Anda di halaman 1dari 5

NAMA : FIRMAN GUSTIAWAN

NIM : 161910101018

EKSPLORASI, EKSPLORASI DAN PROSES PEMBENTUKAN BAHAN BAKAR

Pengertian eksplorasi adalah sebuah penyelidikan atau pencarian terhadap sesuatu yang cenderung
mengenai keadaan sumber daya alam untuk dijadikan sebagai media penelitian dengan tujuan
memperkaya ilmu pengetahuan dan menambah informasi yang diperlukan oleh oknum-oknum yang
membutuhkan informasi terkait hal yang akan di eksplorasi.

Kegiatan eksplorasi ini cenderung lebih banyak dilakukan oleh sekelompok orang yang berkepentingan
untuk memajukan sesuatu hal yang belum pernah ada sebelumnya dan hal ini tentunya juga sering
dilakukan oleh perusahaan atau instansi tertentu.

Contoh aktivitas atau kegiatan yang sering dilakukan dengan eksplorasi terlebih dahulu adalah dalam
bidang pertambangan seperti eksplorasi minyak bumi, eksplorasi batu bara, eksplorasi emas dan lain
sebagainya.

Pengertian eksploitasi adalah pemungutan atau pengambilan suatu sumber daya alam yang ada
untuk digunakan atau dimanfaatkan oleh sekelompok orang atau bahkan oleh banyak orang yang
mana terutama dengan maksud tujuan untuk memenuhi kebutuhan tetapi kadang dalam jumlah yang
berlebihan sehingga cenderung merugikan.

Biasanya kegiatan eksploitasi ini dilakukan dengan tanpa didasari rasa kepedulian terhadap adanya
sumber daya alam yang harus dijaga. Sehingga banyak dari kelompok tertentu melakukan eksploitasi
dengan berlebihan dan tidak secara wajar. Padahal sebenarnya hal ini tidak dibolehkan karena ketika
sumber daya alam yang ada digunakan secara seenaknya maka besar kemungkinan sumber daya alam
yang di eksploitasi tersebut akan habis dan punah. Bila disikapi secara serius mengenai pengertian
diatas, kebanyakan efek yang ditimbulkan oleh adanya kegiatan eksploitasi lebih mengarah pada sisi
negatif.

Contoh kegiatan eksploitasi yang banyak dilakukan meliputi eksploitasi hutan, eksploitasi anak,
eksploitasi minyak bumi, eksploitasi perempuan, eksploitasi batu bara, eksploitasi ekosistem dan lain
sebagainya.

Proses pembentukan bahan bakar minyak bumi

1. Teori anorganik

Teori anorganik ditemukan oleh berthelok (1866) yang menyatakan bahwa minyak
bumi berasal dari reaksi kalsium karbida CaC2 (dari reaksi antara batuan karbonat dan
logam alkali) dan air menghasilkan asitilena yang dapat berubah menjadi minyak bumi
pada temperature dan tekanan tinggi
CaCO3 + alkali CaC2 + H2O HC=CH Minyak bumi
2. Teori Organik
Teori organic dikemukakanoleh Engker (1911) yang menyatakan bahnwa minyak
bumi terbentuk dari pelapukan dan penguraian secara aneorob jasad renik
(mikroorganisme) dan tumbuhan laut dalam batuan berpori.

Proses ini dalam waktu jutaan tahun melalui tahapan :


a. Tahapan pertama
Deposit binatang dan tumbuhan mengendap didasar laut tertutupi lumpur.
b. Tahapan kedua
Terjadi penguraian karbohidrat dan protein menjadi senyawa lain yang larut dalam air
(laut), yang pda temperature dan tekanan tinggi terbentuk CO2 dan H2O serta
rengkahan yang mengandung cairan olefin.
c. Tahapan ketiga
Adanya pengaruh katalis cairan olefin berubah menjadi paraffin alkana (minyak dan gas)
d. Tahapan keempat
Minyak dan gas dapat meresap dalam batuan berpori sehingga dapat berpindah ke
daerah lain dan berhenti jika terhalang oleh lapisan yang kedap.

