Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Untuk memenuhi kebutuhan pasar kerja nasional terutama dalam mengisi
kekosongan keahlian dan kompetensi di bidang tertentu yang tidak dapat ter-
cover oleh tenaga kerja Indonesia, maka tenaga kerja asing dapat dipekerjakan di
Indonesia sepanjang dalam hubungan kerja untuk jabatan tertentu dan waktu
tertentu, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan yang dimuat pada BAB VIII, Pasal 42 sampai dengan
Pasal 49). Pengaturan tersebut dimulai dari kewajiban pemberi kerja yang
menggunakan TKA untuk memperoleh izin tertulis; memiliki rencana
penggunaan TKA yang memuat alasan, jenis jabatan dan jangka waktu
penggunaan TKA; kewajiban penunjukan tenaga kerja WNI sebagai pendamping
TKA; hingga kewajiban memulangkan TKA ke negara asal setelah berakhirnya
hubungan kerja.
Undang-Undang Ketenagakerjaan menegaskan bahwa setiap pemberi kerja
yang mempekerjakan tenaga kerja asing wajib memiliki izin tertulis dari Menteri
atau pejabat yang ditunjuk. Untuk memberikan kesempatan kerja yang lebih luas
kepada tenaga kerja Indonesia (TKI), pemerintah membatasi penggunaan tenaga
kerja asing dan melakukan pengawasan. Dalam rangka itu, Pemerintah
mengeluarkan sejumlah perangkat hukum mulai dari perizinan, jaminan
perlindungan kesehatan sampai pada pengawasan. Sejumlah peraturan yang
diperintahkan oleh UUK antara lain :
1. Keputusan Menteri tentang Jabatan Tertentu dan Waktu Tertentu (Pasal 42
ayat (5));
2. Keputusan Menteri tentang Tata Cata Pengesahan Rencana Penggunaan
Tenaga Kerja Asing (Pasal 43 ayat (4));
3. Keputusan Menteri tentang Jabatan dan Standar Kompetensi (Pasal 44 ayat
(2));

1
4. Keputusan Menteri tentang Jabatan-jabatan Tertentu yang Dilarang di Jabat
oleh Tenaga Kerja Asing (Pasal 46 ayat (2));
5. Keputusan Menteri tentang Jabatan-jabatan Tertentu di Lembaga Pendidikan
yang Dibebaskan dari Pembayaran Kompensasi (Pasal 47 ayat (3)).
6. Peraturan Pemerintah tentang Besarnya Kompensasi dan Penggunaannya
(Pasal 47 ayat 4).
7. Keputusan Presiden tentang Penggunaan Tenaga Kerja Asing serta
Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kerja Pendamping (Pasal 49).

Sejak Undang-Undang Ketenagakerjaan diundangkan pada tanggal 25 Maret


2003, telah dilahirkan beberapa peraturan pelaksana undang-undang tersebut,
antara lain :
1. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 223/MEN/2003
Tentang Jabatan-jabatan di Lembaga Pendidikan yang Dikecualikan dari
Kewajiban Membayar Kompensasi.
2. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 67/MEN/IV/2004
tentang Pelaksanaan Program JAMSOSTEK bagi Tenaga Kerja Asing.
3. Peraturan Menteri Nomor PER.02/MEN/III/2008 Tentang Tata Cara
Penggunaan Tenaga Kerja Asing.

Mempekerjakan tenaga kerja asing dapat dilakukan oleh pihak manapun


sesuai dengan ketentuan kecuali pemberi kerja orang perseorangan. Setiap
pemberi kerja yang mempekerjakan tenaga kerja asing wajib memiliki izin
tertulis dari menteri atau pejabat yang ditunjuk kecuali terhadap perwakilan
negara asing yang mempergunakan tenaga kerja asing sebagai pegawai
diplomatik dan konsuler. Ketentuan mengenai jabatan tertentu dan waktu tertentu
bagi tenaga kerja asing ditetapkan dengan keputusan Menteri, yaitu Keputusan
Menteri Nomor : KEP-173/MEN/2000 tentang Jangka Waktu.
Terhadap setiap pengajuan/rencana penggunaan tenaga kerja asing di
Indonesia harus dibatasi baik dalam jumlah maupun bidang-bidang yang dapat
diduduki oleh tenaga kerja asing. Hal itu bertujuan agar kehadiran tenaga kerja
asing di Indoesia bukanlah sebagai ancaman bagi tenaga kerja Indonesia, justru

