Dirangkum oleh:
Agus Daman (55117120104)
Era Informasi (juga dikenal sebagai Zaman Komputer, Zaman Digital, atau Zaman Media
Baru) adalah periode historis pada abad ke-21 yang ditandai dengan transisi cepat dari industri
tradisional yang dibawa oleh Revolusi Industri melalui industrialisasi, ke teknologi informasi.
ekonomi berbasis. Permulaan Zaman Informasi dikaitkan dengan Revolusi Digital, sama
seperti Revolusi Industri menandai awal Zaman Industri. Definisi apa artinya digital (atau apa
artinya informasi) terus berubah seiring waktu sebagai teknologi baru, perangkat pengguna,
metode interaksi dengan manusia dan perangkat lain memasuki domain riset pasar,
pengembangan, dan peluncuran. Selama Era Informasi, fenomenanya adalah bahwa industri
digital menciptakan masyarakat berbasis pengetahuan yang dikelilingi oleh ekonomi global
berteknologi tinggi yang memperluas pengaruhnya pada bagaimana manufaktur di seluruh dan
sektor jasa beroperasi dengan cara yang efisien dan nyaman.
Dalam masyarakat yang dikomersialkan, industri informasi mampu memungkinkan individu
untuk mengeksplorasi kebutuhan pribadi mereka, sehingga menyederhanakan prosedur untuk
membuat keputusan untuk transaksi dan secara signifikan mengurangi biaya untuk produsen
dan pembeli. Ini sangat diterima oleh para peserta di semua kegiatan ekonomi untuk tujuan
kemanjuran, dan insentif ekonomi baru kemudian akan didorong secara alami, seperti ekonomi
pengetahuan. Era Informasi dibentuk dengan memanfaatkan kemajuan dalam
mikrominiaturisasi komputer. Evolusi teknologi dalam kehidupan sehari-hari dan organisasi
sosial telah memunculkan fakta bahwa modernisasi proses informasi dan komunikasi telah
menjadi kekuatan pendorong evolusi sosial.
a. Definisi Era Digital Era digital adalah istilah yang di gunakan dalam kemunculan digital,
jaringan internet khususnya teknologi informasi komputer. Media baru Era Digital sering di
gunakan untuk menggambarkan teknologi digital. Media ini memiliki karakteristik dapat
dimanipulasi, bersifat jaringan atau internet, selain internet seperti media cetak, telivisi,
majalah, koran dan lain-lain bukanlah termasuk dalam kategori media baru. Media massa
Beralih ke media baru atau internet karena ada pergeseran budaya dalam sebuah penyampaian
informasi.
Kemampuan media era digital ini lebih memudahkan masyarakat dalam menerima informasi
lebih cepat dalam hal ini internet yang membuat media massa berbondong-bondong pindah
haluan. Semakin canggihnya teknologi digital masa kini membuat perubahan besar terhadap
dunia, lahirnya berbagai macam teknologi digital yang semakin maju telah banyak
bermunculan. Berbagai kalangan telah dimudahkan dalam mengakses suatu informasi melalui
banyak cara, serta dapat menikmati fasilitas dari teknologi digital dengan bebas dan terkendali.
Tetapi di sayangkan semakin berkembangnya teknologi justru semakin banyaknya kejahatan
yang terdeteksi. Maka dari itu segala sesuatunya harus memiliki perlindungan hak cipta dan
mengontrol anak-anak dan remaja khususnya.
b. Perkembangan Era Digital di Indonesia Banyak perkembangan Era Digital yang bisa lihat
di negara kita ini. Kemajuan teknologi memaksa media massa di Indonesia harus berubah
dalam menyampaikan informasi. Media online (internet) di era sekarang ini menggeserkan
media massa. Jika perusahaan media massa seperti Koran, majalah dan lain-lain masih tetap
bertahan tanpa mengikuti kemajuan jaman dalam hal ini (internet) maka dapat di pastikan
perusahaan tersebut akan mengalami kemunduran karena kebutuhan masyarat dalam menerima
informasi sudah beralih ke media baru atau internet. Sebenarnya Hampir satu dasawarsa
Indonesia terlambat dalam mengadopsi teknologi komunikasi khususnya internet. Dengan
munculnya budaya digital masyarakat sangat cepat menerima perkembangan teknologi
tersebut. Di lihat secara global Indonesia siap dalam menerima budaya digital, budaya digital
di butuhkan dalam mencapai pertumbuhan yang positif sesuai dengan kemajuan jaman itu
sendiri.
c. Dampak Positif dan Negatif Era Digital Dalam perkembangan teknologi era digital ini tentu
banyak sekali dampak - dampak yang akan kita rasakan dalam dunia digital ini, baik dampak
postif maupun dampak negatifnya.
1) Dampak Positif Era Digital Berikut dampak Positif era digital:
Informasi yang dibutuhkan untuk menjadi lebih cepat dan lebih mudah dalam
mengakses.
Tumbuhnya inovasi dalam berbagai bidang yang berorentasi pada teknologi digital,
inovasi ini lebih memudahkan proses dalam pekerjaan kita.
Munculnya media massa berbasis digital, khususnya media elektronik sebagai sumber
pengetahuan dan informasi.
Peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pengembangan dan pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi.
Dalam dunia pendidikan seperti perpustakaan online, media pembelajaran online,
diskusi online dan masih banyak lagi.
