Anda di halaman 1dari 11

SASARAN BELAJAR

1. Memahami dan menjelaskan kedokteran keluarga


1.1 Batasan atau terminologi dokter keluarga.

Definisi

Dokter keluarga adalah dokter praktek umum yang menyelenggarakan pelayanan primer yang
komprehensif, kontinu, integratif, holistik, koordinatif, dengan mengutamakan pencegahan,
menimbang peran keluarga dan lingkungan serta pekerjaannya. Pelayanan diberikan kepada semua
pasien tanpa memandang jenis kelamin, usia ataupun jenis penyakitnya. Pelayanan dokter keluarga
melibatkan Dokter Keluarga sebagai penyaring di tingkat primer sebagai bagian suatu jaringan
pelayanan kesehatan terpadu yang melibatkan dokter spesialis di tingkat pelayanan sekunder dan
rumah sakit rujukan sebagai tempat pelayanan rawat inap, diselenggarakan secara komprehensif,
kontinu, integratif, holistik, koordinatif dengan mengutamakan pencegahan, menimbang peran
keluarga dan lingkungannya serta pekerjaannya. Pelayanan diberikan kepada semua pasien tanpa
memilah jenis kelamin, usia serta faktor-faktor lainnya. (The American Academy of Family
Physician, 1969; Geyman, 1971; McWhinney, 1981).

Batasan atau terminologi dokter keluarga.

Dokter keluarga merupakan dokter yang mengabdikan dirinya dalam bidang profesi dokter maupun
kesehatan yang memiliki pengetahuan, ketrampilan melalui pendidikan khusus di bidang kedokteran
keluarga yang mempunyai wewenang untuk menjalankan praktek dokter keluarga. ( IKK FKUI
1996 )

Dokter keluarga adalah dokter yang mempunyai tanggung jawab menyelenggarakan pelayanan
kesehatan personal, menyeluruh terpadu, berkesinambungan dan proaktif sesuai dengan kebutuhan
pasiennya sebagai anggota satu unit keluarga, komunitas serta lingkungannya serta bila menghadapi
masalah kesehatan khusus yang tak tertanggulangi bertindak sebagai coordinator dalam konsultasi
dan atau rujukan pada dokter ahli yang sesuai. ( AAFP, IDI, Singapura )

Dokter Keluarga adalah dokter praktek umum, hanya dalam prakteknya menggunakan pendekatan
kedokteran keluarga. Pendekatan kedokteran keluarga itu prinsip ada 4, pelayanan yang bersifat
personal (invidual) bukan keluarga, pelayanan yang bersifat primer artinya hanya melayani sebatas
dokter pelayanan primer, lalu komprehensif artinya DK sebagai Dokter praktek umum melayani 4
ranah pelayanan yaitu promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Lalu yang ke empat adalah
kontinyu, ini yang sering dilupakan para dokter prakter umum padahal hal tersebut sangat
penting, the continuity of care atau kesinambungan pelayanan. Jangan sampai seseorang itu dilayani
oleh banyak dokter, sehingga mengulang pelayanan lagi, pemeriksaan lagi, obatnya jadi double-
double dan seterusnya. ( dr. Sugito Wonodirekso )

Pengertian dokter keluarga sendiri menurut PDKI (Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia) adalah
tenaga kesehatan tempat kontak pertama pasien di fasilitas/sistem pelayanan kesehatan primer guna
menyelesaikan semua masalah kesehatan yang dihadapi – tanpa memandang jenis penyakit,, usia,
dan jenis kelamin yang dapat dilakukan sedini dan sedapat mungkin, secara paripurna, dengan
pendekatan holistik, bersinambung, dan dalam koordinasi serta kolaborasi dengan profesional
kesehatan lainnya, dengan menerapkan prinsip pelayanan yang efektif dan efisien yang
mengutamakan pencegahan, serta menjunjung tinggi tanggung jawab profesional, hukum, etika dan
moral”. Layanan yang diselenggarakannya (wewenang) sebatas kompetensi dasar kedokteran yang
diperolehnya selama pendidikan kedokteran dasar.
Batasan pelayanan dokter keluaraga :

1. Pelayanan dokter keluarag adalah pelayanan kedokteran yang menyeluruh yang memusatkan
pelayanannya kepada keluarga sebagai suatu unit, dimana tanggung ajawab dokter tidak dibatasi
oleh golongan umur atau jenis kelamin, organ tubuh atau jenis penyakit.
2. Pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan spesialis yang luas yang dikembangkan dari
berbagai disiplin ilmu terutama ilmu penyakit dalam, ilmu kesehatan anak, ilmu kebidanan dan
kandungan, ilmu bedah, serta ilmu kedokteran jiwa yang secara keseluruhan membentuk
kesatuan yang terpadu

