Evapro Fix Beud
Evapro Fix Beud
BAB I
PENDAHULUAN
menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya.1 Penyakit ini
penyakit menular yang masih menjadi perhatian dunia. Hingga saat ini, belum
ada satu negara pun yang bebas TB. Angka kematian dan kesakitan akibat
pada awal tahun 1990-an. Hingga saat ini, TB merupakan penyakit menular
termasuk salah satu sebagai salah satu negara dengan beban TB tinggi di
dunia.2
pada tahun 2013 diperkirakan 8,6 juta kasus TB pada tahun 2012 di mana 1,1
wilayah Afrika. Pada tahun 2012, diperkirakan terdapat 450.000 orang yang
1
2
meninggal dunia.3
Meskipun kasus dan kematian karena TB sebagian besar terjadi pada pria
tetapi angka kesakitan dan kematian wanita akibat TB juga sangat tinggi.
Diperkirakan terdapat 2,9 juta kasus TB pada tahun 2012 dengan jumlah
160.000 orang wanita dengan HIV positif. Separuh dari orang dengan HIV
positif. Di Lampung, perkiraan kasus TB BTA (+) mengacu pada insidens rate
Lampung sebesar 160 per 100.000 penduduk, perkiraan insiden semua kasus
TB tahun 2014 yaitu case notification rate semua kasus sebesar 224 per
penduduk.3,4
1.2 Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
tahun-tahun berikutnya.
masyarakat.
Inap Satelit.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tuberkulosis
tubuh lainnya.5
2.1.2 Epidemiologi
5,8%. Saat ini timbul kedaruratan baru dalam penanggulangan TB, yaitu
2.1.3 Diagnosis
Anamnesis
yang disertai:
5
6
Pemeriksaan Penunjang
sewaktu.
bercak awan dengan batas yang tidak jelas atau bila dengan batas jelas
a. Diagnosis Pasti TB
b. Kriteria Diagnosis
untuk TB.
kultur.5
a. Tujuan pengobatan:
produktivitas pasien.
b. Prinsip-prinsip terapi:
penggunaan monoterapi.
9
a. Pada tahap awal pasien mendapat pasien yang terdiri dari 4 jenis
bulan).
A. Kategori 1 : 2HRZE/4H3R3
B. Kategori 2 : 2HRZES/HRZE/5H3R3E3
penyakit tuberkulosis
A. Pasien dengan sputum BTA (-), klinis (+) tapi tidak menunjukkan
C. Pasien dengan sputum BTA tetap (+) setelah jangka waktu tertentu
2.1.6 Peralatan5
B. Radiologi
2.1.7 Prognosis
apusan dahak ulang pada foto toraks AP dan pada satu pemeriksaan
sebelumnya.
sebab apapun.
A. Isoniazid (INH)
syaraf tepi, kesemutan, rasa terbakar di kaki dan nyeri otot. Efek ini
berupa hepatitis yang dapat timbul pada kurang lebih 0,5% penderita.
Bila terjadi hepatitis imbas obat atau ikterik, hentikan OAT dan
B. Rifampisin
Sindrom perut berupa sakit perut, mual, tidak nafsu makan, muntah
kadang-kadang diare
Sindrom perut berupa sakit perut, mual, tidak nafsu makan, muntah
kadang-kadang diare.8
Hepatitis imbas obat atau ikterik, bila terjadi hal tersebut OAT
Purpura, anemia hemolitik yang akut, syok dan gagal ginjal. Bila
salah satu dari gejala ini terjadi, rifampisin harus segera dihentikan
C. Piranizamid
D. Etambutol
yang dipakai, jarang sekali terjadi bila dosisnya 15-25 mg/kg BB per
16
E. Streptomisin
kepala, muntah dan eritema pada kulit. Efek samping sementara dan
yang mendenging dapat terjadi segera setelah suntikan. Bila reaksi ini
2.1.9 Komplikasi
laryngitis, usus.
syok hipovolemik
pada paru
pecah
2.2 Sistem
pendekatan sistem, yaitu merupakan suatu penerapan dari cara berpikir yang
sistematis dan logis dalam membahas dan mencari pemecahan dari suatu masalah
18
atau keadaan yang dihadapi. Dalam hal ini program atau organisasi dipandang
efisien(John McManama)
D. Sistem adalah suatu kesatuan yang utuh dan terpadu dari berbagai
pengertian sistem secara umum dapat dibedakan menjadi dua macam, yakni
dengan jelas.
