SITTI R. A.

NAHUMARURY 105 81 2136 14 REKAYASA SUNGAI

BAB III

ANALISA DAN PERENCANAAN

3.1 Perencanaan Dimensi Perkuatan Lereng

3.1.1 Perhitungan Panjang Busur, Beda Tinggi (∆H), dan Kehilangan

Energi pada Tikungan

Dari hasil analisa gambar lampiran 1. Sketsa Perencanaan Sungai

dan gambar lampiran 1.Pot I-IV di dapat nilai-nilai sebagai berikut :

 Lebar Sungai (b) = 36 m

 Tinggi Sungai rata-rata = 7 m
 Bahan dasar sungai = Pasir halus
 Lumpur dengan kecepatan aliran yang diijinkan = 0,30 m/dtk (Perbaikan
& Pengaturan Sungai. Hal.126)

Penyelesaian :

1) Potongan I-I (Dihitung dengan menggunakan rumus 2.1 dan 2.2)

Diketahui :
𝜃1 = 68°
𝑅1 = 27 𝑚
Maka :
𝑅𝑂 = 𝑅1 + 𝑏 𝑅𝑐 = 𝑅𝑜 − 1⁄2 𝑏

= 27 + 36 = 63 − 1⁄2 (36)
= 63 𝑚 = 45 𝑚
 Perhitungan Panjang Busur(Dihitung dengan menggunakan rumus 2.3)
𝜃 68°
𝐿1 = × 2𝜋 × 𝑅1 = × 2 × 3,14 × 27 = 32,03 𝑚
360° 360°
𝜃 68°
𝐿2 = × 2𝜋 × 𝑅𝑜 = × 2 × 3,14 × 63 = 74,73 𝑚
360° 360°

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
SITTI R. A. NAHUMARURY 105 81 2136 14 REKAYASA SUNGAI

 Perhitungan Beda Tinggi (∆H)(Dihitung dengan menggunakan rumus 2.5)

- Rumus Persamaan Euler
𝑉2 𝑅𝑂
𝐻1 = × 𝐿𝑛
𝑔 𝑅1
0,302 63
= × 𝐿𝑛
9,81 27
= 0,009 × 0,85
= 0,00777 𝑚

 Koreksi H dengan persamaan :(Dihitung dengan menggunakan rumus 2.6)

𝑏
𝐾= ≤ 0,7
𝑅𝐶
36
𝐾= ≤ 0,7
745
𝐾 = 0,80 ≤ 0,7 (𝑇𝑖𝑑𝑎𝑘 𝐴𝑚𝑎𝑛)

(Karena nilai K tidak memenuhi maka nilai R diperbesar)

Diketahui :

𝜃1 = 68°
𝑅1 = 88 𝑚
Maka :
𝑅𝑂 = 𝑅1 + 𝑏 𝑅𝑐 = 𝑅𝑜 − 1⁄2 𝑏

= 88 + 36 = 124 − 1⁄2 (36)

= 124 𝑚 = 106 𝑚
 Perhitungan Panjang Busur(Dihitung dengan menggunakan rumus 2.3)
𝜃 68°
𝐿1 = × 2𝜋 × 𝑅1 = × 2 × 3,14 × 88 = 104 𝑚
360° 360°
𝜃 68°
𝐿2 = × 2𝜋 × 𝑅𝑜 = × 2 × 3,14 × 124 = 147,09 𝑚
360° 360°

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
SITTI R. A. NAHUMARURY 105 81 2136 14 REKAYASA SUNGAI

 Perhitungan Beda Tinggi (∆H)(Dihitung dengan menggunakan rumus 2.5)

- Rumus Persamaan Euler
𝑉2 𝑅𝑂
𝐻1 = × 𝐿𝑛
𝑔 𝑅1
0.302 124
= × 𝐿𝑛
9,81 88
= 0,009 × 0,34
= 0,003 𝑚

 Koreksi H dengan persamaan (Dihitung dengan menggunakan rumus 2.6)

𝑏
𝐾= ≤ 0,7
𝑅𝐶
36
𝐾= ≤ 0,7
106
𝐾 = 0,34 ≤ 0,7 ( 𝐴𝑚𝑎𝑛)

𝑉2 0.302
𝐻2 = 𝐾 × = 0,34 × = 0,002 𝑚
2𝑔 19,62

Syarat :
𝐻2 < 𝐻1 = 0,002 < 0,003 (𝐴𝑚𝑎𝑛)

 Kehilangan energi pada Tikungan (Dihitung dengan menggunakan rumus 2.7)

ℎ×𝜃 2 2
𝐶1 = 24 × × ( + (2,5 × 2 ))
𝑅𝐶 𝑐 𝑐
Dimana:
c = Koefisien Chezy
87 87
𝑐= 𝛾 = 0,16 = 85,669
1+ 1+
√𝑅𝐶 √106

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
SITTI R. A. NAHUMARURY 105 81 2136 14 REKAYASA SUNGAI

Maka :
ℎ×𝜃 2 2
𝐶1 = 24 × × ( + (2,5 × 2 ))
𝑅𝐶 𝑐 𝑐
7 × 68 2 2
𝐶1 = 24 × ×( + (2,5 × ))
106 85,669 85,6692
𝐶1 = 24 × 4,491 × 0,024
𝐶1 = 2,589

Sketsa Potongan I-I

R Rc
Ro

2) Potongan II-II (Dihitung dengan menggunakan rumus 2.1 dan 2.2)

Diketahui :
𝜃2 = 73°
𝑅2 = 32 𝑚
Maka :
𝑅𝑂 = 𝑅2 + 𝑏 𝑅𝑐 = 𝑅𝑜 − 1⁄2 𝑏

= 32 + 36 = 68 − 1⁄2 (36)
= 68 𝑚 = 50 𝑚
 Perhitungan Panjang Busur(Dihitung dengan menggunakan rumus 2.3)
𝜃 73°
𝐿1 = × 2𝜋 × 𝑅2 = × 2 × 3,14 × 32 = 41 𝑚
360° 360°
𝜃 73°
𝐿2 = × 2𝜋 × 𝑅𝑜 = × 2 × 3,14 × 68 = 86,594 𝑚
360° 360°

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
SITTI R. A. NAHUMARURY 105 81 2136 14 REKAYASA SUNGAI

 Perhitungan Beda Tinggi (∆H)(Dihitung dengan menggunakan rumus 2.5)

- Rumus Persamaan Euler
𝑉2 𝑅𝑂
𝐻1 = × 𝐿𝑛
𝑔 𝑅2
0.302 68
= × 𝐿𝑛
9,81 32
= 0,009 × 0,75
= 0,006915 𝑚
 Koreksi H dengan persamaan (Dihitung dengan menggunakan rumus 2.6)
𝑏
𝐾= ≤ 0,7
𝑅𝐶
36
𝐾= ≤ 0,7
50
𝐾 = 0,72 ≤ 0,7 (𝑇𝑖𝑑𝑎𝑘 𝐴𝑚𝑎𝑛)

(Karena nilai K tidak memenuhi syarat maka nilai R diperbesar)

Diketahui :

𝜃2 = 73°
𝑅2 = 90 𝑚
Maka :
𝑅𝑂 = 𝑅2 + 𝑏 𝑅𝑐 = 𝑅𝑜 − 1⁄2 𝑏

= 90 + 36 = 126 − 1⁄2 (36)

= 126 𝑚 = 108 𝑚
 Perhitungan Panjang Busur(Dihitung dengan menggunakan rumus 2.3)
𝜃 73°
𝐿1 = × 2𝜋 × 𝑅2 = × 2 × 3,14 × 90 = 115 𝑚
360° 360°
𝜃 73°
𝐿2 = × 2𝜋 × 𝑅𝑜 = × 2 × 3,14 × 126 = 160,45 𝑚
360° 360°

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
SITTI R. A. NAHUMARURY 105 81 2136 14 REKAYASA SUNGAI

 Perhitungan Beda Tinggi (∆H)(Dihitung dengan menggunakan rumus 2.5)

- Rumus Persamaan Euler

𝑉2 𝑅𝑂
𝐻1 = × 𝐿𝑛
𝑔 𝑅2
0.302 126
= × 𝐿𝑛
9,81 90
= 0,009 × 0,34
= 0,003 𝑚

 Koreksi H dengan persamaan (Dihitung dengan menggunakan rumus 2.6)

𝑏
𝐾= ≤ 0,7
𝑅𝐶
36
𝐾= ≤ 0,7
108
𝐾 = 0,33 ≤ 0,7 ( 𝐴𝑚𝑎𝑛)

𝑉2 0.302
𝐻2 = 𝐾 × = 0,33 × = 0,002 𝑚
2𝑔 19,62
Syarat :
𝐻2 < 𝐻1 = 0,002 < 0,003 (𝐴𝑚𝑎𝑛)

 Kehilangan energi pada Tikungan (Dihitung dengan menggunakan rumus 2.7)

ℎ×𝜃 2 2
𝐶1 = 24 × × ( + (2,5 × 2 ))
𝑅𝐶 𝑐 𝑐
Dimana:
c = Koefisien Chezy
87 87
𝑐= 𝛾 = 0,16 = 85,681
1+ 1+
√𝑅𝐶 √108

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
SITTI R. A. NAHUMARURY 105 81 2136 14 REKAYASA SUNGAI

Maka :
ℎ×𝜃 2 2
𝐶1 = 24 × × ( + (2,5 × 2 ))
𝑅𝐶 𝑐 𝑐
7 × 73 2 2
𝐶1 = 24 × ×( + (2,5 × ))
108 85,681 85.6812
𝐶1 = 24 × 4,731 × (0,024)
𝐶1 = 2,728