Batasan tentang ilmu kedokteran keluarga di antaranya adalah sebagai berikut :

1. Ilmu kedokteran keluarga adalah ilmu yang mencakup seluruh spektrum ilmu kedokteran yang
orientasinya adalah untuk memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang
berkesinambungan dan menyeluruh kepada satu kesatuan individu, keluarga dan masyarakat
dengan memperhatikan faktor-faktor lingkungan, ekonomi dan sosial budaya. (PB IDI, 1983)
2. Ilmu kedokteran keluarga menunjuk pada body of knowledge dari pelayanan dokter keluarga
yang merupakan disiplin baru dari ilmu kedokteran yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan
kesehatan khalayak secara lebih responsif dan bertanggung jawab. (Charmichael, 1973)
3. Ilmu kedokteran keluarga adalah salah satu cabang dari ilmu kedokteran yang ditandai dengan
terdapatnya suatu kelompok pengetahuan kedokteran yang bersifat khusus. (WONCA, Manila;
1979)
4. Ilmu kedokteran keluarga adalah body of knowledge tentang fenomena yang dihadapi serta
teknik yang dipergunakan oleh para dokter yang menyelenggarakan perawatan kesehatan
perorangan pada tingkat pertama dan berkelanjutan. (Whinney, 1969)
5. Ilmu kedokteran keluarga adalah sebuah pendekatan multidisipliner yang terpadu menuju
perawatan kesehatan yang menyeluruh dari unit keluarga. (Sargent, 1967)

Batasan dokter keluarga :


1. Dokter keluarga adalah dokter yang mengutamakan penyediaan pelayanan komprehensif bagi
semua orang yang mencari pelayanan kedokteran
2. Dokter keluarga adalah dokter yang dapat memberikan pelayanan kesehatan yang berorientasi
komunitas dengan titik berat kepada keluarga, bila perlu aktif mengunjungi penderita atau
keluarganya
3. Dokter keluarga adlaha dokter yang memiliki tanggung jawab menyelenggarakan pelayanan
kesehatan yang menyeluruh yang dibutuhkan oleh semua anggota yang terdapat dalam satu
keluarga dan dapat merujuk ke dokter ahli yang sesuai.
4. Dokter keluarga adalah dokter yang melayani masyarakat sebagai kontak pertama yang
merupakan pintu masuk ke system pelayanan kesehatan.
5. Dokter keluarga adlah dokter yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan personal, tingkat
pertama, menyeluruh dan berkesinambungan kepada pasien yang terkait dengan keluarga,
komunitas, serta lingkungannya.

1.2 Tugas dokter keluarga


Dokter keluarga memiliki peranan dan cakupan yang khusus yaitu :
1. Komprehensif dan holistik
2. Kompeten dengan ilmunya
3. Continue ( berkesinambungan)
4. Preventif
5. Kolaboratif dan kordinatif
6. Mempertimbangkan keluarga, lingkungan kerja, dan lingkungan
7. Mempertimbangkan mutu dan biaya
8. Segala tindakan dapat dipertanggung jawabkan
9. Segala tindakan dapat diaudit
10. Bermoral dan beretika yang baik
Sehingga yang ditekankan disini dokter keluarga adalah gate keeper sekelmpok
masyarakat,sebagai system pencegahan atau prventif.Jadi pada dasarnya preventiflah yang
diutamakan daripada tindakan kuratif.Semakin dia melakukan tindakan preventif yang tepat,dan
pasien yang mengalami sakit itu sedikit maka dapat dikatakan bahwa dokter keluarga tersebut
berhasil.