penilaian.
d. Umpan balik (feed back) adalah kumpulan bagian atau elemen yang
sistem tersebut.
sistem.
sistem. 8
Lingkungan
Umpan Balik
berfungsi untuk mencapai tujuan. Apabila prinsip pokok atau cara kerja
maka prinsip pokok atau cara kerja ini dikenal dengan nama pendekatan
efisien.
yang dihadapi.
proses untuk menentukan nilai atau jumlah keberhasilan dari pelaksanaan suatu
kegiatan untuk menilai hasil suatu program atau kegiatan dan merupakan suatu
proses untuk menilai atau menetapkan sejauh mana tujuan yang telah
a. Evaluasi formatif
rencana yang akan disusun benar-benar telah sesuai dengan masalah yang
b. Evaluasi promotif
rencana atau tidak dan apakah terjadi penyimpangan yang dapat merugikan
tujuan program.
c. Evaluasi sumatif
penetapan indikator dari unsur keluaran, (2) penetapan tolak ukur dari tiap
keluaran program dengan tolak ukurnya, (4) penetapan prioritas masalah, (5)
BAB III
METODE EVALUASI
1. Data primer
Satelit.
2. Data sekunder
Puskesmas yaitu dari Profil UPT Puskesmas Rawat Inap Satelit dan Buku
24
25
dari berbagai rujukan, rujukan tersebut harus realistis dan sesuai sehingga
rujukan.
ukurnya.
tolak ukur. Tolak ukur program P2TB dapat dilihat pada tabel 3.1.
dipakai. Jika terdapat lebih dari satu masalah, maka harus ditentukan
diatasi maka masalah-masalah lain juga dapat teratasi. Jika masalah lebih
daya yang dimaksud adalah yang menunjuk pada tenaga (man), dana
proses, lingkungan, dan umpan balik dapat dilihat pada tabel 3.2,
tersebut.
32
tersebut.
jalan keluar dengan nilai P tertinggi adalah prioritas jalan keluar yang
terpilih. Lebih jelas rumus untuk menghitung prioritas jalan keluar dapat
𝑀𝑥𝐼𝑥𝑉
𝑃=
𝐶
Keterangan = P: Priority, M: Magnitude, I: Importancy , V:
Vulnerability, C : Cost
komputerisasi.
33
Data yang diambil mulai dari Januari 2015 – Desember 2015 di Klinik
BAB IV
PENYAJIAN DATA
C. Kelurahan Kedamaian
sebagai berikut:
Sukarame
Enggal
Timur
34
35
Tabel 4.1 Data Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah, Jumlah KK dan Luas Wilayah di Wilayah
Tabel 4.2 Sarana Pelayanan Kesehatan Di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Satelit
Tahun 2015
Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat
Kelurahan
No Pendidikan Jumlah
TG TR KDM BK TB KBK TAR
1 Sarjana 304 1.209 3.151 652 353 545 215 6.429
2 Sarjana
90 1.130 2.428 297 145 742 86 4.918
Muda
3 SLTA 1.065 1.275 563 1.918 965 1.781 1.150 8.717
4 STLP 665 1.427 807 1.329 733 2.530 105 7.596
5 SD 665 1.187 525 1.609 601 2.491 225 7.303
6 TK 137 0 127 554 405 252 41 1.516
7 Belum
977 556 383 885 307 334 132 3.574
Sekolah
8 Buta Huruf 0 0 0 127 28 0 0 155
Tabel 4.4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap
Kelurahan
No Pekerjaan Jumlah
TG TR KDM BK TB KBK TAR
1 PNS 660 103 1.189 269 228 120 103 2.575
2 TNI/Polri 11 6 416 0 33 25 6 491
3 Tani 42 49 119 29 12 0 0 251
4 Tukang 174 302 297 353 231 155 49 1.561
5 Buruh 685 103 1.214 2.434 764 691 302 6.175
