Pai B1-Irsad Fadilah-Apa Yang Ada Atau Yang Riil Perspektif Filsafat Materialisme
Pai B1-Irsad Fadilah-Apa Yang Ada Atau Yang Riil Perspektif Filsafat Materialisme
Disusun oleh:
2018
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Filsafat mempunyai dua cabang yaitu filsafat umum dan filsafat khusus.
Filsafat pendidikan termasuk cabang khusus dari filsafat. Filsafat mempunyai
bermacam-macam aliran, demikian halnya dalam filsafat pendidikan pun ditemukan
berbagai aliran. Beberapa aliran dipelopori para ahli pendidikan, yang didasarkan cara
pandang, pemahaman, dan perenungan yang berbeda sesuai kondisi zaman saat itu.
Semua aliran filsafat pendidikan mempunyai kelebihan dan kelemahan masing-
masing.
Salah satu aliran filsafat pendidikan adalah aliran materialisme. Dalam
aliran filsafat materialisme, aliran ini memandang bahwa realitas seluruhnya adalah
materi. Aliran ini berpandangan bahwa hakikat realisme adalah materi, bukan
spiritual, bukan rohani maupun super natural. Dalam pandangan materialisme, baik
yang kuno maupun yang modren , manusia pada akhirnya dikatakan sebagai benda
seperti halnya kayu dan batu. Walaupun orang-orang materialis mengatakan manusia
tidak sama dengan benda seperti kayu dan batu. Namun aliran ini berpendapat bahwa
pada akhirnya manusia hanyalah sesuatu yang material; dengan kata lain materi,
benar-benar materi. Jika dilihat dari bentuknya, memang benda-benda tidaklah lebih
tunggal ketimbang manusia, tapi pada hakikatnya manusia tersebut sama saja dengan
mereka.
Pada awalnya aliran filsafat materialisme muncul karena lahirnya aliran
naturalism, Juhaya S. Pradja (2000:96) dalam bukunya menjelaskan, kata nature atau
alam yang digunakan dalam filsafat tidak hanya terbatas pada alam lautan, gunung,
dan kehidupan liar. Tetapi juga tercakup didalamnya yaitu astronomi yang mencakup
bagian-bagian yang luas dari ruang dan waktu, dari Fisika dan Kimia serta analisisnya
yang bersifat atom dan sub atom. Dalam pandangan ini, kehidupan manusia mungkin
tampak sebagai suatu perincian, tetapi kata alam tidak merupakan kebalikan dari
manusia, karya-karyanya serta kebudayaannya. Alam mencakup semua itu dalam
suatu sistem fenomena yang satu serta tidak terbagi-bagi.1
1
Hakim, Atang Abdul, dan Beni Ahmad Saebani, Filsafat Umum dari Mitologi sampai Teofisologi, (Bandung:
Pustaka Setia,2008) hal.12
2
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dan inti pemikiran dari Filsafat Materialisme ?
