Definisi
Dokter keluarga adalah dokter praktek umum yang menyelenggarakan pelayanan primer yang
komprehensif, kontinu, integratif, holistik, koordinatif, dengan mengutamakan pencegahan,
menimbang peran keluarga dan lingkungan serta pekerjaannya. Pelayanan diberikan kepada semua
pasien tanpa memandang jenis kelamin, usia ataupun jenis penyakitnya. Pelayanan dokter keluarga
melibatkan Dokter Keluarga sebagai penyaring di tingkat primer sebagai bagian suatu jaringan
pelayanan kesehatan terpadu yang melibatkan dokter spesialis di tingkat pelayanan sekunder dan
rumah sakit rujukan sebagai tempat pelayanan rawat inap, diselenggarakan secara komprehensif,
kontinu, integratif, holistik, koordinatif dengan mengutamakan pencegahan, menimbang peran
keluarga dan lingkungannya serta pekerjaannya. Pelayanan diberikan kepada semua pasien tanpa
memilah jenis kelamin, usia serta faktor-faktor lainnya. (The American Academy of Family
Physician, 1969; Geyman, 1971; McWhinney, 1981).
Dokter keluarga merupakan dokter yang mengabdikan dirinya dalam bidang profesi dokter maupun
kesehatan yang memiliki pengetahuan, ketrampilan melalui pendidikan khusus di bidang kedokteran
keluarga yang mempunyai wewenang untuk menjalankan praktek dokter keluarga. ( IKK FKUI
1996 )
Dokter keluarga adalah dokter yang mempunyai tanggung jawab menyelenggarakan pelayanan
kesehatan personal, menyeluruh terpadu, berkesinambungan dan proaktif sesuai dengan kebutuhan
pasiennya sebagai anggota satu unit keluarga, komunitas serta lingkungannya serta bila menghadapi
masalah kesehatan khusus yang tak tertanggulangi bertindak sebagai coordinator dalam konsultasi
dan atau rujukan pada dokter ahli yang sesuai. ( AAFP, IDI, Singapura )
Dokter Keluarga adalah dokter praktek umum, hanya dalam prakteknya menggunakan pendekatan
kedokteran keluarga. Pendekatan kedokteran keluarga itu prinsip ada 4, pelayanan yang bersifat
personal (invidual) bukan keluarga, pelayanan yang bersifat primer artinya hanya melayani sebatas
dokter pelayanan primer, lalu komprehensif artinya DK sebagai Dokter praktek umum melayani 4
ranah pelayanan yaitu promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Lalu yang ke empat adalah
kontinyu, ini yang sering dilupakan para dokter prakter umum padahal hal tersebut sangat
penting, the continuity of care atau kesinambungan pelayanan. Jangan sampai seseorang itu dilayani
oleh banyak dokter, sehingga mengulang pelayanan lagi, pemeriksaan lagi, obatnya jadi double-
double dan seterusnya. ( dr. Sugito Wonodirekso )
Pengertian dokter keluarga sendiri menurut PDKI (Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia) adalah
tenaga kesehatan tempat kontak pertama pasien di fasilitas/sistem pelayanan kesehatan primer guna
menyelesaikan semua masalah kesehatan yang dihadapi – tanpa memandang jenis penyakit,, usia,
dan jenis kelamin yang dapat dilakukan sedini dan sedapat mungkin, secara paripurna, dengan
pendekatan holistik, bersinambung, dan dalam koordinasi serta kolaborasi dengan profesional
kesehatan lainnya, dengan menerapkan prinsip pelayanan yang efektif dan efisien yang
mengutamakan pencegahan, serta menjunjung tinggi tanggung jawab profesional, hukum, etika dan
moral”. Layanan yang diselenggarakannya (wewenang) sebatas kompetensi dasar kedokteran yang
diperolehnya selama pendidikan kedokteran dasar.