2
kehadiran mereka sebagai pemicu bagi tenaga kerja Indonesia untuk lebih
professional dan selalu menambah kemampuan dirinya agar dapat bersaing baik
antara sesama tenaga kerja Indonesia maupun dengan tenaga kerja asing. Oleh
karenanya Undang-Undang Ketenagakerjaan, membatasi jabatan-jabatan yang
dapat diduduki oleh tenaga kerja asing. Terhadap tenaga kerja asing dilarang
menduduki jabatan yang mengurusi personalia dan/atau jabatan-jabatan tertentu
yang selanjutnya diatur dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Nomor 223 Tahun 2003 tentang Jabatan-jabatan di Lembaga
Pendidikan yang Dikecualikan dari Kewajiban Membayar Kompensasi.
Jabatan-jabatan yang dilarang (closed list) ini harus diperhatikan oleh si
pemberi kerja sebelum mengajukan penggunaan tenaga kerja asing. Selain harus
mentaati ketentuan tentang jabatan, juga harus memperhatikan standar
kompetansi yang berlaku. Ketentuan tentang jabatan dan standar kompetensi
didelegasikan ke dalam bentuk Keputusan Menteri. Namun dalam prakteknya,
kewenangan delegatif maupun atributif ini belum menggunakan aturan yang
sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan.

1. Tata Cara Permohonan Pengesahan RPTKA

Selain harus memiliki izin mempekerjakan tenaga kerja asing, sebelumnya

pemberi kerja harus memiliki Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing

(RPTKA) yang disahkan oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuk. Pasal 3

menyebutkan bahwa “pemberi kerja yang akan mempekerjakan TKA harus

memiliki RPTKA” yang digunakan sebagai dasar untuk mendapatkan Izin

Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA). Untuk mendapatkan pengesahan

RPTKA, pemberi kerja TKA harus mengajukan permohonan secara tertulis

yang dilengkapi alasan penggunaan TKA dengan melampirkan :


 formulir RPTKA yang sudah dilengkapi;

 surat ijin usaha dari instansi yang berwenang;

 akte pendirian sebagai badan hukum yang sudah disahkan oleh pejabat yang

berwenang;
 keterangan domisili perusahaan dari pemerintah daerah setempat;

3
 bagan struktur organisasi perusahaan;

 surat penunjukan TKI sebagai pendamping TKA yang dipekerjakan;

 copy bukti wajib lapor ketenagakerjaan yang masih berlaku berdasarkan

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1981 tentang Wajib Lapor Ketenagakerjaan di


perusahaan; dan
 rekomendasi jabatan yang akan diduduki oleh TKA dari instansi tertentu apabila

diperlukan.

Formulir RPTKA sebagaimana dimaksud pada huruf a memuat :


 Identitas pemberi kerja TKA;

 Jabatan dan/atau kedudukan TKA dalam struktur bagan organisasi perusahaan

yang bersangkutan;
 Besarnya upah TKA yang akan dibayarkan;

 Jumlah TKA;

 Lokasi kerja TKA;

 Jangka waktu penggunaan TKA;

 Penunjukan tenaga kerja warga negara Indonesia sebagai pendamping TKA yang

dipekerjakan; dan
 Rencana program pendidikan dan pelatihan tenaga kerja Indonesia.