Dokter keluarga memiliki 5 fungsi yang dimiliki, yaitu (Azrul Azwar, dkk. 2004) :
a. Care Provider (Penyelenggara Pelayanan Kesehatan)
Yang mempertimbangkan pasien secara holistik sebagai seorang individu dan sebagai bagian
integral (tak terpisahkan) dari keluarga, komunitas, lingkungannya, dan menyelenggarakan
pelayanan kesehatan yang berkualitas tinggi, komprehensif, kontinu, dan personal dalam
jangka waktu panjang dalam wujud hubungan profesional dokter-pasien yang saling
menghargai dan mempercayai. Juga sebagai pelayanan komprehensif yang manusiawi namun
tetap dapat dapat diaudit dan dipertangungjawabkan.
b. Communicator (Penghubung atau Penyampai Pesan)
Yang mampu memperkenalkan pola hidup sehat melalui penjelasan yang efektif sehingga
memberdayakan pasien dan keluarganya untuk meningkatkan dan memelihara kesehatannya
sendiri serta memicu perubahan cara berpikir menuju sehat dan mandiri kepada pasien dan
komunitasnya
c. Decision Maker (Pembuat Keputusan)
Yang melakukan pemeriksaan pasien, pengobatan, dan pemanfaatan teknologi kedokteran
berdasarkan kaidah ilmiah yang mapan dengan mempertimbangkan harapan pasien, nilai etika,
“cost effectiveness” untuk kepentingan pasien sepenuhnya dan membuat keputusan klinis
yang ilmiah dan empatik
d. Manager
Yang dapat berkerja secara harmonis dengan individu dan organisasi di dalam maupun di luar
sistem kesehatan agar dapat memenuhi kebutuhan pasien dan komunitasnya berdasarkan data
kesehatan yang ada. Menjadi dokter yang cakap memimpin klinik, sehat, sejahtera, dan
bijaksana
e. Community Leader (Pemimpin Masyarakat)
Yang memperoleh kepercayaan dari komunitas pasien yang dilayaninya, menyearahkan
kebutuhan kesehatan individu dan komunitasnya, memberikan nasihat kepada kelompok
penduduk dan melakukan kegaiatan atas nama masyarakat dan menjadi panutan masyarakat
Selain fungsi, ada pula tugas dokter keluarga, yaitu :
 Menyelenggarakan pelayanan primer secara paripurna menyuruh, dan bermutu guna penapisan
untuk pelayanan spesialistik yang diperlukan,
 Mendiagnosis secara cepat dan memberikan terapi secara cepat dan tepat,
 Memberikan pelayanan kedokteran secara aktif kepada pasien pada saat sehat dan sakit
 Memberikan pelayanan kedokteran kepada individu dan keluarganya,
 Membina keluarga pasien untuk berpartisipasi dalam upaya peningkatan taraf kesehatan,
pencegahan penyakit, pengobatan dan rehabilitasi,
 Menangani penyakit akut dan kronik,
 Melakukan tindakan tahap awal kasus berat agar siap dikirim ke rumah sakit,
 Tetap bertanggung-jawab atas pasien yang dirujukan ke Dokter Spesialis atau dirawat di RS,
 Memantau pasien yang telah dirujuk atau di konsultasikan,
 Bertindak sebagai mitra, penasihat dan konsultan bagi pasiennya,
 Mengkordinasikan pelayanan yang diperlukan untuk kepentingan pasien,
 Menyelenggarakan rekam Medis yang memenuhi standar,
 Melakukan penelitian untuk mengembang ilmu kedokteran secara umum dan ilmu kedokteran
keluarga secara khusus.
Kewajiban dokter keluarga :
 Menjunjung tinggi profesionalisme
 Menerapkan prinsip kedokteran keluarga dalam praktek
 Bekerja dalam tim kesehatan
 Menjadi sumber daya kesehatan
 Melakukan riset untuk pengembangan layanan primer
Manfaat Dokter Keluarga:
Manfaat pelayanan dokter keluarga (Cambridge Research Institute, 1976) adalah :
1. Penanganan kasus penyakit sbg manusia seutuhnya.
2. Diselenggarakan pelayanan pencegahan penyakit dan dijamin kesinambungan pelayanan.
3. Pengaturan kebutuhan spesialis lebih terarah
4. Diselenggarakan pelayanan kesehatan terpadu
5. Keteranga keluarga, kesehatan dan sosial dpt dimanfaatkan.
6. Dihitung berbagai faktor yg dapat menimbulkan penyakit.
7. Meringankan biaya kesehatan8.Dicegah pemakaian berbagai alat kedokteran canggih.
Kriteria Dokter Keluarga
1. Spesialis Famili Medisin (SpFM)
Dokter Keluarga yang meningkatkan profesionalismenya lebih tinggi dengan mengikuti
pendidikan spesialisasi kedokteran keluarga, dan memperoleh gelar akademik sebagai Spesialis
Family Medicine (SpFM). Para SpFM ini dalam system pelayanan kedokteran terpadu atau
terstruktur tetap menjalankan praktiknya di strata pertama.
2. Syarat-syarat Dokter Keluarga
Program konversi adalah program sertifikasi I (awal) dokter layanan primer yang berminat
menjadi dokter keluarga. Program konversi dimaksudkan agar dokter yang memiliki komitmen
menjadi dokter layanan primer mengimplementasikan komitmen tersebut dengan meningkatkan
dan menjaga kompetensi dan kinerja profesionalnya sehingga benar-benar mampu dan mau
menjadi dokter layanan primer yang mumpuni dan berkedudukan di lini terdepan pelayanan
kesehatan di Indonesia. Program konversi adalah salah satu bentuk uji kompetensi melalui alat
tilik diri (self assesment) yang berisi kuesioner tentang rekam jejak praktik dan kegiatan
profesional dokter tersebut. Jadi program konversi tidak dapat diikuti oleh dokter yang tidak
praktik atau praktik kurang dari 5 tahun.