Jenis jenis bahan bakar

1. Bahan bakar padat


Bahan bakar padat merupakan bahan bakar berbentuk padat, dan kebanyakan
menjadi sumber energi panas. Misalnya kayu dan batubara. Energi panas yang dihasilkan
bisa digunakan untuk memanaskan air menjadi uap untuk menggerakkan peralatan dan
menyediakan energi
Batu Bara adalah salah satu sumber energi yang penting bagi dunia,
yangdigunakan pembangkit listrik untuk menghasilkan listrik hampir 40% diseluruh dunia.
Menurut definisinya Batu bara adalah bahan bakar fosil.
Batu bara dapat terbakar, terbentuk dari endapan, batuan organik yang terutamaterdiri
dari karbon, hidrogen dan oksigen. Batu bara terbentuk dari tumbuhanyang telah
terkonsolidasi antara strata batuan lainnya dan diubah olehkombinasi pengaruh tekanan
dan panas selama jutaan tahun sehinggamembentuk lapisan batu bara. Di banyak negara
angka-angka ini jauh lebihtinggi: Polandia menggunakan batu bara lebih dari 94% untuk
pembangkitlistrik; Afrika Selatan 92%; Cina 77%; dan Australia 76%. Batu baramerupakan
sumber energi yang mengalami pertumbuhan yangpaling cepat didunia di tahun-tahun
belakangan inilebih cepat daripada gas, minyak,nuklir, air dan sumber daya pengganti.

Batu bara telah memainkan peran yang sangat penting ini selama berabad-abad
tidak hanya membangkitkan listrik , namun juga merupakan
bahan bakar utama bagi produksi baja dan semen, serta kegiatan-
kegiatan industrilainnya.

2. Bahan Bakar Cair

Bahan bakar cair adalah bahan bakar yang strukturnya tidak rapat, jika
dibandingkandengan bahan bakar padat molekulnya dapat bergerak bebas.
Bensin/gasolin/premium,minyak solar, minyak tanah adalah contoh bahan bakar cair.
Bahan bakar cair yang biasa dipakai dalam industri, transportasi, maupun rumah tangga
adalah fraksi minyak bumi

Dibawah ini diantaranya adalah bahan bakar cair :

1. Bensin atau Gasolin atau Premium

2. Kerosen

Termasuk kerosen adalah:

- Bahan bakar turbin gas pada pesawat terbang.

- Minyak bakar, biasa dipakai untuk dapur rumah tangga, bahan bakar kapal laut,dan
penerangan lampu kereta api di masa lalu.Mutu kerosen tergantung pada sifatnya dalam
uji lampu (lamp test) dan uji bakar,seperti timbulnya asap dan kabut putih. Asap
disebabkan oleh hidrokarbonaromatik sedang kabut putih oleh disulfida.

3. Bahan Bakar Diesel

Bahan bakar diesel atau minyak diesel dipakai untuk mengoperasikan mesin diesel atau
“compression ignition engine”. Mutunya ditentukan oleh angka cetana. Makin tinggi
angka cetana, makin tinggi unjuk kerja yang diberikan oleh bahan bakar diesel.

3. Bahan bakar gas

bahan bakar gas merupakan bahan bakar yanghanya memerlukan sedikit


handling dan sistim pembakaran yangsangat sederhana dan mudah perawatan sekaligus
mudah dicari. Dalam Gas yang sering kita tahu yaitu dikirimkan melalui jaringan
pipadistribusi sehingga cocok untuk wilayah yang berpopulasi tinggi
atau padat industry dan banyak pemakai perorangan yang besar memiliki penyimpan ga
s, bahkan beberapa diantara mereka memproduksi gasnyasendiri. Sering sekali kita dapat
temui para memilik tahu yang seringmemanfaatkan limbah tahunya sebagai gas, ada pula
gas dari kotoranhewan ternak yang sering kita temui yaitu ternak sapi.

