BAB VI
PEMBAHASAN
Setelah peneliti mendapat hasil penelitian melalui analisa univariat dan bivariat,
maka pada bab ini peneliti akan menjabarkan pembahasan dengan mengacu pada
hasil analisis univariat dan bivariat, dimana analisis univariat untuk
menggambarkan tingkat stres mahasiswi yang sedang menyusun skripsi dan
gambaran keteraturan menstruasi pada mahasiswi yang sedang menyusun skripsi.
Sedangkan analisis bivariat untuk melihat hubungan tingkat stres dengan
keteraturan menstruasi pada mahasiswi PSIK dan PSKM (Reguler) saat
menyusun skripsi di STIKes Faletehan Serang tahun 2018.
A. Analisis Univariat
1. Gambaran Tingkat Stres Pada Mahasiswi PSIK dan PSKM (Reguler)
Saat Menyusun Skripsi Di STIKes Faletehan Serang Tahun 2018.
STIKes Faletehan
40
bahwa tingkat stres yang paling banyak di alami adalah tingkat stres
sangat berat yaitu berjumlah 30 orang (40,0%), sedangkan tingkat stres
yang paling sedikit adalah tingkat ringan yaitu berjumlah 8 orang (10,7%).
Dengan karakteristik responden hampir sama yaitu responden yang
digunakan adalah mahasiswi tingkat akhir, hal ini menunjukan bahwa
mahasiswi tingkat akhir memiliki resiko rawan mengalami stres.
Mahasiswa yang mendapatkan stressor sama, belum tentu mengalami tingkat
stres yang sama pula. Tergantung dari cara penerimaan setiap mahasiswa
terhadap stres yang dihadapi dan juga cara mengatasinya (mekanisme koping
yang digunakan dalam menghadapi stres). Jika seseorang mahasiswa
mempunyai koping yang baik dalam menghadapi stres, maka stres yang
diterima tidak akan mengganggu kesehatannya terutama dalam hal sistem
reproduksi yaitu siklus menstruasi. Tetapi sebaliknya, jika seorang mahasiswa
tidak memiliki koping yang baik dalam menghadapi stres, maka hal itu sangat
berpengaruh terhadap kesehatan.
Tingkat stres yang dialami mahasiswi PSIK dan PSKM (Reguler) saat
menyusun skripsi STIKes Faletehan Serang merupakan gambaran antara
mahasiswi yang mampu mengendalikan stres yang dialaminya tersebut
menjadi stress yang positif ataupun stres yang negatif, dalam hal ini
mahasiswa masih mampu mengatasi beban tugas yang berat. Menurut
analisa peneliti kejadian stres pada mahasiswi saat menyusun skripsi dapat
terjadi akibat dari tugas akhir yang sedang mereka jalani, dalam
menyelesaikan tugas akhir ini terkadang menguras waktu dan tenaga
mahasiswi. Kesulitan mencari referensi, jarak tempat penelitian,
responden penelitian dan proses bimbingan merupakan pemicu terjadinya
stress yang dialami mahasiswi. Selain itu, masalah-masalah pribadi
mahasiswa seperti masalah keungan dan keluarga juga menyebabkan
mahasiswi mengalami stres. Hal ini senada dengan pernyataan Pedak
(2009) bahwa stres sering terjadi pada orang yang bekerja dan situasi
perkuliahan.
STIKes Faletehan
41
Menurut Selye dalam Hidayat (2007) stres merupakan respon tubuh yang
bersifat tidak spesifik terhadap setiap tuntutan atau beban tugasnya.
Seseorang dikatakan stres apabila mengalami beban atau tugas yang berat
tetapi orang tersebut tidak dapat mengatasi tugas yang dibebankan itu,
maka tubuh akan merespon dengan tidak mampu terhadap tugas tersebut,
sehingga orang tersebut mengalami stres. Sebaliknya apabila seseorang
yang dengan beban tugas yang berat tetapi mampu mengatasi beban
tersebut dengan tubuh berespon dengan baik, maka orang itu tidak
mengalami stres. Maka tiap masing-masing individu akan berbeda satu
sama lain tingkat stres yang dialaminya. Stres yang dialami oleh
mahasiswa adalah stres akademik. Stres akademik sebagai suatu keadaan
individu yang mengalami tekanan hasil persepsi dan penilaian tentang
stressor akademik, yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan dan
pendidikan di perguruan tinggi (Suwartika, Nurdin, Ruhmadi, 2014).
STIKes Faletehan
42
STIKes Faletehan
43
STIKes Faletehan
44
B. Analisis Bivariat
1. Hubungan Tingkat Stres Dengan Keteraturan Menstruasi Pada
Mahasiswi PSIK dan PSKM (Reguler) Saat Menyusun Skripsi
STIKes Faletehan Serang Tahun 2018
Siklus menstruasi yang tidak teratur ini dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Diantaranya adalah perubahan kadar hormon akibat stres dalam keadaan
emosi yang kurang stabil. Selain itu perubahan drastis dalam porsi olah
raga atau perubahan berat badan yang drastis juga mampu memjadi
penyebab ketidakteraturan siklus menstruasi (Mulastin, 2013).
STIKes Faletehan
45
STIKes Faletehan