Tujuan Dokter Keluarga


Tujuan pelayanan dokter keluarga mencakup bidang yang amat luas sekali. Jika disederhanakan
secara umum dapat dibedakan atas dua macam (Azwar, 1995) :
a. Tujuan Umum
Tujuan umum pelayanan dokter keluarga adalah sama dengan tujuan pelayanan kedokteran dan
atau pelayanan kesehatan pada umumnya, yakni terwujudnya keadaan sehat bagi setiap anggota
keluarga.
b. Tujuan Khusus
Sedangkan tujuan khusus pelayanan dokter keluarga dapat dibedakan atas dua macam :
a. Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan kedokteran yang lebih efektif.
Dibandingkan dengan pelayanan kedokteran lainnya, pelayanan dokter keluarga memang
lebih efektif. Ini disebabkan karena dalam menangani suatu masalah kesehatan, perhatian
tidak hanya ditujukan pada keluhan yang disampaikan saja, tetapi pada pasien sebagai
manusia seutuhnya, dan bahkan sebagai bagian dari anggota keluarga dengan
lingkungannya masing-masing. Dengan diperhatikannya berbagai faktor yang seperti ini,
maka pengelolaan suatu masalah kesehatan akan dapat dilakukan secara sempurna dan
karena itu penyelesaian suatu masalah kesehatan akan dapat pula diharapkan lebih
memuaskan.
b. Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan kedokteran yang lebih efisien.
Dibandingkan dengan pelayanan kedokteran lainnya, pelayanan dokter keluarga juga lebih
mengutamakan pelayanan pencegahan penyakit serta diselenggarakan secara menyeluruh,
terpadu dan berkesinambungan. Dengan diutamakannya pelayanan pencegahan penyakit,
maka berarti angka jatuh sakit akan menurun, yang apabila dapat dipertahankan, pada
gilirannya akan berperan besar dalam menurunkan biaya kesehatan. Hal yang sama juga
ditemukan pada pelayanan yang menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Karena salah
satu keuntungan dari pelayanan yang seperti ini ialah dapat dihindarkannya tindakan dan
atau pemeriksaan kedokteran yang berulang-ulang, yang besar peranannya dalam mencegah
penghamburan dana kesehatan yang jumlahnya telah diketahui selalu bersifat terbatas

Karakteristik Dokter Keluarga Menurut ;


a. Lynn P. Carmichael (1973):
 Mencegah penyakit dan memelihara kesehatan
 Pasien sebagai bagian dari keluarga dan masyarakat
 Pelayanan menyeluruh, mempertimbangkan pasien dan keluarganya
 Andal mendiagnosis, tanggap epidemiologi dan terampil menangani penyakit
 Tanggap saling-aruh faktor biologik-emosi-sosial, dan mewaspadai kemiripan penyakit.

b. Debra P. Hymovic & Martha Underwood Barnards (1973):


 Pelayanan responsif dan bertanggung jawab
 Pelayanan primer dan lanjut
 Diagnosis dini, capai taraf kesehatan tinggi
 Memandang pasien dan keluarga
 Melayani secara maksimal
c. IDI (1982)
 Memandang pasien sebagai individu, bagian dari keluarga dan masyarakat
 Pelayanan menyeluruh dan maksimal
 Mengutamakan pencegahan, tingkatan taraf kesehatan
 Menyesuaikan dengan kebutuhan pasien dan memenuhinya
 Menyelenggarakan pelayanan primer dan bertanggung jawab atas kelanjutannya