2. Pengesahan RPTKA

Dalam hal hasil penilaian kelayakan permohonan RPTKA telah sesuai

prosedur yang ditetapkan, Dirjen atau Direktur harus menerbitkan keputusan

pengesahan RPTKA. Penerbitan keputusan pengesahan RPTKA dilakukan

oleh Dirjen untuk permohonan penggunaan TKA sebanyak 50 (lima puluh)

orang atau lebih; serta Direktur untuk permohonan penggunaan TKA yang

kurang dari 50 (lima puluh) orang. Keputusan pengesahan RPTKA ini

memuat;
 Alasan penggunaan TKA;

 Jabatan dan/atau kedudukan TKA dalam struktur organisasi perusahaan yang

bersangkutan;

4
 Besarnya upah TKA;

 Jumlah TKA;

 Lokasi kerja TKA;

 Jangka waktu penggunaan TKA;

 Jumlah TKI yang ditunjuk sebagai pendamping TKA; dan

 Jumlah TKI yang dipekerjakan.

3. Perubahan RPTKA

Pemberi kerja TKA dapat mengajukan permohonan perubahan RPTKA

sebelum berakhirnya jangka waktu RPTKA. Perubahan RPTKA tersebut

meliputi :

a. penambahan, pengurangan jabatan beserta jumlah TKA;

b. perubahan jabatan; dan/atau

c. perubahan lokasi kerja.

4. Persyaratan TKA

Bagi Tenaga Kerja Asing yang dipekerjakan oleh pemberi kerja wajib

memenuhi persyaratan yakni: memiliki pendidikan dan/atau pengalaman kerja

sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun yang sesuai dengan jabatan yang akan


didudukinya; bersedia membuat pernyataan untuk mengalihkan keahliannya

kepada tenaga kerja warga negara Indonesia khususnya Tenaga Kerja

Indonesia (TKI) pendamping; dan dapat berkomunikasi dalam Bahasa

Indonesia.

5. Perizinan

Izin Menggunakan Tenaga Kerja Asing (IMTA) diberikan oleh Direktur

Pengadaan dan Penggunaan Tenaga Kerja Kementerian Tenaga kerja dan

Transmigrasi kepada pemberi kerja tenaga kerja asing, dengan terlebih dahulu

mengajukan permohonan untuk mendapatkan rekomendasi visa (TA-01)

dengan melampirkan (Pasal 23) :

5
 Copy Surat Keputusan Pengesahan RPTKA;

 Copy paspor TKA yang akan dipekerjakan;

 Daftar riwayat hidup TKA yang akan dipekerjakan;

 Copy ijasah dan/atau keterangan pengalaman kerja TKA yang akan


dipekerjakan;

 Copy surat penunjukan tenaga kerja pendamping; dan

 Pas foto berwarna ukuran 4 x 6 cm sebanyak 1 (satu) lembar.

Dalam hal Ditjen Imigrasi telah mengabulkan permohonan visa untuk

dapat bekerja atas nama TKA yang bersangkutan dan menerbitkan surat

pemberitahuan tentang persetujuan pemberian visa, maka pemberi kerja TKA

mengajukan permohonan IMTA dengan melampirkan (Pasal 24):


 copy draft perjanjian kerja;

 bukti pembayaran dana kompensasi penggunaan TKA melalui Bank yang

ditunjuk oleh Menteri;


 copy polis asuransi;

 copy surat pemberitahuan tentang persetujuan pemberian visa; dan

 foto berwarna ukuran 4x6 sebanyak 2 (dua) lembar.

6. Perpanjangan IMTA

Mengenai perpanjangan Ijin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA)

diatur dalam Pasal 27 dan Pasal 28. IMTA dapat diperpanjang paling lama 1

(satu) tahun, bila masa berlaku IMTA belum berakhir. Oleh karena itu

permohonan perpanjangan IMTA selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja

sebelum jangka waktu berlakunya IMTA berakhir. Permohonan perpanjangan

IMTA dilakukan dengan mengisi formulir perpanjangan IMTA dengan

melampirkan :
 Copy IMTA yang masih berlaku;

6
 Bukti pembayaran dana kompensasi penggunaan TKA melalui Bank yang

ditunjuk oleh Menteri;


 Copy polis asuransi;

 Pelatihan kepada TKI pendamping;

 Copy keputusan RPTKA yang masih berlaku; dan

 Foto berwarna ukuran 4 x 6 cm sebanyak 2 (dua) lembar.

