Anda di halaman 1dari 11

9

BAB II
TUNJUAN PUSTAKA

2.1 Produk
2.1.1 Produk Utama
Benzene adalah cairan hidrokarbon aromatik yang mudah menguap tidak
berwarna, mudah terbakar, dan memiliki bau khas yang berbeda. Benzene digunakan
sebagai suatu perantara bahan kimia untuk produksi senyawa industri yang penting,
seperti styrene, fenol, sikloheksane, anilin, alkylbenzenes dan chlorobenzens. Selain
itu, berbagai sektor industri kimia yang memproduksi obat-obatan, bahan kimia
khusus, plastik, resin, pewarna, dan pestisida. Benzene juga digunakan dalam bidang
pengobatan untuk pengobatan kelainan darah tertentu seperti polisitemia, limfoma
ganas, dan lebih lanjut dalam obat-obatan veterianary sebagai desinfektan.
Benzene bersama dengan oktan dan hidrokarbon aromatik lainnya seperti
toluene dan xylene, digunakaan sebagai komponen bensin motor. Meskipun
penggunaan ini sebagian besar telah berkurang, benzene masih digunakan secara luas
di banyak Negara untuk produksi bensin komersial. Struktur molekul benzene dapat
dilihat pada Gambar 2.1

Gambar 2.1 Struktur Benzene


 Sifat Kimia
a. Benzene tidak begitu reaktif, tetapi mudah terbakar dengan menghasilkan
banyak jelaga.
b. Lebih mudah mengalami reaksi substitusi daripada reaksi adisi.
c. Benzene dapat dioksidasi menjadi sejumlah produk yang berbeda.
Oksidator kuat seperti permanganat atau dikromat mengoksidasi benzene
menjadi karbon diokasida dan air dalam kondisis yang ketat.
10

d. Benzene dapat direduksi menjadi sikloheksane, C6H12 atau sikloolefin.


pada suhu kamar dan tekanan biasa. Benzene, baik sendiri atau dalam
pelarut hidrokarbon, secara kuantitatif dikurangi menjadi siklheksane
dengan hydrogen dan nikel atau katalis kobalt.
e. Alkalisasi benzene dengan ethylene atau propylene dapat menghasilkan
ethylbenzene, C8H10 atau isopropylbenzene, C9H12 (cumene) dilakuakn
dalam fasa cair atau uap dengan berbagai katalis seperti BF3, aluminium
chloride,atau asam polifosfat.
f. Dalam sulfonasi, benzene diubah menjadi asam benzene sulfonat,
C6H6SO3 pada reaktor dengan penguapan asam sulfat atau asam
klorosulfanot.
 Sifat Fisika
Tabel 2.1 Data Sifat Fisik Benzene
Karakteristik Penjelasan
Kenampakan Cairan tidak berwarna,
memiliki bau khas
Berat molekul (g/mol) 78,115
Titik Beku (oC) 5,530
Titik Didih (oC) 80,094
Densitas (g/cm3) Suhu 25oC ; 0,8736
Viskositas (cP) pada 25oC 0,6010
Panas Pembentukan (kJ/mol) pada suhu 25oC 82,93
Panas penguapan pada suhu 25oC 33,899
Panas pembakaran (kJ/mol) pada suhu 25oC 3,2676 x 103
Kelarutan dalam air pada 25oC 0,08 g/L
(Sumber : Krik dan Orthmer, 1989)

 Keunggulan Produk
Benzene merupakan salah satu produk petrokimia yang sangat penting untuk
pembuatan bahan kimia, antara lain :
1. Ethylbenzene
11

