Anda di halaman 1dari 11

Topik: Disuria suspek Infeksi Saluran Kemih

Tanggal (kasus): 14 Juni 2017 Persenter: dr. Atika Qisty Desmawan


Tangal presentasi: Oktober 2017 Penyelia: dr. Dr. H. Ari Windy Hardhanu
Tempat presentasi: UPT Puskesmas Cimanggu II
Obyektif presentasi:
□ Keilmuan □ Keterampilan □ Penyegaran □ Tinjauan pustaka
□ Diagnostik □ Manajemen □ Masalah □ Istimewa
□ Neonatus □ Bayi □ Anak □ Remaja □ Dewasa □ Lansia □ Bumil
□ Deskripsi:
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien Ny. Y usia 22 tahun datang ke Puskesmas Cimanggu II dengan keluhan demam sejak
1 hari SMRS. Demam dirasakan mendadak dan terus menerus, pusing (+) disertai mual (+)
muntah (-). ± 2 hari sebelumnya pasien mengeluh nyeri perut bagian kanan dan kiri bawah.
Nyeri terasa terus menerus dan mangkel. Pasien juga mengeluh nyeri saat kencing (+), terasa
perih dan panas, anyang – anyangan (+), hematuria (+) 1x, kencing batu (-), kencing pasir (-),
keputihan (+). Pasien pernah mengalami sakit yang sama ± 2 bulan yang lalu, namun sembuh
setelah periksa ke dokter. BAB tidak ada keluhan.
□ Tujuan:
 Mengetahui penegakkan diagnosis penatalaksanaan ISK

Bahan bahasan: □ Tinjauan pustaka □ Riset □ Kasus □ Audit


Cara membahas: □ Diskusi □ Presentasi dan diskusi □ E-mail □ Pos

Data pasien: Nama: Ny. Y No registrasi:


Nama klinik: PKM Cimanggu II Telp: Terdaftar sejak:
Data utama untuk bahan diskusi:
1. Diagnosis/Gambaran Klinis:
Infeksi Saluran Kemih
2. Riwayat Pengobatan:
Pasien pernah berobat dengan keluhan yang sama ± 2 bulan yang lalu namun tidak ingat
nama obatnya.
3. Riwayat kesehatan/Penyakit:
2 bulan yang lalu pernah mengalami keluhan serupa.
4. Riwayat keluarga:
Tidak ada keluarga yang mengeluhkan hal serupa
5. Riwayat pekerjaan:
-

6. Lain-lain:
Tanda-tanda Vital
Keadaan umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 89 x/menit, isi dan tegangan cukup, reguler
Suhu : 37,6 °C
Pernapasan : 20 x/menit, reguler,

Status Generalis
Kepala : Venektasi temporal -
Mata : Konjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/-, RCL +/+, RCTL +/+, diameter pupil
3mm/3mm.
Hidung : NCH (-/-)
Mulut : sianosis (-), mukosa kering
Leher : retraksi (-), JVP 5 + 2 cmH2O
KGB : Tidak teraba.
Tiroid : Tidak terdapat pembesaran.