6 Pensiunan 114 137 773 45 105 52 103 1.329
7 Pedagang 427 250 2.199 705 273 248 137 4.239
8 Lain-lain 1.790 4.698 1.777 3.508 1.378 7.384 250 20.785
berikut
37
Status Tenaga
No Jenis Tenaga Jumlah
PNS PTT Kontrak TKS
1 Dokter Umum 5 0 1 0 6
2 Dokter Gigi 3 0 0 0 3
3 SKM 1 0 0 0 1
4 Sarjana Umum 1 0 2 0 3
Perawat
a. SPK 1 0 0 0 2
5
b. D3 9 0 7 0 16
c. S1 1 0 2 1 4
Bidan
a. D1 2 0 0 0 2
6
b. D3 2 0 7 3 12
c. D4 2 0 0 0 2
Perawat Gigi
7 a. SPRG 2 0 0 0 2
b. D3 1 0 1 1 2
8 Apoteker 1 0 0 0 1
9 Asisten Apoteker 1 0 0 1 2
Sanitarian
10 a. SPPH 2 0 0 0 2
b. D3 1 0 0 0 1
11 Gizi 1 0 0 1 1
12 Analis Kesehatan 2 0 0 1 3
13 D3 Bahasa Inggris 0 0 1 0 1
14 SLTA 2 0 3 1 6
15 SMP 0 0 0 1 1
16 SD 1 0 0 0 1
17 Bidan Psukeskel 0 4 4 0 8
18 Perawat Puskeskel 0 0 12 0 12
Jumlah 39 4 41 10 95
38
Penanggung jawab UKM Penanggung Jawab UKM Penanggung jawab UKP Penanggung jawab Jaringan
Esensial dan Keperawatan Pengembangan Kefarmasian dan Laboratorium Pelayanan Puskesmas dan
Kesehatan Masyarakat Jejaringan fasyankes
dr. NOVITA FITRIATI dr. DERA MEILENI dr. DHUFITA FITRIANA dr. BIE N U, MARS
Pelayanan Promkes Pelayanan Kesehatan Jiwa Pelayanan Pemeriksaan Umum Poskeskel KEDAMAIAN
WIWIK PRIHANDINI, S. KM AKHAMD RIDUAN, A. Md. Kep dr. DERA MEILENI Poskeskel B. KEDAMAIAN
Pelayanan Kesehatan Lingkungan Pelayanan Kesehatan Gizi Pelayanan Kesehatan Gigi Poskeskel TJ. AGUNG RAYA
WINARTI, A. Md. KL Masyarakat dr. NURLITA WN
Poskeskel TJ. RAYA
Pelayanan KB SISKA RATMAWATI, A. Md. KG Pelayanan KIA/ KB
Pelayanan Kesehatan Tradisional Hj. DEVI SUARTY
Poskeskel TJ. GADING
Hj. DEVI SUARTY
Pelayanan Gizi-UKM Komplementer Pelayanan Gawat Darurat Poskeskel TJ. BARU
TUTI MARIYANI, A. Md. Gizi HERNAWATI, S, Kep dr. NOVITA FITRIATI Poskeskel KALI BALAU
Pelayanan P2P Pelayanan Kesehatan Lansia Pelayanan Gizi-UKM KENCANA
LINDA WARZATI, S. Kep ENDANG SURYOWULAN P TUTI MARIYANI, A. Md. Gizi
Pelayanan Keperawatan Kesehatan Pelayanan Kesehatan Kerja Olahraga Pelayanan Persalinan
Masyarakat HERNAWATI, S, Kep EVI AVIVAH, S, ST
AKHMAD. RIDUAN, A.Md. Kep Pelayanan Upaya Kesehatan Sekolah Pelayanan Rawat Inap
ELIYATI dr. NOVITA FITRIATI
Puskesmas Pembantu
Pelayanan Kefarmasian
NURHAYATI ANBIYA, S, Si, Apt
Pelayanan Kefarmasian Pustu Kedamaian : PARINGAN, A. Md. Kep
WINDA SULISTIYANI, A. Md. Ak Pustu Tj. Baru : SUTIKNO, A. Md. Kep
Pustu Tj. Gading : ANANTO PRATIKNO, A. Md. Kep
Gambar 4.1 Struktur Organisasi BLUD UPT Puskesmas Rawat Inap Satelit
39
TB paru
Penanggung Jawab
Pelaksana
kelompok umur. Tidak ada data pasien yang ditangani dari Puskeskel
Tabel 4.6. Jumlah pasien dengan gejala TB Paru dan pemeriksaan sputum BTA di Puskesmas
Rawat Inap Satelit Bandar Lampung periode Januari 2015 – Desember 2015
Kelompok usia
BTA BTA
Bulan <10 10-18 18-25 25-40 >40 Jumlah
(+) (-)
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
Januari 0 0 0 3 1 3 1 4
Februari 0 0 0 3 1 2 2 4
Maret 0 1 0 3 6 5 5 10
April 0 0 2 1 1 1 3 4
Mei 0 0 2 3 2 3 4 7
