Anda di halaman 1dari 4

Hidrometri

Pendahuluan
Debit aliran sungai (Q) adalah jumlah air yang mengalir melalui tampang lintang sungai tiap
satu satuan waktu, yang biasanya dinyatakan dalam satuan meter kubik per detik. Di suatu lokasi
sungai dapat diperkirakan dengan cara sebagai berikut :

1. Pengukuran di lapangan
2. Berdasarkan data debit dari stasiun di dekatnya
3. Berdasarkan data hujan
4. Berdasarkan pembangkitan data debit

Pengukuran debit di lapangan dapat dilakukan dengan membuat stasiun pengamatan atau
dengan mengukur debit di bangunan air seperti bendungan dan peluap.
Sering di suatu lokasi yang akan dibangun bangunan air tidak terdapat pencatatan debit
sungai dalam waktu panjang. Dalam keadaan tersebut terpaksa debit diperkirakan berdasar :

1. Debit di lokasi lain pada sungai yang sama


2. Debit di lokasi lain pada sungai di sekitarnya
3. Debit pada sungai lain yang berjauhan tetapi memiliki karakteristik yang sama.

Debit di suatu lokasi yang ditinjau dapat juga diperkirakan berdasar data hujan, misalnya dalam
analisis hubungan hujan –limpasan dan analisis hidrograf. Debit aliran di sungai berasal dari
hujan yang jatuh di DAS, sehingga dengan mengetahui kedalaman hujan dan kehilangan air
seperti penguapan dan infiltrasi akan dapat diperkirakan debit aliran.

Teori pengukuran debit

Debit aliran (Q) diperoleh dengan mengalikan luas tampang aliran (A) dan kecepatan aliran (V).
luas tampang aliran diperoleh dengan mengukur elevasi permukaan air dan dasar sungai.
Kecepatan aliran diukur dengan menggunakan alat ukur kecepatan seperti current meter,
pelampung atau peralatan lain.
Bentuk tampang memanjang dan melintang sungai adalah tidak teratur. Selain itu karena
pengaruh kekentalan air dan kekerasan dinding, distribusi kecepatan pada vertikal dan lebar
sungai adalah tidak seragam. Distribusi kecepatan pada vertikal mempunyai bentuk parabolis
dengan kecepatan mol di dasar dan bertambah besar dengan jarak menuju permukaan. Dalam
arah lebar sungai, kecepatan aliran di kedua tebing adalah nol, dan semakin ketengah kecepatan
semakin bertambah besar.
Mengingat bahwa sungai mempunyai bentuk tampang lintang yang tidak teratur dan kecepatan
aliran juga tidak seragam pada seluruh tampang, maka pengukuran debit sungai dilakukan dengan
membagi tampang sungai menjadi sejumlah pias. Di setiap ruas diukur luas tampang dan
kecepatan reratanya. Debit aliran diberikan oleh bentuk berikut :

Dengan
A = luasan dari setiap pias
V = kecepatan rerata di setiap pias

Pengukuran debit
Pengukuran debit sungai dilakukan dengan pemasangan alat di suatu lokasi di sungai yang
ditetapkan, yang memungkinkan pengamatan secara kontinyu dan teratur elevasi muka air dan
debit serta data lainnya, seperti angkutan sedimen dan salinitas. Pengukuran debit dilakukan
dengan langkah-langkah :

1. Pemilihan lokasi stasiun pengukuran

Langkah pertama adalah memilih lokasi stasiun pengukuran. Pemilihan lokasi tersebut dengan
memperhatikan beberapa persyaratan berikut ini :

a. Mudah dicapai oleh pengamat


b. Di bagian sungai yang lurus dengan penampang sungai yang teratur dan stabil
c. Di sebelah hilir pertemuan dengan anak sungai
d. Di mulut sungai menuju ke laut atau danau
e. Di lokasi bangunan air
f. Tidak dipengaruhi oleh garis pembendungan
g. Aliran berada dalam alur utama

2. Pengukuran kedalaman sungai

a. Bak ukur

Untuk sungai yang dangkal, bak ukur yang telah diberi sekala dan pelat di bagian bawahnya
dimasukkan ke dalam sungai sampai pelat dasar mencapai dasar sungai. Kedalaman air pada
skala di bak ukur tersebut.

