Anda di halaman 1dari 19

“INDUSTRI ASAM SULFAT”

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Asam sulfat merupakan asam anorganik yang bisa diproduksi secara massal
dan dalam kapasitas besar. Pada umumnya setiap pabrik memiliki unit pabrik
pengolahan asam sulfat agar mengurangi biaya pembelian bahan baku. Selain bahan
kimia yang sangat aktif, asam sulfat juga merupakan bahan kimia yang paling
banyak dipakai dan merupakan produk teknik yang amat penting. Zat ini digunakan
sebagai bahan untuk pembuatan garam-garam sulfat dan untuk sulfonasi, tetapi lebih
sering lagi dipakai terutama karena merupakan asam anorganik yang kuat dan murah.
Asam sulfat (H2SO4) merupakan asam kuat yang tidak berwarna dan bersifat korosif.
Dalam industri, asam sulfat digunakan sebagai bahan baku untuk membuat pupuk,
pigman dan cat, pembuatan besi dan baja, pembuatan pulp dan kertas, pengisi sel
akumulator, pelarut, detergen, pengatur pH didalam proses industri, pendehidrasi,
serta pembuartan produk-produk kimia lainnya seperti amonium sulfat dan kalium
hidroposfat. Oleh karena itu, agar kita lebih memahami mengenai industri asam
sulfat, maka makalah ini akan membahas mengenai industri asam sulfat.

I.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui bahan baku, sumber asam sulfat
2. Untuk mengetahui jenis-jenis pengolahan asam sulfat
3. Untuk mengetahui pengolahan dari industri asam sulfat
I.3 Manfaat
1. Agar dapat mengetahui karakteristik bahan baku yang digunakan dalam
industri asam sulfat.
2. Agar dapat memahami jenis pengolahan asam sulfat
3. Agar dapat memahami proses pengolahan dari industri asam sulfat

PROSES INDUSTRI KIMIA 1


“INDUSTRI ASAM SULFAT”

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Sejarah Perkembangan Industri Asam Sulfat


Asam sulfat dipercayai pertama kali ditemukan di Iran oleh Al-Razi pada
abad ke-9. Asal usul Pengenalan asam sulfat kurang jelas, tetapi zat ini sudah disebut
– sebut sejak abad kesepuluh. Pembuatannya melalui pembakaran belerang dengan
saltpeter, pertama kali dijelaskan oleh Valentinus pada abad kelima belas. Pada tahun
1746, Roebuck dari Birmingham ( Inggris ) memperkenalkan proses kamar timbal.
Proses yang menarik ini, namun sekarang sudah kuno, diuraikan secara rinci di
dalam edisi ketiga buku ini dan dalam buku – buku lainnya.
Proses kontak pertama kali ditemukan pada tahun 1831 oleh Phillips, seorang
inggris, yang patennya mencakup aspek – aspek penting dari proses kontak yang
modern, yaitu dengan melewatkan campuran sulfur dioksida dan udara melalui
katalis, kemudian diikuti oleh absorpsi sulfur trioksida di dalam asam sulfat 98,5 %
sampai 99 %.

II.2. Definisi
Asam sulfat, merupakan asam mineral (anorganik) yang kuat. Zat ini larut
dalam air pada semua perbandingan. Asam sulfat merupakan senyawa kimia yang
paling banyak diproduksi dibandingkan dengan senyawa kimia lain. Asam sulfat
murni yang tidak diencerkan tidak dapat ditemukan secara alami di bumi oleh karena
sifatnya yang higroskopis. Walaupun demikian, asam sulfat merupakan komponen
utama hujan asam, yang terjadi karena oksidasi sulfur dioksida di atmosfer dengan
keberadaan air (oksidasi asam sulfit). Sulfur dioksida adalah produk sampingan
utama dari pembakaran bahan bakar seperti batu bara dan minyak yang mengandung
sulfur (belerang).
Asam sulfat terbentuk secara alami melalui oksidasi mineral sulfida, misalnya
besi sulfida. Air yang dihasilkan dari oksidasi ini sangat asam dan disebut sebagai air
asam tambang. Air asam ini mampu melarutkan logam-logam yang ada dalam bijih
sulfida, yang akan menghasilkan uap berwarna cerah yang beracun.

PROSES INDUSTRI KIMIA 2


“INDUSTRI ASAM SULFAT”

Reaksi hidrasi asam sulfat adalah reaksi eksoterm yang kuat. Jika air
ditambah kepada asam sulfat pekat, ia mampu mendidih. Senantiasa tambah asam
kepada air dan bukan sebaliknya. Sebagian dari masalah ini disebabkan perbedaan
densitas kedua cairan. Air kurang padu berbanding asam sulfat dan cenderung untuk
terapung di atas asam.

Reaksi terhasil boleh dianggap sebagai membentuk ion hidronium, seperti:


H2SO4 + H2O → H3O+ + HSO4-.
Disebabkan asam sulfat bersifat mengeringkan, asam sulfat merupakan agen
pengeringan yang baik, dan digunakan dalam pengolahan kebanyakan buah-buahan
kering. Apabila gas SO3 pekat ditambah kepada asam sulfat, ia membentuk H2S2O7.
Ini dikenali sebagai asam sulfat fuming atau oleum atau, jarang-jarang sekali, asam
Nordhausen.
Di atmosfer, zat ini termasuk salah satu bahan kimia yang menyebabkan
hujan asam. Memang tidak mudah membayangkan bahwa bahan kimia yang sangat
aktif, seperti asam sulfat, juga merupakan bahan kimia yang paling banyak dipakai
dan merupakan produk teknik yang amat penting. Zat ini digunakan sebagai bahan
untuk pembuatan garam – garam sulfat dan untuk sulfonasi, tetapi lebih sering
dipakai terutama karena merupakan asam anorganik yang agak kuat dan agak
murah. Bahan ini dipakai dalam berbagai industri, tetapi jarang muncul dalam
produk akhir. Asam sulfat dipakai dalam pembuatan pupuk, plat timah, pengolahan
minyak, dan dalam pewarna tekstil.

II.3. SIFAT FISIKA DAN KIMIA


Sifat kimia :
Dalam air, reaksi kesetimbangan berikut terjadi antara suatu asam (HA) dan
air, yang berperan sebagai basa
HA + H2O ↔ A- + H3O+
Tetapan asam adalah tetapan kesetimbangan untuk reaksi HA dengan air:

PROSES INDUSTRI KIMIA 3


“INDUSTRI ASAM SULFAT”

Asam kuat mempunyai nilai Ka yang besar (yaitu, kesetimbangan reaksi berada jauh
di kanan, terdapat banyak H3O+; hampir seluruh asam terurai). Misalnya, nilai Ka
untuk asam klorida (HCl) adalah 107.
Asam lemah mempunyai nilai Ka yang kecil (yaitu, sejumlah cukup banyak HA dan
A- terdapat bersama-sama dalam larutan; sejumlah kecil H3O+ ada dalam larutan;
asam hanya terurai sebagian). Misalnya, nilai Ka untuk asam asetat adalah 1,8 × 10-5.
Asam kuat mencakup asam halida - HCl, HBr, dan HI. (Tetapi, asam fluorida, HF,
relatif lemah.) Asam-asam okso, yang umumnya mengandung atom pusat ber-
bilangan oksidasi tinggi yang dikelilingi oksigen, juga cukup kuat; mencakup HNO3,
H2SO4, dan HClO4. Kebanyakan asam organik merupakan asam lemah.Larutan asam
lemah dan garam dari basa konjugatnya membentuk larutan penyangga.

Sifat fisika :

Titik leleh (°C) : 10


Titik didih (°C) : 290
Tekanan uap (mmHg) : 1 (146 °C)
Berat jenis cairan : 1,84 (100 persen)
Berat jenis uap : 3,4 (udara = 1)

PROSES INDUSTRI KIMIA 4


“INDUSTRI ASAM SULFAT”

II.4 Bahan Baku


Bahan baku yang digunakan dalam proses pembuatan asam sulfat adalah
belerang, oksigen, air dan katalis vanadium pentaoksida sebagai bahan pembantu.
Dimana belerang dan vanadium pentaoksida di impor langsung dari Singapura,
sedangkan oksigen di dapat dari udara bebas. Untuk air yang digunakan didapat dari
sumur bor yang melalui tahap pengolahan. Adapun sifat fisik dari bahan baku
pembuatan asam sulfat yaitu:
Tabel 1. Sifat Fisik Bahan Baku Pembuatan Asam Sulfat
Titik Titik
No Komponen Bentuk Warna Bau didih Leleh
o
( C) (oC)
1. Belerang Padatan Kuning Menyengat 444,6 120
2. Oksigen Gas - - -183 -218,4
3. Vanadium Pentaoksida Padatan Kuning - 1750 800
4. Air Cairan - - 100 -
Sumber : Perry’s Chemical Engineering’s Hand Book, 1998

Sifat kimia dari bahan baku pembuatan asam sulfat yaitu:


Tabel 2. Sifat Kimia Bahan Baku Pembuatan Asam Sulfat
No Komponen BM (gr/mol) Spgr Kelarutan
1. Belerang 32,06 2,046 Hygroskopis
2. Oksigen 32 1,14 -
3. Vanadium Pentaoksida 181,9 3,357 Larut dalam asam dan alkali
4. Air 18 1,004 Berfungsi sebagai pelarut
Sumber : Perry’s Chemical Engineering’s Hand Book, 1998

1. Katalis
Fungsi katalis dalam setiap reaksi katalitik adalah meningkatkan laju reaksi.
Katalis konversi sulfur dioksida ini biasanya terdiri dari tanah diatomea , yang
disusupi dengan lebih dari 7% V2O5 katalis komersial mengandung garam

PROSES INDUSTRI KIMIA 5


“INDUSTRI ASAM SULFAT”

kalium (sulfat, pirosulfat dan sebagainya) disamping V2O5. Pada suhu operasi
pewaris aktif ialah garam lebur yang terdapat pori – pori pelet silika.

2. Belerang
Belerang merupakan salah satu bahan dasar yang paling penting dalam
industri pengolahan kimia . Bahan ini terdapat di alam dalam wujud bebas dan
dalam keadaan senyawa pada bijih – bijih seperti pirit ( FeS2 ) , Sfalerit ( ZnS )
dan Kalkopirit ( CuFeS2 ) . Bahan ini juga terdapat di dalam minyak dan gas
bumi ( sebagai H2S ). Penggunaannya yang terbesar adalah dalam pembuatan
asam sulfat.

Komposisi, sifat fisika dan kimia bahan baku


Asam sulfat terdiri dari sulfur atau belerang dan beberapa gabungan dari
unsur – unsur lainnya. Sekeping sulfur melebur menjadi cairan merah darah. Apabila
terbakar, ia mengeluarkan nyala berwarna biru.Pada suhu bilik, sulfur adalah
satu bubuk lembut berwarna kuning terang. Walaupun sulfur adalah terkenal
dengan baunya yang tidak menyenangkan - kerap disamakan dengan telur-telur
busuk - bau tersebut adalah sebenarnya ciri bagi hidrogen sulfida (H2S); sulfur dalam
keadaan unsur adalah tidak berbau. Ia terbakar dengan nyalaan biru dan
mengeluarkan sulfur dioksida, yang dikenali kerana bau peliknya yang menyesakkan.
Sulfur adalah tak larut dalam air tetapi larut dalam karbon disulfida dan pada kadar
kelarutan yang kurang sedikit dalam pelarut organik lain seperti benzena. Keadaan
pengoksidaan sulfur yang biasa termasuk −2, +2, +4 dan +6. Sulfur membentuk
sebatian stabil bersama semua unsur kecuali gas nadir.
Sulfur dalam keadaan pepejal biasanya wujud sebagai siklik berbentuk
mahkota yang terdiri daripada molekul-molekul S8. Sulfur mempunyai banyak
alotrop selain S8. Dengan membuang satu atom daripada mahkota akan
menghasilkan S7, yang yang berperanan dalam warna kuning sulfur yang unik.
Terdapat banyak lagi bentuk cincin lain yang disediakan, termasuk S12 dan S18.
Secara bandingannya, jirannya oksigen yang lebih ringan hanya wujud dalam dua
keadaan yang mempunyai kepentingan kimia: O2 dan O3. Selenium, analog sulfur

PROSES INDUSTRI KIMIA 6


“INDUSTRI ASAM SULFAT”

yang lebih berat boleh membentuk cincin tetapi lebih sering dijumpai sebagai satu
rangkaian polimer.
Kristalografi sulfur adalah kompleks. Bergantung kepada keadaan-keadaan
yang tertentu, alotrop sulfur membentuk beberapa struktur hablur berbeza, antara
yang paling terkenal adalah rombus dan monoklinik S8.
Suatu sifat unik ialah kelikatan sulfur yang lebur, iaitu berbeza dengan
kebanyakan cecair lain, ia meningkat dengan suhu oleh keranapembentukan
rangkaian-rangkaian polimer. Bagaimanapun, setelah menjangkau suhu yang
tertentu, kelikatan mula menurun kerana terdapatnya tenaga yang mencukupi untuk
memecahkan rantaian-rantaian.Sulfur amorfus atau "plastik" boleh dihasilkan
melalui pendinginan segera sulfur yang lebur. Kajian-kajian kristalografi sinar-x
menunjukkan bahawa bentuk amorfus mungkin mempunyai satu struktur berlingkar
dengan lapan atom setiap pusingan. Bentuk ini adalah metastabil pada suhu bilik dan
ia akan beransur-ansur kembali semula kepada bentuk hablur. Proses ini berlaku
dalam tempo antara beberapa jam hingga beberapa hari.

II.5 Proses Pembuatan Asam Sulfat


1. Pembuatan dengan proses kamar timbal
Pada proses ini campuran gas SO2 dan udara dialirkan kr dalam bilik yang
dilapisi timbel (Pb) dengan menggunakan katalis NO dan NO2. Pada campuran gas-
gas ini dialirkan uap air, reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut.
2SO2(g) + O2(g) + NO(g) + NO2(g) + H2O → 2HNOSO4(aq) (asam nitrosil)
2HNOSO4(aq) + H2O → 2H2SO4(aq) + NO(g) + NO2(g)
Pembuatan asam sulfat dengan proses kamar timbel adalah cara yang pertama
dilakukan. Dari proses itu, asam sulfat yang dihasilkan hanya mencapai kadar 80%
berat, sedangkan saat ini penggunaaan asam sulfat dalam industri adalah dengan
kadar yang sangat tinggi yaitu 98% berat. Oleh karena itu, untuk mendapatkan asam
sulfat dengan kadar 98% tidak dimungkinkan dengan cara proses kamar timbel,
tetapi diperoleh dengan proses kontak

PROSES INDUSTRI KIMIA 7


“INDUSTRI ASAM SULFAT”

2. Pembuatan Dengan Proses Kontak


Sampai tahun 1900, belum ada pabrik dengan proses kontak yang dibangun
di Amerika Serikat, walaupun proses ini sudah sangat berperan di Eropa, di mana
terdapat kebutuhan terhadap oleum dan asam konsentrasi tinggi untuk digunakan
pada sulfonasi, terutama pada industri zat warna . Dalam periode 1900 sampai 1925,
banyak pabrik asam kontak yang dibangun dengan menggunakan platina sebagai
katalis . pada tahun 1930 , proses kontak ini telah dapat bersaing dengan proses
kamar pada segala konsentrasi asam yang di hasilkan. Sejak pertengahan tahun 1920-
an , kebanyakan fasilitas yang baru di bangun dengan menggunakan proses kontak
dengan katalis vanadium.
Proses kontak kemudian mengalami modifikasi secara berangsur – angsur
dan menggunakan absorpsi ganda ( juga disebut katalis ganda ) , sehingga hasilnya
lebih tinggi dan emisi SO2 yang belum terkonversi dari cerobong asap berkurang .
Baru – baru ini , peraturan pemerintah Amerika Serikat telah menentukan batas emisi
SO2 maksimum yang diperbolehkan dari pabrik asam dan mengharuskan semua
pabrik menggunakan proses absorbsi ganda , atau kalau tidak dilengkapi dengan
system pembasuhan gas cerobong , sehingga tingkat emisinya setingkat dengan hasil
cara pertama.
Kalor pembakaran belerang dimanfaatkan di dalam ketel uap kalor limbah
atau ketel uap dan ekonomiser guna membangkitkan uap yang dipakai untuk melebur
belerang serta untuk keperluan tenaga disekitar pabrik . Uap merupakan salah satu
hasil pabrik itu. Pabrik – pabrik yang modern membangkitkan uap pada tekanan 6
MPa , lebih tinggi dari tekanan 2 MPa yang diperoleh beberapa tahun yang lalu.
Reaksi SO2 menjadi SO3 adalah suatu reaksi eksotermik yang dapat balik .

PROSES INDUSTRI KIMIA 8


“INDUSTRI ASAM SULFAT”

Tabel 1. Perbedaan Proses Kamar timbal dan proses kontak


Keterangan Proses Kamar Proses Kontak
Timbal
Konversi 77-79% 98,5-99%

Biaya Tinggi Rendah

Kualitas Produk Kurang pekat Lebih pekat

Proses Produksi Dua kali proses dalam Satu kali dalam


meningkatkan konsentrasi meningkatkan konsentrasi
asam asam
Katalis NO dan NO2 Vanadium Pentoksida

II.6 Peralatan Proses Pembuatan


Peralatan yang digunakan dalam proses pembuatan asam sulfat, yaitu:
1. Sulfur Melter
Fungsinya sebagai tempat pencairan atau peleburan belerang dengan bantuan
panas steam pada coil.
2. Pompa Sulfur
Fungsinya sebagai pengalir sulfur cair ke furnace. Pompa ini mempunyai pipa-
pipa penyaluran luar bermantel uap, sehingga belerang tidak menjadi dingin dan
membeku, karena titik lebur belerang adalah 115oC.
3. Main Blower
Fungsinya sebagai penyuplai udara untuk proses pembakaran ke furnace. Main
blower yang digunakan adalah tipe turbo fun dengan kapasitas 117 m3/menit dan
tekanan operasi 1800 mmHg.
4. Drying Tower
Fungsinya sebagai unit proses tempat terjadinya pengeringan udara oleh
sirkulasi asam sulfat (minimal 93%) dari DT Pump Tank. Drying Tower yang
dipakai adalah tipe packed column dengan tinggi 8,254 m, diameter dalam 2,62
m dan diameter luar 2,86 m.