Contoh bahan bakar gas

1. LPG

LPG terdiri dari campuran utama propan dan Butan dengan sedikit persentase
hidrokarbon tidak jenuh (propilen dan butilene) dan beberapa fraksiC2 yang lebih ringan
dan C5 yang lebih berat. Senyawa yang terdapat dalamLPG adalah propan (C3 H8),
Propilen (C3 H6), normal dan iso-butan (C4 H10)dan Butilen (C4 H8). LPG merupakan
campuran dari hidrokarbon tersebut yang berbentuk gas pada tekanan atmosfir, namun
dapat diembunkan menjadi bentuk cair pada suhu normal, dengan tekanan yang cukup
besar. Walaupun digunakansebagai gas, namun untuk kenyamanan dan kemudahannya,
disimpan danditransport dalam bentuk cair dengan tekanan tertentu. LPG cair, jika
menguapmembentuk gas dengan volum sekitar 250 kali

2. Gas alam

Ada gas alam yag sering kita ucakan tapi kita tidak tahu gas tersebutmemiliki
fungsi dan kandungan yang besar dalam gas alam. Metan merupakankandungan utama
gas alam yang mencapai jumlah sekitar 95% dari volumtotal. Komponen lainnya adalah:
Etan, Propan, Pentan, Nitrogen, KarbonDioksida, dan gasgas lainnya dalam jumlah kecil.
Sulfur dalam jumlah yangsangat sedikit juga ada. Karena metan merupakan komponen
terbesar dari gasalam, biasanya sifat metan digunakan untuk membandingkan sifat-sifat
gasalam terhadap bahan bakar lainnya. Gas alam merupakan bahan bakar dengannilai
kalor tinggi yang tidak memerlukan fasilitas penyimpanan. Gas ini bercampur
dengan udara dan tidak menghasilkan asap atau jelaga. Gas ini tidak juga
mengandung sulfur, lebih ringan dari udara dan menyebar ke udara denganmudahnya
jika terjadi kebocoran.

PROSES PEMBENTUKAN BATU BARA

Proses pembentukan batu barasendiri sangatlah kompleks dan membutuhkan waktu hingga
berjuta-juta tahun lamanya. Batubara terbentuk dari sisa-sisa tumbuhan purba yang kemudian
mengendap selama berjuta-juta tahun dan mengalami proses pembatubaraan (coalification) dibawah
pengaruh fisika, kimia, maupun geologi. Oleh karena itu, batubara termasuk dalam kategori bahan
bakar fosil. Secara ringkas ada 2 tahap proses pembatubaraan yang terjadi, yakni:

1. Tahap Diagenetik atau Biokimia (Penggambutan), dimulai pada saat dimana tumbuhan yang
telah mati mengalami pembusukan (terdeposisi) dan menjadi humus. Humus ini kemudian
diubah menjadi gambut oleh bakteri anaerobic dan fungi hingga lignit (gambut) terbentuk.
Agen utama yang berperan dalam proses perubahan ini adalah kadar air, tingkat oksidasi dan
gangguan biologis yang dapat menyebabkan proses pembusukan (dekomposisi) dan kompaksi
material organik serta membentuk gambut.
2. Tahap Malihan atau Geokimia, meliputi proses perubahan dari lignit menjadi bituminus dan
akhirnya antrasit.
Secara lebih rinci, proses pembentukan batu bara dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pembusukan, bagian-bagian tumbuhan yang lunak akan diuraikan oleh bakteri anaerob.
2. Pengendapan, tumbuhan yang telah mengalami proses pembusukan selanjutnya akan
mengalami pengendapan, biasanya di lingkungan yang berair. Akumulasi dari endapan ini
dengan endapan-endapan sebelumnya akhirnya akan membentuk lapisan gambut.
3. Dekomposisi, lapisan gambut akan mengalami perubahan melalui proses biokimia dan
mengakibatkan keluarnya air dan sebagian hilangnya sebagian unsur karbon dalam bentuk
karbondioksida, karbonmonoksida, dan metana. Secara relatif, unsur karbon akan bertambah
dengan adanya pelepasan unsur atau senyawa tersebut.
4. Geotektonik, lapisan gambut akan mengalami kompaksi akibat adanya gaya tektonik dan
kemudian akan mengalami perlipatan dan patahan. Batubara low grade dapat berubah
menjadi batubara high grade apabila gaya tektonik yang terjadi adalah gaya tektonik aktif,
karena gaya tektonik aktif dapat menyebabkan terjadinya intrusi atau keluarnya magma.
Selain itu, lingkungan pembentukan batubara yang berair juga dapat berubah menjadi area
darat dengan adanya gaya tektonik setting tertentu.
5. Erosi, merupakan proses pengikisan pada permukaan batubara yang telah mengalami proses
geotektonik. Permukaan yang telah terkelupas akibat erosi inilah yang hingga saat ini
dieksploitasi manusia.

Faktor-Faktor Dalam Pembentukan Batubara


Faktor-Faktor dalam pembentukan batubara sangat berpengaruh terhadap bentuk maupun kualitas
dari lapisan batubara. Beberapa faktor yang berpengaruh dalam pembentukan batubara adalah :
1. Material dasar, yakni flora atau tumbuhan yang tumbuh beberapa juta tahun yang lalu, yang
kemudian terakumulasi pada suatu lingkungan dan zona fisiografi dengan iklim clan topografi
tertentu. Jenis dari flora sendiri amat sangat berpengaruh terhadap tipe dari batubara yang
terbentuk.
2. Proses dekomposisi, yakni proses transformasi biokimia dari material dasar pembentuk
batubara menjadi batubara. Dalam proses ini, sisa tumbuhan yang terendapkan akan
mengalami perubahan baik secara fisika maupun kimia.
3. Umur geologi, yakni skala waktu (dalam jutaan tahun) yang menyatakan berapa lama material
dasar yang diendapkan mengalami transformasi. Untuk material yang diendapkan dalam skala
waktu geologi yang panjang, maka proses dekomposisi yang terjadi adalah fase lanjut clan
menghasilkan batubara dengan kandungan karbon yang tinggi.
4. Posisi geotektonik, yang dapat mempengaruhi proses pembentukan suatu lapisan batubara
dari :
a. Tekanan yang dihasilkan oleh proses geotektonik dan menekan lapisan batubara yang
terbentuk.
b. Struktur dari lapisan batubara tersebut, yakni bentuk cekungan stabil, lipatan, atau
patahan.
c. Intrusi magma, yang akan mempengaruhi dan/atau merubah grade dari lapisan
batubara yang dihasilkan.
5. Lingkungan pengendapan, yakni lingkungan pada saat proses sedimentasi dari material dasar
menjadi material sedimen. Lingkungan pengendapan ini sendiri dapat ditinjau dari beberapa
aspek sebagai berikut:
a. Struktur cekungan batubara, yakni posisi di mana material dasar diendapkan.
Strukturnya cekungan batubara ini sangat berpengaruh pada kondisi dan posisi
geotektonik.
b. Topografi dan morfologi, yakni bentuk dan kenampakan dari tempat cekungan
pengendapan material dasar. Topografi dan morfologi cekungan pada saat pengendapan
sangat penting karena menentukan penyebaran rawa-rawa di mana batubara terbentuk.
Topografi dan morfologi dapat dipengaruhi oleh proses geotektonik.
c. Iklim, yang merupakan faktor yang sangat penting dalam proses pembentukan batubara
karena dapat mengontrol pertumbuhan flora atau tumbuhan sebelum proses
pengendapan. Iklim biasanya dipengaruhi oleh kondisi topografi setempat.

Anda mungkin juga menyukai