Ethylbenzene ini mempunai kegunaan untuk industri styrene,


divinylbenzene, polystryrene, resin ion exchanger.
2. Cumene
Cumene ini dimanfaatkan dalam pembuatan fenol yaitu bahan pembuat
lem, solvent,indicator fenolftalien, dan sebagainya.
3. Nitrobenzene
Nitrobenzene digunakan dalam pembuatan poliuretan, herbisida, dan
aniline. Dimana aniline berguna sebagai pelarut, bahan dasar zat warna dan
bahan peledak
4. Cyclohexane
Cyclohexane bermanfaat untuk industry nilon 6 dan nilon 66 yaitu bahan
baku dalam industri tekstil dan untuk pembuatan plasticizer.
5. Detergen alkilat
Detergen alkilat digunakan pada pembuatan detergen dan zat aditif minyak
pelumas
6. Chlrobenzene
Chlorobenzene sebagai bahan pembuat DDT, bahan isektisida lain dan
phenol.
7. Melaic anhydride
Melain anhydride sebagai bahan baku fumarat dan polyester resin

2.1.2 Produk Samping


Produk samping yang dihasilkan pada reaksi antara toluene dan hydrogen ini
adalah gas methane. Methane adalah hidrokarbon paling sederhana yang berbentuk
gas dengan rumus kimia CH4. Struktur molekul methane dapat dilihat pada gambar
2.2. Methane murni tidak berbau, tapi jika digunakan untuk keperluan komersial,
biasanya ditambahkan sedikit bau belerang untuk mendeteksi kebocoran yang
mungkin terjadi. Sebagai komponen utama gas alam, methane adalah sumber bahan
bakar utama yang biasanya didistribusikan melalui pipa. Pembakaran satu molekul
12

methane dengan oksigen akan melepaskan satu molekul CO2 (karbon dioksida) dan
dua molekul H2O (air) seperti terlihat pada persamaan reaksi (2.1)
CH 4  2O2 
 CO2  2H 2 O ……………………………………….. (2.1)
Methane adalah molekul tetraheral dengan empat ikatan C-H yang ekivalen.
Struktur elektronikanya dapat dijelaskan dengan 4 ikatan orbital molekul yang
dihasilkan dari orbital valensi C dan H yang saling melengkapi. Energi orbital
molekul yang kecil dihasilkan dari orbital 2s pada atom yang saling berpasangan
dengan orbital 1s dari 4 atom hydrogen.
Pada suhu ruangan dan tekanan standar, methane adalah gas yang tidak
berwarna dan tidak berbau. Bau dari methane (yang sengaja dibuat demi alasan
keamanan) dihasilkan dari penambahan odoran seperti methanethiol atau ethantiol.
Sebagai gas, methane hanya mudah terbakar bila konsentrasinya mencapai 5-15% di
udara. Methane yang berbentuk cair tidak akan terbakar kecuali diberi tekanan tinggi
(4-5 atmosfer).
Methane digunakan dalam proses industri kimia dan dapat diangkut sebagai
cairan yang dibekukan (gas alam cair atau LNG). Ketika dalam bentuk cairan yang
dibekukan, methane akan lebih berat daripada udara karena gas methane yang
didinginkan akan mempunyai massa jenis lebih besar. Methane yang berada pada
suhu ruangan biasa akan lebih ringan daripada udara.

Gambar 2.2 Struktur methane


 Sifat Kimia
a. Methane adalah asam yang sangat lemah
b. Pada reaksi pembakaran methane didapat formaldehyde (HCHO atau
H2CO). Oksidasi formaldehyde akan menghasilkan radikal formil (HCO)
13

yang nantinya akan menghasilkan karbon monoksida (CO) adapun reaksi


sebagai berikut :
CH 4  2O2 
 CO2  2H 2 O ……………………………………… (2.2)
c. Methane bereaksi dngan halogen dengan reaksi sebagai berikut :
CH 4  X 2 
 CH 3 X  HX ……………………………………….. (2.3)

Dengan X adalah atom halogen seperti, fluorine (F), chlorine (Cl), bromine
(Br), atau iodine (I) mekanisme reaksi proses dinamakan halogenasi radikal bebas.
 Sifat Fisik
Tabel 2.2 Data Sifat Fisik Methane
Karakteristik Penjelasan
Kenampakan Cairan tidak berwarna
dan tidak berbau
Berat molekul (g/mol) 16,04
Titik Nyala (oC) -188
Titik Didih (oC) -161
Densitas (µg/cm3) 655,6
Ambang Ledakan (%) 5 – 15
Panas Pembentukan (kJ/mol) pada suhu 25oC -74,87
Panas pembakaran (kJ/mol) pada suhu 25oC -891,1
Kelarutan dalam air pada 25oC 35 mg/L
(sumber :Mathseson, 2009)