Batasan pelayanan dokter keluaraga :
1. Pelayanan dokter keluarag adalah pelayanan kedokteran yang menyeluruh yang memusatkan
pelayanannya kepada keluarga sebagai suatu unit, dimana tanggung ajawab dokter tidak dibatasi
oleh golongan umur atau jenis kelamin, organ tubuh atau jenis penyakit.
2. Pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan spesialis yang luas yang dikembangkan dari
berbagai disiplin ilmu terutama ilmu penyakit dalam, ilmu kesehatan anak, ilmu kebidanan dan
kandungan, ilmu bedah, serta ilmu kedokteran jiwa yang secara keseluruhan membentuk
kesatuan yang terpadu
1. Ilmu kedokteran keluarga adalah ilmu yang mencakup seluruh spektrum ilmu kedokteran yang
orientasinya adalah untuk memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang
berkesinambungan dan menyeluruh kepada satu kesatuan individu, keluarga dan masyarakat
dengan memperhatikan faktor-faktor lingkungan, ekonomi dan sosial budaya. (PB IDI, 1983)
2. Ilmu kedokteran keluarga menunjuk pada body of knowledge dari pelayanan dokter keluarga
yang merupakan disiplin baru dari ilmu kedokteran yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan
kesehatan khalayak secara lebih responsif dan bertanggung jawab. (Charmichael, 1973)
3. Ilmu kedokteran keluarga adalah salah satu cabang dari ilmu kedokteran yang ditandai dengan
terdapatnya suatu kelompok pengetahuan kedokteran yang bersifat khusus. (WONCA, Manila;
1979)
4. Ilmu kedokteran keluarga adalah body of knowledge tentang fenomena yang dihadapi serta
teknik yang dipergunakan oleh para dokter yang menyelenggarakan perawatan kesehatan
perorangan pada tingkat pertama dan berkelanjutan. (Whinney, 1969)
5. Ilmu kedokteran keluarga adalah sebuah pendekatan multidisipliner yang terpadu menuju
perawatan kesehatan yang menyeluruh dari unit keluarga. (Sargent, 1967)
Dokter keluarga memiliki 5 fungsi yang dimiliki, yaitu (Azrul Azwar, dkk. 2004) :
a. Care Provider (Penyelenggara Pelayanan Kesehatan)
Yang mempertimbangkan pasien secara holistik sebagai seorang individu dan sebagai bagian
integral (tak terpisahkan) dari keluarga, komunitas, lingkungannya, dan menyelenggarakan
pelayanan kesehatan yang berkualitas tinggi, komprehensif, kontinu, dan personal dalam
jangka waktu panjang dalam wujud hubungan profesional dokter-pasien yang saling
menghargai dan mempercayai. Juga sebagai pelayanan komprehensif yang manusiawi namun
tetap dapat dapat diaudit dan dipertangungjawabkan.
b. Communicator (Penghubung atau Penyampai Pesan)
Yang mampu memperkenalkan pola hidup sehat melalui penjelasan yang efektif sehingga
memberdayakan pasien dan keluarganya untuk meningkatkan dan memelihara kesehatannya
sendiri serta memicu perubahan cara berpikir menuju sehat dan mandiri kepada pasien dan
komunitasnya
c. Decision Maker (Pembuat Keputusan)
Yang melakukan pemeriksaan pasien, pengobatan, dan pemanfaatan teknologi kedokteran
berdasarkan kaidah ilmiah yang mapan dengan mempertimbangkan harapan pasien, nilai etika,
“cost effectiveness” untuk kepentingan pasien sepenuhnya dan membuat keputusan klinis
yang ilmiah dan empatik
d. Manager
Yang dapat berkerja secara harmonis dengan individu dan organisasi di dalam maupun di luar
sistem kesehatan agar dapat memenuhi kebutuhan pasien dan komunitasnya berdasarkan data
kesehatan yang ada. Menjadi dokter yang cakap memimpin klinik, sehat, sejahtera, dan
