakar
menjadi CO2dan H akan menjadi H2O. Maka perbandingan dari berat minimum udara
terhadap berat bahan bakar disebut dengan perbandingan campuran teoritis.
Sedangkan perbandingan campuran terhadap perbandingan campuran teoritis inilah
yang dinamai dengan Exces Air-Fuel Ratio.

Excess air-fuel ratio = (perbandingan campuran) : (perbandingan campuran teoritis)


Sehingga dapat ditulis dengan formula:
Excess air-fuel ratio = (Gud/Gbb) : (Gud/Gbb teoritis)

Jika excess air-fuel ratio nilainya kecil, maka ini berarti bahwa bahan bakar yang
dipakai terlalu banyak, atau kekurangan udara. Batas terendah excess air fuel ratio dapat
berbeda beda, tetapi boleh dikatakan tidak pernah lebih rendah dari 1,1. Maka meskipun
terdapat udara berlebihan, tetapi asap hitam juga masih bisa terjadi hal tersebut
menunjukkan bahwa pencampuran dengan pusaran didalam ruang bakar tidak dapat
berlangsung dengan baik.
Perbandingan jumlah udara dengan bahan bakar disebut dengan Air Fuel Ratio (AFR).
Perbandingan ini dapat dibandingkan baik dalam jumlah massa ataupun dalam jumlah
volume.

Besarnya AFR dapat diketahui dari uji coba reaksi pembakaran yang benar-benar
terjadi, nilai ini disebut AFR aktual. Sedangkan AFR lainnya adalah AFR stoikiometri,
merupakan AFR yang diperoleh dari persamaan reaksi pembakaran. Dari perbandingan nilai
AFR tersebut dapat diketahui nilai Rasio Ekuivalen (ϕ) :

Untuk dapat mengetahui nilai AFR , maka harus dihitung jumlah keseimbangan atom
C, H dan O dalam suatu reaksi pembakaran. Adapun rumus umum reaksi pembakaran yang
menggunakan udara kering adalah :

Anda mungkin juga menyukai