2.2 Bahan Baku


a. Toluene
Toluene adalah senyawa tidak berwarna, cairan berbau aromatic yang khas.
Asal kata toluene diambil dari sebuah resin alami, kata tolu merupakan sebuah nama
dari sebuah kota kecil di Comobia, Amerika Selatan. Toluene merupakan produk
degradasi dengan cara pemanasan resin tersebut. Toluene dikenal juga sebagai
methylbenzene ataupun fenilmethane yaitu cairan bening tak berwarna yang tak larut
14

dalam air dengan aroma seperti pengencer cat dan berbau harum seperti benzene.
Toluene adalah hidrokarbon aromatik yang digunakan secara luas sebagai umpan
dalam industri dan juga sebagai bahan pelarut bagi industri lainnya. Seperti pelarut-
pelarut lainnya, toluene juga digunakan sebagai obat olahan inhalan karena sifatnya
yang memabukan. Toluene juga mudah terbakar.
Toluene secara umum diproduksi bersama dengan benzene, xyelene, dan
senyawa aromatic C9 dengan pembentukan katalitik dan nafta. Hasil pembentukan
kasar ini diekstraksi, kebanyakan terjadi dengan sulfolane atau tetraetilena glikol dan
zat terlarut ke dalam sumur campuran dari benzene, toluene, xyelene dan senyawa C9-
aromatik dimana pemisahan dengan cara fraksinasi (Othmer & Krik 1989). Struktur
toluene seperti pada gambar 2.3 berikut ini merupakan senyawa turunan benzene
dengan gugus methane berada pada cincin benzene.

Gambar 2.3 Struktur Toluene


 Sifat Kimia
a. Reaksi hydrogenasi dengan katalis nikel platinum atau palladium dapat
menjenuhkan cincin aromatic sebagian maupun keseluruhan, menghasilkan
benzene dan methane.
b. Reaksi oksidasi, degnan katalis kobalt, mangan atau bromide pada fase cair
menghasilkan asam benzoate
c. Reaksi substitusi oleh methyl, pada temperature tinggi dan reaksi radikal bebas.
Klorinasi pada 100oC atau dengan ultraviolet membentuk benzyl chloride,
benzal chloride, dan benzo trichloride
d. Reaksi substansi oleh logam alkali menghasilkan normal-propyl benzene, 3-
fenil pentane, dan 3-ethyl-fenil pentane.
15

 Sifat Fisik
Tabel 2.3 Data Sifat Fisik Toluene
Karakteristik Penjelasan
Kenampakan Senyawa tidak berwarna,
memiliki bau aromatic yang khas
Berat molekul (g/mol) 92,14
Titik Leleh (oK) 178,15
Titik Didih (oK) 383,75
Densitas (L/mol) Suhu 25oC ; 9,38
Viskositas (cPa) pada 25oC 0,00698
Panas Pembentukan (kJ/mol) pada suhu 50,17
25oC
Panas penguapan pada suhu 25oC 33,59
Panas pembakaran (kJ/mol) pada suhu -3734
25oC
Kelarutan dalam air pada 25oC 0,47 g/L
(sumber :Mathseson, 2009)

 Kegunaan Toluene
Pengunaan utama dari toluene adalah sebagai campuran yang ditambahkan ke
bensin untuk meningkatkan nilai oktan. Toluene juga digunakan untuk meproduksi
benzene dan sebgai pelarut dalam cat, pelapis, pengharum sintetis, lem, tinta, dan
agen-agen pembersih. Toluene juga digunakan dalam produksi polimer yang
digunakan untuk membuat nilon, botol soda plastic poliuretan, untuk obat-obatan,
pewarna, produk kosmetik kuku dan sintesa kimia organik.

