BAB I
PENDAHULUAN
I.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui bahan baku, sumber asam sulfat
2. Untuk mengetahui jenis-jenis pengolahan asam sulfat
3. Untuk mengetahui pengolahan dari industri asam sulfat
I.3 Manfaat
1. Agar dapat mengetahui karakteristik bahan baku yang digunakan dalam
industri asam sulfat.
2. Agar dapat memahami jenis pengolahan asam sulfat
3. Agar dapat memahami proses pengolahan dari industri asam sulfat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.2. Definisi
Asam sulfat, merupakan asam mineral (anorganik) yang kuat. Zat ini larut
dalam air pada semua perbandingan. Asam sulfat merupakan senyawa kimia yang
paling banyak diproduksi dibandingkan dengan senyawa kimia lain. Asam sulfat
murni yang tidak diencerkan tidak dapat ditemukan secara alami di bumi oleh karena
sifatnya yang higroskopis. Walaupun demikian, asam sulfat merupakan komponen
utama hujan asam, yang terjadi karena oksidasi sulfur dioksida di atmosfer dengan
keberadaan air (oksidasi asam sulfit). Sulfur dioksida adalah produk sampingan
utama dari pembakaran bahan bakar seperti batu bara dan minyak yang mengandung
sulfur (belerang).
Asam sulfat terbentuk secara alami melalui oksidasi mineral sulfida, misalnya
besi sulfida. Air yang dihasilkan dari oksidasi ini sangat asam dan disebut sebagai air
asam tambang. Air asam ini mampu melarutkan logam-logam yang ada dalam bijih
sulfida, yang akan menghasilkan uap berwarna cerah yang beracun.
Reaksi hidrasi asam sulfat adalah reaksi eksoterm yang kuat. Jika air
ditambah kepada asam sulfat pekat, ia mampu mendidih. Senantiasa tambah asam
kepada air dan bukan sebaliknya. Sebagian dari masalah ini disebabkan perbedaan
densitas kedua cairan. Air kurang padu berbanding asam sulfat dan cenderung untuk
terapung di atas asam.
Asam kuat mempunyai nilai Ka yang besar (yaitu, kesetimbangan reaksi berada jauh
di kanan, terdapat banyak H3O+; hampir seluruh asam terurai). Misalnya, nilai Ka
untuk asam klorida (HCl) adalah 107.
Asam lemah mempunyai nilai Ka yang kecil (yaitu, sejumlah cukup banyak HA dan
A- terdapat bersama-sama dalam larutan; sejumlah kecil H3O+ ada dalam larutan;
asam hanya terurai sebagian). Misalnya, nilai Ka untuk asam asetat adalah 1,8 × 10-5.
Asam kuat mencakup asam halida - HCl, HBr, dan HI. (Tetapi, asam fluorida, HF,
relatif lemah.) Asam-asam okso, yang umumnya mengandung atom pusat ber-
bilangan oksidasi tinggi yang dikelilingi oksigen, juga cukup kuat; mencakup HNO3,
H2SO4, dan HClO4. Kebanyakan asam organik merupakan asam lemah.Larutan asam
lemah dan garam dari basa konjugatnya membentuk larutan penyangga.
Sifat fisika :
1. Katalis
Fungsi katalis dalam setiap reaksi katalitik adalah meningkatkan laju reaksi.
Katalis konversi sulfur dioksida ini biasanya terdiri dari tanah diatomea , yang
disusupi dengan lebih dari 7% V2O5 katalis komersial mengandung garam
kalium (sulfat, pirosulfat dan sebagainya) disamping V2O5. Pada suhu operasi
pewaris aktif ialah garam lebur yang terdapat pori – pori pelet silika.
2. Belerang
Belerang merupakan salah satu bahan dasar yang paling penting dalam
industri pengolahan kimia . Bahan ini terdapat di alam dalam wujud bebas dan
dalam keadaan senyawa pada bijih – bijih seperti pirit ( FeS2 ) , Sfalerit ( ZnS )
dan Kalkopirit ( CuFeS2 ) . Bahan ini juga terdapat di dalam minyak dan gas
bumi ( sebagai H2S ). Penggunaannya yang terbesar adalah dalam pembuatan
asam sulfat.
yang lebih berat boleh membentuk cincin tetapi lebih sering dijumpai sebagai satu
rangkaian polimer.
Kristalografi sulfur adalah kompleks. Bergantung kepada keadaan-keadaan
yang tertentu, alotrop sulfur membentuk beberapa struktur hablur berbeza, antara
yang paling terkenal adalah rombus dan monoklinik S8.
Suatu sifat unik ialah kelikatan sulfur yang lebur, iaitu berbeza dengan
kebanyakan cecair lain, ia meningkat dengan suhu oleh keranapembentukan
rangkaian-rangkaian polimer. Bagaimanapun, setelah menjangkau suhu yang
tertentu, kelikatan mula menurun kerana terdapatnya tenaga yang mencukupi untuk
memecahkan rantaian-rantaian.Sulfur amorfus atau "plastik" boleh dihasilkan
melalui pendinginan segera sulfur yang lebur. Kajian-kajian kristalografi sinar-x
menunjukkan bahawa bentuk amorfus mungkin mempunyai satu struktur berlingkar
dengan lapan atom setiap pusingan. Bentuk ini adalah metastabil pada suhu bilik dan
ia akan beransur-ansur kembali semula kepada bentuk hablur. Proses ini berlaku
dalam tempo antara beberapa jam hingga beberapa hari.
5. DT Pump Tank
Fungsinya sebagai tangki penampungan sirkulasi asam sulfat yang dari atau ke
Absorbing Tower. DT pump tank yang digunakan mempunyai tinggi 1,8 m,
diameter dalam 2,76 m, diameter luar 3 m dan kapasitas 8,8 m3/menit.
6. AT Pump Tank
Fungsinya sebagai tangki penampungan sirkulasi asam sulfat yang dari atau ke
absorbing tower dan juga sebagai tangki produksi, yaitu pengenceran (hidrasi)
dengan air. AT Pump Tank yang digunakan mempunyai tinggi 1,8 m, diameter
dalam 2,76 m, diameter luar 3m, dan kapasitas 8,8 m3/menit.
7. Furnace
Fungsinya sebagai tempat berlangsungnya proses pembakaran belerang cair
dengan udara menjadi gas SO2. Furnace yang dipakai berbentuk silinder
mendatar dengan panjang 7,02 m, diameter luar 2,04 m dan diameter ruang
bakar 1,65 m.
8. Boiler
Fungsinya sebagai tempat memproduksi steam. Boiler yang digunakan
berbentuk silinder mendatar dengan dapur dan pipa-pipa api (fire tube). Boiler
ini mempunyai panjang 4,6 m dan tekanan operasi 4 kg/cm2.
9. Absorbing tower
Fungsinya sebagai unit proses terjadinya proses penyerapan gas SO3 oleh
sirkulasi asam sulfat (98,3%-99%) Absorbing Tower yang digunakan adalah tipe
packed column dengan tinggi 8,875 m, diameter dalam 2,62 m dan diameter luar
2,86 m.
10. AT Pump
Fungsinya sebagai alat untuk memompakan sirkulasi asam sulfat dari AT Pump
Tank ke Absorbing Tower. AT Pump yang digunakan mempunyai kecepatan
putar 1450 Rpm dan kapasitas 1,2 m3/menit.
11. DT Pump
Fungsinya sebagai alat untuk memompakan sirkulasi asam sulfat dari DT Pump
Tank ke Drying Tower. DT Pump yang digunakan mempunyai kapasitas 1,2
m3/menit.
Kegunaan utama (60% dari total produksi di seluruh dunia) asam sulfat
adalah dalam "metode basah" produksi asam fosfat, yang digunakan untuk
membuat pupuk fosfat dan juga trinatrium fosfat untuk deterjen.
Asam sulfat digunakan dalam jumlah yang besar oleh industri besi dan baja
untuk menghilangkan oksidasi, karat, dan kerak air sebelum dijual ke industri
otomobil.
Kegunaan asam sulfat lainnya yang penting adalah untuk pembuatan
aluminium sulfat. Alumunium sulfat dapat bereaksi dengan sejumlah kecil
sabun pada serat pulp kertas untuk menghasilkan aluminium karboksilat yang
membantu mengentalkan serat pulp menjadi permukaan kertas yang keras.
Aluminium sulfat juga digunakan untuk membuat aluminium hidroksida.
Aluminium sulfat dibuat dengan mereaksikan bauksit dengan asam
sulfat: Al2O3 + 3 H2SO4 → Al2(SO4)3 + 3 H2O
Asam sulfat juga memiliki berbagai kegunaan di industri kimia. Sebagai
contoh, asam sulfat merupakan katalis asam yang umumnya digunakan untuk
mengubah sikloheksanonoksim menjadi kaprolaktam, yang digunakan untuk
membuat nilon.
BAB III
PENGURAIAN PROSES
III.1. Proses Kamar Timbal
Pada dasarnya proses kamar timbal atau bilik timbal ini terdiri dari
pengoksidasi campuran sulfur dioksida dan air menjadi asam sulfat menggunakan
nitrit oksida sebagai pembawa oksigen. Reaksinya adalah:
H2O + SO2 + NO2 → H2SO4 + NO
Nitrat Oksida ini (NO) bergabung dengan oksigen dan nitrogen dioksida yang
digunakan lagi dalam proses. Reaksi pembentukan NO2:
2 NO + O2 → 2 NO2
Prosesnya terdiri dari tiga tahap, yaitu:
Tahap pertama berlangsung di menara Glover. Menara ini dikemas dengan
batu tahan asam dimana aliran konstan asam sulfat dibuat dengan mencampurkan
output dari kamar-kamar utama (65% asam) dan menara Gay-Lusaaac (70% asam)
bergabung dengan Oksida Nitrogen. Kemudian campuran panas SO2 dan air dari
tungku dimasukkan ke dasar menara glover bersentuhan dengan asam yang turun
pada konsentrasi rendah. Gas asam hasil dari pembakaran didinginkan dari 5000C
menjadi sekitar 900C dan oksida nitrogen diekstrak dari asam dan dibawa ke kamar
lain. Selain itu asam mengalami kenaikan konsentrasi sebesar 70% pada saat
mencapai pangkal Glover Tower. Beberapa asam yang dikeluarkan dari Glover
Tower juga dijual secara komersial untuk diproses dimana dibutuhkan asam pekat.
Tahap kedua terjadi di ruang utama sebagaimana proses ini dinamakan. Air
tersebar dari atas ke campuran gas SO2 dan NO2. Mereka perlahan-lahan bereaksi
bersama di bawah kondisi kelembaban dan suhu yang dikontrol sehingga
menghasilkan 65% H2SO4 yang dikumpulkan di bawah. Timbal digunakan dalam
bahan konstruksi karena tidak berkarat oleh asam.
Tahap ketiga berlangsung di Menara Gay-Lusaac yang dirancang untuk
memulihkan sebanyak mungkin oksida nitrogen dari gas-gas yang menuju kamar
setelah dicuci dengan asam. Tujuan utama dari menara ini adalah untuk
meminimalisir hilangnya NO2 atmosfer. Proses bilik ini menghasilkan asam dengan
kemurnian antara 65%-80%. Produk ini digunakan untuk pembuatan pupuk.
Terdapat beberapa tahap dalam pembuatan asam sulfat dengan proses kontak, yaitu:
1. Pembakaran belerang cair dengan udara kering untuk menghasilkan sulfur
dioksida
Di dalam sulfur burner terjadi pembakaran belerang dengan udara panas
yang didapat dari drying tower sehingga menghasilkan gas SO2. Gas SO2 yang
dihasilkan kemudian didingenkan dengan heat waste boiler I sebelum masuk ke
converter.
Gas sulfur dioksida hasil pembakaran mungkin mengandung karbon
dioksida, nitrogen, dan berbagai zat lain seperti klor, arsen, fluor, dan sedikit
debu. Arsen dan fluor hanya ada apabila bahan yang dibakar bukan belerang
unsur sehingga perlu untuk difilter. Selain itu, guna mencegah terjadinya korosi
oleh gas dari pembakaran, biasanya udara untuk pembakaran belerang dan
oksidasi SO2 itu dikeringkan dulu sampai kandungan airnya kurang 3 mg/m3.
Pabrik yang harus menangani gas sulfur dioksida yang tidak murni, misalnya gas
yang keluar dari pabrik peleburan, pemanggangan bijih besi dan proses – proses
lain, biasanya mempunyai ketel kalor limbah. Presipitator elektrostatik untuk
2. Reaksi oksidasi lanjutan SO2 menjadi SO3 dalam empat lapis bed konverter
dengan menggunakan katalis V2O5
Pada converter stage I, SO3 yang terbentuk didinginkan dengan cara
dilewatkan heat waste boiler II, kemudian masuk ke converter stage II, lalu
masuk ke converter stage III dan selanjutnya ke converter stage IV. Keluar dari
converter stage IV gas SO3 didinginkan dengan economizer, kemudian dialirkan
ke absorber.
Konversi SO2 menjadi SO3 dilakukan dalam reaktor berkatalis. Reaksi
konversi ini merupakan reaksi eksoterm (menghasilkan panas). Pada reaksi
eksoterm, temperatur adalah parameter yang sangat penting. Pada temperatur
tinggi, laju reaksi cepat namun konversi rendah. Untuk memperoleh SO3
sebanyak mungkin diperlukan temperatur reaksi yang rendah. Namun pada
temperatur ini laju reaksi kecil, untuk itu diperlukan katalis. Katalis yang biasa
digunakan adalah V2O5 dan temperatur reaksi 400-450 0C.
3. Gas SO3 direaksikan dengan asam sulfat pekat menghasilkan asam disulfat atau
asam pirosulfat (oleum) sebagai absorber.
Perhatikan reaksi di bawah ini:
H2SO4(l) + SO3(g) → H2S2O7(l)
Sulfur trioksida yang terbentuk diserap oleh asam sulfat. Sudah sejak lama
diketahui bahwa asam sulfat dengan konsentrasi 98,5 persen – 99 persen
merupakan bahan yang paling efisien untuk digunakan sebagai penyerap sulfur
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
IV.1 SIMPULAN
Asam sulfat, merupakan asam mineral (anorganik) yang kuat. Zat ini larut
dalam air pada semua perbandingan. Asam sulfat merupakan senyawa kimia yang
paling banyak diproduksi dibandingkan dengan senyawa kimia lain. Asam sulfat
murni yang tidak diencerkan tidak dapat ditemukan secara alami di bumi oleh karena
sifatnya yang higroskopis. Asam sulfat terbentuk secara alami melalui oksidasi
mineral sulfida, misalnya besi sulfida. Air yang dihasilkan dari oksidasi ini sangat
asam dan disebut sebagai air asam tambang. Air asam ini mampu melarutkan logam-
logam yang ada dalam bijih sulfida, yang akan menghasilkan uap berwarna cerah
yang beracun.
Proses pembuatan asam sulfat dibagi menjadi dua yaitu dengan proses kamar
timbal dan proses kontak. Pada pembuatan asam sulfat dengan proses kamar timbal
akan mengahasilkan produk asam sulfat dengan kadar mencapai 79% , sedangkan
pada pembuatan asam sulfat dengan proses kontak menghasilkan dengan kadar
mencapai 98%. Karena pada dunia industri penggunaan asam sulfat yang dibutuhkan
adalah 98% maka proses yang lebih menguntungkan untuk mendapatkan asm sulfat
dengan kadar yang tinggi adalah proses kontak.
IV.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA