PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk memenuhi kebutuhan pasar kerja nasional terutama dalam mengisi
kekosongan keahlian dan kompetensi di bidang tertentu yang tidak dapat ter-
cover oleh tenaga kerja Indonesia, maka tenaga kerja asing dapat dipekerjakan di
Indonesia sepanjang dalam hubungan kerja untuk jabatan tertentu dan waktu
tertentu, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan yang dimuat pada BAB VIII, Pasal 42 sampai dengan
Pasal 49). Pengaturan tersebut dimulai dari kewajiban pemberi kerja yang
menggunakan TKA untuk memperoleh izin tertulis; memiliki rencana
penggunaan TKA yang memuat alasan, jenis jabatan dan jangka waktu
penggunaan TKA; kewajiban penunjukan tenaga kerja WNI sebagai pendamping
TKA; hingga kewajiban memulangkan TKA ke negara asal setelah berakhirnya
hubungan kerja.
Undang-Undang Ketenagakerjaan menegaskan bahwa setiap pemberi kerja
yang mempekerjakan tenaga kerja asing wajib memiliki izin tertulis dari Menteri
atau pejabat yang ditunjuk. Untuk memberikan kesempatan kerja yang lebih luas
kepada tenaga kerja Indonesia (TKI), pemerintah membatasi penggunaan tenaga
kerja asing dan melakukan pengawasan. Dalam rangka itu, Pemerintah
mengeluarkan sejumlah perangkat hukum mulai dari perizinan, jaminan
perlindungan kesehatan sampai pada pengawasan. Sejumlah peraturan yang
diperintahkan oleh UUK antara lain :
1. Keputusan Menteri tentang Jabatan Tertentu dan Waktu Tertentu (Pasal 42
ayat (5));
2. Keputusan Menteri tentang Tata Cata Pengesahan Rencana Penggunaan
Tenaga Kerja Asing (Pasal 43 ayat (4));
3. Keputusan Menteri tentang Jabatan dan Standar Kompetensi (Pasal 44 ayat
(2));
1
4. Keputusan Menteri tentang Jabatan-jabatan Tertentu yang Dilarang di Jabat
oleh Tenaga Kerja Asing (Pasal 46 ayat (2));
5. Keputusan Menteri tentang Jabatan-jabatan Tertentu di Lembaga Pendidikan
yang Dibebaskan dari Pembayaran Kompensasi (Pasal 47 ayat (3)).
6. Peraturan Pemerintah tentang Besarnya Kompensasi dan Penggunaannya
(Pasal 47 ayat 4).
7. Keputusan Presiden tentang Penggunaan Tenaga Kerja Asing serta
Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kerja Pendamping (Pasal 49).
2
kehadiran mereka sebagai pemicu bagi tenaga kerja Indonesia untuk lebih
professional dan selalu menambah kemampuan dirinya agar dapat bersaing baik
antara sesama tenaga kerja Indonesia maupun dengan tenaga kerja asing. Oleh
karenanya Undang-Undang Ketenagakerjaan, membatasi jabatan-jabatan yang
dapat diduduki oleh tenaga kerja asing. Terhadap tenaga kerja asing dilarang
menduduki jabatan yang mengurusi personalia dan/atau jabatan-jabatan tertentu
yang selanjutnya diatur dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Nomor 223 Tahun 2003 tentang Jabatan-jabatan di Lembaga
Pendidikan yang Dikecualikan dari Kewajiban Membayar Kompensasi.
Jabatan-jabatan yang dilarang (closed list) ini harus diperhatikan oleh si
pemberi kerja sebelum mengajukan penggunaan tenaga kerja asing. Selain harus
mentaati ketentuan tentang jabatan, juga harus memperhatikan standar
kompetansi yang berlaku. Ketentuan tentang jabatan dan standar kompetensi
didelegasikan ke dalam bentuk Keputusan Menteri. Namun dalam prakteknya,
kewenangan delegatif maupun atributif ini belum menggunakan aturan yang
sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan.
(RPTKA) yang disahkan oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuk. Pasal 3
akte pendirian sebagai badan hukum yang sudah disahkan oleh pejabat yang
berwenang;
keterangan domisili perusahaan dari pemerintah daerah setempat;
3
bagan struktur organisasi perusahaan;
diperlukan.
yang bersangkutan;
Besarnya upah TKA yang akan dibayarkan;
Jumlah TKA;
Penunjukan tenaga kerja warga negara Indonesia sebagai pendamping TKA yang
dipekerjakan; dan
Rencana program pendidikan dan pelatihan tenaga kerja Indonesia.
2. Pengesahan RPTKA
orang atau lebih; serta Direktur untuk permohonan penggunaan TKA yang
memuat;
Alasan penggunaan TKA;
bersangkutan;
4
Besarnya upah TKA;
Jumlah TKA;
3. Perubahan RPTKA
meliputi :
4. Persyaratan TKA
Bagi Tenaga Kerja Asing yang dipekerjakan oleh pemberi kerja wajib
Indonesia.
5. Perizinan
Transmigrasi kepada pemberi kerja tenaga kerja asing, dengan terlebih dahulu
5
Copy Surat Keputusan Pengesahan RPTKA;
dapat bekerja atas nama TKA yang bersangkutan dan menerbitkan surat
6. Perpanjangan IMTA
diatur dalam Pasal 27 dan Pasal 28. IMTA dapat diperpanjang paling lama 1
(satu) tahun, bila masa berlaku IMTA belum berakhir. Oleh karena itu
melampirkan :
Copy IMTA yang masih berlaku;
6
Bukti pembayaran dana kompensasi penggunaan TKA melalui Bank yang
provinsi untuk TKA yang lokasi kerjanya lintas Kabupaten/Kota dalam 1 (satu)
provinsi;
Bupati/Walikota atau pejabat yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan
umum dan jangka waktunya tidak lebih dari 30 (tiga puluh) hari, yang mana
melampirkan:
Rekomendasi dari instansi pemerintah yang berwenang;
7
8. IMTA Untuk Kawasan Ekonomi Khusus
Untuk memperoleh IMTA bagi TKA yang bekerja di kawasan ekonomi khusus,
Pemberi kerja yang akan mempekerjakan TKA pemegang ijin tinggal tetap
(enam) bulan dan tidak dapat diperpanjang. Untuk menjapatkan ijin pemberi
8
Pemberi kerja TKA instansi pemerintah atau lembaga pemerintah atau badan
Copy bukti perubahan nama perusahaan yang telah disahkan oleh instansi yang
berwenang.
Dalam hal pemberi kerja melakukan perubahan lokasi kerja TKA, pemberi
dan Transmigrasi dengan melampirkan copy RPTKA dan IMTA yang masih
berlaku.
14. Pelaporan
9
Pemberi kerja TKA wajib melaporkan penggunaan TKA dan pendamping
secara periodik setiap 3 (tiga) bulan kepada Menteri dengan tembusan kepada
Dirjen.
15. Pengawasan
C. Dasar Pelaksanaan
10
Adapun dasar pembuatan laporan kegiatan Monitoring, Evaluasi, Pendataan
IMTA-TKA/ Pelaporan Program Pengembangan Data/ Informasi pada Dinas
Tenaga Kerja, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bangka adalah sebagai
berikut :
1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah Tingkat
II dan Kotapraja di Sumatera Selatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1959 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 1821);
2. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2000 Nomor 217 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4033);
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor
39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279);
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4785);
5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4438);
6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4502);
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4578);
9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2006 tentang
Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara
11
Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4614);
10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah
Propinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82; Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4737);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akutansi
Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonr]esia Tahun 2010 Nomor
123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5165);
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 (berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2013 Nomor 1425):
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan
Standar Akuntasi Pemerintah Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 1425);
14. Peraturan Daerah Kabupaten Bangka Nomor 2 Tahun 2008 tentang Urusan
Pemerintahan yang menjadi Kewenangan Kabupaten Bangka (Lembaran
Daerah Kabupaten Bangka Tahun 2008 Nomor 2 seri D);
15. Peraturan Daerah Kabupaten Bangka Nomor 9 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Bangka
(Lembaran Daerah Kabupaten Bangka Tahun 2016 Nomor 6 seri D);
16. Peraturan Daerah Kabupaten Bangka Nomor 11 Tahun 2017 tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Bangka Tahun Anggaran 2018
(Lembaran Daerah Kabupaten Bangka Tahun Anggaran 2017 Nomor 10 seri
D);
17. Peraturan Bupati Bangka Nomor 59 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan
Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Tenaga Kerja,
Perindustrian dan Perdagangan Tipe A Kabupaten Bangka (Berita Daerah
Kabupaten Bangka Tahun 2016 Nomor 70);
12
18. Peraturan Bupati Bangka Nomor 55 Tahun 2017 tentang Penjabaran Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Bangka Tahun Anggaran 2018
(Berita Daerah Kabupaten Bangka Tahun 2017 Nomor 68);
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN
13
A. Pengolahan Data dan Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan Monitoring, Evaluasi, Pendataan IMTA-TKA/ Pelaporan
Program Pengembangan Data/ Informasi Dinas Tenaga Kerja Perindustrian dan
Perdagangan Kabupaten Bangka Tahun Anggaran 2018 telah dilaksanakan
dengan kegiatan kunjungan ke perusahaan yang mempekerjakan Tenaga Kerja
Asing dan juga ke perusahaan yang kemungkinan mempekerjakan Tenaga
Kerja asing yang berada dalam wilayah Kabupaten Bangka. Disamping
pengumpulan data Quisioner IMTA-TKA, kegiatan kunjungan ke perusahaan
ini juga mengingatkan ke perusahaan tentang peraturan pemerintah mengenai
IMTA-TKA dan juga bagi perusahaan yang akan mempekerjakan Tenaga Kerja
Asing mengenai Prosedur mempekerjakan Tenaga Kerja Asing.
Adapun perusahaan-perusahaan yang dikunjungi dalam kegiatan
Monitoring, Evaluasi, Pendataan IMTA-TKA/ Pelaporan Program
Pengembangan Data/ Informasi pada Dinas Tenaga Kerja, Perindustrian dan
Perdagangan Kabupaten Bangk Tahun 2018 adalah sebagai berikut :
1. PT. GPL Perkebunan Gelam
Beralamat di Desa Gunung Muda Kecamatan Belinyu
Bidang Usaha : Perkebunan Sawit
Jumlah TKI : 423 Orang
Jumlah TKA :-
Nama Pimpinan : Indra
14
Bidang Usaha : Pabrik Tapioka
Jumlah TKI : 116 Orang
Jumlah TKA :-
Nama Pimpinan : Irwan Syamsudin
15
8. PT. Sarana Jambi Utama
Beralamat di Kecamatan Belinyu
Bidang Usaha : Aspal Curah
Jumlah TKI : 15 Orang
Jumlah TKA :-
Nama Pimpinan : Abdul Effendi
16
Bidang Usaha : Peleburan Timah
Jumlah TKI : 90 Orang
Jumlah TKA : 13 Orang
Nama Pimpinan : Yohanes Sanusi
17
Alokasi dana untuk membiayai kegiatan Monitoring, Evaluasi, Pendataan IMTA-TKA/ Pelaporan Program
Pengembangan Data/ Informasi berasal dari Dana APBD Tahun Anggaran 2018 berdasarkan DPA, Nomor :
2.14.2.01.01.15.04 Tanggal 30 Desember 2017 sebesar Rp. 23.300.000,- dan realisasi penggunaannya Rp.
23.268.500,- dengan perincian sebagai berikut :
BAB III
MASALAH DAN SARAN PEMECAHANNYA
18
A. MASALAH
Kegiatan Monitoring, Evaluasi, Pendataan IMTA-TKA/ Pelaporan Program
Pengembangan Data/ Informasi Dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Dinas Tenaga Kerja, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bangka Tahun
2018 telah selesai dilaksanakan oleh Bidang pelatihan dan Penempatan Tenaga
Kerja Dinas Tenaga Kerja, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bangka.
Ada beberapa permasalahan yang dapat kami sampaikan dalam hal ini antara lain
:
1. Pihak Perusahaan/ Pengguna Tenaga Kerja Asing tidak
rutin melaporkan keberadaan TKA ke Dinas Tenaga Kerja, Perindustrian dan
Perdagangan Kabupaten Bangka.
2. Tidak Semua TKA yang bekerja di Perusahaan dalam
Wilayah Kabupaten Bangka yang lokasi kerjanya di Kabupaten bangka
sehingga tidak bisa dipungut Retribusinya karena masih terdapat lokasi
kerjanya lintas kabupaten maupun lintas provinsi.
3. Untuk target Retribusi IMTA tidak tercapai 100 %
dikarenakan TKA yang bekerja diwilayah Kabupaten Bangka yang sudah
ditargetkan tergantung pada waktu jatuh tempo perpanjangan IMTA-TKA
tersebut tidak diperpanjang kembali oleh pihak perusahaan.
19
20
BAB IV
PENUTUP
21
A. KESIMPULAN
kegiatan Monitoring, Evaluasi, Pendataan IMTA-TKA/ Pelaporan
Program Pengembangan Data/ Informasi Tahun 2018 telah dilaksanakan oleh
Dinas Tenaga Kerja, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bangka dengan
kesimpulan sebagai berikut :
1. Dengan dilaksanakan kegiatan ini, meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan Pegawai Dinas Tenaga Kerja, Perindustrian dan Perdagangan
Kabupaten Bangka dalam memberikan informasi pelayanan antar kerja baik
kepada pencari kerja, pengguna tenaga kerja, maupun kepada pihak-pihak
yang memerlukan informasi ketenagakerjaan.
2. Jumlah Pencari Kerja yang mendaftar pada Dinas Tenaga Kerja,
Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bangka selama Tahun 2018
(Januari sampai dengan September) yang belum ditempatkan 548 orang
dengan jumlah laki-laki 279 dan perempuan 269 orang.
3. Jumlah penempatan tenaga kerja pada tahun 2018 sebanyak 212 orang
dengan Jumlah laki-laki 115 orang dan perempuan 97 orang.
22