Sketsa Potongan II-II

Rc R
Ro

3) Potongan III-III (Dihitung dengan menggunakan rumus 2.1 dan 2.2)

Diketahui :

𝜃3 = 70°
𝑅3 = 28 𝑚
Maka :
𝑅𝑂 = 𝑅3 + 𝑏 𝑅𝑐 = 𝑅𝑜 − 1⁄2 𝑏

= 28 + 36 = 64 − 1⁄2 (36)
= 64 𝑚 = 46 𝑚
 Perhitungan Panjang Busur(Dihitung dengan menggunakan rumus 2.3)
𝜃 70°
𝐿1 = × 2𝜋 × 𝑅3 = × 2 × 3,14 × 28 = 34 𝑚
360° 360°

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
SITTI R. A. NAHUMARURY 105 81 2136 14 REKAYASA SUNGAI

𝜃 70°
𝐿2 = × 2𝜋 × 𝑅𝑜 = × 2 × 3,14 × 64 = 78,151 𝑚
360° 360°

 Perhitungan Beda Tinggi (∆H)(Dihitung dengan menggunakan rumus 2.5)

- Rumus Persamaan Euler
𝑉2 𝑅𝑂
𝐻1 = × 𝐿𝑛
𝑔 𝑅3
0.302 64
= × 𝐿𝑛
9,81 28
= 0,009 × 0,83
= 0,0076 𝑚
 Koreksi H dengan persamaan (Dihitung dengan menggunakan rumus 2.6)
𝑏
𝐾= ≤ 0,7
𝑅𝐶
36
𝐾= ≤ 0,7
46
𝐾 = 0,78 < 0,7 ( 𝑇𝑖𝑑𝑎𝑘 𝐴𝑚𝑎𝑛)

(Karena nilai K tidak memenuhi syarat maka nilai R diperbesar)

Diketahui :

𝜃3 = 70°
𝑅3 = 89 𝑚
Maka :
𝑅𝑂 = 𝑅2 + 𝑏 𝑅𝑐 = 𝑅𝑜 − 1⁄2 𝑏

= 89 + 36 = 125 − 1⁄2 (36)

= 125 𝑚 = 107 𝑚

 Perhitungan Panjang Busur(Dihitung dengan menggunakan rumus 2.3)

𝜃 70°
𝐿1 = × 2𝜋 × 𝑅2 = × 2 × 3,14 × 89 = 109 𝑚
360° 360°

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
SITTI R. A. NAHUMARURY 105 81 2136 14 REKAYASA SUNGAI

𝜃 70°
𝐿2 = × 2𝜋 × 𝑅𝑜 = × 2 × 3,14 × 125 = 152,64 𝑚
360° 360°

 Perhitungan Beda Tinggi (∆H)(Dihitung dengan menggunakan rumus 2.5)

- Rumus Persamaan Euler
𝑉2 𝑅𝑂
𝐻1 = × 𝐿𝑛
𝑔 𝑅2
0.302 125
= × 𝐿𝑛
9,81 89
= 0,009 × 0,34
= 0,003 𝑚

 Koreksi H dengan persamaan (Dihitung dengan menggunakan rumus 2.6)

𝑏
𝐾= ≤ 0,7
𝑅𝐶
36
𝐾= ≤ 0,7
107
𝐾 = 0,34 < 0,7 ( 𝐴𝑚𝑎𝑛)

𝑉2 0.302
𝐻2 = 𝐾 × = 0,34 × = 0,002 𝑚
2𝑔 19,62
Syarat :
𝐻2 < 𝐻1 = 0,002 < 0,003 (𝐴𝑚𝑎𝑛)

 Kehilangan energi pada Tikungan (Dihitung dengan menggunakan rumus 2.7)

ℎ×𝜃 2 2
𝐶1 = 24 × × ( + (2,5 × 2 ))
𝑅𝐶 𝑐 𝑐
Dimana:
c = Koefisien Chezy
87 87
𝑐= 𝛾 = 0,16 = 85,675
1+ 1+
√𝑅𝐶 √107

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
SITTI R. A. NAHUMARURY 105 81 2136 14 REKAYASA SUNGAI

Maka :
ℎ×𝜃 2 2
𝐶1 = 24 × × ( + (2,5 × 2 ))
𝑅𝐶 𝑐 𝑐
7 × 70 2 2
𝐶1 = 24 × ×( + (2,5 × ))
107 85,67 85,672
𝐶1 = 24 × 4,579 × (0,024)
𝐶1 = 2,641

Sketsa Potongan III-III

R Rc
Ro

4) Potongan IV-IV(Dihitung dengan menggunakan rumus 2.1 dan 2.2)

Diketahui :

𝜃4 = 73°
𝑅4 = 31 𝑚
Maka :
𝑅𝑂 = 𝑅1 + 𝑏 𝑅𝑐 = 𝑅𝑜 − 1⁄2 𝑏

= 31 + 36 = 67 − 1⁄2 (36)
= 67 𝑚 = 49 𝑚

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
SITTI R. A. NAHUMARURY 105 81 2136 14 REKAYASA SUNGAI

 Perhitungan Panjang Busur(Dihitung dengan menggunakan rumus 2.3)

𝜃 73°
𝐿1 = × 2𝜋 × 𝑅4 = × 2 × 3,14 × 31 = 39 𝑚
360° 360°
𝜃 73°
𝐿2 = × 2𝜋 × 𝑅𝑜 = × 2 × 3,14 × 67 = 85,321 𝑚
360° 360°

 Perhitungan Beda Tinggi (∆H)(Dihitung dengan menggunakan rumus 2.5)

- Rumus Persamaan Euler
𝑉2 𝑅𝑂
𝐻1 = × 𝐿𝑛
𝑔 𝑅4
0.302 67
= × 𝐿𝑛
9,81 31
= 0,009 × 0,77
= 0,0071𝑚

 Koreksi H dengan persamaan (Dihitung dengan menggunakan rumus 2.6)

𝑏
𝐾= ≤ 0,7
𝑅𝐶
36
𝐾= ≤ 0,7
41
𝐾 = 0,73 < 0,7 ( 𝑇𝑖𝑑𝑎𝑘 𝐴𝑚𝑎𝑛)

(Karena nilai K tidak memenuhisyarat maka nilai R diperbesar)

Diketahui :

𝜃4 = 73°

𝑅4 = 89 𝑚
Maka :
𝑅𝑂 = 𝑅4 + 𝑏 𝑅𝑐 = 𝑅𝑜 − 1⁄2 𝑏

= 89 + 36 = 125 − 1⁄2 (36)

= 125 𝑚 = 107 𝑚

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
SITTI R. A. NAHUMARURY 105 81 2136 14 REKAYASA SUNGAI

 Perhitungan Panjang Busur(Dihitung dengan menggunakan rumus 2.3)

𝜃 73°
𝐿1 = × 2𝜋 × 𝑅4 = × 2 × 3,14 × 89 = 113 𝑚
360° 360°
𝜃 73°
𝐿2 = × 2𝜋 × 𝑅𝑜 = × 2 × 3,14 × 125 = 159,18 𝑚
360° 360°

 Perhitungan Beda Tinggi (∆H)(Dihitung dengan menggunakan rumus 2.5)

- Rumus Persamaan Euler
𝑉2 𝑅𝑂
𝐻1 = × 𝐿𝑛
𝑔 𝑅4
0.302 125
= × 𝐿𝑛
9,81 89
= 0,009 × 0,34
= 0,003 𝑚

 Koreksi H dengan persamaan (Dihitung dengan menggunakan rumus 2.6)

𝑏
𝐾= ≤ 0,7
𝑅𝐶
36
𝐾= ≤ 0,7
107
𝐾 = 0,34 < 0,7 ( 𝐴𝑚𝑎𝑛)

𝑉2 0.302
𝐻2 = 𝐾 × = 0,34 × = 0,002 𝑚
2𝑔 19,62
Syarat :
𝐻2 < 𝐻1 = 0,002 < 0,003 (𝐴𝑚𝑎𝑛)

 Kehilangan energi pada Tikungan (Dihitung dengan menggunakan rumus 2.7)

ℎ×𝜃 2 2
𝐶1 = 24 × × ( + (2,5 × 2 ))
𝑅𝐶 𝑐 𝑐
Dimana:
c = Koefisien Chezy

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
SITTI R. A. NAHUMARURY 105 81 2136 14 REKAYASA SUNGAI

87 87
𝑐= 𝛾 = 0,16 = 85,675
1+ 1+
√𝑅𝐶 √107

Maka :
ℎ×𝜃 2 2
𝐶1 = 24 × × ( + (2,5 × 2 ))
𝑅𝐶 𝑐 𝑐
7 × 73 2 2
𝐶1 = 24 × ×( + (2,5 × ))
107 85,67 85,672
𝐶1 = 24 × 4,776 × (0,024)
𝐶1 = 2,754

Sketsa Potongan IV-IV

Rc R
Ro

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
SITTI R. A. NAHUMARURY 105 81 2136 14 REKAYASA SUNGAI

3.2 Perhitungan Curah Hujan Harian (Re) untuk Daerah Pengaliran

Sungai

Dalam menganlisa masing-masing stasiun yang ditinjau dalam

perencanaan yaitu diantaranya Stasiun Malino, Stasiun Senre, Stasiun
Telebatu, Stasiun Maccini Baji, Stasiun Barembeng dan Stasiun Kampili,
menggunakan 2 metode untuk Perhitungan Curah Hujan Harian yaitu
Metode Log Person Type III, Metode Gumbel, Metode Iwai

Tabel 3.1 Data Curah Hujan Setiap Stasiun

Nama Stasiun
No
Malino Senre Telebatu Maccini Baji Barembeng Kampili
1 267 236 600 616 610 361
2 226 161 64 26 63 261
3 618 256 614 116 46 136
4 612 615 226 306 316 166
5 68 601 116 116 106 116
6 63 65 161 166 600 76
7 66 261 61 66 64 116
8 611 163 62 106 62 216
9 623 63 63 26 611 46
10 615 46 651 106 829 216
11 162 62 67 226 629 612
12 16 264 68 236 167 610
Sumber : Soal Tugas Besar Rekayasa Sungai

Dalam Perhitungan Curah Hujan Rencana terlebih dahulu harus

menghitung Curah Hujam Maksimum Rerata. Dalam Perhitungan ini,
digunakan metode Perhitungan Rata-rata Aljabar, sebagai berikut :

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
SITTI R. A. NAHUMARURY 105 81 2136 14 REKAYASA SUNGAI

Tabel 3.2 Perhitungan Curah Hujan Maksimum Rerata

Nama Stasiun Max Rerata

No
Malino Senre Telebatu Maccini Baji Barembeng Kampili (X)
1 267 236 600 616 610 361 448,33
2 226 161 64 26 63 261 133,50
3 618 256 614 116 46 136 297,67
4 612 615 226 306 316 166 373,50
5 68 601 116 116 106 116 187,17
6 63 65 161 166 600 76 188,50
7 66 261 61 66 64 116 105,67
8 611 163 62 106 62 216 203,33
9 623 63 63 26 611 46 238,67
10 615 46 651 106 829 216 410,50
11 162 62 67 226 629 612 293,00
12 16 264 68 236 167 610 226,83
Sumber : Hasil Perhitungan

3.2.1 Metode Log Person Type III

Diketahui :
Luas DAS (F) = 156 km2

Luas DAS / Luas Pengaruh :

 HDR-1 = 27 km2
 HDR-2 = 26 km2
 HDR-3 = 26 km2
 HDR-4 = 28 km2
 HDR-5 = 25 km2
 HDR-6 = 24 km2

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
SITTI R. A. NAHUMARURY 105 81 2136 14 REKAYASA SUNGAI

Langkah Kerja Metode Log Person Type III :

1. ̅̅̅̅̅̅̅̅
Perhitungan Rata-rata Curah Hujan (𝐿𝑜𝑔 𝑋)

Diketahui :

Σ (Log X) = 28,52 (Tabel 3.3 Perhitungan Curah Hujan Rencana Metode Log Person Type III)

n = 12

𝛴(𝐿𝑜𝑔 𝑋) 28,52
̅̅̅̅̅̅̅̅
𝐿𝑜𝑔 𝑋 = = = 2,38
𝑛 12
2. Perhitungan Standar Deviasi (Sx)

Diketahui :

𝛴 (𝐿𝑜𝑔 𝑋𝑖 − ̅̅̅̅̅̅̅̅
𝐿𝑜𝑔 𝑋)2 = 0,4012 (Tabel 3.3 )

n = 12

𝛴 (𝐿𝑜𝑔 𝑋𝑖 − ̅̅̅̅̅̅̅̅
𝐿𝑜𝑔 𝑋)2 0,4012
𝑆𝑥 = √ =√ = 0,19
𝑛−1 12 − 1

3. Perhitungan Koefisien Kemencengan (Cs)

Diketahui :

𝛴 (𝐿𝑜𝑔 𝑋𝑖 − ̅̅̅̅̅̅̅̅
𝐿𝑜𝑔 𝑋)3 = -0,0187 (Tabel 3.3 )

̅̅̅̅̅̅̅̅
𝐿𝑜𝑔 𝑋 = 2,38

Sx = 0,19

n = 12

𝑛 × 𝛴 (𝐿𝑜𝑔 𝑋𝑖 − ̅̅̅̅̅̅̅̅
𝐿𝑜𝑔 𝑋)3
𝐶𝑠 =
(𝑛 − 1) × (𝑛 − 2) × (𝑆𝑥)3

12 × (−0,0187)
𝐶𝑠 =
(12 − 1) × (12 − 2) × (0,20)3

𝐶𝑠 = −0,2932

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
SITTI R. A. NAHUMARURY 105 81 2136 14 REKAYASA SUNGAI

4. Perhitungan Besarnya Curah Hujan Rencana (Xt)

Untuk t = 5 tahun
Diketahui :

̅̅̅̅̅̅̅̅
𝐿𝑜𝑔 𝑋 = 2,38

Sx = 0,19

G = 0,842 (Tabel Harga G Distribusi Log Person Type III untuk Cs negatif)

̅̅̅̅̅̅
𝐿𝑜𝑔 𝑋𝑡 = 𝐿𝑜𝑔 𝑋 + ( 𝑆𝑥 × 𝐺)

𝐿𝑜𝑔 𝑋𝑡 = 2,38 + ( 0,19 × 0,853)

𝐿𝑜𝑔 𝑋𝑡 = 2,5393

𝑋𝑡 = 102,5393

𝐿𝑜𝑔 𝑋𝑡 = 346,166 𝑚𝑚

*Untuk t selanjutnya dihitung dengan cara yang sama

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
SITTI R. A. NAHUMARURY 105 81 2136 14 REKAYASA SUNGAI

Tabel 3.3 Perhitungan Curah Hujan Rencana Log Person Tipe II

Jumlah Data (n) = 12

Rata-rata Log X = 2,38
Standar Deviasi (Sx) = 0,19
Koefisien Kemencengan (Cs) = -0,293

Tabel 3.4 Hasil Perhitungan Curah Hujan Rencana Merode Log Person
Type III

Kala Ulang Xt
No Sx G G x Sx Log Xt
(Tahun) (mm)
1 5 2,38 0,19 0,853 0,163 2,5393 346,166
2 10 2,38 0,19 1,245 0,238 2,6142 411,292
3 25 2,38 0,19 1,643 0,314 2,6902 489,963
4 50 2,38 0,19 1,890 0,361 2,7373 546,182
5 100 2,38 0,19 2,104 0,402 2,7782 600,079
6 200 2,38 0,19 2,294 0,438 2,8145 652,372

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
SITTI R. A. NAHUMARURY 105 81 2136 14 REKAYASA SUNGAI

3.2.2 Metode Gumbel

Diketahui :
Luas DAS (F) = 156 km2

Luas DAS / Luas Pengaruh :

 HDR-1 = 27 km2
 HDR-2 = 26 km2
 HDR-3 = 26 km2
 HDR-4 = 28 km2
 HDR-5 = 25 km2
 HDR-6 = 24 km2

Curah
Kala Ulang
No Hujan (X) X² (X-Xr)² (X-Xr)³
(mm) (Tahun)
1 448,33 13,0 201002,8 35889,2 6799009,1
2 133,50 6,5 17822,3 15722,4 -1971410,9
3 297,67 4,3 88605,4 1503,7 58310,8
4 373,50 3,3 139502,3 13135,7 1505498,0
5 187,17 2,6 35031,4 5144,1 -368944,6
6 188,50 2,2 35532,3 4954,6 -348748,5
7 105,67 1,9 11165,4 23477,0 -3597205,7
8 203,33 1,6 41344,4 3086,4 -171467,8
9 238,67 1,4 56961,8 408,9 -8269,6
10 410,50 1,3 168510,3 22985,9 3484922,2
11 293,00 1,2 85849,0 1163,6 39690,6
12 226,83 1,1 51453,4 1027,6 -32939,0
Σ 3106,67 128499,1 5388444,5

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
SITTI R. A. NAHUMARURY 105 81 2136 14 REKAYASA SUNGAI

Yn = 0,5053

Sn = 0,9933

(Tabel hubungan Yn, Sn dengan jumlah tahun pengamatan. Untuk jumlah data n = 12 )

Kala Ulang Yt Yn Sn K
5 1,4999 0,5053 0,9933 1,001
10 2,2502 0,5053 0,9933 1,757
25 3,1985 0,5053 0,9933 2,711
50 3,9019 0,5053 0,9933 3,420
100 4,6001 0,5053 0,9933 4,122
200 5,2960 0,5053 0,9933 4,823

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
SITTI R. A. NAHUMARURY 105 81 2136 14 REKAYASA SUNGAI

Tabel Perhitungan Curah Hujan Rencana Metode Gumbel

Kala Ulang
No Xr Sx K K x Sx Xt=Xr + K x Sx
(Tahun)
1 5 258,889 108,082 1,001 108,224 367,112
2 10 258,889 108,082 1,757 189,865 448,753
3 25 258,889 108,082 2,711 293,050 551,939
4 50 258,889 108,082 3,420 369,588 628,477
5 100 258,889 108,082 4,122 445,560 704,449
6 200 258,889 108,082 4,823 521,281 780,170

Kala Ulang Metode

No
(Tahun) Log Person Type III Iwai
1 5 214,612 700,373
2 10 252,493 782,020
3 15 283,445 887,113
4 50 335,824 966,721
JURUSAN TEKNIK SIPIL
5 100 371,323 1047,410
FAKULTAS TEKNIK
6 200 407,252 1129,665
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
SITTI R. A. NAHUMARURY 105 81 2136 14 REKAYASA SUNGAI

3.2.3 Metode Iwai

Diketahui :
Luas DAS (F) = 156 km2

Luas DAS / Luas Pengaruh :

