Anda di halaman 1dari 7

RAPAT UMUM CITARUM HARUM TA.

2017

1. Pembicara : Pangdam III/Slw


Materi yang disampaikan :
Pentingnya mata air Sungai Citarum dalam kehidupan sebagai :
a. Bahan baku minum 80 % penduduk DKI Jakarta.
b. Budidaya ikan
c. Irigasi sawah
d. Pembangkit listrik

2. Pembicara : Gubernur Jabar


Materi yang disampaikan :
a. Tingkatkan kepedulian terhadap lingkungan terutama Sungai Citarum
b. Butuh kerjasama yang solid antar seluruh instansi agar Sungai Citarum
lebih bersih, karena semua komponen membutuhkan air.
c. Harus dipelihara baik kualitas maupun kuantitasnya.
d. Dua puluh tujuh (27) juta penduduk bergantung pada Sungai Citarum.
e. Dharapkan ke depan Sungai Citarum semakin bersih.
f. Pembagian great air.
1) Air minum(air yang langsung diminum)
2) Air buat mandi/nyuci.
g. Langkah yang harus ditempuh
1) Langkah non structural(Hijaukan kembali hutan)
2) Normalkan aliran sungai
3) Non structural/pendekatan :
a) Tidak menebang pohon
b) Agro Bisnis(tidak membuang limbah ke sungai)
c) Tidak membuang limbah/sampah rumah tangga ke sungai.
d) Tidak membuang sampah apapun ke sungai.

3. Pembicara : Sekretaris Menko Kemaritiman.


Materi yang disampaikan :
a. Penataan sungai menjadi perhatian utama, kewenangan dari kementerian
kemaritiman.
b. Fungsi kementerian sbb:
Penyelesaian hal-hal yang terbelenggu dengan kewenangan tentang isu-
isu dan tantangan yang dihadapi.
c. Bersih-bersih kali di Cirebon oleh Gubernur Jawa Barat.
d. Sungai bukan tempat sampah :
1) Sungai bisa menjadi tempat rekreasi.
2) Sungai bisa menjadi sarana trasnportasi.
e. Sungai sebagai cermin kultur budaya.
f. Kementerian sangat mengapresiasi terhadap tata ruang(rumah tidak
boleh membelakangi sungai)
g. Dana dan anggaran untuk Sungai Citarum dapat diusulkan dari Provinsi
ke Pemerintah Pusat.

4. Pembicara : Kol Bayu (Koord Hulu Sungai Citarum)


Materi yang disampaikan :
h. Situ Cisanti komplek terletak di Kp. Pejaten Ds. Tarumajaya Kec.
Kertasari dan merupakan danau buatan pada tahun 2003.
i. Masalah yang ada saat ini adalah tumbuhan air seperti enceng gondong,
ganggang dan gulma.
j. Upaya mengatasi yaitu dengan pembersihan secara tuntas sampai ke
akar-akarnya dan penebaran bibit ikan nila.
k. Untuk mata air kurang terawat dan masih dikelola masyarakat.
l. Upaya mengatasi hal tersebut adalah dengan pembersihan semak,
perbaikan tanggul dan tanaman tumbuhan vetifer.
m. Hutan di wilayah tersebut merupakan hutan lindung PTPN VIII (345 Ha)
dan Perhutani (1400 Ha).
n. Untuk sungai Citarum, masalah yang dihadapi di wilayah ini adalah
adanya penyempitan aliran sungai dari 3-4 m menjadi 1 m, adanya perumahan
warga eks PTPN di sekitar bantara sungai sehingga terjadi pembuangan sampah
dan kotoran manusia maupun ternak ke aliran sungai.
o. Penyalahgunaan hutan lindung yang dijadikan lahan oleh masayarakat
dan masyarakat sebagai buruh tani di lokasi tersebut.
p. Instansi terkait Perhutani, PTPN VIII, BLH, Polri dan Kejaksaan.

5. Pembicara : Kol Inf Yudi zanibar (Limbah Industri dan


sedimentasi Sungai Citarum)
Materi yang disampaikan :
a. Apabila ingin merebut kembali Sungia Citarum yang bestari adalah
dengan mengawasi pabrik yang membuang limbah di bantaran Sungai
Citarum.
b. Adanya regulasi, Babinsa hanya bisa menginformasikan/memberitahukan
adanya limbah.
c. Solusi masalah limbah :

1) Adakan Komando dan pengendalian secara terpusat.


2) Pelaksanaan program dan anggaran kegiatan secara transparan.
3) Libatkan semua instansi/pihat terkait.
4) Bebas limbah industry dengan cara :
a) Penegakkan hukum secara tegas.
b) Pembuatan IPAL oleh para pelaku industry
5) Bebas erosi/sedimentasi.

6. Pembicara : Wali Kota Bandung( Bpk Ridwan Kamil)


Materi yang disampaikan :
a. Manajemen pengolahan/kebersihan dengan mengerahkan pekerja sungai
sebanyak 1500 orang(Gober)
b. Pemda menyiapkan kendaraan besar untuk angkut samapah besar.
c. Penataan Sungai Cikapundung untuk wisata air sepanjang 500 meter.
d. Membuat spanduk yang berisi siapa saja yang membuang sampah ke
sungai(oknum tsb difoto dan dipajang untuk memberikan efek jera.
e. Ide kebersihan menjaga Citarum :
1) Membuat pipa rekayasa sebagai tempat pengendepan kotoran.
2) Membuat bendungan sampah tiap 3 KM
3) Membuat detektif lingkungan untuk penegakkan hukum
4) Memanfaatkan kotoran sapi sebagai bahan baku batako/pupuk.
5) Normalisasi sungai dengan menggunakan eskavator kecil.

7. Pembicara : Dirjen Penegakkan Hukum Kementerian Lingkungan


Hidup dan Kehutanan.
Materi yang disampaikan :
a. Sungai Citarum merupakan sungai terbesar dan terpanjang di Jawa Barat
sepanjang 297 KM.
b. Rantai nilai pengolahan dan restorasi DAS :
1) Penataan kelembagaan dan penguatan budaya masyarakat di bantaran
DAS Citarum.
2) Penataan ruang DAS Citarum.
3) Fungsi ekologis, sosial dan ekonomi di DAS Citarum secara
berkelanjutan.
4) Dilaksanakan secara sinergitas oleh seluruh komponen masyarakat.
c. Keterkaitan aktivitas dalam pengelolaan dan restorasi DAS Citarum.
1) Permasalahan penegakkan hukum lingkungan hidup dan hutan
Potensi tindak kejahatan :
a) Ketidaktahuan perlu sosialisasi
b) Kesempatan perlu pengawasan.
c) Keinginan perlu penegakkan hukum
2) Instrumen dan pendekatan penegakkan hukum
d. Pengawasan dan penerapan sanksi administrasi.
Pengaduan – Pengawasan – Perintah – Sanksi administrasi.
e. Penegakkan hukum/penyelesaian sengketa, pencemaran/kerusakan
lingkungan.
f. Kasus yang menjadi perhatian
1) Pencemaran limbah B3 dari pabrik kertas.
2) Pencemaran lingkungan akibat reklamasi
3) Limbah masyarakat.
g. Macam –macam limbah medis :
1) Benda tajam.
2) Infeksius
3) Jaringan tubuh
4) Farmasi kimia
5) Radio aktif

8. Pembicara : Kapolda Jabar


Materi yang disampaikan :
Pemanfaatan Daerah Aliran Sungai Citarum
a. Permasalahan umum DAS Citarum
b. Pencemaran sungai
1) Lahan kritis
2) Industri
3) Sampah
c. Hambatan pengendalian
1) Masyarakat dan pelaku usaha
2) Regulasi
d. Modus operandi
1) Membuang sampah tidak sempurna
2) Pengolahan tidak sempurna
3) Membuang limbah pada media lingkungan.
e. Kewajiban pengusaha
f. Jenis bentuk TP pencemaran Lingkungan Hidup.
g. Surat permintaan data perusahaan, perusahaan yang sedang dalam
pengawasan kalau masih melanggar perlu diberikan sanksi administrasi.
9. Pembicara : Bapak harry Kis
Materi yang disampaikan : Hasil Rempah-Rempah.

a. Tanah subur, tetapi tidak mampu untuk swasembada pangan.


b. Kembali ke teknologi nenek moyang
- Unsur hara( cacing penggembur tanah, belut dll)
c. Padi organik:
1) 1 Lubang, 1 benih menggunakan pupuk organic berumur 92 hari.
2) Padi ditanam di polybag
3) 1 butir menghasilkan 24.000 biji.
d. Pembuatan pupuk organik pada tanaman sehingga menjadi
berkualitas(proses freeze drying)
e. Pasarnya rrempah-rempah(Taiwan)
f. Pupuk organik bisa menjadi penghantar listrik.