2. Bagaimana Perkembangan filsafat Materialisme?
3. Apa saja ciri ciri aliran Materialisme ?
4. Apa saja aliran-aliran dalam filsafat Materialisme ?
5. Siapa saja tokoh filsafat Materialisme ?
C. TUJUAN
1. Mengetahui definisi dan inti pemikiran dari Filsafat Materialisme
2. Mengetauhi sejarah perkembangan filsafat Materialisme
3. Mengetahui ciri-ciri aliran Materialisme
4. Mengetahui aliran-aliran yang terdapat dalam filsafat materialisme
5. Mengetahui tokoh-tokoh Filsafat materialisme
3
BAB II
PEMBAHASAN
2
Lorens Bagus, Kamus Filsafat, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2000) Hal 593-600
3
Juhaya S.Praja, Aliran-Aliran Filsafat dan Etika, (Bandung : Yayasan PIARA, 1997), hal 61
4
Franz Magnis Suseno, Dalam Bayangan Lenin – Enam Pemikir Marxisme dari Lenin sampai Tan Malaka
(Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,2003) hal. 261
4
Kalau dikatakan bahwa manusia mempunyai roh, jiwa atau kesadaran beda
halnya dengan seorang materalis, merekapun tidak segan mengatakan demikian, maka
hal itu tidak berarti bahwa mereka juga menerima suatu unsur yang bukan materil
dalam dunia atau dalam diri manusia. Semua yang berhubungan dengan jiwa, roh
ataupun kesadaran menurut mereka tidak lain hanyalah sejumlah fungsi serta kegiatan
otak.5
Orang-orang materialisme berkeyakinan bahwa tidak adanya apa pun yang
berkaitan dengan spiritual di balik gejala atau peristiwa material. Kalau ada gejala
atau fenomena yang masih belum diketahui, maka itu bukan berarti adanya kekuatan
yang bersifat spiritual di dalam peristiwa tersebut, melainkan hanya pengetahuan dan
akal kita saja yang belum dapat memahaminya.6
5
P.A.Van der Weij,Filsuf-Filsuf Besar Tentang Manusia, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka, 1987), hal.109
6
Ibid, Juhaya S. Praja, Aliran-aliran Filsafat dan Etika, hal. 97
7
Suparlan Suhartono, Sejarah Pemikir Filsafat Modern, (Jogjakarta: Ar_ruzz, 2005) Hal 213.
8
Diakses dari http://montzella.blogspot.com/2013/03/makalah-materialisme. Pada 24 November 2016.
5
Pada abad pertama Masehi, aliran materialisme tidak mendapat respon yang
serius, bahkan pada abad pertengahan, orang menganggap asing terhadap aliran ini.
Lain halnya pada zaman pencerahan (Aufkalrung), pada zaman ini materialisme
mendapat respon dari penganut yang penting di Eropa Barat.
Terdapat padagan yang terkenal pada abad ke-19, yaitu Para materialis
memiliki pendirian bahwa hakikatnya, segala hal itu merupakan materi / bahan
belaka. Zaman kegelapan yang didominasi dengan agama yang menggelapkan
kesadaraan jelas tidak dapat membendung perkembangan material, yaitu teknologi
yang merupakan alat bantu manusia untuk mengatasi kesulitan material dan
membantu manusia memahami alam. Misalnya, dengan kendaraan dan alat
komunikasi, bertukar pengetahuan menjadi semakin cepat.9
Pada abad ke 19, munculah tokoh-tokoh filsuf aliran materialisme asal
Jerman seperti Feuerbach, Moleschott, Buchner, dan Haeckel. Mereka bertigalah yang
selanjutnya meneruskan keberadaan materialisme. ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK) muncul karena adanya rangsangan dari aliran Materialisme dan Empirisme,
itu karena aliran Materialisme dan Empirisme sering melakukan kegiatan eksperimen-
eksperimen ilmiah yang akhirnya terpiculah perkembangan ilmu dan teknologi.10
Aliran filsafat materialisme mempunyai pandangan bahwa hubungan adalah
hubungan material yang saling mempengaruhi. Karena itu, untuk memahami
hubungan tersebut, haruslah menggunakan pandangan berfikir yang materialis.
Berfikir materialis berarti percaya pada hukum-hukum materi, yaitu sebagai berikut:
· Hukum I: “Materi itu ada, nyata, dan konkret”.
Materi itu ada dan nyata dalam hidup kita. Kita bisa mengenali materi melalui indra
kita. Jadi, bukan karena tak tertangkap indra kita, lantas kita mengatakan bahwa
sesuatu itu tidak ada.
· Hukum II:”Materi itu terdiri dari materi-materi yang lebih kecil dan saling
berhubungan (dialektis)”.
Jadi, dialektika adalah hukum keberadaan materi itu sendiri. Materi-materi kecil
tersusun menjadi satu kesatuan dan kemudian disebut sebagai materi lainya yang
secara kualitas lain. Karenanya namanya juga lain.
9
Nurani Soyomukti, Penghantar Filsafat Umum, (Jogjakarta: Ar-ruzz Media,2011.) hal 285.
10
Dzulfikar Akbar Romadlon, “Distorsi Pembacaan Kaum Perennialis Terhadap Tasawuf Dalam
Mempertemukan Diversitas Agama-Agama” dalam Jurnal Tafsiyah Jurnal pemikiran Islam, UNIDA Gontor,
Vol.2, No. 1, Februari 2018, hlm 25
6
· Hukum III:”Materi mengalami kontradiksi”.
Karena materi terdiri dari materi-materi yang lebih kecil antara satu materi dengan
materi lainnya mengalami kontradiksi, atau saling bertentangan. Jika tak ada kontras,
tak akan ada bentuk yang berbeda-beda. Tetapi kalau tidak ada kontradiksi, berarti tak
ada bedanya kualitas tersebut atau tidak adanya kualitas yang memperlihatkan
perubahan susunan menjadi materi yang baru.
· Hukum IV:”Materi selalu berubah dan akan selalu berubah”.
Perubahan yang terjadi tersebut dimulai dengan adanya kontradiksi atau adanya akibat
pengaruh dari materi-materi yang menyusunnya ataupun karena adannya intervensi
dari luar. Tak ada yang lebih abadi dari pada perubahan itu sendiri.11
11
Ibid, Nurani Soyomukti , Penghantar Filsafat Umum. Hlm 289-292.
12
Usiono, Filsafat Pendidikan, (Medan: Perdana Publishing) hal.116
7
Materialisme mekanik merupakan salah satu aliran dalam filsafat yang
berpandangan materialis, namun metodenya mekanis. Aliran ini mengajarkan bahwa
materi itu selalu dalam keadan gerak dan berubah. Gerakan itu adalah gerakan yang
mekanis artinya gerak yang tetap selamanya atau gerak yang berulang-ulang
(Endlessloop) seperti mesin tanpa perkembangan atau peningkatan secara kualitatif.
Tokoh-tokoh yang terkenal sebagai pengusung aliran ini adalah Demokritus (± 460-
370), Heraklitus (± 500 SM ). Wakil-wakil pada abad ke-17 adalah Thomas Hobbes
(1588-1679 M), Benedictus Spinoza (1632-1677M) dsb. Aliran filsafat materialism
mekanik mencapai titik puncaknya ketika terjadi revolusi perancis pada abad ke-18
yang diwakili oleh Paul de holbach (1723-1789), Lamettrie (1709-1751 M) sehingga
materialism mekanik disebut juga sebagai materialisme Perancis.
2. Aliran Materialisme Metafisik
13
Ibid, Nurani Soyomukti, Penghantar Filsafat Umum, Hal 367.
8
Filsuf yang pertama kali memperkenalkan paham ini adalah Epikuros. Ia
merupakan salah satu filsuf terkemuka pada masa filsafat kuno. Selain Epikuros,
filsuf lain yang juga turut mengembangakan aliran filsafat ini adalah Demokritos dan
Lucretius Carus. Pada Abad ke 19, munculah beberapa filsuf materialisme asal
german seperti Buchner, Feuerbach, Haeckel, dan Moleschot. Merekalah yang
kemudian meneruskan keberadaan materialisme.14
Terdapat beberapa tokoh-tokoh yang terdapat pada aliran materialisme,
diantaranya :
a. Demokritos (460-360 SM)
Demokritos merupakan filsuf yang termasuk dalam Mazhab Atomisme. Dia
merupakan murid dari Leukippos, selaku pendiri dari mazhab Atomisme. Ia
mengembangkan pemikirannya tentang atom sehingga justru pemikirannya tersebut
yang banyak dikenal di dalam sejarah filsafat.15
b. Julien de Lamettrie (1709-1751)
Julien de Lamettrie Mengemukakan pemikirannya bahwa binatang dan
manusia tidak ada bedanya,karena semuanya dianggap sebagai mesin. Ia
membuktikan bahwa, badan tanpa jiwa mungkin hidup (bergerak), sedangkan jiwa
tanpa badan tidak mungkin ada. Jantung katak masih bisa berdenyut (hidup) apabila
dikeluarkan dari tubuhnya walaupun hanya beberapa saat saja.16
c. Ludwig Feuerbach (1804-1972)
Ludwig Fuerbach mempropagandakan suatu metafisika, yaitu suatu etika
yang humanistis dan suatu epistemologi yang menjunjung tinggi pengenalan indrawi.
Dengan begitu, Feuerbach ingin mengganti pemahaman idealisme gurunya (Hegel)
dengan materialisme.
d. Karl Marx (1818-1883)
Karl memiliki nama lengkap Karl Heinrich Marx, ia dilahirkan di Trier,
Prusia, Jerman. Saat ia menjadi mahasiswa, ia pernah terpengaruh oleh ajaran Hegel
dan ia dapat mencapai gelar dokter dalam bidang filsafat.17 Pemikiran Karl marx
disebut pula dengan dialektik materialisme dan historis materialisme. Di dalam cara
berpikirnya, ia menggunakan dialektika dari Hegel, oleh sebab itu disebut dialektika
14
Van Der Weij, Filsuf-filsuf Besar Tentang Manusia (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,1988), hal 108-110
15
diakses dari https://id.wikipedia.org/wiki/Demokritos, pada tanggal 13 Oktober 2018 pukul 21.20
16
diakses dari https://en.wikipedia.org/wiki/Julien_Offray_de_La_Mettrie, pada tanggal 13 Oktober 2018 pukul
21.36
17
Asmoro Achmad, Filsafat Umum, (Jakarta: Rajawali Pers,2010) hal.135
9
materialisme. Juga disebut pula dengan historis materialisme karena berdasarkan
kepada perkembangan masyarakat atau sejarah atas materinya.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Materialisme merupakan aliran dalam filsafat yang pandangannya berfokus
pada materi. Orang-orang materialisme berkeyakinan bahwa materi di atas segala-
galanya, dan menyebabkan masyarakat yang menganut paham ini akan berlomba-
lomba untuk mencari materi dengan banyak cara dan dampaknya mereka akan
melupakan hal-hal yang bersifat metafisika/nonfisik atau sesuatu yang tidak terlihat
(Tuhan, jin dan malaikat) dan mereka lalai akan kewajiban mereka sebagai hamba.
Paham yang sejak berabad-abad tahun yang lalu itu sangat besar pengaruhnya
terhadap kehidupan manusia bahkan sampai sekarang tetap terasa. Filsafat
materialisme memandang bahwa materi lebih dulu ada sedangkan ide atau pikiran
muncul setelah melihat materi. Pada dasarnya, segala hal terdiri atas materi dan semua
fenomena merupakan hasil interaksi material. Pemahaman ini mempengaruhi
pemikiran manusia yang seharusnya hidup saling berdampingan secara damai namun
pemikiran ini justru menyebabkan dampak negatif bagaikan racun yang menyebar dan
mematikan meskipun pemikiran ini seringkali dihiasi dengan komposisi yang terlihat
indah dan memukau. Oleh karena itu, agar kita tidak gampang terpesona oleh godaan-
godaan yang ditawarkan oleh pemahaman materialisme, cara yang paling ampuh bagi
seorang muslim adalah kembali pada aqidah islamiyah.
10
DAFTAR PUSTAKA
Hakim, Atang Abdul dan Beni Ahmad Saebani. 2008. Filsafat Umum dari Mitologi sampai
Teofisologi. Bandung: Pustaka Setia.
Lorens Bagus. 2000. Kamus Filsafat. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Juhaya S.Praja. 1997. Aliran-Aliran Filsafat dan Etika. Bandung : Yayasan PIARA
Franz Magnis Suseno. 2003. Dalam Bayangan Lenin – Enam Pemikir Marxisme dari Lenin
sampai Tan Malaka. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Suparlan Suhartono, Sejarah Pemikir Filsafat Modern, (Jogjakarta: Ar_ruzz, 2005) Hal 213.
Dzulfikar Akbar Romadlon, “Distorsi Pembacaan Kaum Perennialis Terhadap Tasawuf Dalam
Mempertemukan Diversitas Agama-Agama” dalam Jurnal Tafsiyah Jurnal pemikiran Islam, UNIDA
Gontor, Vol.2, No. 1, Februari 2018
11
12