PROSES INDUSTRI KIMIA 9


“INDUSTRI ASAM SULFAT”

5. DT Pump Tank
Fungsinya sebagai tangki penampungan sirkulasi asam sulfat yang dari atau ke
Absorbing Tower. DT pump tank yang digunakan mempunyai tinggi 1,8 m,
diameter dalam 2,76 m, diameter luar 3 m dan kapasitas 8,8 m3/menit.
6. AT Pump Tank
Fungsinya sebagai tangki penampungan sirkulasi asam sulfat yang dari atau ke
absorbing tower dan juga sebagai tangki produksi, yaitu pengenceran (hidrasi)
dengan air. AT Pump Tank yang digunakan mempunyai tinggi 1,8 m, diameter
dalam 2,76 m, diameter luar 3m, dan kapasitas 8,8 m3/menit.
7. Furnace
Fungsinya sebagai tempat berlangsungnya proses pembakaran belerang cair
dengan udara menjadi gas SO2. Furnace yang dipakai berbentuk silinder
mendatar dengan panjang 7,02 m, diameter luar 2,04 m dan diameter ruang
bakar 1,65 m.
8. Boiler
Fungsinya sebagai tempat memproduksi steam. Boiler yang digunakan
berbentuk silinder mendatar dengan dapur dan pipa-pipa api (fire tube). Boiler
ini mempunyai panjang 4,6 m dan tekanan operasi 4 kg/cm2.
9. Absorbing tower
Fungsinya sebagai unit proses terjadinya proses penyerapan gas SO3 oleh
sirkulasi asam sulfat (98,3%-99%) Absorbing Tower yang digunakan adalah tipe
packed column dengan tinggi 8,875 m, diameter dalam 2,62 m dan diameter luar
2,86 m.
10. AT Pump
Fungsinya sebagai alat untuk memompakan sirkulasi asam sulfat dari AT Pump
Tank ke Absorbing Tower. AT Pump yang digunakan mempunyai kecepatan
putar 1450 Rpm dan kapasitas 1,2 m3/menit.
11. DT Pump
Fungsinya sebagai alat untuk memompakan sirkulasi asam sulfat dari DT Pump
Tank ke Drying Tower. DT Pump yang digunakan mempunyai kapasitas 1,2
m3/menit.

PROSES INDUSTRI KIMIA 10


“INDUSTRI ASAM SULFAT”

12. Plug Valve


Fungsinya sebagai pengatur aliran gas dari furnace dan boiler.
13. Heat exchanger (on gas filter)
Fungsinya sebagai alat untuk mendinginkan aliran gas dari furnace dan boiler
yang akan masuk ke converter. Heat exchanger yang digunakan adalah tipe shell
and tube dengan jumlah tube 109 buah dan panjang tube 2,47 m. Heat exchanger
mempunyai tinggi 3 m dan diameter 1,40 m.
14. Gas filter
Fungsinya sebagai alat penyaring untuk aliran gas yang akan masuk ke
converter. Gas filter mempunyai tinggi 1,53 m dan diameter 3,448 m.
15. Converter
Fungsinya sebagai unit proses berlangsungnya proses perubahan gas SO2
menjadi gas SO3 dengan bantuan katalis vanadium pentaoksida. Converter yang
digunakan mempunyai jumlah bed 4 buah, tinggi 8,5 m, diameter dalam 2,76 m
dan diameter luar 3,002 m.
16. 1st and 2nd Heat exchanger
Fungsinya sebagai tempat mendinginkan aliran gas yang keluar dari converter
khususnya dari bed I dan bed II. Tipe yang digunakan adalah tipe shell and tube.
17. SO3 Cooler
Fungsinya sebagai tempat pendingin aliran gas SO3 yang akan masuk ke
Absorbing Tower. Cooler yang dipakai adalah tipe shell and tube dengan tinggi
1,78 m.
18. Distributor
Fungsinya sebagai alat untuk menyebarkan aliran asam sulfat di dalam
absorbing tower dan drying tower.
19. Cooling tower
Fungsinya sebagai tempat pendingin air yang keluar dari acid cooler.
20. Cooling water pump
Fungsinya sebagai alat untuk memompakan sirkulasi pendingin dari cooling
water pit ke acid cooler.

PROSES INDUSTRI KIMIA 11


“INDUSTRI ASAM SULFAT”

21. Plate Heat exchanger (acid cooler)


Fungsinya sebagai unit mendinginkan sirkulasi asam sulfat dari AT/DT Pump
Tank ke AT/DT. Plate heat exchanger (acid cooler) yang digunakan adalah tipe
plate dengan tekanan operasi 5 kg/cm2.

II.7 Kegunaan Asam Sulfat


Asam sulfat merupakan komoditas kimia yang sangat penting, produksi asam
sulfat suatu negara merupakan indikator yang baik terhadap kekuatan industri negara
tersebut. Kegunaan asam sulfat, yaitu:

 Kegunaan utama (60% dari total produksi di seluruh dunia) asam sulfat
adalah dalam "metode basah" produksi asam fosfat, yang digunakan untuk
membuat pupuk fosfat dan juga trinatrium fosfat untuk deterjen.
 Asam sulfat digunakan dalam jumlah yang besar oleh industri besi dan baja
untuk menghilangkan oksidasi, karat, dan kerak air sebelum dijual ke industri
otomobil.
 Kegunaan asam sulfat lainnya yang penting adalah untuk pembuatan
aluminium sulfat. Alumunium sulfat dapat bereaksi dengan sejumlah kecil
sabun pada serat pulp kertas untuk menghasilkan aluminium karboksilat yang
membantu mengentalkan serat pulp menjadi permukaan kertas yang keras.
Aluminium sulfat juga digunakan untuk membuat aluminium hidroksida.
Aluminium sulfat dibuat dengan mereaksikan bauksit dengan asam
sulfat: Al2O3 + 3 H2SO4 → Al2(SO4)3 + 3 H2O
 Asam sulfat juga memiliki berbagai kegunaan di industri kimia. Sebagai
contoh, asam sulfat merupakan katalis asam yang umumnya digunakan untuk
mengubah sikloheksanonoksim menjadi kaprolaktam, yang digunakan untuk
membuat nilon.

PROSES INDUSTRI KIMIA 12


“INDUSTRI ASAM SULFAT”

BAB III
PENGURAIAN PROSES
III.1. Proses Kamar Timbal

Pada dasarnya proses kamar timbal atau bilik timbal ini terdiri dari
pengoksidasi campuran sulfur dioksida dan air menjadi asam sulfat menggunakan
nitrit oksida sebagai pembawa oksigen. Reaksinya adalah:
H2O + SO2 + NO2 → H2SO4 + NO
Nitrat Oksida ini (NO) bergabung dengan oksigen dan nitrogen dioksida yang
digunakan lagi dalam proses. Reaksi pembentukan NO2:
2 NO + O2 → 2 NO2
Prosesnya terdiri dari tiga tahap, yaitu:
Tahap pertama berlangsung di menara Glover. Menara ini dikemas dengan
batu tahan asam dimana aliran konstan asam sulfat dibuat dengan mencampurkan
output dari kamar-kamar utama (65% asam) dan menara Gay-Lusaaac (70% asam)
bergabung dengan Oksida Nitrogen. Kemudian campuran panas SO2 dan air dari

PROSES INDUSTRI KIMIA 13


“INDUSTRI ASAM SULFAT”

tungku dimasukkan ke dasar menara glover bersentuhan dengan asam yang turun
pada konsentrasi rendah. Gas asam hasil dari pembakaran didinginkan dari 5000C
menjadi sekitar 900C dan oksida nitrogen diekstrak dari asam dan dibawa ke kamar
lain. Selain itu asam mengalami kenaikan konsentrasi sebesar 70% pada saat
mencapai pangkal Glover Tower. Beberapa asam yang dikeluarkan dari Glover
Tower juga dijual secara komersial untuk diproses dimana dibutuhkan asam pekat.
Tahap kedua terjadi di ruang utama sebagaimana proses ini dinamakan. Air
tersebar dari atas ke campuran gas SO2 dan NO2. Mereka perlahan-lahan bereaksi
bersama di bawah kondisi kelembaban dan suhu yang dikontrol sehingga
menghasilkan 65% H2SO4 yang dikumpulkan di bawah. Timbal digunakan dalam
bahan konstruksi karena tidak berkarat oleh asam.
Tahap ketiga berlangsung di Menara Gay-Lusaac yang dirancang untuk
memulihkan sebanyak mungkin oksida nitrogen dari gas-gas yang menuju kamar
setelah dicuci dengan asam. Tujuan utama dari menara ini adalah untuk
meminimalisir hilangnya NO2 atmosfer. Proses bilik ini menghasilkan asam dengan
kemurnian antara 65%-80%. Produk ini digunakan untuk pembuatan pupuk.

PROSES INDUSTRI KIMIA 14


“INDUSTRI ASAM SULFAT”

III.2. Proses Kontak

Terdapat beberapa tahap dalam pembuatan asam sulfat dengan proses kontak, yaitu:
1. Pembakaran belerang cair dengan udara kering untuk menghasilkan sulfur
dioksida
Di dalam sulfur burner terjadi pembakaran belerang dengan udara panas
yang didapat dari drying tower sehingga menghasilkan gas SO2. Gas SO2 yang
dihasilkan kemudian didingenkan dengan heat waste boiler I sebelum masuk ke
converter.
Gas sulfur dioksida hasil pembakaran mungkin mengandung karbon
dioksida, nitrogen, dan berbagai zat lain seperti klor, arsen, fluor, dan sedikit
debu. Arsen dan fluor hanya ada apabila bahan yang dibakar bukan belerang
unsur sehingga perlu untuk difilter. Selain itu, guna mencegah terjadinya korosi
oleh gas dari pembakaran, biasanya udara untuk pembakaran belerang dan
oksidasi SO2 itu dikeringkan dulu sampai kandungan airnya kurang 3 mg/m3.
Pabrik yang harus menangani gas sulfur dioksida yang tidak murni, misalnya gas
yang keluar dari pabrik peleburan, pemanggangan bijih besi dan proses – proses
lain, biasanya mempunyai ketel kalor limbah. Presipitator elektrostatik untuk

PROSES INDUSTRI KIMIA 15


“INDUSTRI ASAM SULFAT”

pengumpulan debu, menara pembasuh dan pencuci, dan akhirnya presipitator


elektrostatik untuk pemisahan kabut asam seerta sisa debu dan uap. Sesudah itu,
gas siap untuk masuk ke dalam menara pengering.
Sebelum gas itu ditumpahkan kedalam konverter tahap pertama, biasanya
suhunya diatur agar mencapai suhu minimum yang diperlukan supaya katalis
dapat meningkatkan kecepatan reaksi dengan cepat , biasanya pada suhu 425°C
sampai 440°C. Gas itu harus didinginkan lagi diantara tahap–tahap yang ada
agar katalis menghasilkan konversi yang tinggi.

2. Reaksi oksidasi lanjutan SO2 menjadi SO3 dalam empat lapis bed konverter
dengan menggunakan katalis V2O5
Pada converter stage I, SO3 yang terbentuk didinginkan dengan cara
dilewatkan heat waste boiler II, kemudian masuk ke converter stage II, lalu
masuk ke converter stage III dan selanjutnya ke converter stage IV. Keluar dari
converter stage IV gas SO3 didinginkan dengan economizer, kemudian dialirkan
ke absorber.
Konversi SO2 menjadi SO3 dilakukan dalam reaktor berkatalis. Reaksi
konversi ini merupakan reaksi eksoterm (menghasilkan panas). Pada reaksi
eksoterm, temperatur adalah parameter yang sangat penting. Pada temperatur
tinggi, laju reaksi cepat namun konversi rendah. Untuk memperoleh SO3
sebanyak mungkin diperlukan temperatur reaksi yang rendah. Namun pada
temperatur ini laju reaksi kecil, untuk itu diperlukan katalis. Katalis yang biasa
digunakan adalah V2O5 dan temperatur reaksi 400-450 0C.
3. Gas SO3 direaksikan dengan asam sulfat pekat menghasilkan asam disulfat atau
asam pirosulfat (oleum) sebagai absorber.
Perhatikan reaksi di bawah ini:
H2SO4(l) + SO3(g) → H2S2O7(l)
Sulfur trioksida yang terbentuk diserap oleh asam sulfat. Sudah sejak lama
diketahui bahwa asam sulfat dengan konsentrasi 98,5 persen – 99 persen
merupakan bahan yang paling efisien untuk digunakan sebagai penyerap sulfur

PROSES INDUSTRI KIMIA 16


“INDUSTRI ASAM SULFAT”

trioksida, mungkin karena asam dengan konsentrasi tersebut mempunyai tekanan


uap yang jauh lebih rendah dari kosentrasi – konsentrasi lainnya.
Asam dengan konsentrasi tersebut digunakan pada absorber antara dan
absorber akhir. Untuk menyerap SO3 secara hampir sempurna, sebelum gas
asam sulfat yang telah terkonversi sebagian itu masuk kembali ke dalam
konvertor dan gas limbah dibuang ke udara. Dalam hal ini, air tidak dapat
digunakan karena kontak langsung antara sulfur trioksida dan air akan
menghasilkan kabut asam yang hampir tidak mungkin diabsorbsi. Oleh karena
asam penyerap itu terus menjadi lebih pekat, maka harus disediakan fasilitas
untuk menyerap bagian asam yang keluar dari absorber yang akan
diresirkulasikan. Asam resirkulasi ini diencerkan dengan menambahkan asam
sulfat encer atau air dalam jumlah yang diperlukan, sehingga mendinginkan
asam penyerap, dan kelebihan asam yang ada dikeluarkan dari system untuk
kemudian dijual.
4. Asam pirosulfat (H2S2O7) dilarutkan dalam air menghasilkan H2SO4.
Persamaan reaksi yang terjadi:
H2S2O7(l) + H2O(l) → 2 H2SO4(l)
Didalam absorber terjadi reaksi absorbsi gas SO3 oleh asam sulfat
membentuk oleumyang lalu direaksikan dengan air untuk membentuk asam
sulfat. Asam sulfat yang terbentuk didinginkan didalam acid cooler tank dan
kemudian ditampung di acid storage tank sebagai produk dengan kandungan
asam sulfat 98% - 99,5%.

PROSES INDUSTRI KIMIA 17


“INDUSTRI ASAM SULFAT”

BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
IV.1 SIMPULAN
Asam sulfat, merupakan asam mineral (anorganik) yang kuat. Zat ini larut
dalam air pada semua perbandingan. Asam sulfat merupakan senyawa kimia yang
paling banyak diproduksi dibandingkan dengan senyawa kimia lain. Asam sulfat
murni yang tidak diencerkan tidak dapat ditemukan secara alami di bumi oleh karena
sifatnya yang higroskopis. Asam sulfat terbentuk secara alami melalui oksidasi
mineral sulfida, misalnya besi sulfida. Air yang dihasilkan dari oksidasi ini sangat
asam dan disebut sebagai air asam tambang. Air asam ini mampu melarutkan logam-
logam yang ada dalam bijih sulfida, yang akan menghasilkan uap berwarna cerah
yang beracun.

Proses pembuatan asam sulfat dibagi menjadi dua yaitu dengan proses kamar
timbal dan proses kontak. Pada pembuatan asam sulfat dengan proses kamar timbal
akan mengahasilkan produk asam sulfat dengan kadar mencapai 79% , sedangkan
pada pembuatan asam sulfat dengan proses kontak menghasilkan dengan kadar
mencapai 98%. Karena pada dunia industri penggunaan asam sulfat yang dibutuhkan
adalah 98% maka proses yang lebih menguntungkan untuk mendapatkan asm sulfat
dengan kadar yang tinggi adalah proses kontak.

IV.2 SARAN

1. Pembaca diharapkan dapat mendalami macam dari proses pembuatanasam


sulfat agar pembaca tidak hanya melihat dari satu sudut pandang saja
2. Pembaca diharapkan dapat mengetahui tahapan-tahapan proses pada
pembuatan asam sulfat
3. Pembaca diharapkan dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan proses
kamar timbal dan kontak

PROSES INDUSTRI KIMIA 18


“INDUSTRI ASAM SULFAT”

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2015. “Industrial (Sulfuric) Acid”. (https://sites.google.com/a/sdsenthil


.com/chemical-technology/industrial-sulfuric-acid). Diakses pada tanggal 20
April 2018, pukul 15.13 WIB.
Austin, George T. 1996. “Industri Proses Kimia. Jilid 1. Edisi Kelima”. Jakarta :
Penerbit Erlangga.
Bareta, Winda. 2005. “Laporan Akhir Tinjauan Tinggi Packing Absorbing Tower
Terhadap Daya Serap Gas SO3 Dalam Pembuatan Asam Sulfat PT. Dunia
Kimia Utama Inderalaya Kab. Ogan Ilir. Palembang.
Fessenden, Ralp J. Joan S. Fessenden. 1999. “Kimia Oraganik edisi ketiga”.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Juarsa, Rivky Aditya. 2016. “Proses kontak dalam pembuatan asam sulfat”.
Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.
Perry, R.H. “Perry’s Chemical Engineering’s Hand Book, 6th edition”. Singapore:
McGraw Hill Book Company.
R.A. DAY, JR.& A. L. UNDERWOOD. 1998. “Analisis Kimia Kuantitatif (Edisi
Keenam)”. Jakarta: Penerbit Erlangga

PROSES INDUSTRI KIMIA 19

Anda mungkin juga menyukai