b. Kegunaan Hydrogen
Hydrogen adalah unsur yang terbanyak dari semua unsur di alam semesta.
Elemen-elemen yang berat pada awalnya dibentuk dari atom-atom hydrogen atau dari
elemen-elemen yang mulanya terbuat dari atom-atom hydrogen. Senyawa hydrogen
16

relatif langka dan jarang dijumpai secara alami di bumi, dan biasanya dihasilkan
secara industri dari berbagai senyawa hidrokarbon seperti methane. Hydrogen juga
dapat dihasilkan dari air melalui proses elektrolisis, namun proses ini secara
komersial lebih mahal daripada produksi hydrogen dari gas alam.
 Sifat Kimia
a. Kelarutan dan karakteristik hydrogen dengan berbagai macam logam
merupakan subyek yang sangat penting dalam bidang metalurgi (karena
perapuhan hydrogen dapat terjadi pada kebanyakan logam) dan dalam riset
pengembangan cara yang aman untuk menyimpan hydrogen sebagai bahan
bakar.
b. Hydrogen sangatlah larut dalam berbagai senyawa yang terdiri dari logam
tanah nadir dan logam transisi serta dapat dilarutkan dalam logam Kristal
maupun logam amorf. Kelarutan hydrogen dalam logam disebabkan oleh
distrorasi setempat ataupun ketidak murnian dalam kekisi hablur logam.
c. Gas hydrogen sangat mudah terbakar dan akan terbakar pada konsentrasi
rendah 4% di udara bebas (Carcassi, 2005)
 Sifat Fisika
Tabel 2.4 Data Sifat Fisik Hydrogen
Karakteristik Penjelasan
Kenampakan Gas tidak berwarna dngan
nyala ungu dalam plasma
Berat molekul (g/mol) 1
Titik Didih (oK) 20,28
Densitas (L/mol) Suhu 25oC ; 0,04460
Viskositas (cP) pada 0oC 0,00839
Compressibility factor pada 0oC 1,00042
Entalpi pada 0oC (J/mol) 7749,2
Entropi pada 0oC (J/mol.K) 139,59

2.3 Katalis
Katalis yang dapat digunakan pada proses hydrogenasi toluene menjadi benzene
ini adalah:
17

a. Nikel
b. Platinum
c. Paladium
d. Aluminium Silikat

2.4 Proses
Pada awalnya benzene sebagian besar diproduksi dari bahan baku minyak bumi
dan batubara. Akan tetapi disamping pembuatan benzene dari batu bara dan minyak
bumi dikenal pula adanya proses sintesis. Proses ini menggunakan bahan baku dari
bahan aromatik yang sudah jadi, seperti toluene dan xyelene. Proses pembuatan
benzene dengan cara sintesa dikembangkan mengingat kebutuhan benzene terus
meningkat. Macam-macam proses sintesis yang digunakan adalah :
1. Catalytic Extraction Reforming (CRE)
Catalytic reforming adalah proses yang dikembangkan untuk mengubah
naphthalene dan paraffin yang ada dalam gasoline yang mempunyai angka oktan
rendah menjadi tinggi dan mengandung senyawa aromatis. Untuk mempercepat
reaksi proses ini berlangsung dengan bantuan katalis platinum-alumina. Reaksinya
meliputi :
a) Isomerisasi Paraffin
b) Hydrocracking
c) Dehydrogenasi Cyclohexane
d) Isomerisasi/Dehydrogenasi Cyclopentane
e) Dehifrokilasi Paraffin
Salah satu proses yang termasuk catalytic reforming adalah Platforming
(UOP,Inc). Proses ini dioperasikan pada suhu 495 – 525oC dan tekanan 0.8 – 5
MPa (Mc. Ketta, 1977)

2. Hidrodealkalisasi (HDA)
Hidrodealkalisasi dikembangkan untuk mengubah higher aromatic menjadi
benzene. Proses ini memproduksi benzene dengan kemurnian tinggi. Proses ini
18

berlangsung pada suhu dan tekanan tinggi dan dibantu hydrogen. Dengan adanya
hydrogen akan menghilangkan gugus alkil pada senyawa aromatis sehingga
menghasilkan benzene dan gas paraffin ringan. HAD dapat dilakukan secara
thermal atupun katalitik. Hidrodealkalisasi thermal dioperasikan pada suhu 100-
1470oF dan tekanan 200-1000 ln/in2 gauge, sedangkan catalytic hydrodealkylation
ada suhu 930-1100oF dan tekanan 590-875 lb/in2 gauge.
Reaksi yang terjadi pada proses ini adalah :
C 6 H 5 CH 3  H 2 
 C 6 H 6  CH 4 (Mc. Ketta, 1977)

3. Disproporsionasi toluene
Proses ini dikembangkan dari 2 toluene menjadi benzene dan xyelene. Salah
satu contoh proses ini adalah Tatoray. Proses Tatoray berlangsung pada suhu 350-
530 oC dan tekanan 1-5 Mpa (10-50atm). Hasil yang diperoleh biasanya 37%
benzene dan 55% xyelene.
Reaksi yang terjadi yaitu :
2C 6 H 5 CH 3 
 C 6 H 6  C 6 H 4 (CH 3 ) 2 (Krik and Othmer, 1991)

4. Pirolisa Gasoline
Pirolisa gasoline atau dripolene adalah hasil samping dari produksi etilena.
Dengan umpan senyawa hidrokarbon ringan seperti ethane dan propane, dripolene
akan terbentuk. Kandungan senyawa aromatis dripolene sekitar 65%, dimana 50%
benzene. Benzene dan senyawa aromatis lainnya hanya dapat diperoleh setelah
melewati proses hydrogenasi dan desulfurisasi. Proses ini untuk menghilangkan
senyawa tidak stabil seperti olefin dan senyawa sulfur yang merusak senyawa
aromatis (Mc. Ketta, 1977)

Dari beberapa proses pembuatan benzene, proses yang dipilih adalah proses
Hidrodealkalisasi (HAD). Proses ini menghasilkan benzene dengan kemurnian
tertinggi. Proses hidodealkalisasi (HAD) merupakan reaksi penggantian gugus alkali
19

dengan adanya hydrogen dimana proses ini terjadi pada suhu dan tekanan tertentu.
Proses ini sering dijumpai pada senyawa aromatis dimana hydrogen mengganti gugus
alkil dalam ikatan cincin menghasilkan senyawa aromatis utama dan gas paraffin
ringan. Pada proses ini dikenal dua macam proses yaitu hidrodealkalisali termal dan
katalitik. Dalam perancangan ini proses yang digunakan adalah hidrodealkalisasi
termal. Proses ini berlangsung ada suhu 1000-1470oF dan tekanan 200 – 1000 lb/in2
gauge. Reaksi yang terjadi bersifat eksotermik.
Reaksi Utama

CH3 + H2 + CH4

(Mc. Ketta, 1977)


Dalam pembuatan benzene ini digunakan proses hidrodalkalisasi dengan bahan
baku toluene (C7H8) dan gas hydrogen (H2) yang direaksikan dalam Reaktor Alir Pipa
(RAP) multitube dimana reaksi dijaga pada suhu optimum 621 – 648oC (dari range
suhu reaksi 579 – 798oC) tekanan 25 atm. Reaksi yang terjadi reaksi hidrodealkalisasi
atau reaksi pemecahan gugus metal dari toluene untuk membentuk benzene dan
mehane.
C 6 H 5 CH 3  H 2 
 C 6 H 6  CH 4 (Mc. Ketta, 1977)

Umpan toluene diuapkan dalam vaporizer untuk kemudian dicampur dengan


gas hydrogen dan dipanaskan dengan furnace sebelum masuk reaktor. Di dalam
reaktor, toluene dan hydrogen bereaksi membentuk benzene dan, methane. Setelah
bereaksi gas keluaran dari reaktor masuk ke kondensor parsial untuk dikondensasikan
menajdi campuran uap-cair. Campuran tersebut kemudain masuk kedalam flash drum
untuk memisahkan semua gas hydrogen dan gas methane yang terikut dalam produk.
Benzene dan toluene yang tidak bereaksi, kemudian dipisahkan menggunakan Menara
Distilasi (MD). Produk benzene memiliki kemurnian 99,00% berat.

Anda mungkin juga menyukai