 HDR-1 = 27 km2
 HDR-2 = 26 km2
 HDR-3 = 26 km2
 HDR-4 = 28 km2
 HDR-5 = 25 km2
 HDR-6 = 24 km2

Tabel Curah Hujan Maksimum Tahunan

No Xi Log Xi
1 448,33 2,65
2 133,50 2,13
3 297,67 2,47
4 373,50 2,57
5 187,17 2,27
6 188,50 2,28
7 105,67 2,02
8 203,33 2,31
9 238,67 2,38
10 410,50 2,61
11 293,00 2,47
12 226,83 2,36
Σ 3106,67 28,52
Sumber : Hasil Perhitungan

28,52
Log X =
12
= 2,38

X = 237,89

2
X = 56590,67

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
SITTI R. A. NAHUMARURY 105 81 2136 14 REKAYASA SUNGAI

Tabel Perhitungan Nilai b

No Xs Xt Xs x Xt Xs +Xt (Xs x Xt)-X2 2X-(Xs +Xt) bi

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 448,33 112,67 50512,2 561,00 -6078,45 -85,224 71,32
Sumber : Hasil Perhitungan Σ bi 71,32
b 71,32

Tabel Perhitungan Nilai Xo dan Xa

No Xi Log Xi Xi + b Log (Xi + b) Log (Xi + b)2

1 448,33 2,70 519,66 2,72 7,38
2 133,50 2,63 133,50 2,13 4,52
3 297,67 2,61 297,67 2,47 6,12
4 373,50 2,52 373,50 2,57 6,62
5 187,17 2,44 187,17 2,27 5,16
6 188,50 2,40 188,50 2,28 5,18
7 105,67 2,40 105,67 2,02 4,10
8 203,33 2,35 203,33 2,31 5,33
9 238,67 2,33 238,67 2,38 5,65
10 410,50 2,31 410,50 2,61 6,83
11 293,00 2,15 293,00 2,47 6,09
12 226,83 2,05 226,83 2,36 5,55
Σ 3106,67 28,89 28,58 68,51
Rata -rata 2,38 5,71
Sumber : Hasil Perhitungan Xo Xa

Menghitung Nilai c

1 2n
x Xa-Xo2
C n- 1

= 2 . 12 2
x 5,71 - 2,38
12 - 1

= = 1,48 x 0,192
= = 0,28

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
SITTI R. A. NAHUMARURY 105 81 2136 14 REKAYASA SUNGAI

Tabel Perhitungan Curah Hujan Rencana

T ξ (1/C) x ξ (1/α) x ξ + X0 Log-1 (4) Xt = 5- b

(1) (2) (3) (4) (5) (6)
5 0,5950 0,1683 2,5501 354,8651 283,5420
10 0,9062 0,2564 2,6381 434,6238 363,3007
25 1,2379 0,3502 2,7320 539,4658 468,1427
50 1,4522 0,4109 2,7926 620,2938 548,9708
100 1,645 0,4654 2,8471 703,3117 631,9886
200 1,8214 0,5153 2,8971 788,9656 717,6425

Tabel 3.5 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Curah Hujan Rencana (Xt)

Kala Ulang Metode

No
(Tahun) Log Person Type III Gumble Iwai
1 5 346,166 367,112 283,5420
2 10 411,292 448,753 363,3007
3 15 489,963 551,939 468,1427
4 50 546,182 628,477 548,9708
5 100 600,079 704,449 631,9886
6 200 652,372 780,170 717,6425

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
SITTI R. A. NAHUMARURY 105 81 2136 14 REKAYASA SUNGAI

3.3 Perhitungan Debit Puncak Rencana untuk Daerah Pengaliran Sungai

3.3.1 Metode Rasional Jepang

Perhitungan Debit Puncak Rencana ini menggunakan Metode

Rasional Jepang.

Rumus : Q = a . R . f (English Unit) cft

Q = 0,278 a . R . f (Metric Unit)

dimana : a = koefisien pengaliran

Intensitas hujan maximum selama waktu yang
r =
sama
dengan lama waktu konsentrasi
(mm/jam)
f = Luas daerah pengaliran (km2)
Debit maximum
Q =
(m3/dt)

Prosedur Perhitungan
1. Run off coefisien ( a )
2. Besarnya tergantung dari faktor-faktor daerah pengalirannya misalnya : jenis tanah, kemiringan,
keadaan hutan penutup, dan sebagian juga tergantung dari besar kecilnya banjir.
(Tabel yang diperoleh dari Jepang)
Keadaan daerah pengaliran Koefisien
- Bergunung dan curam 0,75 - 0,90
- Pegunungan tersier 0,70 - 0,80
- Sungai dengan tanah dan hutan
0,50 - 0,75
dibagian atas dan bawahnya
- Tanah dasar yang ditanami 0,45 - 0,60
- Sawah yang diairi 0,70 - 0,80
- Sungai bergunung 0,75 - 0,85
- Sungai dataran 0,45 - 0,75

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
SITTI R. A. NAHUMARURY 105 81 2136 14 REKAYASA SUNGAI

3. Type Catchment Area termasuk "sungai bergunung" coefisien pengalirannya

(a) = 0,75 - 0,85
dipakai a = 0,81
4. Time of Concentration (t)
L dimana : L = Panjang Sungai (km)
t =
V V = kecepatan perambatan banjir (km/jam)
V = 72 (H / L) 0.6 t = waktu perambatan banjir (jam)

dimana : H = Beda tinggi antara titik terjauh dari mulut daerah pengaliran (km)
Diketahui : L = 18,00 Km
H = 136,00 - 36 = 100 m= 0,10 km
0,10 0,6
V = 72 ( )
18,00
= 3,193 km/jam
L 18,00
t = = = 5,638 Jam
V 3,193

5. Intensitas Hujan (r)

2/3
R 24 ® Metode Gumble
I = ( )
24 t
Untuk menghitung nilai Q 5 diperlukan data sebagai
berikut :

R5 = 367,112
t = 5,64 Jam
a = 0,81
A = 156,00 km²

Penyelesaian:

2/3
R 24
I = ( )
24 t
0,67
367,112 24
= ( )
24 5,64
= 40,18 ~ 40

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
SITTI R. A. NAHUMARURY 105 81 2136 14 REKAYASA SUNGAI

6. Debit Banjir Rencana

Q5 = 0,278 . a . I . A
= 0,278 x 0,81 x 40,18 x 156
3
= 1411,39 m /dtk

Table hasil perhitungan Debit banjir rencana metode Rasional Jepang

Kala Ulang a R t I Q
5 367,112 40,18 1411,391
10 448,753 49,11 1725,266
25 551,939 60,41 2121,971
0,81 5,638
50 628,477 68,78 2416,226
100 704,449 77,10 2708,306
200 780,170 85,39 2999,423

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
SITTI R. A. NAHUMARURY 105 81 2136 14 REKAYASA SUNGAI

3.3.2 Metode HSS Nakayasu

Perhitungan Debit Puncak Rencana ini menggunakan Metode

Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu.

Diketahui :
Luas DAS = 156 km2
Panjang Sungai = 18 km2
Hujan Satuan (Ro) = 1 mm
Koefisien Limpasan (C) = 0,45
Konstanta (α) = 1,45

Langkah Kerja HSS Nakayasu :

1. Perhitungan Waktu antara hujan sampai debit puncak banjir (Tg)

𝑇𝑔 = 0,40 + (0,058 × 𝐿)
𝑇𝑔 = 0,40 + (0,058 × 18)
𝑇𝑔 = 1,444 𝐽𝑎𝑚
2. Perhitungan Lama Hujan Efektif (Tr)
𝑇𝑟 = 0,55 × 𝑇𝑔
𝑇𝑟 = 0,55 × 1,444
𝑇𝑟 = 0,722 𝐽𝑎𝑚
3. Perhitungan Tenggang Waktu dari permulaan hujan sampai puncak
banjir (Tp)
𝑇𝑝 = 𝑇𝑔 + (0,8 × 𝑇𝑟)
𝑇𝑝 = 1,444 + (0,8 × 0,722)
𝑇𝑝 = 2,022 𝐽𝑎𝑚
4. Perhitungan nilai T0,3
𝑇0,3 = 𝛼 × 𝑇𝑔
𝑇0,3 = 1,45 × 1,444
𝑇0,3 = 2,094 𝐽𝑎𝑚

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
SITTI R. A. NAHUMARURY 105 81 2136 14 REKAYASA SUNGAI

𝑇𝑝 + 𝑇0,3 = 2,022 + 2,094

𝑇𝑝 + 𝑇0,3 = 4,115 𝐽𝑎𝑚

1,5 𝑇0,3 = 1,5 × 2,094

1,5 𝑇0,3 = 3,141 𝐽𝑎𝑚

𝑇𝑝 + 1,5 𝑇0,3 = 2,022 + 3,141

𝑇𝑝 + 1,5 𝑇0,3 = 5,162 𝐽𝑎𝑚

𝑇𝑝 + 𝑇0,3 + 𝑇0,3 2 = 4,115 + 4,384

𝑇𝑝 + 𝑇0,3 + 1,5 𝑇0,3 = 8,499 𝐽𝑎𝑚

5. Perhitungan Debit Puncak Rencana (Qp)

𝐶 × 𝐴 × 𝑅𝑜
𝑄𝑝 =
3,6 (0,3𝑇𝑝 + 𝑇0,3 )
0,45 × 148 × 1
𝑄𝑝 =
3,6 (0,3 × 2,022 + 2,094)
70,20
𝑄𝑝 =
9,72
3
𝑄𝑝 = 7,221 𝑚 ⁄𝑑𝑡𝑘
6. Perhitungan Waktu naik dan turun menggunakan persamaan
Hidrograf satuan.
Waktu naik :
𝑡 2,4
𝑄𝑡 = 𝑄𝑝 × ( )
𝑇𝑝
Waktu Turun :
1. 𝐽𝑖𝑘𝑎 𝑇𝑝 ≤ 𝑡 < (𝑇𝑝 + 𝑇0,3 ) ∶
𝑡−𝑇𝑝
𝑄𝑡 = 𝑄𝑝 × (0,3) 𝑇0,3