Dada :
Paru : I: Pergerakan dinding dada simetris kanan=kiri, retraksi (-), ketinggalan gerak
(-), pectus excavatum (-), pectus carinatum(-), sikatriks (-), barrel chest (-)
P: Krepitasi (-), massa (-), Vokal fremitus lapang paru kiri=kanan.
P: Sonor (+/+)
A: SD vesikuler +/+, Rbk -/-, Rbh-/-, Wh-/-
Jantung: I : Ictus cordis terlihat di SIC V 1 jari medial linea midclavicularis sinistra
P: Ictus cordis teraba di SIC V 1 jari medial linea midclavicularis sinistra
P: Batas jantung kiri bawah di SIC V 1 jari medial linea midclavicularis
sinistra,
Batas jantung kiri atas di SIC II linea parasternal sinistra,
Batas jantung kanan bawah di SIC IV linea parasternal dextra.
Batas jantung kanan atas di SIC II linea parasternal dextra,
A :S1>S2, regular, gallop (-), murmur (-).
Abdomen: I : Abdomen cembung regio suprapubik vesika urinaria penuh,
A : Bising usus +, 15 kali per menit.
P : seluruh regio abdomen timpani, nyeri ketok CVA (-)
pekak alih (-), pekak sisi (-)
P : Dinding abdomen supel, nyeri tekan + regio suprapubik,
Hepar : teraba bawah arcus costae dextra, tepi tajam, tanpa pembesaran
Lien : tidak teraba
Ekstremitas: CRT <2”, edema pitting inferior (-), akral hangat, turgor kulit baik, tidak ada
gangguan gerak pada ekstrimitas superior dan inferior, clubbing finger (-/-),
sianosis (-/-)
Daftar Pustaka:
1. Sukandar, E. Infeksi Saluran Kemih. In Sudoyo A.W, et all.ed. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Jilid II Edisi V. Jakarta: Internal Publishing. 2009:1008-1014.
2. Anonim. Urinary Tract Infections (Acute Urinary Tract Infection: Urethritis, Cystitis, and
Pyelonephritis). In Kasper, et all ed. Harrison’s Manual of Medicine16th Edition.
Newyork: Mc Graw Hill Medical Publishing Division. 2005:724
3. Meyrier, A. Urinary Tract Infection. Available from:
http://www.kidneyatlas.org/book2/adk2_07.pdf
4. Scanlon, V.C & Sanders, T. Essential of Anatomy and Physiology 5th edition. Philadelpia:
FA Davis Company. 2007: 420-432
5. Abdelmalak, J.B, et all. Urinary Tract Infections in Adults. In Potts J.M, ed. Essential
Urology, A Guide to Clinical Practice. New Jersey: Humana Press. 2004:183-189
Hasil pembelajaran:
1. Diagnosis ISK
2. Penatalaksanaan ISK
Rangkuman hasil pembelajaran portofolio:
1. Subyektif:
 Sakit pada kandung kencing dan pemeriksaan fisik lanjut akan mengkonfirmasi sebab dari sakit
pasien

2. Objektif:
Tanda-tanda Vital
Keadaan umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 89 x/menit, isi dan tegangan cukup, reguler
Suhu : 37,6 °C
Pernapasan : 20 x/menit, reguler,

Status Generalis
Kepala : Venektasi temporal -
Mata : Konjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/-, RCL +/+, RCTL +/+, diameter pupil 3mm/3mm.
Hidung : NCH (-/-)
Mulut : sianosis (-), mukosa kering
Leher : retraksi (-), JVP 5 + 2 cmH2O
KGB : Tidak teraba.
Tiroid : Tidak terdapat pembesaran.

Dada :
Paru : I: Pergerakan dinding dada simetris kanan=kiri, retraksi (-), ketinggalan gerak (-),
pectus excavatum (-), pectus carinatum(-), sikatriks (-), barrel chest (-)
P: Krepitasi (-), massa (-), Vokal fremitus lapang paru kiri=kanan.
P: Sonor (+/+)
A: SD vesikuler +/+, Rbk -/-, Rbh-/-, Wh-/-
Jantung: I : Ictus cordis terlihat di SIC V 1 jari medial linea midclavicularis sinistra
P: Ictus cordis teraba di SIC V 1 jari medial linea midclavicularis sinistra
P: Batas jantung kiri bawah di SIC V 1 jari medial linea midclavicularis sinistra,
Batas jantung kiri atas di SIC II linea parasternal sinistra,
Batas jantung kanan bawah di SIC IV linea parasternal dextra.
Batas jantung kanan atas di SIC II linea parasternal dextra,
A :S1>S2, regular, gallop (-), murmur (-).
Abdomen: I : Abdomen cembung regio suprapubik vesika urinaria penuh,
A : Bising usus +, 15 kali per menit.
P : seluruh regio abdomen timpani, nyeri ketok CVA (-),
pekak alih (-), pekak sisi (-)
P : Dinding abdomen supel, nyeri tekan + regio suprapubik,
Hepar : teraba bawah arcus costae dextra, tepi tajam, tanpa pembesaran
Lien : tidak teraba
Ekstremitas: CRT <2”, edema pitting inferior (-), akral hangat, turgor kulit baik, tidak ada gangguan
gerak pada ekstrimitas superior dan inferior, clubbing finger (-/-), sianosis (-/-)
a. ”Assessment”(penalaran klinis):
DEFINISI