10. Pembicara : Kol Kav Purwadi


Materi yang disampaikan :
a. Cara mengatasi sedimentasi
b. Rencana kebutuhan alat
c. Rencana kebutuhan jaering
d. Membuat TPS tiap kecamatan
e. Membuat saptitank
f. Membuat TPM pengolahan sampah
g. Mendata kebutuhan tanaman untuk bantaran Sungai Citarum.
h. Pemasangan CCTV di tempat pembuangan sampah.

11. Pembicara : Kol Aby


Materi yang disampaikan : Waduk Saguling dan Permasalahannya.
Permasalahan sedimentasi
a. Erosi lahan
b. Kondisi hutan
c. Pelaksanaan regulasi tata ruang tidak konsisten
d. Penyumbang terbesar pencemaran air Waduk Saguling
e. Limbah rumah tangga : 160 ton/hari
f. Limbah industry : 100 ton/hari
g. Permasalahan enceng gondok
h. Permasalahan keranjang jarring apung, perijinan tidak tertib.
i. Permasalahan pelanggaran sekitar danau.
12. Pembicara : Bpk Idi Widodo
Materi yang disampaikan : Penggunaan alat berat amphibi
a. Penggunaan alat berat amphibi untuk membersihkan enceng gondok
b. Alat ini sudah diterapkan di Jakarta(Danau Pluit) dan terbukti efektif.

13. Pembicara : Ibu Maritakada(Kedutaan Jepang)


Materi yang disampaikan :

a. Ucapan terimakasih kepada Pangdam III/Slw atas undangan ke acara Rapat


Umum Citarum Harum tahun 2017.
b. Sungai di Jepang pernah mengalami kondisi yang sama dengan Sungai
Citarum saat ini, dan sekarang sungai di Jepang sudah bersih.
c. Jepang memiliki pengalaman dalam menangani pencemaran limbvah dan
ekosisitem.
d. Jepang siap membantu/bekerjasama sesuai dengan permintaan dari
Indonesia.

14. Pembicara : Bpk Yudha(BBWS)


Materi yang disampaikan : Kondisi Sampah dan Limbah Sungai Citarum.

a. Pencemaran Sungai Citarum akibat dari :


1) Ledakan penduduk
2) Penggunaan lahan untuk kawasan pemukiman dan industri
3) Laju peningkatan ekonomi

b. Penyebab pencemaran Sungai Citarum :


1) Tingginya curah hujan
2) Labilnya kondisi tanah
3) Adanya penggundulan hutan
4) Banyaknya sampah domestik

15. Pembicara : Bpk Arif Suryanandar (ITB)


Materi yang disampaikan : Keunggulan Insenerator APEMSAE.
a. Dari sampah digunakan untuk menggempur sampah .
b. Peralatan sederhana dan mudah dipindah.
c. Pengoperasian mudah ,tidak perlu tenaga khusus.
d. Harga ekonomis /dan material mudah didapat.
e. Tidak perlu mobilitas sampah untuk mengangkut
ke tempat pembakaran .
f. Tidak membutuhkan bahan bakar dari fosil ( bensin ,dll)
g. Tidak memerlukan mesin peniup ( blower ).
16. Pembicara : Bpk Albert Nego Tarigan (Staf Kepresidenan RI)
Materi yang disampaikan : Kebijakan Presiden RI

a. Kerusakan sungai Citarum merupakan krisis ekosistem yang kronis.


Penanganannya memerlukan suatu operasi khusus, dan sekaligus kembali
menata barisan para pelaku baik kementerian/lembaga pemerintah maupun
organisasi/kelompok masyarakat. Tantangan besarnya adalah membangun
konsensus di kalangan pemerintah, dan masyarakat. Dalam hal ini perlu
dijadikan rujukan, Tim Kordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Citarum (SK Menteri PU 224/KPTS/M/ 2013). Konsensus sudah dibuat, dan
rencana kerja dibuat yang kongkrit dan mampu dikerjakan melalui kerjasama
para pihak. Selanjutnya adalah soal kepemimpinan.

b. Pemulihan dan perlindungan Citarum dapat dipastikan mendapat


dukungan dari Presiden. Dalam beberapa pengalaman dalam penanganan
krisis/masalah lingkungan seperti masalah rawa gambut dan merkuri, prosesnya
dapat dilakukan melalui pengajuan rapat terbatas kabinet, dan untuk Citarum
dapat diajukan kemenko Maritim. Kantor Staf Kepresidenan mendukung
sepenuhnya.

c. Semoga seluruh hal di atas, menjadi pintu cara berpikir, bekerja dan
bertindak bahwapembangunan tidak hanya dapat digerakkan dengan
pendekatan eksploitasi semata tapi juga dalam pendekatan koservasi dan
perlindungan.

Anda mungkin juga menyukai