Perpanjangan IMTA diterbitkan oleh :


 Direktur untuk TKA yang lokasi kerjanya lebih dari 1 (satu) wilayah propinsi;

 Gubernur atau pejabat yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan di

provinsi untuk TKA yang lokasi kerjanya lintas Kabupaten/Kota dalam 1 (satu)
provinsi;
 Bupati/Walikota atau pejabat yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan

di Kabupaten/Kota untuk TKA yang lokasi kerjanya dalam 1 (satu) wilayah


Kabupaten/Kota;

7. IMTA Untuk Pekerjaan Darurat

Pekerjaan yang bersifat darurat atau pekerjaan-pekerjaan yang apabila tidak

ditangani secara langsung mengakibatkan kerugian fatal bagi masyarakat

umum dan jangka waktunya tidak lebih dari 30 (tiga puluh) hari, yang mana

jenis pekerjaan mendesak itu ditetapkan oleh instansi pemerintah yang

membidangi sektor usaha yang bersangkutan. Permohonan pengajuan IMTA

yang bersifat mendesak ini disampaikan kepada Direktur dengan

melampirkan:
 Rekomendasi dari instansi pemerintah yang berwenang;

 Copy polis asuransi;

 Fotocopy paspor TKA yang bersangkutan;

 Pasfoto TKA ukuran 4 x 6 cm sebanyak 3 (tiga) lembar;

 Bukti pembayaran dana kompensasi penggunaan TKA melalui bank yang

ditunjuk oleh Menteri; dan


 Bukti ijin keimigrasian yang masih berlaku.

7
8. IMTA Untuk Kawasan Ekonomi Khusus

Untuk memperoleh IMTA bagi TKA yang bekerja di kawasan ekonomi khusus,

pemberi kerja TKA harus mengajukan permohonan secara tertulis kepada

Pejabat yang ditunjuk di kawasan ekonomi khusus. Tata cara memperoleh

IMTA di kawasan ekonomi khusus mengikuti ketentuan dalam poin 5 (lima).

9. IMTA Untuk Pemegang Kartu Izin Tinggal Tetap (KITAP)

Pemberi kerja yang akan mempekerjakan TKA pemegang ijin tinggal tetap

wajib mengajukan permohonan kepada Direktur dengan melampirkan :


 Copy RPTKA yang masih berlaku;

 Copy izin tinggal tetap yang masih berlaku;

 Daftar riwayat hidup TKA yang akan dipekerjakan;

 Copy ijasah atau pengalaman kerja;

 Bukti pembayaran dana kompensasi penggunaan TKA melalui Bank yang

ditunjuk oleh Menteri;


 Copy polis asuransi; dan

 Pas foto berwarna ukuran 4 x 6 cm sebanyak 3 (tiga) lembar.

10. IMTA Untuk Pemandu Nyanyi/Karaoke

Pemberi kerja yang akan mempekerjakan TKA sebagai pemandu

nyanyi/karaoke wajib memiliki ijin tertulis dari Direktur. Jangka waktu

penggunaan TKA sebagai pemandu nyanyi/karaoke diberikan paling lama 6

(enam) bulan dan tidak dapat diperpanjang. Untuk menjapatkan ijin pemberi

kerja TKA harus mengajukan permohonan IMTA dengan melampirkan :


 Copy ijin tempat usaha yang memiliki fasilitas karaoke;

 RPTKA yang telas disahkan oleh direktur;

 Bukti pembayaran dana kompensasi penggunaan TKA melalui Bank yang

ditunjuk oleh Menteri;


 Copy polis asuransi; dan Perjanjian kerja TKA dengan pemberi kerja.

11. Alih Status

8
Pemberi kerja TKA instansi pemerintah atau lembaga pemerintah atau badan

internasional yang akan memindahkan TKA yang dipekerjakannya ke instansi

pemerintah atau lembaga pemerintah atau badan internasional lainnya harus

mengajukan permohonan rekomendasi alih status kepada Direktur.