Beberapa istilah yang perlu dipahami:


b. Bakteriuria bermakna (significant backteriuri) adalah keberadaan mikroorganisme murni (tidak
terkontaminasi flora normal dari uretra) lebih dari 105 colony forming units per mL (cfu/ml)
biakan urin dan tanpa lekosituria2,3
c. Bakteriuria simtomatik adalah bakteriuria bermakna dengan manifestasi klinik2,3
d. Bakteriuria asimtomatik (covert bacteriuria) adalah bakteriuria bermakna tanpa manifestasi
klinik2,3.
Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan istilah yang digunakan untuk menunjukkan
bakteriuria patogen dengan colony forming units per mL CFU/ ml urin > 101, dan lekositouria
>10 per lapangan pandang besar, disertai manifestasi klinik3.
ISK akhir-akhir ini juga didefinisikan sebagai suatu respon inflamasi tubuh terhadap invasi
mikroorganisme pada urothelium4,5.
EPIDEMIOLOGI

Infeksi saluran kemih merupakan salah satu penyakit yang paling sering ditemukan di praktik umum.
Kejadian ISK dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti usia, gender, prevalensi bakteriuria, dan faktor
predisposisi yang mengakibatkan perubahan struktur saluran kemih termasuk ginjal. ISK cenderung
terjadi pada perempuan dibandingkan laki-laki. ISK berulang pada laki-laki jarang dilaporkan, kecuali
disertai factor predisposisi2.
Menurut penelitian, hampir 25-35% perempuan dewasa pernah mengalami ISK selama
hidupnya. Prevalensi bakteriuria asimtomatik lebih sering ditemukan pada perempuan. Prevalensi
selama periode sekolah (School girls) 1% meningkat menjadi 5 % selama periode aktif secara seksual.
Prevalensi infeksi asimtomatik meningkat mencapai 30% pada laki-laki dan perempuan jika disertai
faktor predisposisi2.

ANATOMI
Sistem urinarius terdiri dari 2 ginjal (ren), 2 ureter, vesika urinaria dan uretra. Sistem urinarius
berfungsi sebagai system ekskresi dari cairan tubuh

Gambar 1. Struktur Saluran Kemih Manusia

Sumber: www.kidney.org

ETIOLOGI
Pada umumnya ISK disebabkan oleh mikroorganisme (MO) tunggal seperti:2
e. Eschericia coli merupakan MO yang paling sering diisolasi dari pasien dengan ISK simtomatik
maupun asimtomatik
f. Mikroorganisme lainnya yang sering ditemukan seperti Proteus spp (33% ISK anak laki-laki
berusia 5 tahun), Klebsiella spp dan Stafilokokus dengan koagulase negatif
g. Pseudomonas spp dan MO lainnya seperti Stafilokokus jarang dijumpai, kecuali pasca
kateterisasi
KLASIFIKASI
Berdasarkan letak anatomi, ISK digolongkan menjadi:
h. Infeksi Saluran Kemih Atas
Infeksi saluran kemih atas terdiri dari pielonefritis dan pielitis. Pielonefritis terbagi
menjadi pielonefritis akut (PNA) dan pielonefritis kronik (PNK). Istilah pielonefritis lebih
sering dipakai dari pada pielitis, karena infeksi pielum (pielitis) yang berdiri sendiri tidak
pernah ditemukan di klinik5.
i. Infeksi Saluran Kemih Bawah
Infeksi saluran kemih bawah terdiri dari sistitis, prostatitis dan epidimitis, uretritis, serta
sindrom uretra. Presentasi klinis ISKB tergantung dari gender. Pada perempuan biasanya berupa
sistitis dan sindrom uretra akut, sedangkan pada laki-laki berupa sistitis, prostatitis, epidimitis,
dan uretritis2.

j. Manifestasi Klinis
Lokal Sistemik
 Disuria  Panas badan sampai menggigil
 Polakisuria  Septicemia dan syok
 Stranguria
 Tenesmus
 Nokturia Perubahan urinalisis