bijaksana
e. Community Leader (Pemimpin Masyarakat)
Yang memperoleh kepercayaan dari komunitas pasien yang dilayaninya, menyearahkan
kebutuhan kesehatan individu dan komunitasnya, memberikan nasihat kepada kelompok
penduduk dan melakukan kegaiatan atas nama masyarakat dan menjadi panutan masyarakat
Selain fungsi, ada pula tugas dokter keluarga, yaitu :
Menyelenggarakan pelayanan primer secara paripurna menyuruh, dan bermutu guna penapisan
untuk pelayanan spesialistik yang diperlukan,
Mendiagnosis secara cepat dan memberikan terapi secara cepat dan tepat,
Memberikan pelayanan kedokteran secara aktif kepada pasien pada saat sehat dan sakit
Memberikan pelayanan kedokteran kepada individu dan keluarganya,
Membina keluarga pasien untuk berpartisipasi dalam upaya peningkatan taraf kesehatan,
pencegahan penyakit, pengobatan dan rehabilitasi,
Menangani penyakit akut dan kronik,
Melakukan tindakan tahap awal kasus berat agar siap dikirim ke rumah sakit,
Tetap bertanggung-jawab atas pasien yang dirujukan ke Dokter Spesialis atau dirawat di RS,
Memantau pasien yang telah dirujuk atau di konsultasikan,
Bertindak sebagai mitra, penasihat dan konsultan bagi pasiennya,
Mengkordinasikan pelayanan yang diperlukan untuk kepentingan pasien,
Menyelenggarakan rekam Medis yang memenuhi standar,
Melakukan penelitian untuk mengembang ilmu kedokteran secara umum dan ilmu kedokteran
keluarga secara khusus.
Kewajiban dokter keluarga :
Menjunjung tinggi profesionalisme
Menerapkan prinsip kedokteran keluarga dalam praktek
Bekerja dalam tim kesehatan
Menjadi sumber daya kesehatan
Melakukan riset untuk pengembangan layanan primer
Manfaat Dokter Keluarga:
Manfaat pelayanan dokter keluarga (Cambridge Research Institute, 1976) adalah :
1. Penanganan kasus penyakit sbg manusia seutuhnya.
2. Diselenggarakan pelayanan pencegahan penyakit dan dijamin kesinambungan pelayanan.
3. Pengaturan kebutuhan spesialis lebih terarah
4. Diselenggarakan pelayanan kesehatan terpadu
5. Keteranga keluarga, kesehatan dan sosial dpt dimanfaatkan.
6. Dihitung berbagai faktor yg dapat menimbulkan penyakit.
7. Meringankan biaya kesehatan8.Dicegah pemakaian berbagai alat kedokteran canggih.
Kriteria Dokter Keluarga
1. Spesialis Famili Medisin (SpFM)
Dokter Keluarga yang meningkatkan profesionalismenya lebih tinggi dengan mengikuti
pendidikan spesialisasi kedokteran keluarga, dan memperoleh gelar akademik sebagai Spesialis
Family Medicine (SpFM). Para SpFM ini dalam system pelayanan kedokteran terpadu atau
terstruktur tetap menjalankan praktiknya di strata pertama.
2. Syarat-syarat Dokter Keluarga
Program konversi adalah program sertifikasi I (awal) dokter layanan primer yang berminat
menjadi dokter keluarga. Program konversi dimaksudkan agar dokter yang memiliki komitmen
menjadi dokter layanan primer mengimplementasikan komitmen tersebut dengan meningkatkan
dan menjaga kompetensi dan kinerja profesionalnya sehingga benar-benar mampu dan mau
menjadi dokter layanan primer yang mumpuni dan berkedudukan di lini terdepan pelayanan
kesehatan di Indonesia. Program konversi adalah salah satu bentuk uji kompetensi melalui alat
tilik diri (self assesment) yang berisi kuesioner tentang rekam jejak praktik dan kegiatan
profesional dokter tersebut. Jadi program konversi tidak dapat diikuti oleh dokter yang tidak
praktik atau praktik kurang dari 5 tahun.