Rekomendasi disampaikan kepada Direktur Jenderal Imigrasi untuk

perubahan KITAS/KITAP yang digunakan sebagai dasar perubahan IMTA

atau penerbitan IMTA baru.

12. Perubahan Nama Pemberi Kerja


Dalam hal pemberi kerja TKA berganti nama, pemberi kerja harus
mengajukan permohonan perubahan RPTKA kepada Direktur Penyediaan dan
Penggunaan Tenaga Kerja Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
Setelah RPTKA disetujui, Direktur Penyediaan dan penggunaan Kementerian
Tenaga Kerja dan Transmigrasi menerbitkan rekomendasi kepada Direktur
Jenderal Imigrasi untuk mengubah KITAS/KITAP sebagai dasar perubahan
IMTA, dengan terlebih dahulu menyampaikan permohonan dengan
melampirkan :

 Copy RPTKA yang masih berlaku;

 Copy KITAS/KITAP yang masih berlaku;

 Copy IMTA yang masih berlaku;

 Copy bukti perubahan nama perusahaan yang telah disahkan oleh instansi yang

berwenang.

13. Perubahan lokasi Kerja

Dalam hal pemberi kerja melakukan perubahan lokasi kerja TKA, pemberi

kerja wajib mengajukan permohonan perubahan lokasi kerja TKA kepada

Direktur Penyediaan dan Penggunaan tenaga Kerja Kementerian Tenaga Kerja

dan Transmigrasi dengan melampirkan copy RPTKA dan IMTA yang masih

berlaku.

14. Pelaporan

9
Pemberi kerja TKA wajib melaporkan penggunaan TKA dan pendamping

TKA di perusahaan secara periodik 6 (enam) bulan sekali kepada Direktur

atau Gubernur atau Bupati/Walikota dengan tembusan kepada Dirjen. Direktur

atau Gubernur atau Bupati/Walikota melaporkan IMTA yang diterbitkan

secara periodik setiap 3 (tiga) bulan kepada Menteri dengan tembusan kepada

Dirjen.

15. Pengawasan

Pengawasan terhadap pemberi kerja yang mempekerjakan TKA dilakukan

oleh pegawai pengawas ketenagakerjaan sesuai dengan peraturan perundang-


undangan

16. Pencabutan Ijin


Dalam hal pemberi kerja mempekerjakan TKA tidak sesuai dengan IMTA,
Direktur atau Gubernur atau Bupati/Walikota berwenang mencabut IMTA.

B. Maksud dan Tujuan


Adapun maksud dibuatnya laporan ini merupakan bentuk
pertanggungjawaban dan penyampaian hasil pelaksanaan kegiatan yang telah
dilakukan oleh tim Panitia Pelaksana kegiatan dan sangat diperlukan sebagai
tindak lanjut pemberian dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun
2018. Sedangkan tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana tingkat
keberhasilan pelaksanaan kegiatan Monitoring, Evaluasi, Pendataan IMTA-TKA/
Pelaporan Program Pengembangan Data/ Informasi yang dilaksanakan Bidang
Pelatihan dan Penempatan Tenaga Kerja Dinas Tenaga Kerja, Perindustrian dan
Perdagangan Kabupaten Bangka Tahun Anggaran 2018.

C. Dasar Pelaksanaan

10
Adapun dasar pembuatan laporan kegiatan Monitoring, Evaluasi, Pendataan
IMTA-TKA/ Pelaporan Program Pengembangan Data/ Informasi pada Dinas
Tenaga Kerja, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bangka adalah sebagai
berikut :
1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah Tingkat
II dan Kotapraja di Sumatera Selatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1959 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 1821);
2. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2000 Nomor 217 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4033);
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor
39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279);
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4785);
5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4438);
6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4502);
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4578);
9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2006 tentang
Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara

11
Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4614);
10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah
Propinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82; Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4737);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akutansi
Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonr]esia Tahun 2010 Nomor
123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5165);
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 (berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2013 Nomor 1425):
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan
Standar Akuntasi Pemerintah Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 1425);
14. Peraturan Daerah Kabupaten Bangka Nomor 2 Tahun 2008 tentang Urusan
Pemerintahan yang menjadi Kewenangan Kabupaten Bangka (Lembaran
Daerah Kabupaten Bangka Tahun 2008 Nomor 2 seri D);
15. Peraturan Daerah Kabupaten Bangka Nomor 9 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Bangka
(Lembaran Daerah Kabupaten Bangka Tahun 2016 Nomor 6 seri D);
16. Peraturan Daerah Kabupaten Bangka Nomor 11 Tahun 2017 tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Bangka Tahun Anggaran 2018
(Lembaran Daerah Kabupaten Bangka Tahun Anggaran 2017 Nomor 10 seri
D);
17. Peraturan Bupati Bangka Nomor 59 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan
Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Tenaga Kerja,
Perindustrian dan Perdagangan Tipe A Kabupaten Bangka (Berita Daerah
Kabupaten Bangka Tahun 2016 Nomor 70);

12
18. Peraturan Bupati Bangka Nomor 55 Tahun 2017 tentang Penjabaran Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Bangka Tahun Anggaran 2018
(Berita Daerah Kabupaten Bangka Tahun 2017 Nomor 68);

BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN

13
A. Pengolahan Data dan Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan Monitoring, Evaluasi, Pendataan IMTA-TKA/ Pelaporan
Program Pengembangan Data/ Informasi Dinas Tenaga Kerja Perindustrian dan
Perdagangan Kabupaten Bangka Tahun Anggaran 2018 telah dilaksanakan
dengan kegiatan kunjungan ke perusahaan yang mempekerjakan Tenaga Kerja
Asing dan juga ke perusahaan yang kemungkinan mempekerjakan Tenaga
Kerja asing yang berada dalam wilayah Kabupaten Bangka. Disamping
pengumpulan data Quisioner IMTA-TKA, kegiatan kunjungan ke perusahaan
ini juga mengingatkan ke perusahaan tentang peraturan pemerintah mengenai
IMTA-TKA dan juga bagi perusahaan yang akan mempekerjakan Tenaga Kerja
Asing mengenai Prosedur mempekerjakan Tenaga Kerja Asing.
Adapun perusahaan-perusahaan yang dikunjungi dalam kegiatan
Monitoring, Evaluasi, Pendataan IMTA-TKA/ Pelaporan Program
Pengembangan Data/ Informasi pada Dinas Tenaga Kerja, Perindustrian dan
Perdagangan Kabupaten Bangk Tahun 2018 adalah sebagai berikut :
1. PT. GPL Perkebunan Gelam
Beralamat di Desa Gunung Muda Kecamatan Belinyu
Bidang Usaha : Perkebunan Sawit
Jumlah TKI : 423 Orang
Jumlah TKA :-
Nama Pimpinan : Indra

2. PT. Prayasa Mirna Tirta Merawang


Beralamat di Jalan Raya Sungailiat KM 09 Pagarawan Kecamatan
Merawang
Bidang Usaha : Tambak Udang
Jumlah TKI : 90 Orang
Jumlah TKA :-
Nama Pimpinan : Ricky Gunawan
3. PT. Sinar Baturusa Prima
Beralamat di Desa Puding Besar

14
Bidang Usaha : Pabrik Tapioka
Jumlah TKI : 116 Orang
Jumlah TKA :-
Nama Pimpinan : Irwan Syamsudin

4. PT. GPL Perkebunan Cemara


Beralamat di Desa Gungung Muda Kecamatan Belinyu
Bidang Usaha : Perkebunan Sawit
Jumlah TKI : 292 Orang
Jumlah TKA :-
Nama Pimpinan : Luhut Gultom

5. PT. Indo Trust


Beralamat di Tanjung Putat Tanjung Gudang Kecamatan Belinyu
Bidang Usaha : Penampungan CPO
Jumlah TKI : 11 Orang
Jumlah TKA :-
Nama Pimpinan : Suwadi Hosana