 Enuresis nocturnal  Hematuria

 Prostatismus  Piuria

 Inkontinesia  Chylusuria

 Nyeri uretra  Pneumaturia

 Nyeri kandung kemih


 Nyeri kolik
 Nyeri ginjal

PEMERIKSAAN PENUNJANG

k. Pemeriksaan laboratorium :
a. Analisis urin rutin5
Untuk mencari kemungkinan adanya proses infeksi atau inflamasi pada saluran kemih.
Mengevaluasi adanya eritrosit, leukosit, bakteri, protein atau glukosa.
l. Kultur urin
Mencari jenis kuman yang menyebabkan infeksi dan sekaligus menentukan sensifitas kuman
terhadap beberapa antimikroba yang diujikan
m. Faal ginjal
Mencari kemungkinan adanya penyulit yang mengenai saluran kemih bagian atas. Elektrolit,
BUN, dan kreatinin berguna untuk insufisiensi ginjal kronis pada pasien yang memiliki
postvoid residu (PVR) yang tinggi.
n. Foto polos
Berguna untuk mencari adanya batu opak di saluran kemih, adanya batu/kalkulosa prostat
dan kadangkala menunjukan bayangan buli-buli yang penuh terisi urine, yang merupakan
tanda suatu retensi urine

PENATALAKSANAAN
1. Terapi
a. Infeksi saluran kemih atas (ISKA) 2
Pada umumnya pasien dengan pielonefritis akut (PNA) memerlukan rawat inap
untuk memelihara status hidrasi dan terapi antibiotik parenteral minimal 48 jam.
Indikasi rawat inap pada PNA antara lain kegagalan dalam mempertahankan hidrasi
normal atau toleransi terhadap antibiotik oral, pasien sakit berat, kegagalan terapi
antibiotik saat rawat jalan, diperlukan investigasi lanjutan, faktor predisposisi ISK
berkomplikasi, serta komorbiditas seperti kehamilan, diabetes mellitus dan usia lanjut.
The Infectious Disease Society of America menganjurkan satu dari tiga
alternative terapi antibiotic IV sebagai terapi awal selama 48-72 jam, sebelum adanya
hasil kepekaan biakan yakni fluorokuinolon, amiglikosida dengan atau tanpa ampisilin
dan sefalosporin spektrum luas dengan atau tanpa aminoglikosida.
b. Infeksi saluran kemih bawah (ISKB)
Prinsip manajemen ISKB adalah dengan meningkatkan intake cairan, pemberian
antibiotik yang adekuat, dan kalau perlu terapi simtomatik untuk alkanisasi urin dengan
natrium bikarbonat 16-20 gram per hari2,5
Pada sistitis akut, antibiotika pilihan pertama antara lain nitrofurantoin,
ampisilin, penisilin G, asam nalidiksik dan tetrasiklin. Golongan sulfonamid cukup
efektif tetapi tidak ekspansif. Pada sistitis kronik dapat diberikan nitrofurantoin dan
sulfonamid sebagai pengobatan permulaan sebelum diketahui hasil bakteriogram5.

3. ”Plan”:
Pengobatan: pengobatan bertujuan untuk:
1. Penanganan ISK
2. Menurunkan suhu tubuh di bawah ambang suhu
3. Mencegah ISK berulang
Terapi dan planning :
Darah rutin
Urin rutin
USG abdomen
Non farmakologi
Istirahat
Minum banyak
Menjaga higienitas sekitar alat kelamin
Hindari menahan BAK terlalu lama

Farmakologi
Ciprofloxacin 2 x 500 mg tab
Paracetamol 3 x 500 mg tab
Antasida 3 x 1 tab

Majenang, Oktober 2017

DOKTER INTERNSHIP DOKTER PENDAMPING

dr. Atika Qisty Desmawan Dr. H. Ari windy Hardhanu


LAPORAN KASUS
DISURIA SUSPEK INFEKSI SALURAN KEMIH

Pendamping:
Dr. H. Ari Windy Hardhanu

Disusun oleh:
dr. Atika Qisty Desmawan

RSUD MAJENANG
KABUPATEN CILACAP
2017

Anda mungkin juga menyukai