1.4 Latar belakang kelahiran dokter keluarga.

Latar belakang kelahiran dokter keluarga

Dokter Keluarga di Indonesia


Kegiatan untuk mengembalikan pelayanan dokter keluarga di Indonesia telah dimulai sejak tahun
1981 yakni dengan didirikannya Kelompok Studi Dokter Keluarga. Pada Tahun 1990 melalui
kongres yang kedua di Bogor, nama organisasi dirubah menjadi Kolese Dokter Keluarga Indonesia
(KDKI). Sekalipun organisasi ini sejak tahun 1988 telah menjadi anggota IDI, tapi pelayanan dokter
keluarga di Indonesia belum secara resmi mendapat pengakuan baik dari profesi kedokteran ataupun
dari pemerintah.
Untuk lebih meningkatkan program kerja, terutama pada tingkat internasional, maka pada tahun
1972 didirikanlah organisasi internasional dokter keluarga yang dikenal dengan nama World of
National College and Academic Association of General Practitioners / Family Physicians
(WONCA). Indonesia adalah anggota dari WONCA yang diwakili oleh Kolese Dokter Keluarga
Indonesia. Untuk Indonesia, manfaat pelayanan kedokteran keluarga tidak hanya untuk
mengendalikan biaya dan atau meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, akan tetapi juga dalam
rangka turut mengatasi paling tidak 3 (tiga) masalah pokok pelayanan kesehatan lain yakni:

 Pendayagunaan dokter pasca PTT


 Pengembangan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat
 Menghadapi era globalisasi

Perkembangan dokter keluarga.

 PDKI pada awalnya merupakan sebuah kelompok studi yang bernama Kelompok Studi Dokter
Keluarga (KSDK, 1983), sebuah organisasi dokter seminat di bawah IDI. Anggotanya beragam,
terdiri atas dokter praktik umum dan dokter spesialis.
 Pada tahun 1986, menjadi anggota organisasi dokter keluarga sedunia (WONCA).
 Pada tahun 1990, setelah Kongres Nasional di Bogor, yang bersamaan dengan Kongres Dokter
Keluarga Asia-Pasifik di Bali, namanya diubah menjadi Kolese Dokter Keluarga Indonesia
(KDKI), namun tetap sebagai organisasi dokter seminat.
 Pada tahun 2003, dalam Kogres Nasional di Surabaya, ditasbihkan sebagai perhimpunan profesi,
yang anggotanya terdiri atas dokter praktik umum, dengan nama Perhimpunan Dokter Keluarga
Indonesia (PDKI), namun saat itu belum mempunyai kolegium yang berfungsi.
 Dalam Kongres Nasional di Makassar 2006 didirikan Kolegium Ilmu Kedokteran Keluarga
(KIKK) dan telah dilaporkan ke IDI dan MKKI.

1.3 Standar pelayanan dokter keluarga.

Standar pelayanan dokter keluarga ;


1. Standar pemeliharaan kesehatan di klinik
o Standar pelayanan paripurna, pelayanan disediakan sebagai pelayanan strata pertama untuk
semua orang tidak berdasarkan umur atau jenis kelamin. Pelayanan yang bersifat paripurna
yaitu pemeliharaan dan peningkatan kesehatan atau promotif, pencegahan penyakit dan
proteksi khusus atau preventif, pemulihan kesehatan atau kuratif, pencegahan kecacatan atau
disability limitation dan rehabilitasi baik fisik, mental, maupun sosial setelah sakit dengan
memperhatikan kemampuan sosial serta sesuai dengan medikolegal etika kedokteran.
o Standar pelayanan medik, pelayanan medik yang melaksanakan pelayanan kedokteran secara
lege artis. Berupa anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang, penegakkan diagnosis dan
diagnosis banding, prognosis, konseling, konsultasi, rujukan, tindak lanjut, tindakan,
pengobatan rasional, dan pembinaan keluarga.
o Standar pelayanan menyeluruh, pelayanan disediakan dalam kedokteran keluarga yang bersifat
menyeluruh yaitu peduli bahwa pasien seorang manusia seutuhnya yang terdiri dari fisik,
mental, sosial, dan spiritual, serta berkehidupan di tengah lingkungan fisik dan sosialnya.
o Standar pelayyanan terpadu, pelayanan disediakan dalam kedokteran keluarga yang bersifat
terpadu, selaiun berupa kemitraan antara dokter dengan pasiensaat proses pelaksanaan medic,
juga merupakan kemitraan lintas program dengan berbagai institusi formal maupun informal.
o Standar pelayanan berkesinambungan, merupakan pelayanan berkesinambungan yang
melaksanakan pelayanan kedokteran secra efektif efisien, proaktif, dan terus menerus demi
kesehatan pasien