PDKI pada awalnya merupakan sebuah kelompok studi yang bernama Kelompok Studi Dokter
Keluarga (KSDK, 1983), sebuah organisasi dokter seminat di bawah IDI. Anggotanya beragam,
terdiri atas dokter praktik umum dan dokter spesialis.
Pada tahun 1986, menjadi anggota organisasi dokter keluarga sedunia (WONCA).
Pada tahun 1990, setelah Kongres Nasional di Bogor, yang bersamaan dengan Kongres Dokter
Keluarga Asia-Pasifik di Bali, namanya diubah menjadi Kolese Dokter Keluarga Indonesia
(KDKI), namun tetap sebagai organisasi dokter seminat.
Pada tahun 2003, dalam Kogres Nasional di Surabaya, ditasbihkan sebagai perhimpunan profesi,
yang anggotanya terdiri atas dokter praktik umum, dengan nama Perhimpunan Dokter Keluarga
Indonesia (PDKI), namun saat itu belum mempunyai kolegium yang berfungsi.
Dalam Kongres Nasional di Makassar 2006 didirikan Kolegium Ilmu Kedokteran Keluarga
(KIKK) dan telah dilaporkan ke IDI dan MKKI.
3. Standar pengelolaan praktek, selain dokter keluarga juga terdapat petugas kesehatan anatara lain
perawat, bidan, administrasi klinik serta pegawai lain yang sesuai dengan latar belakang
pendidikan atau pelatihannya.
4. Standar sarana dan prasarana, pelayanan dokter keluarga memiliki fasilitas pelayanan kesehatan
strata pertama yang lengkap serta beberapa fasilitas tambahan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat sekitarnya.
6. Standar manajemen klinik, pembagian kerja, program pelatihan, program kesehatan dan
keselamatan kerja, dan pembahasan administrasi klinik.
7. Standar peralatan klinik, peralatan medis, peralatan penunjang medis dan peralatan non medis.
8. Standar proses – proses penunjang praktik, pengelolaan rekam medic, pengelolaan pencegahan
infeksi, pengelolaan air bersih, pengelolaan obat, dan pengelolaan limbah
Adapun beberapa jenis pelayanan dokter keluarga yang sesuai dengan karakteristik pelayanan
mereka adalah: ( Putu, 2010)
Hingga kini, sudah banyak berdiri badan penyelenggara (Bapel) pembiayaan kesehatan di
Indonesia baik yang sudah lama maupun yang baru beberapa tahun. Dalam ketentuan UU SJSN,
Terbentuk UU no 40 tahun 2004 tentang SJSN. Pada masa transisi hingga th 2009, empat badan
BHMN diberi hak sebagai badan pengelola jaminan sosial, yakni PT Askes, PT Jamsostek, PT
Asabri dan PT Taspen. Kemudian disusul Putusan MK RI terhadap perkara no 007/PUU-III/2005
tentang pengujian UU SJSN. Kewajiban Daerah dan prioritas belanjanya untuk mengembangkan
sistem jaminan sosial, bukan hanya semata-mata un tuk memenuhi SPM, namun merupakan
kewajiban konstitusional. Daerah boleh mendirikan BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial)
dengan memenuhi UU SJSN dan UU Pememerintah Daerah
Memiliki ilmu dan ketrampilan klinis layanan primer cabang ilmu utama yaitu bedah, penyakit
dalam, kebidanan dan penyakit kandungan, kesehatan anak, THT, mata, kulit dan kelamin, psikiatri,
syaraf, kedokteran komunitas,
Memiliki ketrampilan klinis layanan primer lanjut :
1. Ketrampilan melakukan health screening
2. Menafsirkan hasil pemeriksaan laboratorium lanjut
3. Membaca hasil EKG
4. Membaca hasil USG
5. ACLS, ATLS, dan APLS
Standar kompetensi dokter keluarga menurut deklarasi WONCA – WHO tahun 2003 :