6. PT. Tata Hamparan Eka Persada (THEP)


Beralamat di Desa Puding Besar Kecamatan Puding Besar
Bidang Usaha : Pengolahan Biji Kelapa Sawit
Jumlah TKI : 124 Orang
Jumlah TKA : 2 Orang (Kewarganegaraan Korea Selatan)
Nama Pimpinan : Nurjayanto

7. PT. GPL Estate Tuing


Beralamat di Dusun Tuing Desa Mapur
Bidang Usaha : Perkebunan Sawit
Jumlah TKI : 553 Orang
Jumlah TKA : 2 Orang (Kewarganegaraan Malaysia)
Nama Pimpinan : Joko Sulistiyo

15
8. PT. Sarana Jambi Utama
Beralamat di Kecamatan Belinyu
Bidang Usaha : Aspal Curah
Jumlah TKI : 15 Orang
Jumlah TKA :-
Nama Pimpinan : Abdul Effendi

9. PT. Tata Hamparan Eka Persada (THEP) Pemali


Beralamat di Desa Air Duren Kecamatan Pemali
Bidang Usaha : Perkebunan Sawit
Jumlah TKI : 500 Orang
Jumlah TKA : 2 Orang (kewarganegaraan Korea Selatan)
Nama Pimpinan : Suhardi

10. PT. Putra Bangka Mandiri


Beralamat di Desa Cengkong Abang
Bidang Usaha : Perkebunan Sawit
Jumlah TKI : 180 Orang
Jumlah TKA :-
Nama Pimpinan : Dra. Fidah Hasan

11. PT. Samudera Energi Niaga


Beralamat di Jl. Tanjung Gudang Kecamatan Belinyu
Bidang Usaha :-
Jumlah TKI : 20 Orang
Jumlah TKA :-
Nama Pimpinan : Agung Minto Pamuji

12. PT. Kijang Jaya Mandiri


Beralamat di Kecamatan Merawang

16
Bidang Usaha : Peleburan Timah
Jumlah TKI : 90 Orang
Jumlah TKA : 13 Orang
Nama Pimpinan : Yohanes Sanusi

13. PT. Charoen Pokphand Jayafarm


Beralamat di Jl. Pahlawan 12 Kecamatan Mendo Barat
Bidang Usaha : Peternakan
Jumlah TKI : 23 Orang
Jumlah TKA :-
Nama Pimpinan : Asdot

14. PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan


Beralamat di Jl. Lintas Timur Desa Air Anyir Kecamatan Merawang
Bidang Usaha : Kelistrikan
Jumlah TKI : 60 Orang
Jumlah TKA :-
Nama Pimpinan : I Made Hasta Yasa

B. Realisasi Fisik Kegiatan

17
Alokasi dana untuk membiayai kegiatan Monitoring, Evaluasi, Pendataan IMTA-TKA/ Pelaporan Program
Pengembangan Data/ Informasi berasal dari Dana APBD Tahun Anggaran 2018 berdasarkan DPA, Nomor :
2.14.2.01.01.15.04 Tanggal 30 Desember 2017 sebesar Rp. 23.300.000,- dan realisasi penggunaannya Rp.
23.268.500,- dengan perincian sebagai berikut :

PAGU SISA PAGU


N KODE REKENING REALISASI
URAIAN ANGGARAN ANGGARAN
O (2.14.2.01.01.15.04.) KEGIATAN
(Rp) (Rp)
1 2 3 4 5 6
Honorarium Panitia Pelaksana
1 5.2.1.01.01 3,300,000.00 3.300.000.00 -
Kegiatan
2 5.2.2.01.01 Belanja Alat Tulis Kantor 473,500.00 473.500.00 -
3 5.2.2.06.01 Belanja Cetak 950,000.00 950.000.00 -
4 5.2.2.06.02 Belanja Penggandaan 500,000.00 500.000.00 -
Belanja Perjalanan Dinas Dalam
5 5.2.2.15.01 18,076,500.00 18.045.000.00 31.500.00
Daerah
23.268.500.0
JUMLAH 23,300,000.00 0 31.500.00

Jadi secara keseluruhan realisasi pelaksanaan kegiatan Monitoring, Evaluasi,


Pendataan IMTA-TKA/ Pelaporan Program Pengembangan Data/ Informasi
Dinas Tenaga Kerja, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bangka Tahun
2018 adalah sebesar Rp. 23.268.500,- atau sebesar 99.86 %.

BAB III
MASALAH DAN SARAN PEMECAHANNYA

18
A. MASALAH
Kegiatan Monitoring, Evaluasi, Pendataan IMTA-TKA/ Pelaporan Program
Pengembangan Data/ Informasi Dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Dinas Tenaga Kerja, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bangka Tahun
2018 telah selesai dilaksanakan oleh Bidang pelatihan dan Penempatan Tenaga
Kerja Dinas Tenaga Kerja, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bangka.
Ada beberapa permasalahan yang dapat kami sampaikan dalam hal ini antara lain
:
1. Pihak Perusahaan/ Pengguna Tenaga Kerja Asing tidak
rutin melaporkan keberadaan TKA ke Dinas Tenaga Kerja, Perindustrian dan
Perdagangan Kabupaten Bangka.
2. Tidak Semua TKA yang bekerja di Perusahaan dalam
Wilayah Kabupaten Bangka yang lokasi kerjanya di Kabupaten bangka
sehingga tidak bisa dipungut Retribusinya karena masih terdapat lokasi
kerjanya lintas kabupaten maupun lintas provinsi.
3. Untuk target Retribusi IMTA tidak tercapai 100 %
dikarenakan TKA yang bekerja diwilayah Kabupaten Bangka yang sudah
ditargetkan tergantung pada waktu jatuh tempo perpanjangan IMTA-TKA
tersebut tidak diperpanjang kembali oleh pihak perusahaan.

B. SARAN PEMECAHAN MASALAH


Berikut ini kami mencoba memberikan saran pemecahan masalah yang
dikemukan di atas dengan solusi sebagai berikut :
1. Diharapkan kepada perusahaan yang mempekerjakan Tenaga kerja Asing
wajib melaporkan setiap bulannya terkait Tenaga Kerja Asing tersebut ke
Dinas Tenaga Kerja, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bangka.
2. Diharapkan kepada pihak perusahaan yang mempekerjakan TKA dengan
Lokasi kerja Lintas Sektor agar bisa merubah lokasi kerjanya menjadi satu
lokasi Kabupaten Bangka.
3. Diharapkan kepada pihak perusahaan yang mempekerjakan TKA agar masa
berakhir perpanjangan IMTA nya sampai akhir jatuh tempo untuk tahun
berikutnya sehingga target Retribusi IMTA bisa tercapai 100%.

19
20
BAB IV
PENUTUP

21
A. KESIMPULAN
kegiatan Monitoring, Evaluasi, Pendataan IMTA-TKA/ Pelaporan
Program Pengembangan Data/ Informasi Tahun 2018 telah dilaksanakan oleh
Dinas Tenaga Kerja, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bangka dengan
kesimpulan sebagai berikut :
1. Dengan dilaksanakan kegiatan ini, meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan Pegawai Dinas Tenaga Kerja, Perindustrian dan Perdagangan
Kabupaten Bangka dalam memberikan informasi pelayanan antar kerja baik
kepada pencari kerja, pengguna tenaga kerja, maupun kepada pihak-pihak
yang memerlukan informasi ketenagakerjaan.
2. Jumlah Pencari Kerja yang mendaftar pada Dinas Tenaga Kerja,
Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bangka selama Tahun 2018
(Januari sampai dengan September) yang belum ditempatkan 548 orang
dengan jumlah laki-laki 279 dan perempuan 269 orang.
3. Jumlah penempatan tenaga kerja pada tahun 2018 sebanyak 212 orang
dengan Jumlah laki-laki 115 orang dan perempuan 97 orang.

22

Anda mungkin juga menyukai