2. Standar perilaku dalam praktek :


o Standar perilaku terhadap pasien, pelayanan dokter keluarga menyediakan kesempatan bagi
pasien untuk menyampaikan kekhawatiran dan masalah kesehatannya, serta memberikan
kesempatan kepada pasien untuk memperoleh penjelasan yang dibutuhkan guna dapat
memutuskan pemilihan penatalaksanaan yang akan dilaksanakan.
o Standar perilaku dengan mitra kerja di klinik, seorang doketr keluarga sebagai pimpinan
manajemen untuk mengelola klinik secara professional.
o Standar perilaku dengan sejawat, menghormati dan menghargai pengetahuan ketrampilan dan
kontribusi kolega lain dalam pelayanan kesehatan dan menjaga hubungan baik secara
professional.
o Standar pengembangan ilmu dan ketrampilan praktek, pelayanan dokter keluarga selalu
berusaha mengikuti kegiatan kegiatan ilmiah guna memelihara dan menmabah ketrampilan
praktek serta meluaskan wawasan pengetahuan kedokteran sepanjang hayatnya.
o Standar partisipasi dalam kegiatan masyarakat di bidang kesehatan, dokter keluarga selalu
berusaha berpartisipasi aktif dalam semua kegiatan peningkatan kesehatan di sekitarnya dan
siap memberikan pendapatnya pada setiap kondisi kesehatan di daerahnya.

3. Standar pengelolaan praktek, selain dokter keluarga juga terdapat petugas kesehatan anatara lain
perawat, bidan, administrasi klinik serta pegawai lain yang sesuai dengan latar belakang
pendidikan atau pelatihannya.

4. Standar sarana dan prasarana, pelayanan dokter keluarga memiliki fasilitas pelayanan kesehatan
strata pertama yang lengkap serta beberapa fasilitas tambahan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat sekitarnya.

5. Standar manajemen keuangan, pencatatan dan jenis system pembiayaan praktik.

6. Standar manajemen klinik, pembagian kerja, program pelatihan, program kesehatan dan
keselamatan kerja, dan pembahasan administrasi klinik.

7. Standar peralatan klinik, peralatan medis, peralatan penunjang medis dan peralatan non medis.

8. Standar proses – proses penunjang praktik, pengelolaan rekam medic, pengelolaan pencegahan
infeksi, pengelolaan air bersih, pengelolaan obat, dan pengelolaan limbah

Jenis pelayanan dokter keluarga.

Adapun beberapa jenis pelayanan dokter keluarga yang sesuai dengan karakteristik pelayanan
mereka adalah: ( Putu, 2010)

 Konsultasi medis dan penyuluhan kesehatan


 Pemeriksaan dan Pengobatan oleh dokter
 Tindakan medis kecil (ringan)
 Pemeriksaan penunjang laboratorium sederhana
 Pemeriksaan ibu hamil, nifas, dan ibu menyusui, bayi dan anak balita
 Upaya penyembuhan terhadap efek samping kontrasepsi
 Pemberian obat pelayanan dasar dan pelayanan obat penyakit kronis atas indikasi medis,
Pemberian surat rujukan ke Rumah Sakit/Dokter Spesialis untuk kasus yang tidak dapat
ditangani Dokter Keluarga
Oleh karena dokter keluarga telah melewati pendidikan lanjutan khusus tersebut, maka dokter
keluarga memiliki tingkat kompetensi yang lebih dibanding dokter umum, sehingga batas
kewenangan yang dimiliki dokter keluarga lebih luas dibandingkan dengan dokter umum dan
dokter keluarga juga memiliki tugas-tugas serta karakteristik pemberian pelayanan kesehatan
tersendiri kepada masyarakat. Hal ini mengindikasikan bahwa dokter keluarga dapat diterapkan
pada sistem kedokteran di Indonesia, karena akan memberikan pelayanan kesehatan yang lebih
optimal bagi masyarakat.

Pembiayaan penanganan dokter keluarga

Penyelenggaraan pembangunan kesehatan berpedoman pada Sistem Kesehatan Nasional (SKN).


Tatanan yg menghimpun upaya secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin derajat
kesehatan yg setinggi-tingginya sebagai perwujudan kesejahteraan umum seperti amanat UUD
1945. Kebijakan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) merupakan landasan umum bagi negara
dalam mengupayakan penyelenggaraan jaminan sosial secara nasional. Jaminan pelayanan
kesehatan yang merupakan salah satu hak asasi bagi setiap warga menjadi dicantumkan dalam
SJSN sebagai ekspresi komitmen Pemerintah yang harus diwujudkan. Dua unsur pokok yang
saling terkait dalam Sistem Kesehatan Nasional adalah Upaya kesehatan dan Pembiayaan
Kesehatan Masalah yang mendasar pada pembiayaan kesehatan adalah sistem dan sumber
pembiayaan kesehatan bagi setiap anggota masyarakat. Sehingga persoalan pembiayaan kesehatan
di Indonesia masih merupakan topik yang selalu menarik untuk dikaji. Sistem yang paling
mendekati cocok untuk diterapkan tampaknya akan sampai satu kesepahaman yakni system
pembiayaan kesehatan yang berbasiskan sistem asuransi kesehatan.