1. Melaksanakan asuhan bagi pasien dalam kelompok usia tertentu
( bayi baru lahir, bayi, anak, remaja, dewasa, wanita hamil dan menyusui, lansia )
2. Mengintegrasikan komponen asuhan komprehensif
o Memahami epidemiologi penyakit
o Melakukan anamnesis dan pemeriksaan jasmani secara memadai
o Memeahami ragam perbedaan faal dan metabolism obat
o Menafsirkan hasil pemeriksaan laboratorium dan radiologi
o Menyelenggarakan penilaian risiko khusus usia tertentu
o Menyelenggarakan upaya pencegahan, penapisan, dan panduan serta penyuluhan gizi
o Memahami pokok masalah perkembangan normal
o Menyelenggarakan konseling, psikologi, dan prilaku
o Mengkonsultasikan atau merujuk pasien tepat pada waktunya bila diperlukan
o Menyelenggarakan layanan paliatif
o Menjunjung tinggi aspek pelayanan kedokteran
3. Mengkoordinasikan layanan kesehatan
o Dengan keluarga pasien ( penilaian keluarga, pertemuan keluarga atau pasien, pembinaan
dan konseling keluarga )
o Dengan masyarakat ( penilaian kesehatan masyarakat dan epidemiologi, pemeriksaan atau
penilaian masyarakat, mengenali dan memanfaatkan sumber daya masyarakat, program
pencegahan dan pendidikan bagi masyarakat, advokasi atau pembelaan kepentingan
kesehatan masyarakat )
4. Melayani kesehatan masyarakat yang menonjol
( kelainan alergik, anastesia dan penanganan nyeri, kelainan yang mengancam jiwa, kelainan
kardiovaskular, kelainan kulit, kelainan mata dan telinga, kelainan saluran cerna, kelainan
perkemihan dan kelamin, kelainan obstetric dan ginekologi, penyakit infeksi, kelainan
musculoskeletal, kelainan neoplastik, kelainan neurologi, dan psikiatri)
5. Melaksanakan profesi dalam tim penyedia kesehatan
( menyusun dan menggerakan tim, kepemimpinan, ketrampilan manajemen praktek, pemecahan
masalah konflik, peningkatan kualitas )
2.2 Perbedaan.
PERBEDAAN DOKTER PRAKTEK UMUM DAN DOKTER KELUARGA
Tabel ini menjelaskan tentang perbedaan antara dokter praktek umum dengan dokter keluarga
DOKTER PRAKTEK UMUM DOKTER KELUARGA
Cakupan Pelayanan Terbatas Lebih Luas
Menyeluruh, Paripurna, bukan sekedar
Sifat Pelayanan Sesuai Keluhan
yang dikeluhkan
Kasus per kasus dengan pengamatanKasus per kasus dengan
Cara Pelayanan
sesaat berkesinambungan sepanjang hayat
Lebih kuratif hanya untuk penyakit Lebih kearah pencegahan, tanpa
Jenis Pelayanan
tertentu mengabaikan pengobatan dan rehabilitasi
Peran keluarga Kurang dipertimbangkan Lebih diperhatikan dan dilibatkan
Promotif dan pencegahan Tidak jadi perhatian Jadi perhatian utama
Dokter – pasien – teman sejawat dan
Hubungan dokter-pasien Dokter – pasien
konsultan
Secara individual sebagai bagian dari
Awal pelayanan Secara individual
keluarga komunitas dan lingkungan
Dalam penjelasan Undang-Undang No 20 tahun 2013 tentang Pendidikan Kedokteran, pasal mengenai dokter layanan primer
pasal 8 ayat 2 disebutkan bahwa : Program dokter layanan primer ditujukan untuk memenuhi kualifikasi sebagai pelaku awal pada
layanan kesehatan tingkat pertama, melakukan penapisan rujukan tingkat pertama ke tingkat kedua, dan melakukan kendali mutu
serta kendali biaya sesuai dengan standar kompetensi dokter dalam sistem jaminan kesehatan nasional.