b. Tali dengan pemberat

Apabila sungai dalam atau kecepaan arus besar, kedalaman air diukur dengan menggunakan tali
yang diberi pemberat. Pengukuran ini biasanya dilakukan secara bersamaan dengan pengukuran
kecepatan dengan menggunakan current meter. Pemakaian tali untuk mengukur kedalaman perlu
diperhitungkan koreksi, karena pengaruh arus dapat menyebabkan posisi tali tidak vertikal.

c. Echosounder

Pada sungai yang lebar dan dalam, pengukuran tampang lintang dapat dilakukan dengan
menggunakan Echosounder. Selain itu alat ini juga biasa untuk mengukur kedalaman laut cara
kerjanya alat ini dipasang pada dasar kapal. Alat tersebut akan memancarkan getaran suara akan
yang akan merambat ke dasar sungai dan kemudian dipantulkan kembali

3. Pengukuran elevasi muka air secara kontinyu atau harian

a. Papan duga
Papan duga merupakan alat paling sederhana untuk mengukur elevasi muka air. Terbuat dari
kayu atau pelat baja yang diberi ukuran skala dalam centimeter, dapat dipasang di tepi sungai
atau suatu bangunan. Pengamatan ini biasanya dilakukan setiap hari. Alat ini memiliki
kekurangan yaitu tidak tercatatnya muka air pada jam-jam tertentu yang mungkin mempunyai
informasi penting, misalnya puncak banjir.

b. Alat pengukur elevasi muka air maksimum

Alat ini digunakan untuk mengukur elevasi muka air maksimum yang terjadi pada waktu banjir.
Alat ini terbuat dari tabung yang berdiameter 50 mm dengan lubang yang terdapat di dekat dasar
dan tertutup di bagian atasnya dengan satu atau dua lubang untuk keluarnya udara. Di dalam
tabung terdapat gabus dan papan duga.

c. Pencatat muka air otomatis (AWLR)

Dengan alat ini elevasi muka air sungai dapat tercatat secara kontinyu sepanjang waktu. Alat ukur
yang banyak digunakan di Indonesia adalah pelampung. Pelampung tersebut mengikuti gerak
muka air, dan gerak tersebut di transfer ke roda gigi yang mereduksi fluktuasi muka air.

4. Pengukuran kecepatan aliran

a. Pelampung

Menggunakan pelampung yaitu dengan mengukur selang waktu yang diperlukan oleh pelampung
untuk menempuh suatu jarak tertentu. Ada tiga macam pelampung, pelampung permukaan,
pelampung dengan kaleng, dan pelampung batang.

b. Current meter

Pengukuran kecepatan dengan alat ini banyak dilakukan. Ada dua tipe alat ukur yaitu tipe
mangkok dan baling-baling. Karena ada partikel air yang melintasinya maka mangkok dan
baling-baling akan berputar. Jumlah putaran persatuan waktu dapat dikonfersikan menjadi
kecepatan arus.

5. Hitungan debit

a. Metode tampang tengah

Dalam metode ini dianggap bahwa kecepatan di setiap vertikal merupakan kecepatan rerata dari
pias selebar setengah jarak antar pias sebelah kiri dan kanannya. Debit di suatu pias adalah
perkalian antara kecepatan rerata vertikal dan lebar tersebut. Di kedua tebing kiri dan kanan
sungai kecepatan dianggap nol.

b. Metode tampang rerata

Tampang lintang sungai dianggap tersusun dari sejumlah pias yang masing-masing dibatasi oleh
dua vertikal yang berdampingan. Debit total adalah jumlah debit di seluruh pias.
c. Metode integrasi kedalaman kecepatan

Dalam metode ini dihitung debit tiap satuan lebar, yaitu perkalian antara kecepatan rerata dan
kedalaman pada vertikal. Debit sungai diperoleh dengan menghitung luasan yang dibatasi oleh
kurva tersebut dan garis muka air.

6. Membuat rating curve yaitu hubungan antara elevasi muka air dan debit
7. Dari rating curve yang telah dibuat pada langkah ke 6, dicari debit aliran berdasarkan
pencatatan elevasi muka air
8. Presentasi dan publikasi data terukur dan terhitung

Anda mungkin juga menyukai