Hingga kini, sudah banyak berdiri badan penyelenggara (Bapel) pembiayaan kesehatan di
Indonesia baik yang sudah lama maupun yang baru beberapa tahun. Dalam ketentuan UU SJSN,
Terbentuk UU no 40 tahun 2004 tentang SJSN. Pada masa transisi hingga th 2009, empat badan
BHMN diberi hak sebagai badan pengelola jaminan sosial, yakni PT Askes, PT Jamsostek, PT
Asabri dan PT Taspen. Kemudian disusul Putusan MK RI terhadap perkara no 007/PUU-III/2005
tentang pengujian UU SJSN. Kewajiban Daerah dan prioritas belanjanya untuk mengembangkan
sistem jaminan sosial, bukan hanya semata-mata un tuk memenuhi SPM, namun merupakan
kewajiban konstitusional. Daerah boleh mendirikan BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial)
dengan memenuhi UU SJSN dan UU Pememerintah Daerah

1.4 Kompetensi dokter keluarga.

Dokter keluarga memiliki 7 kompetensi dasar yang harus dimiliki,yaitu :


1. Memiliki kualitas komunikasi dan ketrampilan
2. Memliki ketrampilan dan kompetensi dasara
3. Keterampilan menerapkan dasar-dasar lmu biomedik, ilmu klinik, ilmu perilaku dan
epidemiologi dalam praktek kedokteran keluarga
4. Keterampilan mengelola masalah kesehatan pada individu, keluarga ataupun masyarakat secara
komprehensif, holistik, bersinambung, terkoordinir dan bekerja sama dalam konteks Pelayanan
Kesehatan Primer
5. Berpikiran kritis dan memliki kemampuan management yang baik
6. Mau belajar sepanjang hayat
7. Memiliki etika,prilaku yang baik dan berprilaku professional

Memiliki ilmu dan ketrampilan klinis layanan primer cabang ilmu utama yaitu bedah, penyakit
dalam, kebidanan dan penyakit kandungan, kesehatan anak, THT, mata, kulit dan kelamin, psikiatri,
syaraf, kedokteran komunitas,
Memiliki ketrampilan klinis layanan primer lanjut :
1. Ketrampilan melakukan health screening
2. Menafsirkan hasil pemeriksaan laboratorium lanjut
3. Membaca hasil EKG
4. Membaca hasil USG
5. ACLS, ATLS, dan APLS

Standar kompetensi dokter keluarga menurut deklarasi WONCA – WHO tahun 2003 :
1. Melaksanakan asuhan bagi pasien dalam kelompok usia tertentu
( bayi baru lahir, bayi, anak, remaja, dewasa, wanita hamil dan menyusui, lansia )
2. Mengintegrasikan komponen asuhan komprehensif
o Memahami epidemiologi penyakit
o Melakukan anamnesis dan pemeriksaan jasmani secara memadai
o Memeahami ragam perbedaan faal dan metabolism obat
o Menafsirkan hasil pemeriksaan laboratorium dan radiologi
o Menyelenggarakan penilaian risiko khusus usia tertentu
o Menyelenggarakan upaya pencegahan, penapisan, dan panduan serta penyuluhan gizi
o Memahami pokok masalah perkembangan normal
o Menyelenggarakan konseling, psikologi, dan prilaku
o Mengkonsultasikan atau merujuk pasien tepat pada waktunya bila diperlukan
o Menyelenggarakan layanan paliatif
o Menjunjung tinggi aspek pelayanan kedokteran
3. Mengkoordinasikan layanan kesehatan
o Dengan keluarga pasien ( penilaian keluarga, pertemuan keluarga atau pasien, pembinaan
dan konseling keluarga )
o Dengan masyarakat ( penilaian kesehatan masyarakat dan epidemiologi, pemeriksaan atau
penilaian masyarakat, mengenali dan memanfaatkan sumber daya masyarakat, program
pencegahan dan pendidikan bagi masyarakat, advokasi atau pembelaan kepentingan
kesehatan masyarakat )
4. Melayani kesehatan masyarakat yang menonjol
( kelainan alergik, anastesia dan penanganan nyeri, kelainan yang mengancam jiwa, kelainan
kardiovaskular, kelainan kulit, kelainan mata dan telinga, kelainan saluran cerna, kelainan
perkemihan dan kelamin, kelainan obstetric dan ginekologi, penyakit infeksi, kelainan
musculoskeletal, kelainan neoplastik, kelainan neurologi, dan psikiatri)
5. Melaksanakan profesi dalam tim penyedia kesehatan
( menyusun dan menggerakan tim, kepemimpinan, ketrampilan manajemen praktek, pemecahan
masalah konflik, peningkatan kualitas )