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
SITTI R. A. NAHUMARURY 105 81 2136 14 REKAYASA SUNGAI

2. 𝐽𝑖𝑘𝑎 (𝑇𝑝 + 𝑇0,3 ) ≤ 𝑡 < (𝑇𝑝 + 𝑇0,3 + 𝑇0,3 2 ) ∶

𝑡−𝑇𝑝+𝑇0,3

𝑄𝑡 = 𝑄𝑝 × (0,3) 1,5 𝑇0,3

3. 𝐽𝑖𝑘𝑎 (𝑇𝑝 + 𝑇0,3 ) ≤ 𝑡 < (𝑇𝑝 + 𝑇0,3 + 𝑇0,3 2 ) ∶

𝑡−𝑇𝑝+1,5𝑇0,3

𝑄𝑡 = 𝑄𝑝 × (0,3) 1,5 𝑇0,3

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
SITTI R. A. NAHUMARURY 105 81 2136 14 REKAYASA SUNGAI

Tabel : Perhitungan HSS Nakayasu

t Q
Keterangan
(jam) m³/dtk
0 0,0000
1 1,3334
2 7,312 Qpuncak
2,022 7,221
3 4,114
4 1,5159
5 1,0332 Qturun1
6 0,7042
7 0,4800
8 0,2190 Qturun2
9 0,1493
10 0,1017
11 0,0693
12 0,0473
13 0,0322
14 0,0220
15 0,0150
16 0,0102
17 0,0070
18 0,0047
19 0,0032
20 0,0022 Qturun3
21 0,0015
22 0,0010
23 0,0007
24 0,0005
25 0,0003
26 0,0002
27 0,0002
28 0,0001
29 0,0001
30 0,0000
31 0,0000

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
SITTI R. A. NAHUMARURY 105 81 2136 14 REKAYASA SUNGAI

3.3.3. Metode Melchior

Dimana :
3
Qn = debit dengan kala ulang n tahun (m /dt)
α = Koefisien pengaliran ( 0,75 - 0,85)
diambil 0,81
β = koefeisien reduksi
2
F = Luas daerah pengaliran ( km )
2 2
= 156 km 156000000 m
3 2
q = Hujan Maksimum ( m /dt/km )

Nilai q dapat ditentukan dengan interpolasi luas daerah pengaliran ( F )

dengan menggunakan tabel berikut :

Tabel 3.12. Harga q

F q ( F q F q
( km2 ) ( km2 )
2
m3/dt/km2 ) ( m3/dt/km2 ) ( km ) ( m3/dt/km2 )
0,14 29,60 144 4,75 720 2,30
0,72 22,45 216 4,00 1080 1,85
1,40 19,90 288 3,60 1440 1,55
7,20 14,15 360 3,30 2160 1,20
14,00 11,85 432 3,05 2880 1,00
29,00 9,00 504 2,85 4320 0,70
72,00 6,25 567 2,65 5670 0,54
108,00 5,25 658 2,45 7200 0,48

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
SITTI R. A. NAHUMARURY 105 81 2136 14 REKAYASA SUNGAI

Prosedur Perhitungan :

α = 0,81

180 + 0,750 A
β =
150 + A

180 + 0,750 x 156

β =
150 + 156
β = 0,9706

2
Dengan cara Interpolasi, untuk F = 156 Km
didapat nilai q = 4,528

untuk kala ulang n = 5 tahun

Rn
Q5 = α . β . q . F .
200
367,112
= 0,81 . 0,9706 . 4,528 . 156 .
200
= 1019,29 m3/dt
Tabel 3.13. Hasil Perhitungan

Q
α β q F Rn 3
Periode Ulang (Tahun) (m /dt)
5 367,112 1019,29
10 448,753 1245,97
15 551,939 1532,47
0,81 0,9706 4,528 156
50 628,477 1744,97
100 704,449 1955,91
200 780,170 2166,15

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
SITTI R. A. NAHUMARURY 105 81 2136 14 REKAYASA SUNGAI

3.4 Perhitungan Debit Puncak Rencana untuk Dimensi Saluran

Untuk anlisa perhitungan debit banjir untuk dimensi saluran

dibutuhkan beberapa data yang diperoleh dari hasil pengamatan ebagai
berikut.

Diketahui :

 Luas DAS = 156 km2

 Panjang Sungai dari sumber sampai
ke lokasi bangunan perkuatan lereng = 18,00 km
 Elevasi pada sumbernya = 136,00m
 Elevasi pada perkuatan lereng = 36 m
 Nilai Koefisien Pengaliran (F) (α) =3
 Nilai Koefisien Manning (n) =0,022
 Kemiringan Sungai (i) = 0,006

3.4.1 Perhitungan Debit Puncak Rencana

Interval kedalaman Debit Puncak (T) :
𝐿
𝑇=
𝑉
Dimana :
∆𝐻 0,6
𝑉 = 72 ( )
𝐿
Dengan :

∆𝐻 = 𝐸𝑙. 𝑆𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 − 𝐸𝑙. 𝑃𝑒𝑟𝑘𝑢𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐿𝑒𝑟𝑒𝑛𝑔

∆𝐻 = 136 − 36

∆𝐻 = 100 𝑚 = 0,1 𝑘𝑚

∆𝐻 0,6 0,1 0,6

𝑉 = 72 ( ) = 72 ( ) = 3,193 𝑘𝑚/𝑗𝑎𝑚
𝐿 18

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
SITTI R. A. NAHUMARURY 105 81 2136 14 REKAYASA SUNGAI

Jadi :
𝐿 18
𝑇= = = 5,638 𝐽𝑎𝑚
𝑉 3,193

Debit Rencana :
𝑄𝑟𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎 = 𝛽 × 𝑅 × 𝐴

Dengan :

𝛽 = 0,16
2⁄ 2⁄
𝑅𝑚𝑎𝑥 24 3 2999,423 24 3
𝑅= ×( ) = ×( ) = 328,27 𝑚𝑚⁄𝑗𝑎𝑚
24 𝑇 24 5,638
A = 156 Km2

Jadi :

3
𝑄𝑟𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎 = 𝛽 × 𝑅 × 𝐴 = 0,16 × 328,27 × 156 = 8193,63 𝑚 ⁄𝑑𝑡𝑘

Debit Puncak Rencana :

3
𝑄𝑝 = 1,1 × 𝑄𝑟𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎 = 1,1 × 8193,63 = 9012,99 𝑚 ⁄𝑑𝑡𝑘

Menentukan Lebar Rencana Sungai (B) :

𝐵 = 𝑎 × √𝑄𝑝 = 3 × √9012,99 = 284,81 𝑚

3.4.2 Perhitungan Tinggi Muka Air dan Tinggi Jagaan

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
SITTI R. A. NAHUMARURY 105 81 2136 14 REKAYASA SUNGAI

Untuk analisa perhitungan tinggi muka air dan tinggi jagaan

dibuthkan beberapa data yang diperoleh dari hasil perhitungan banjir
rencana sebagai berikut :

Diketahui :

3
 𝑄𝑝 = 9012,99 𝑚 ⁄𝑑𝑡𝑘
 𝐵 = 248,81 𝑚
 𝑛 = 0,022 (bahan material sungai pasir halus)
 𝑖 = 0,006 (kemiringan dasar sungai)
 𝑚 = 1 (𝑃𝑎𝑑𝑎 𝑏𝑢𝑘𝑢 𝐾𝑃 03 ℎ𝑎𝑙.97)

1.) Tinggi Muka Air Maksimum :

𝐴 = (𝐵 + 𝑚. ℎ) × ℎ

𝐴 = (284,81 + 1. ℎ) × ℎ

𝐴 = 284,81 ℎ + ℎ2

𝑃 = 𝐵 + 2ℎ √1 + 𝑚2

𝑃 = 284,81 + 2ℎ √1 + 12

𝑃 = 284,81 + 2,8284 ℎ

𝐴
𝑅=
𝑃
284,81 ℎ + ℎ2
𝑅=
284,81 + 2,8284 ℎ

1 2 1
𝑉= × 𝑅 ⁄3 × 𝑖 ⁄2
𝑛

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
SITTI R. A. NAHUMARURY 105 81 2136 14 REKAYASA SUNGAI

2⁄
1 284,81 ℎ + ℎ2 3
1⁄
𝑉= ×( ) × (0,006) 2
0,022 284,81 + 2,8284 ℎ
2⁄
284,81 ℎ + ℎ2 3
𝑉 = 3,3880 × ( )
284,81 + 2,8284 ℎ

𝑄 =𝐴×𝑉
2⁄
2)
284,81 ℎ + ℎ2 3
9012,99 = (284,81 ℎ + ℎ × (3,3880 × ( ) )
284,81 + 2,8284 ℎ

Untuk memperoleh nilai h, digunakan sistem coba-coba :

Tabel 3.10 Nilai h Sistem Coba-coba

h kiri kanan
2,800000 9012,99 5356,74
3,500000 9012,99 7766,49
3,827423 9012,99 9012,99
Sumber : Hasil Perhitungan

Jadi :

𝑄 =𝐴×𝑉
2⁄
2)
284,81 × 3,8274 + 3,8274 3
9012,99 = (284,81 × 3,8274 + 3,8274 × (3,3880 ( ) )
284,81 + 2,8284 × 3,8274

9012,99 = 9012,99 (𝑂𝑘)

Dengan sistem coba-coba didapat harga max untuk Q = 9012,99 m3/dtk,

yaitu h = 3,8274 m.