Dalam dunia bisnis seperti toko online dengan menggunakan aplikasi yang terhubung
pada situs toko online tersebut
Tak percaya? Ketik saja kata kunci: Banyuwangi di mesin pencari Google. Yang muncul pasti
seputar pariwisata di sana. Dari mulai Pantai Plengkung, Kawah Ijen, Blue Fire yang hanya
ada dua di dunia, The Seven Giant Waves Wonder, juara dunia versi UN-WTO (United Nation
World Tourism Organization) 48 events di 2016, Pantai Pulau Merah, Pantai Watu Dodol,
Teluk Hijau, Pantai Rajegwesi, semuanya ada.
Dan semua itu, bisa muncul dan terdeteksi oleh jutaan orang di seluruh dunia lewat pemasaran
pariwisata dengan aplikasi berbasis Android. Aplikasi yang berisi lengkap peta jalan dan
destinasi wisata. Melalui digital, pintu pariwisata kota kecil sekelas Banyuwangi menjadi
sangat dikenal di penjuru dunia.
Di 2015 saja, Banyuwangi sudah dikunjungi wisnus 2 juta orang. Angkanya tergolong tinggi.
Bali, yang notabene merupakan pulau utama pariwisata Indonesia hanya dikunjungi 8 juta
wisnus per tahun. Wismannya? Sudah mencapai 50 ribu.
Lagi-lagi, capaiannya tergolong tinggi. Bila dibandingkan dengan Sumatera Selatan yang
cakupannya sudah level provinsi, angka kunjungan wisman ke Banyuwangi masih lebih tinggi.
Di Sumsel, kunjungan wismannya hanya 30 ribu.
“Kami bisa begini salah satunya lewat gerakan Go Digital. Efek digital sangat dahsyat untuk
peningkatan pelayanan publik dan memacu kesejahteraan ekonomi masyarakat,” ungkap
Bupati Banyuwangi, Azwar Anas yang didampingi Kepala DInas Pariwisata Banyuwangi, MY
Bramuda, Senin (19/9) kemarin.
Sudah bukan rahasia lagi kalau Banyuwangi sudah menerapkan aplikasi "Banyuwangi in Your
Hand” untuk menunjang kinerja pariwisatanya. Aplikasi ini bisa diunduh di Apple
store dan Google Play Store. Dan semua data base sudah ada di aplikasi tersebut. Baik
pariwisata dan tempat makanan khas sekalipun, semuanya ada.
“Berkat pemasaran berbasis internet, pariwisata Banyuwangi semakin dikenal. Kami tidak
punya dana promosi besar untuk iklan di televisi atau media cetak atau online, karena itu kami
memanfaatkan sosial media dan aplikasi tadi,” tambah Anas.
Dengan pola serangan digital, wisman atau wisnus yang landing di Bali, bisa dibelokkan ke
Banyuwangi. Lama-lama, aksesnya makin bagus. Amenitasnya semakin kuat. Atraksinya juga
semakin variatif. Dari pantai yang bagus, yang cocok untuk surfing, yang bagus untuk
snorkeling diving, yang pasir merah, pasir. putih, semuanya laku dijual.
Gerakan Go Digital yang dilaunching Menpar Arief Yahya saat Rakornas III Pariwisata 2016
pun jadi smooth diimplementasikan. Koneksi pusat dan daerah tak lagi sulit. Tidak ribet.
Semuanya mudah lantaran iklim kerja Banyuwangi sudah familiar dengan digital.
Sekarang, sudah ada 24 desa yang dijadikan pilot project. Hingga akhir tahun nanti, Bram
membidik 41 desa yang tersambung dengan jaringan fiber optik.
”Kami bikin jadwal per tanggal, per bulan untuk melihat perkembangannya. Yang sudah
tersambung, langsung kami promosikan potensi wisata daerahnya lewat garapan video digital,”
tambahnya.
Manfaatnya pun langsung menyentuh akar rumput. Supanggih misalnya. Perajin makanan kecil
di Banyuwangi itu mengaku sangat terbantu dengan pemasaran berbasis digital itu.
”Dulu saat tak kenal internet, saya mengawali dagang dengan berkeliling kampung karena tak
sanggup sewa tempat untuk menempatkan dagangan. Kini tak perlu lagi sewa tempat, saya
sudah bisa berjualan hingga ke Surabaya dan Bali,” kata Supanggih.
Terbukanya pasar online juga dinikmati pengusaha mikro lainnya. Suradi (40), perajin manik-
manik dari Desa Kabat, Kecamatan Kabat, Banyuwangi, itu, kini menjadi penyuplai toko
kerajinan di Yogyakarta dan Bali. Jika sebelumnya hanya mendapatkan keuntungan Rp 1.000
per perhiasan yang diproduksi, kini ia mendapatkan keuntungan dua kali lipat karena langsung
berhubungan dengan pembeli lewat jaringan online.
Dengan fakta tadi, Bram – sapaan akrab MY Bramuda, makin yakin, Banyuwangi bisa makin
cepat naik kelas. Apalagi, bila pemasarannya dibantu Indonesia Tourism Exchange yang baru
dilaunching beberapa lalu.
“Implementasinya saya rasa akan mudah terealisasi. Ini kan tinggal input data yang sudah ada,
mempertajam dengan trend kekinian,semuanya bisa langsung konek. Banyuwangi sudah
menerapkan Smart Tourism Ecosystem seperti yang digunakan di Bali, jadi tidak akan sulit,”
ungkapnya.
Referensi:
1. Hapzi Ali, 2018. Modul Manajeen Strategic, UMB Jakarta.
2. https://www.liputan6.com/lifestyle/read/2606613/banyuwangi-contoh-sukses-
implementasi-go-digital