2. Memahami dan menjelaskan perbedaan dokter umum dan dokter keluarga.


2.1 Prinsip
Prinsip pelayanan atau pendekatan dokter keluarga adalah memberikan :
 Pelayanan yang holistic dan kemprehensif
 Pelayanan yang berkesinambungan
 Pelayanan yang mengutamakan pencegahan
 Pelayanan yang koordinatif dan kolaboratif
 Pelayanan personal bagi setiap pasien sebagai bagian integral dari keluarganya
 Pelayanan yang mempertimbangkan keluarga , lingkungan kerja, dan lingkungan tempat
tinggalnya ( dokter keluarga harus mendiagnosis secara holistic dan mengobati secara
komprehensif ).
 Pelayanan yang menjunjung tinggi etika, moral dan hukum ( untuk menghindari terjadinya
penyalahgunaan wewenang dokter )
 Pelayanan yang sadar biaya dan sadar mutu ( untuk mengendalikan mutu dan biaya agar tidak
berlebih atau kekurangan ).
 Dapat diaudit dan dipertangungjawabkan (tidak mengada-ngada dan tidak menyealahgunakan
data)

2.2 Perbedaan.
PERBEDAAN DOKTER PRAKTEK UMUM DAN DOKTER KELUARGA
Tabel ini menjelaskan tentang perbedaan antara dokter praktek umum dengan dokter keluarga
DOKTER PRAKTEK UMUM DOKTER KELUARGA
Cakupan Pelayanan Terbatas Lebih Luas
Menyeluruh, Paripurna, bukan sekedar
Sifat Pelayanan Sesuai Keluhan
yang dikeluhkan
Kasus per kasus dengan pengamatanKasus per kasus dengan
Cara Pelayanan
sesaat berkesinambungan sepanjang hayat
Lebih kuratif hanya untuk penyakit Lebih kearah pencegahan, tanpa
Jenis Pelayanan
tertentu mengabaikan pengobatan dan rehabilitasi
Peran keluarga Kurang dipertimbangkan Lebih diperhatikan dan dilibatkan
Promotif dan pencegahan Tidak jadi perhatian Jadi perhatian utama
Dokter – pasien – teman sejawat dan
Hubungan dokter-pasien Dokter – pasien
konsultan
Secara individual sebagai bagian dari
Awal pelayanan Secara individual
keluarga komunitas dan lingkungan
Dalam penjelasan Undang-Undang No 20 tahun 2013 tentang Pendidikan Kedokteran, pasal mengenai dokter layanan primer
pasal 8 ayat 2 disebutkan bahwa : Program dokter layanan primer ditujukan untuk memenuhi kualifikasi sebagai pelaku awal pada
layanan kesehatan tingkat pertama, melakukan penapisan rujukan tingkat pertama ke tingkat kedua, dan melakukan kendali mutu
serta kendali biaya sesuai dengan standar kompetensi dokter dalam sistem jaminan kesehatan nasional.

3. Memahami dan menjelaskan peran dokter keluarga di Indonesia


Upaya sinergisme dalam rangka pengembangan DK di Indonesia itu telah dilakukan dalam suatu
wadah kerjasama tripartit pengembangan DK di Indonesia yang terdiri dari Depkes, KDKI/IDI dan
Fakultas Kedokteran (Wibisana dkk., 2001).
Kebijakan pemerintah di bidang pendidikan tenaga kesehatan, dalam hal ini dokter, pada dasarnya
mengacu pada prinsip bahwa praktek kedokteran harus senantiasa ditingkatkan mutunya melalui
registrasi, sertifikasi, pendidikan, dan pelatihan yang sinambung serta pemantauan terhadap kinerja
dokter dalam menyelenggarakan prakteknya. Sementara ini, tuntutan global mengharuskan Fakultas
Kedokteran di seluruh dunia mulai mempertimbangkan perannya dalam pembangunan kesehatan dan
menjalin kemitraan dengan institusi dan kelompok lain di sektor kesehatan dan sosial. Mereka
dituntut untuk menghasilkan dokter yang menjalankan 5 fungsi dasar (“5 stars doctor ; Care
Provider, Decision maker, Communicator, Community Leader, Manager”) yang pada dasarnya
adalah fungsi dokter keluarga.

Anda mungkin juga menyukai