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
SITTI R. A. NAHUMARURY 105 81 2136 14 REKAYASA SUNGAI

𝑊 = 0,25 . ℎ + 0,30

𝑊 = 0,25 × 3,8274 + 0,30

𝑊 = 1,26 𝑚

𝐴 = 263,02 . ℎ + ℎ2

𝐴 = 263,02 × 3,8274 + 3,82742

𝐴 = 1104,74 𝑚2

𝑃 = 284,81 + 2,8284 ℎ

𝑃 = 263,02 + 2,8284 × 3,8274

𝑃 = 295,64 𝑚

𝐴 1104,74
𝑅= = = 3,74 𝑚
𝑃 295,64
1 2 1
𝑉= × 𝑅 ⁄3 × 𝐼 ⁄2
𝑛
1 2 1
= × 3,74 ⁄3 × 0,006 ⁄2
0,022

Jadi,

𝑄 =𝐴×𝑉
2⁄ 1⁄
𝑄 = 1104,74 × 45,455 × 3,74 3 × 0,006 2

3
𝑄 = 9012,99 𝑚 ⁄𝑑𝑡𝑘

3
9012,99 = 9012,99 𝑚 ⁄𝑑𝑡𝑘…….(OK)

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
SITTI R. A. NAHUMARURY 105 81 2136 14 REKAYASA SUNGAI

2.) Tinggi Muka Air Minimum :

Untuk analisa perhitungan Tinggi Muka air minimum dibutuhkan

beberapa data yang diperoleh dari hasil perhitungan debit puncak rencana
dan buku KP hal.97 untuk nillai m, sebagai berikut :

Diketahui :

 𝑏 = 36,00 𝑚
 𝑛 = 0,022
 𝑖 = 0,006 (kemiringan dasar sungai)
 𝑚 = 1 (𝑃𝑎𝑑𝑎 𝑏𝑢𝑘𝑢 𝐾𝑃 03 ℎ𝑎𝑙.97)

𝑏 2 362 3
𝑄𝑝 = 𝑄𝑚𝑖𝑛 = = = 432,00 𝑚 ⁄𝑑𝑡𝑘
𝛼 3

𝐴 = (𝑏 + 𝑚. ℎ) × ℎ

𝐴 = (36 + 1. ℎ) × ℎ

𝐴 = 36 ℎ + ℎ2

𝑃 = 𝑏 + 2ℎ √1 + 𝑚2

𝑃 = 36 + 2ℎ √1 + 12

𝑃 = 36 + 2,8284 ℎ

𝐴
𝑅=
𝑃
36 ℎ + ℎ2
𝑅=
36 + 2,824 ℎ

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
SITTI R. A. NAHUMARURY 105 81 2136 14 REKAYASA SUNGAI

1 2 1
𝑉= × 𝑅 ⁄3 × 𝑖 ⁄2
𝑛
2⁄
1 36 ℎ + ℎ2 3
1⁄
𝑉= ×( ) × (0,005) 2
0,022 36 + 2,8284 ℎ
2⁄
36 ℎ + ℎ2 3
𝑉 = 3,3880 × ( )
36 + 2,8284 ℎ

𝑄 =𝐴×𝑉
2⁄
2)
36 ℎ + ℎ2 3
432,00 = (36 ℎ + ℎ × (3,3880 × ( ) )
36 + 2,8284 ℎ

Untuk memperoleh nilai h, digunakan sistem coba-coba :

Tabel 3.10 Nilai h Sistem Coba-coba

h kiri kanan
1,500 432,00 238,24
2,100 432,00 416,96
2,145 432,00 432,00
Sumber : Hasil Perhitungan

Jadi :

2⁄
2) 36 ×2,145+2,1452 3
432,00 = (36 × 2,145 + 2,145 × (3,3880 × (36+2,8284 ×2,145) )

432,00 = 432,00 (𝑂𝑘)

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
SITTI R. A. NAHUMARURY 105 81 2136 14 REKAYASA SUNGAI

Dengan sistem coba-coba didapat harga min untuk Q = 432,00 m3/dtk,

yaitu h = 2,145 m.

𝑊 = 0,25 . ℎ + 0,30

𝑊 = 0,25 × 2,145 + 0,30

𝑊 = 0,84 𝑚

𝐴 = 36 . ℎ + ℎ2

𝐴 = 36 × 2,145 + 2,1452

𝐴 = 81,83 𝑚2

𝑃 = 36 + 2,8284 ℎ

𝑃 = 36 + 2,8284 × 2,145

𝑃 = 42,07 𝑚

𝐴 81,83
𝑅= = = 1,95 𝑚
𝑃 42,07
1 2 1
𝑉= × 𝑅 ⁄3 × 𝐼 ⁄2
𝑛
1 2 1
𝑄= × 1,95 ⁄3 × 0,005 ⁄2
0,022

Jadi :

𝑄 =𝐴×𝑉
2⁄ 1⁄
𝑄 = 81,83 × 45,455 × 1,95 3 × 0,006 2

3
𝑄 = 432,00 𝑚 ⁄𝑑𝑡𝑘

432,00 = 432,00 …….(OK)

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
SITTI R. A. NAHUMARURY 105 81 2136 14 REKAYASA SUNGAI

3.5 Perhitungan Kecepatan antara Qmax dan Qmin

Untuk analisa perhitungan kecepatan antara Qmax dan Qmin

dibutuhkan beberapa data yang diperoleh dari hasil perhitungan banjir
rencana dan buku KP hal.97 untuk nilai m, sebagai berikut :

Diketahui data-data Qmaxdan Qminsebagai berikut :

3
 𝑄𝑚𝑎𝑥 = 9012,99 𝑚 ⁄𝑑𝑡𝑘
 𝐵 = 284,81 𝑚
 ℎ𝑚𝑎𝑥 = 3,8274 𝑚
3
 𝑄𝑚𝑖𝑛 = 432,00 𝑚 ⁄𝑑𝑡𝑘
 𝑏 = 36 𝑚
 ℎ𝑚𝑖𝑛 = 2,145 𝑚
 𝑚 = 1 (𝑃𝑎𝑑𝑎 𝑏𝑢𝑘𝑢 𝐾𝑃 03ℎ𝑎𝑙.97)

𝐴𝑚𝑎𝑥 = (𝐵 + 𝑚. ℎ) × ℎ
𝐴𝑚𝑎𝑥 = (284,81 + 1 × 3,8274) × 3,8274
𝐴𝑚𝑎𝑥 = 1104,74 𝑚2
𝑄𝑚𝑎𝑥 = 𝐴 × 𝑉

𝑄𝑚𝑎𝑥 9012,99
𝑉𝑚𝑎𝑥 = = = 8,158 𝑚⁄𝑑𝑡𝑘
𝐴 1104,74

𝐴𝑚𝑖𝑛 = (𝑏 + 𝑚. ℎ) × ℎ
𝐴𝑚𝑖𝑛 = (36 + 1 × 2,145) × 2,145
𝐴𝑚𝑖𝑛 = 81,83 𝑚2
𝑄𝑚𝑖𝑛 = 𝐴 × 𝑉

𝑄𝑚𝑖𝑛 432,00
𝑉𝑚𝑖𝑛 = = = 5,279 𝑚⁄𝑑𝑡𝑘
𝐴 81,83

Persamaan Bernoulli tanpa sistem coba/banding :

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
SITTI R. A. NAHUMARURY 105 81 2136 14 REKAYASA SUNGAI

𝑉1 2 𝑉2 2
𝑍1 + ℎ1 + = 𝑍2 + ℎ2 +
2𝑔 2𝑔

Dimana :

Z1 = Elevasi Bangunan

Z2 = Elevasi Air dari Sumber

h = Tinggi Muka Air

V1=V2 = Kecepatan Aliran

L = Panjang Sungai

3.6 Perhitungan Kehilangan Tinggi Energi pada setiap Potongan

Untuk analisa perhitungan Kehilangan tinggi energi pada setiap

potongan dibutuhkan beberapa data yang diperoleh dari hasil perhitungan
debit puncak rencana.