Juni 0 0 0 2 8 6 4 10
Juli 0 0 1 2 3 3 3 6
Agustus 0 1 2 3 10 6 10 16
September 0 0 1 3 4 3 5 8
Oktober 0 0 3 1 3 6 1 7
November 0 0 1 3 6 3 7 10
Desember 0 0 0 2 6 4 4 8
Jumlah 0 2 12 29 51 45 49 94
periode itu, tidak terdapat penderita berusia <10 tahun, ada 2 penderita
ada penderita TB Paru BTA Positif yang ditangani oleh kader pada
Tabel 4.7 Pencapaian program P2TBPuskesmas Rawat Inap Satelit Bandar Lampung
Tabel 4.8 Identifikasi masalah program P2TB BTA Positif di wilayah kerja Puskesmas
P2TB BTA Positif di Puskesmas Rawat Inap Satelit Bandar Lampung yaitu :
dengan menggunakan kriteria matriks seperti pada Tabel 4.9. Prioritas masalah
DU
Untuk setiap kriteria diberikan nilai dalam rentang 1 (tidak penting) hingga
Importance Jumlah
No Daftar Masalah T R P=I x T
P S RI DU SB PB PC
xR
Penemuan kasus TB BTA (+)
1. 4 4 4 3 3 3 5 4 3 312
baru masih rendah
Kepatuhan pasien masih rendah
2. 4 4 4 3 3 3 5 2 3 156
dalam pengobatan
Kurangnya PSP (pengetahuan,
3. sikap dan perilaku) masyarakat 5 5 4 4 4 4 5 5 4 620
mengenai TB
43
penyakit TB. Adapun urutan prioritas masalah yang berhasil ditetapkan adalah
sebagai berikut :
baik secara aktif maupun pasif untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan
perilaku masyarakat.
masih banyak yang kasus yang tidak teridentifikasi, sehingga tindak lanjut
target menunjukan bahwa masih banyak penderita TB Paru yang tidak datang
pelayanan kesehatan yang lain seperti praktek dokter swasta serta pusat
tepat sehingga tidak sampai terjadi komplikasi atau bahkan terjadi penularan
pasien agar turut serta dalam mengawasi minum obat serta kontrol
penemuan kasus baru TB BTA (+) mencapai 63,8% dari nilai idealnya 85%.
yang lebih kecil dari standar untuk tiap penderita dapat menyebabkan
Selain rendahnya temuan kasus baru, kepatuhan yang masih rendah dan
juga memiliki nilai yang sama. Kurang aktifnya peran petugas puskesmas dan
penyakit menular seperti TB. Untuk temuan kasus baru TB BTA (+) dan
merupakan harapan utama dari seorang penderita, oleh karena itu dibutuhkan
saja, tetapi juga dibutuhkan peran serta masyarakat baik dalam berbagai aspek
terbesar, kemudian disusul oleh nilai kepatuhan dan penemuan kasus baru.
dan mendapat penanganan yang tepat dan tindak lanjut berupa penyuluhan
secara umum masih kurang baik. Kebanyakan masyarakat masih ada yang
47
belum mengetahui tentang masalah yang ditimbulkan oleh penyakit TB, hal ini
tentu patut untuk menjadi sorotan dalam edukasi masyarakat. Selain itu, pasien
masih banyak yang tidak berobat ke puskesmas pada saat terjadi TB paru.
petugas puskesmas dan tidak adanya pelayanan oleh kader diberikan nilai yang
sama, karena hal ini adalah keadaan yang dapat dilihat dalam masyarakat
sorotan, karena bentuk pencatatan ini tidak secara langsung dilihat oleh
nilai political climate yang sama, namun ada baiknya puskesmas melakukan
strategi baru dalam menjalankan Program P2TB agar dapat mencapai target
program P2TB.
masyarakat yang masih rendah mendapatkan nilai yang paling tinggi, karena
pada saat ini, sudah banyak kemajuan teknologi yang dapat digunakan untuk
mendapat sorotan, namun hal ini sebenarnya tidaklah sulit dilakukan karena di
terdapat pasien yang tidak melakukan kontrol atau pengambilan OAT sesuai
yang cukup tinggi, sedangkan temuan kasus baru dan kepatuhan pasien dalam
Monitoring
perancanaan
Kemauan penduduk Penilaian belum aktif
mengunjungi berjalan
Sebagian penduduk
puskesmas rendah
keadaan sosial
ekonomi dan
pendidikan Perencanaan
menengah ke
Lingkungan bawah Proses
ada. Hal ini diperkirakan karena saat ini pemegang program yaitu 1
hanya ada secara pasif yaitu pasien datang sendiri ke puskesmas untuk
berobat, dan masih kurang secara aktif di mana para kader TB terlatih
Untuk dana, sudah ada dana yang diturunkan dari BOK untuk kegiatan,
sehingga tindakan preventif juga minimal. Oleh karena itu bila kualitas
masalah yaitu pengisian laporan yang terkesan kurang rapi, yang dapat
SLTP dan SLTA yang terbanyak sehingga banyak dari masyarakat yang
dahak.
Tabel 4.10 Konfirmasi Penyebab Masalah Program P2TB Pada Komponen Masukan
Penyebab
Unsur Tolak Ukur Pencapaian
Masalah
Tenaga - Tenaga pelaksana minimal: 1 - Ada dokter yang
dokter, 1 perawat, 1 petugas membawahi program, ada -
administrasi, dan 1 analisis 1 perawat yang
sebagai pemeriksa laboratorium merangkap administrasi,
ada 1 analis
- Pelaksanaan program telah sesuai - Pelaksanaan program +
prosedur belum maksimal
Dana Tersedianya dana khusus untuk Ada dana untuk kegiatan
pelaksanaan program yang berasal dari BOK, namun alokasi
+
dari APBD dan APBN dana untuk semua kegiatan
belum memadai
Sarana Tersedianya sarana:
1. Sarana medis: alat-alat 1. Tersedia -
pemeriksaan seperti stetoskop,
senter, timbangan, tensimeter,
dan termometer
2. Sarana non medis: ruangan 2. Tersedia -
dilengkapi dengan ruang
tunggu yang terbuka
53
Tabel 4.11 Konfirmasi Penyebab Masalah Program P2TB Pada Komponen Proses
Penyebab
Unsur Tolak Ukur Pencapaian
Masalah
Peren- Adanya perencanaan operasional Sudah ada perencanaan
canaan yang jelas: jenis kegiatan, target kegiatan pada program ini -
kegiatan, waktu kegiatan.
Organi- - Adanya struktur pelaksana - Ada struktur pelaksana -
sasi program program
- Adanya pembagian tugas, - Sudah ada pembagian +
tanggung jawab dan monitoring tugas yang jelas kepada
yang jelas kader TB, namun
monitoring kurang
54
Tabel 4.12 Konfirmasi Penyebab Masalah Program P2TB Pada Komponen Umpan Balik
Penyebab
Unsur Tolak Ukur Pencapaian
Masalah
Masukan Digunakan data-data tentang hasil Data tentang hasil
hasil kegiatan dan analisis sebagai kegiatan dan analisis ada
-
laporan masukan dan perbaikan program tiap bulan
selanjutnya
Tabel 4.13 Konfirmasi Penyebab Masalah Program P2TB Pada Komponen Lingkungan
Penyebab
Unsur Tolak Ukur Pencapaian
Masalah
Kemauan Semua penduduk datang ke Sebagian penduduk
penduduk puskesmas sesuai wilayahnya terutama penderita TB
ke untuk berobat masih banyak yang +
puskesmas datang ke puskesmas
wilayah lain
55
A. Masukan
kinerja yang maksimal dari tenaga pelaksana program. Hal ini masih
dari BOK, namun dana tersebut hanya untuk satu kegiatan saja yaitu
leaflet mengenai TB. Pada segi metode, kekurangan yang ada yaitu
B. Proses
C. Lingkungan
wilayah kerja puskesmas rawat inap satelit. Hal ini disebabkan para
berisiko rendah.
Alternatif Penyelesaian
No Penyebab Masalah Prioritas
masalah
1 Masukan
Tenaga:
- Kualitas kinerja pelaksana - Menambah tenaga - Menambah tenaga
program kurang maksimal pelaksana program yaitu pelaksana yaitu
tenaga yang khusus untuk tenaga khusus
menangani administrasi menangani
Dana: administrasi
- Belum ada alokasi dana - Mengalokasikan dana - Mengalokasikan
untuk semua kegiatan dari untuk semua kegiatan dari dana untuk semua
program program kegiatan program
- Melengkapi
Sarana: sarana penyuluhan
- Kurangnya media - Melengkapi poster dan tentang TB di
penyuluhan TB di leaflet tentang TB puskesmas seperti
puskesmas brosur dan leaflet
- Mengadakan
Metode: pertemuan dan
59
masih kurangnya temuan kasus BTA (+) di Puskesmas Rawat Inap Satelit.
kepada kader TB
5. Mengganti hari pelayanan khusus TB dari hari senin ke hari yang sekiranya
leaflet
tepat waktu dan teratur. Prioritas kedua adalah dengan mengadakan pertemuan
62
dan pembinaan rutin serta pelatihan tentang TB kepada kader TB. Pertemuan
dapat sebagai monitoring kegiatan rutin. Pelatihan juga penting, karena tiap
kader yang terlatih, maka kader tersebut dapat lebih mengetahui apa saja yang
wilayah, dan masyarakat juga dapat dengan mudah mengambil obat rutinnya
terutama pada pasien dengan fase intensif. Dan ini juga membantu pada
merasa sakit. Dengan adanya puskeskel, maka mereka bisa dijangkau tanpa
dengan dana yang memadai, maka semua kegiatan program dapat terlaksana
dengan baik. Karena pada program ini kegiatan yang terbiayai hanya untuk
pemberian pot dahak ke keluarga penderita, sedangkan belum ada alokasi dana
untuk kegiatan lainnya, bisa dari BOK atau dari puskesmas sendiri.
63
TB ke hari lainnya, karena hari pelayanan pasien TB yang ada sekarang yaitu
sehingga terjadi antrean yang panjang. Untuk menghindari itu, banyak pasien
TB yang datang pada hari rabu atau kamis, akibatnya mereka ada jeda berhenti
minum obat dikarenakan obat tersebut habis. Dengan diganti hari pelayanan,
perawat yang ada dapat terfokus untuk melaksanakan kegiatan, dan ada yang
membuat buku laporan khusus untuk pencatatan pasien TB, sehingga pegawai
yang mengatur pencatatan dapat mencatat dengan rapi karena sudah ada kotak
BAB V
5.1 Simpulan
Tuberkulosis di UPT Puskesmas Rawat Inap Satelit tahun 2015 adalah sebagai
berikut :
(62,5%) lebih kecil dari indikator yang seharusnya dicapai idealnya, yaitu
85%.
program belum maksimal, alokasi dana BOK untuk semua kegiatan belum
secara aktif oleh kader yang terlatih masih kurang, belum maksimalnya
tindak lanjut pada penemuan tersangka TB, pasien yang banyak telat
64
65
pelaksanaan prioritas.
TB.
5.2 Saran
baik
66
puskesmas.
obat
TB.
perawat dan pegawai yang ada dapat terfokus pada satu kegiatan.
sudah ada kotak yang harus diisi, dan meminimalisir kesalahan karena
mengenai tuberkulosis).
67
masyarakat.
A. Lebih turut berperan serta secara aktif dalam setiap kegiatan yang
DAFTAR PUSTAKA
4. Departemen Kesehatan RI. Identifikasi dan Obati, Mari Ciptakan Dunia yang
Bebas Tuberkulosis. 2013. Diakses pada tanggal 29 Juli 2016 pada :
www.depkes.go.id/article/view/2280/menkes-identifikasi-dan-obati-mari-
ciptakan-dunia-yang-bebas-TB.html [Diakses tanggal 29 Juli 2016]
7. Persatuan Ahli Penyakit Dalam. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 2. Jakarta
: Balai Penerbit FK UI.
BLUD UPT
Puskesmas Rawat Inap Satelit