3.6.1 Kehilangan Tinggi Energi pada Keadaan Maksimum

 Potongan I – I
Diketahui :

Z1 = 36 m

V1=V2 = 8,158 m/dtk

h1 = 0,003 m

h2 = 0,002 m

L2 = 147,09 m

i = 0,006 (kemiringan dasar saluran)

∆𝑍1 = 𝐿2 × 𝑖 𝑍2 = 𝑍1 − ∆𝑍1
∆𝑍1 = 147,09 × 0,006 𝑍2 = 36 − 0,8172

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
SITTI R. A. NAHUMARURY 105 81 2136 14 REKAYASA SUNGAI

∆𝑍1 = 0,8172 𝑚 𝑍2 = 35,183 𝑚

Persamaan Bernoulli tanpa sistem coba/banding :

𝑉1 2 𝑉2 2
𝑍1 + ℎ1 + = 𝑍2 + ℎ2 + + ℎ𝑓
2𝑔 2𝑔

8,1582 8,1582
36 + 0,003 + = 35,183 + 0,002 + + ℎ𝑓
2 × 9,81 2 × 9,81

39,396 = 38,577 + +ℎ𝑓

ℎ𝑓 = 0,819 𝑚

 Potongan II – II
Diketahui :
Z1 = 36 m

V1= V2 = 8,158 m/dtk

h1 = 0,003 m

h2 = 0,002 m

L2 = 160,45 m

i = 0,006 (kemiringan dasar saluran)

∆𝑍2 = ∆𝑍1 + (𝐿2 × 𝑖) 𝑍2 = 𝑍1 − ∆𝑍2

∆𝑍1 = 0,8172 + (160,45 × 0,006) 𝑍2 = 36 − 1,709
∆𝑍1 = 1,709 𝑚 𝑍2 = 34,291 𝑚

Persamaan Bernoulli tanpa sistem coba/banding :

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
SITTI R. A. NAHUMARURY 105 81 2136 14 REKAYASA SUNGAI

𝑉1 2 𝑉2 2
𝑍1 + ℎ1 + = 𝑍2 + ℎ2 + + ℎ𝑓
2𝑔 2𝑔

8,1582 8,1582
36 + 0,003 + = 34,291 + 0,002 + + ℎ𝑓
2 × 9,81 2 × 9,81

39,396 = 37,685 + ℎ𝑓

ℎ𝑓 = 1,710 𝑚

 Potongan III – III

Diketahui :
Z1 = 36 m
V1= V2 = 8,158 m/dtk
h1 = 0,003 m
h2 = 0,002 m
L2 = 152,64 m
i = 0,006

∆𝑍3 = ∆𝑍2 + (𝐿2 × 𝑖) 𝑍2 = 𝑍1 − ∆𝑍3

∆𝑍3 = 1,709 + (152,64 × 0,006) 𝑍2 = 36 − 2,557
∆𝑍3 = 2,557 𝑚 𝑍2 = 33,443 𝑚

Persamaan Bernoulli tanpa sistem coba/banding :

𝑉1 2 𝑉2 2
𝑍1 + ℎ1 + = 𝑍2 + ℎ2 + + ℎ𝑓
2𝑔 2𝑔

8,1582 8,158
36 + 0,003 + = 33,443 + 0,002 + + ℎ𝑓
2 × 9,81 2 × 9,81

39,396 = 36,84 + ℎ𝑓

ℎ𝑓 = 2,558 𝑚

 Potongan IV - IV

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
SITTI R. A. NAHUMARURY 105 81 2136 14 REKAYASA SUNGAI

Diketahui :
Z1 = 36 m

V1= V2 = 8,158 m/dtk

h1 = 0,003 m

h2 = 0,002 m

L2 = 159,18 m

i = 0,006 (kemiringan dasar saluran)

∆𝑍4 = ∆𝑍3 + (𝐿2 × 𝑖) 𝑍2 = 𝑍1 − ∆𝑍4

∆𝑍4 = 2,557 + (159,18 × 0,006) 𝑍2 = 36 − 3,4409
∆𝑍4 = 3,4409 𝑚 𝑍2 = 32,559 𝑚

Persamaan Bernoulli tanpa sistem coba/banding :

𝑉1 2 𝑉2 2
𝑍1 + ℎ1 + = 𝑍2 + ℎ2 + + ℎ𝑓
2𝑔 2𝑔

8,1582 8,1582
36 + 0,003 + = 32,559 + 0,002 + + ℎ𝑓
2 × 9,81 2 × 9,81

39,396 = 35,953 + ℎ𝑓

ℎ𝑓 = 3,443 𝑚

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
SITTI R. A. NAHUMARURY 105 81 2136 14 REKAYASA SUNGAI

3.6.2 Kehilangan Tinggi Energi pada Keadaan Minimum

 Potongan I – I
Diketahui :

Z1 = 36 m
V1=V2 = 5,279 m/dtk
h1 = 0,003 m
h2 = 0,002 m
L2 = 147,09 m
i = 0,006 (kemiringan dasar saluran)

∆𝑍1 = 𝐿2 × 𝑖 𝑍2 = 𝑍1 − ∆𝑍1
∆𝑍1 = 147,09 × 0,006 𝑍2 = 36 − 0,8172
∆𝑍1 = 0,8172 𝑚 𝑍2 = 35,183 𝑚

Persamaan Bernoulli tanpa sistem coba/banding :

𝑉1 2 𝑉2 2
𝑍1 + ℎ1 + = 𝑍2 + ℎ2 + + ℎ𝑓
2𝑔 2𝑔

5,2792 5,2792
36 + 0,003 + = 35,183 + 0,002 + + ℎ𝑓
2 × 9,81 2 × 9,81

37,424 = 36,605 + ℎ𝑓

ℎ𝑓 = 0,819 𝑚

 Potongan II – II
Diketahui :
Z1 = 36 m
V1= V2 = 5,279 m/dtk
h1 = 0,003 m
h2 = 0,002 m

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
SITTI R. A. NAHUMARURY 105 81 2136 14 REKAYASA SUNGAI

L2 = 160,45 m
i = 0,006 (kemiringan dasar saluran)

∆𝑍2 = ∆𝑍1 + (𝐿2 × 𝑖) 𝑍2 = 𝑍1 − ∆𝑍2

∆𝑍1 = 0,8172 + (160,45 × 0,006) 𝑍2 = 36 − 1,709
∆𝑍1 = 1,709 𝑚 𝑍2 = 34,291 𝑚

Persamaan Bernoulli tanpa sistem coba/banding :

𝑉1 2 𝑉2 2
𝑍1 + ℎ1 + = 𝑍2 + ℎ2 + + ℎ𝑓
2𝑔 2𝑔

5,2792 5,2792
36 + 0,003 + = 33,443 + 0,002 + + ℎ𝑓
2 × 9,81 2 × 9,81

37,424 = 35,714 + +ℎ𝑓

ℎ𝑓 = 1,710 𝑚

 Potongan III – III

Diketahui :
Z1 =36 m
V1= V2 = 5,279 m/dtk
h1 = 0,003 m
h2 = 0,002 m
L2 = 152,64 m
i = 0,006 (kemiringan dasar saluran)

∆𝑍3 = ∆𝑍2 + (𝐿2 × 𝑖) 𝑍2 = 𝑍1 − ∆𝑍3

∆𝑍3 = 1,709 + (152,64 × 0,006) 𝑍2 = 36 − 2,557
∆𝑍3 = 2,557 𝑚 𝑍2 = 33,443

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
SITTI R. A. NAHUMARURY 105 81 2136 14 REKAYASA SUNGAI

Persamaan Bernoulli tanpa sistem coba/banding :

𝑉1 2 𝑉2 2
𝑍1 + ℎ1 + = 𝑍2 + ℎ2 + + ℎ𝑓
2𝑔 2𝑔

5,2792 5,2792
36 + 0,003 + = 33,443 + 0,002 + + ℎ𝑓
2 × 9,81 2 × 9,81

37,424 = 34,866 + ℎ𝑓

ℎ𝑓 = 2,558 𝑚

 Potongan IV – IV

Diketahui :

Z1 = 36 m

V1= V2 = 5,279 m/dtk

h1 = 0,003 m

h2 = 0,002 m

L2 = 159,18 m

i = 0,006 (kemiringan dasar saluran)

∆𝑍4 = ∆𝑍3 + (𝐿2 × 𝑖) 𝑍2 = 𝑍1 − ∆𝑍4

∆𝑍4 = 2,557 + (159,18 × 0,006) 𝑍2 = 36 − 3,441
∆𝑍4 = 3,441 𝑚 𝑍2 = 32,559 𝑚

Persamaan Bernoulli tanpa sistem coba/banding :

𝑉1 2 𝑉2 2
𝑍1 + ℎ1 + = 𝑍2 + ℎ2 + + ℎ𝑓
2𝑔 2𝑔

5,2792 5,2792
36 + 0,003 + = 32,559 + 0,002 + + ℎ𝑓
2 × 9,81 2 × 9,81

37,424 = 33,981 + ℎ𝑓

ℎ𝑓 = 3,443 𝑚

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
SITTI R. A. NAHUMARURY 105 81 2136 14 REKAYASA SUNGAI

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
SITTI R. A. NAHUMARURY 105 81 2136 14 REKAYASA SUNGAI

3.7. Perhitungan Galian dan Timbunan dan Perhitungan Alat Berat

3.7.1. Perhitungan Galian dan Timbunan

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
SITTI R. A. NAHUMARURY 105 81 2136 14 REKAYASA SUNGAI

3.7.2 Perhitungan Alat-alat Berat

A. Excavator PC 100
Data Teknis :
 Kapasitas Bucket = 0,400 m3
 Kedalaman Galian rata-rata = 1000 m
 Sudut Swing = 120o
 Kondisi Kerja = Baik
 Kondisi Tata Laksana = Sedang
 Sweil (Faktor Kembang) (SW) = 1,270
 Ukuran Bucket (q) = 0,500 m3
𝑞 0,500
 Kapasitas Bucket (Q) = = = 0,394m3
𝑆𝑊 1,270

Siklus Waktu
 Pengisian Bucket = 8,000 detik
 Pengangkatan Beban dan Swing =10,000 detik
 Dumping (pembuangan) = 5,000 detik
 Swing Kembali = 5,000 detik
 Waktu tetap percepatan = 10,000 detik
Total = 38,000 detik
 Waktu Siklus (WS) = 0,633 menit
60,000 60,000
 Banyak Trip (T) = =
𝑊𝑆 0,633

= 94,787 trip/jam
 Produksi Teoritis (PT) = Q x T = 0,394 x 94,787
= 37,318 m3
 Efisiensi Kerja = 50 menit/jam (EK) = 0,840
 Kondisi kerja baik,tata laksana sedang (KK) = 0,710
 Faktor Swing = 2,070
𝐷 1,000
 Kedalaman Optimum =2,070 × 100% = 2,070 × 100%
= 48,309 %
 Sudut Swing 120 (SD)
o
= 0,770

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
SITTI R. A. NAHUMARURY 105 81 2136 14 REKAYASA SUNGAI

 Faktor Pengisian Material (PS) = 0,850

 Faktor Koreksi (FK) = Ek x KK x SD x PS = 0,390
 Produksi Excavator = PT x FK = 37,318 x 0,390
= 14,567 m3/jam
 Produksi Excavator per hari = 8,000 x 14,567
= 116,534 m3/hari
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐺𝑎𝑙𝑖𝑎𝑛
 Durasi Pekerjaan Galian = 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝐸𝑥𝑐𝑎𝑣𝑎𝑡𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟 ℎ𝑎𝑟𝑖

19440
= = 166,822 hari
116,534
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑇𝑖𝑚𝑏𝑢𝑛𝑎𝑛
 Durasi Pekerjaan Timbunan = 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝐸𝑥𝑐𝑎𝑣𝑎𝑡𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟 ℎ𝑎𝑟𝑖
24837
= = 213,128 hari
116,534

B. Buldozer
 Kecepatan rata-rata maju (F) = 2,770 km/jam
 Kecepatan rata-rata mundur (R) = 7,140 km/jam
 Waktu Tukar perseneling (Z) = 0,100 km/jam
 Dozing rata-rata = 60,000 m
 Perkiraan Produksi (VT) = 200,00 m3
 SDM Operator (OP) = 1,000
 Material (MT) : Gembul material lepas = 1,000
 Gusuran : metode celah (GS) = 1,200
 Efisiensi Kerja (EK) 50 menit/jam = 0,840
 Kemiringan Medan rata-rata (kM) = 0,900
 Berat Material (BM) = 0,950
 Produksi aktual = VT.OP.MT.GS.Ek.BM = 172,368 m3/jam
 Produksi Buldozer per hari = 8,000 X Produksi aktual
= 8,000 x 172,368
=1378,944 m3/hari

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
SITTI R. A. NAHUMARURY 105 81 2136 14 REKAYASA SUNGAI

𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐺𝑎𝑙𝑖𝑎𝑛
 Durasi Pekerjaan Galian = 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝐵𝑢𝑙𝑑𝑜𝑧𝑒𝑟 𝑝𝑒𝑟 ℎ𝑎𝑟𝑖

19440
= = 14,098 hari
1378,944
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑇𝑖𝑚𝑏𝑢𝑛𝑎𝑛
 Durasi Pekerjaan Timbunan = 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝐵𝑢𝑙𝑑𝑜𝑧𝑒𝑟 𝑝𝑒𝑟 ℎ𝑎𝑟𝑖
11661
= = 18,011 hari
1378,944

C. Dump Truck
 Kapasitas rata-rata (q) = 5,000 m3
Waktu siklus tiap operasional
 Waktu Pemuatan = 3,000 menit
 Waktu Pengangkutan = 5,000 menit
 Waktu kembali = 3,000 menit
 Waktu tetap = 2,000 menit
 Waktu Pembuangan Manuver = 1,000 menit
Total = 14,000 menit
 Waktu Siklus = 0,233 jam
1,000 1,000
 Banyaknya Trip (TP) = =
𝑊𝑆 0,233

= 4,292trip/jam
 Produksi Teoritis (Q) = Q x T = 5,000 x 4,292
= 21,459 m3/jam
 Efisiensi Kerja 50 menit/jam (WK) = 0,840
 Kondisi kerja ; baik (KP) = 0,810
 Total Produksi = Q x WK x KP
= 21,459 x 0,840 x 0,810
= 14,601 m3/jam
 Produksi Dump Truck per hari = 8,000 x Total Produksi
= 8,000 x 14,601
= 116,807 m3/hari

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
SITTI R. A. NAHUMARURY 105 81 2136 14 REKAYASA SUNGAI

𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐺𝑎𝑙𝑖𝑎𝑛
 Durasi Pekerjaan Galian = 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝐷𝑢𝑚𝑝 𝑇𝑟𝑢𝑐𝑘 𝑝𝑒𝑟 ℎ𝑎𝑟𝑖
19440
= = 166,432 hari
116,807
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑇𝑖𝑚𝑏𝑢𝑛𝑎𝑛
 Durasi Pekerjaan Timbunan = 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖𝐷𝑢𝑚𝑝 𝑇𝑟𝑢𝑐𝑘 𝑝𝑒𝑟 ℎ𝑎𝑟𝑖
24837
= = 212,630 hari
116,807

3.7.3 Perhitungan Jumlah Alat-alat Berat yang digunakan

A. Pekerjaan Galian
1. Excavator
 Volume = 19440 m3
 Kapasitas Produksi = 14,567 m3/jam
 Jam Kerja Efektif = 8 jam/hari
 Waktu Pelaksanaan = 166,822 hari
19440
 Jumlah Alat yang digunakan =
14,567 𝑥 8 𝑥 166,82
= 1,000 ==> 1 unit
2. Bulldozer
 Volume = 19440 m3
 Kapasitas Produksi = 172,368 m3/jam
 Jam Kerja Efektif = 8 jam/hari
 Waktu Pelaksanaan = 14,098 hari
19440
 Jumlah Alat yang digunakan =
172,368 𝑥 8 𝑥 14,098
= 1,000 ==> 1 unit
3. Dump Truck
 Volume = 19440 m3
 Kapasitas Produksi = 14,601 m3/jam
 Jam Kerja Efektif = 8 jam/hari
 Waktu Pelaksanaan = 166,432 hari

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
SITTI R. A. NAHUMARURY 105 81 2136 14 REKAYASA SUNGAI

19440
 Jumlah Alat yang digunakan =
14,601 𝑥 8 𝑥 166,43
= 1,000 ==> 1 unit
B. Pekerjaan Timbunan
1. Excavator
 Volume = 24837 m3
 Kapasitas Produksi = 14,567 m3/jam
 Jam Kerja Efektif = 8 jam/hari
 Waktu Pelaksanaan = 213,128 hari
24837
 Jumlah Alat yang digunakan =
14,567 𝑥 8 𝑥 213,128
= 1,000 ==> 1 unit
2. Bulldozer
 Volume = 24837 m3
 Kapasitas Produksi = 172,368 m3/jam
 Jam Kerja Efektif = 8 jam/hari
 Waktu Pelaksanaan = 18,011 hari
24837
 Jumlah Alat yang digunakan =
172,368 𝑥 8 𝑥18,011
= 1,000 ==> 1 unit
3. Dump Truck
 Volume = 24837 m3
 Kapasitas Produksi = 14,601 m3/jam
 Jam Kerja Efektif = 8 jam/hari
 Waktu Pelaksanaan = 212,630 hari
11661
 Jumlah Alat yang digunakan =
14,601 𝑥 8 𝑥 212,630
= 1,000 ==> 1 unit

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
SITTI R. A. NAHUMARURY 105 81 2136 14 REKAYASA SUNGAI

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari hasil analisaa perhitungan di BAB III mengenai analisa dan

perencanaan dapat disimpulkan sebagai berikut :

1). Perhitungan Curah Hujan Rencana menggunakan 3 metode yaitu :

 Log Person Type III, untuk kala ulang 200 tahun = 652,372 mm
 Gumbel, untuk kala ulang 200 tahun = 780,170 mm
 Iwai, untuk kala ulang 200 tahun = 717,6425 mm
2). Perhitungan debit puncak menggunakan 3 metode, yaitu:
 Metode Rasional Jepang, Qp = 2999,423 m3/dtk
 Metode Melchior, Qp = 2166,15 m3/dtk
 Metode HSS Nakayasu, Qp = 7,221 m3/dtk
3). Volume Galian = 19440 m3
4). Volume Timbunan = 24837 m3
5). Pekerjan Galian dan Timbunan menggunakan 3 jenis alat berat yaitu
Excavator, Bulldozer, dan Dump Truck.
6). Jumlah alat yang digunakan pada Pekerjaan Galian yaitu :
 Excavator ==> 1 unit
 Bulldozer ==> 1 unit
 Dump Truck ==> 1 unit
7). Jumlah alat yang digunakan pada Pekerjaan Timbunan yaitu :
 Excavator ==> 1 unit
 Bulldozer ==> 1 unit
 Dump Truck ==> 1 unit

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
SITTI R. A. NAHUMARURY 105 81 2136 14 REKAYASA SUNGAI

4.2. Saran

Untuk lebih memahami semua tenyang perencanaan perkuatan

lereng, disarankan para pembaca mencari referensi lain yang berkaitan
dengan materi pada tugas Besar semester ini. Selain itu, diharapkan para
pembaca setelah membaca tugas besar ini mampu memberikan saran dan
masukan agar tugas ini lebih baik lagi.

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
SITTI R. A. NAHUMARURY 105 81 2136 14 REKAYASA SUNGAI

DAFTAR PUSTAKA

- http :// Fadliysutrisno. Wordpres.com / 2010/07/20/ perkuatan -lereng

- http :// Fadliysutrisno. Wordpres.com / 2010/07/20/ perkuatan -lereng – sungai.

- Ir.M. Gayo Yusuf, DKK. Perbaikan dan pengaturan sungai, diterbitkan oleh,

PT.Praanya Paramita, Jakarta 1984

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR