Anda di halaman 1dari 49

LAPORAN RESMI

MATERI : ALIRAN FLUIDA


KELOMPOK : 4 / RABU
PENYUSUN : 1. JOENG JODY SAPUTRA NIM. 21030116130122
2. RIMA CHAIRANI Y. NIM. 21030116120061
3. SAMUEL ALEXANDRO R. NIM. 21030116130171

LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2018
LAPORAN RESMI

MATERI : ALIRAN FLUIDA


KELOMPOK : 4 / RABU
PENYUSUN : 1. JOENG JODY SAPUTRA NIM. 21030116130122
2. RIMA CHAIRANI Y. NIM. 21030116120061
3. SAMUEL ALEXANDRO R. NIM. 21030116130171

LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2018

i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN RESMI

LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA


UNIVERSITAS DIPONEGORO

Materi : Aliran Fluida


Kelompok : 4 / Rabu
Anggota : 1. Joeng Jody Saputra NIM. 21030116130122
2. Rima Chairani Yuniar NIM. 21030116120061
3. Samuel Alexandro Rajagukguk NIM. 21030116130171

Semarang, 26 November 2018


Mengesahkan,
Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Didi Dwi Anggoro M.Eng


NIP. 19671114 119303 1 001

ii
RINGKASAN
Pada sistem perpipaan, selain pipa lurus yang datar dan tegak, dilengkapi
fitting berupa kran, bengkokan, pembesaran, pengecilan dan sambungan serta
manometer. Cairan yang dialirkan ialah air yang ditampung dalam tangki
sehingga bisa di recyle. Tujuan dari praktikum ini adalah dapat menentukan laju
alir, bilangan reynold dan hilang tekan dan menjelaskan hubungan dari masing-
masing variabel operasi tersebut.
Fluida adalah zat yang dapat mengalir. Zat cair dapat mengalir dengan
sendirinya dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah atau tekanan
tinggi ke tekanan rendah. Fluida diklasifikasikan berdasarkan respon saat
mengalami perubahan tekanan, kekentalan, tipe aliran dan kestabilan debitnya.
Praktikum ini dimulai dengan mengatur kran bypass dan kran sistem pipa
serta kran manoeter tertutup. Setelah itu hidupkan pompa, lalu ukur debit air
yang keluar. Catat sebagai variabel 1. Kemudian buka kran sistem sedangkan
kran manometer masih dalam kondisi tertutup. Buka kran manometer perpasang
dan catat perbedaan tinggi disetiap manometer. Kemudian ulangi langkah dari
yang paling awal untuk variabel selanjutnya. Catat perbedaan tinggi setiap
manometer pada masing-masing variabel.
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, didapatkan bahwa bilangan
reynold berbanding terbalik dengan faktor friksi, dimana semakin besar bilangan
reynold maka faktor friksi akan semakin menurun dan sebaliknya. Nilai Le/D
yang didapat dari hasil percobaan lebih kecil dibandingkan nilai Le/D teoritis.
Hubungan laju alir dengan bilangan reynold dan pressure drop adalah
berbanding lurus.
Kesimpulan pada percobaan ini adalah semakin besar bilangan reynold
maka semakin kecil faktor friksi, semakin besar laju alir maka semakin besar
bilangan reynold, semakin besar laju alir maka semakin besar hilang tekan. Nilai
Le/D praktis lebih besar dari Le/D teoritis. Saran yang dapat kami berikan
adalah hati-hati saat membuka kran manometer agar raksa tidak keluar dari
manometer dan teliti saat membaca manometer.

iii
SUMMARY
In piping systems, in addition to straight and flat pipes, they are fitted with
fittings such as faucets, bends, enlargement, reduction and joints and
manometers. The liquid that is flowed is water that is stored in the tank so that it
can be recyle. The purpose of this practicum is to be able to determine the flow
rate, reynold number and loss of press and explain the relationship of each of
these operating variables.
Fluids are substances that can flow. Liquid substances can flow by
themselves from a high place to a lower place or high pressure to a lower
pressure. Fluid is classified based on the response when experiencing changes in
pressure, thickness, flow type and stability of the discharge.
This practice starts with arranging bypass faucets and pipe systems and
closed manoeter faucets. After that turn on the pump, then measure the water
discharge that comes out. Record as variable 1. Then open the system faucet
while the manometer faucet is still closed. Open the mounting manometer faucet
and note the height difference in each manometer. Then repeat the steps from the
earliest to the next variable. Note the difference in height of each manometer in
each variable
From the results of experiments that have been done, it was found that the
reynold number is inversely proportional to the friction factor, where the greater
the reynold number, the friction factor will decrease and vice versa. Le / D values
obtained from experimental results are smaller than theoretical Le / D values. The
relationship of flow rate with reynold number and pressure drop is directly
proportional.
The conclusion of this experiment is when Reynold’s number increases, the
friction factor will decreases, when the flow rate increases, the Reynold number
wil increase, when the flow rate increase, the pressure drop will increases. The
value of Le/D practical is bigger than Le/D theoritical. The advice we can give is
to be careful when opening the manometer’s valve so that mercury doesn’t come
out of the manometer and carefully when reading the manometer.

iv
PRAKATA

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
limpahan, rahmat, karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan
Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia dengan materi Aliran Fluida dengan
lancar dan sesuai dengan harapan kami.
Dalam penyusunan Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia yang
sebagai syarat untuk menyelesaikan tugas Praktikum Operasi Teknik Kimia pada
semester 5 ini. Kami meyakini sepenuhnya bahwa tidaklah mungkin
menyelesaikan Laporan Resmi ini tanpa doa, bantuan, dan dukungan baik
secara langsung maupun tidak langsung. Pada kesempatan ini kami ingin
memberikan rasa terima kasih kepada :
1. Dr. Ir. Didi Dwi Anggoro, M.Eng selaku penanggung jawab Laboratorium
Operasi Teknik Kimia dan dosen pembimbing materi Aliran Fluida
2. Mba Marissa sebagai laboran Laboratorium Operasi Teknik Kimia.
3. Fahmi Rifaldi sebagai koordinator asisten Laboratorium Operasi Teknik
Kimia.
4. Agnes Juliana Pakpahan sebagai asisten pengampu materi Aliran Fluida.
5. Segenap asisten Laboratorium Operasi Teknik Kimia.
Kami meyakini bahwa laporan resmi ini jauh dari kesempurnaan. Mohon
maaf apabila terdapat kekurangan ataupun kesalahan. Kami mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari semua pihak berkaitan dengan laporan resmi ini.
Akhir kata, semoga laporan resmi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan
dapat berguna sebagai bahan penambah ilmu pengetahuan.

Semarang,26 November 2018

Penyusun

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i


LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ ii
RINGKASAN ..................................................................................................... iii
SUMMARY ........................................................................................................ iv
PRAKATA ........................................................................................................... v
DAFTAR ISI ....................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2. Perumusan Masalah............................................................................ 1
1.3. Tujuan Praktikum ............................................................................... 1
1.4. Manfaat Praktikum ............................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 3
2.1. Pengertian Fluida ................................................................................ 3
2.2. Klasifikasi Aliran Fluida .................................................................... 3
BAB III METODE PERCOBAAN .................................................................... 7
3.1. Rancangan Percobaan ....................................................................... 7
3.1.1. Rancangan Praktikum .............................................................. 7
3.1.2. Penetapan Variabel ................................................................... 7
3.2. Bahan dan Alat yang Digunakan ........................................................ 7
3.3. Gambar Alat Utama ........................................................................... 8
3.4. Prosedur Percobaan ............................................................................ 9
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 10
4.1. Hubungan Bilangan Reynold terhadap Faktor Friksi ....................... 10
4.2. Perbandingan Panjang Ekivalen Teoritis dengan Praktis ................. 12
4.3. Hubungan Laju Alir Terhadap Bilangan Reynold .......................... 13
4.4. Hubungan Laju Alir Terhadap Hilang Tekan ................................. 15
BAB V PENUTUP ............................................................................................. 19

vi
5.1. Kesimpulan....................................................................................... 19
5.2. Saran ................................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 20
LAMPIRAN

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Hubungan Bilangan Reynold Terhadap Faktor Friksi ................. 10


Tabel 4.2 Perbandingan Panjang Ekuivalen Teoritis dan Praktis ................ 12
Tabel 4.3 Hubungan Laju Alir Terhadap Bilangan Reynold ....................... 13
Tabel 4.4 Hubungan Laju Alir Terhadap Hilang Tekan Pipa Besar............ 15
Tabel 4.5 Hubungan Laju Alir Terhadap Hilang Tekan Pipa Kecil ............ 16

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Rangkaian Alat Percobaan..........................................................8


Gambar 4.1 Hubungan Bilangan Reynold Terhadap Faktor Friksi Pipa
Besar .........................................................................................11
Gambar 4.2 Hubungan Bilangan Reynold Terhadap Faktor Friksi Pipa
Kecil..........................................................................................11
Gambar 4.3 Hubungan Laju Alir Terhadap Bilangan Reynold Pipa Besar 14
Gambar 4.4 Hubungan Laju Alir Terhadap Bilangan Reynold Pipa Kecil 14
Gambar 4.5 Hubungan Laju Alir Terhadap Hilang Tekan Pipa Besar.........17
Gambar 4.6 Hubungan Laju Alir Terhadap Hilang Tekan Pipa Kecil .........17

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Laporan Sementara........................................................................................... A-1


Lembar Perhitungan ......................................................................................... B-1
Referensi
Lembar Asistensi

x
ALIRAN FLUIDA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pada percobaan ini dirancang aliran fluida cair secara tertutup yaitu
melalui sistem perpipaan dari tempat rendah ke tempat yang lebih tinggi
dengan bantuan tenaga pompa. Pada sistem perpipaan, selain pipa lurus
yang datar dan tegak, dilengkapi fitting berupa kran, bengkokan, perbesaran,
pengecilan sambungan dan manometer.
Cairan yang dialirkan ialah air yang ditampung di dalam tangki,
sehingga bisa di recycle. Aplikasi perpindahan masa bisa menghitung debit
aliran dengan mengatur kran, sedangkan aplikasi perpindahan momentum
dari semburan tenaga pompa yang bisa mengalirkan cairan bisa dihitung
hilang tekan pada pipa-pipa maupun fitting.

1.2. Rumusan Masalah


Pada praktikum aliran fluida ini sudah disediakan rangkaian alat
berupa tangki air, pompa dan sistem perpipaan termasuk manometer sebagai
alat ukur hilang tekan (pressure drop). Sehingga praktikan diharapkan
mampu mengoprasikan alat dan menghentikan kembali, serta mencari data,
merubah debit aliran yang berkaitan dengan perhitungan laju alir, bilangan
Reynold, hilang tekan, friksi dan faktor friksi pipa lurus maupun panjang
ekivalen fitting.

1.3. Tujuan Percobaan


Tujuan dari praktikum ini adalah :
1. Dapat mengukur debit dan menghitung laju alir dengan menggunakan
alat ukur yang ada.
2. Dapat menghitung bilangan Reynold pada setiap perubahan debit
aliran.
3. Dapat menghitung hilang tekan (pressure drop) dari aliran dengan
membaca beda tinggi manometer.

2
ALIRAN FLUIDA
4. Dapat menganalisa dan mengumpulkan hasil percobaan,
denganmenghitung friksi dan faktor friksi pipa, panjang ekuivalen
kran (valve), pembesaran (sudden enlargement), pengecilan (sudden
contraction), bengkokan (elbow) dan sambungan (flange).
5. Mampu menjelaskan hubungan antara laju alir dengan bilangan
Reynold dan hilang tekan.
6. Mampu membuat laporan praktikum secara tertulis.

1.4. Manfaat Percobaan


Dengan melakukan percobaan aliran fluida diharapkan praktikan
memiliki keterampilan dalam mengoperasikan aliran pluida pada sistem
perpipaan, mengatur debit, membaca alat ukur (manometer) dan menghitung
faktor friksi dan panjang ekuivalen dari fitting.

3
ALIRAN FLUIDA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Fluida


Fluida / zat alir adalah zat yang bisa mengalir, zat cair dapat mengalir
dengan sendirinya dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah atau
tekanan tinggi ke tekanan rendah. Sedang gas mengalir sendiri dari tekanan
tinggi ke tekanan rendah (Ikhsan, D. d., 2002). Bila tidak memenuhi
persyaratan tersebut, maka untuk mengalirkan fluida harus direkayasa
dengan penambahan tenaga dari luar. Untuk zat cair menggunakan pompa,
gas menggunakan fan, blower atau kompressor.

2.2. Klasifikasi Aliran Fluida


Ditinjau pengaruh yang terjadi bila fluida mengalami perubahan
tekanan, dibagi menjadi 2 jenis , yaitu :
1. Fluida tak mampat (incompressible); apabila terjadi perubahan
tekanan tidak mengalami perubahan sifat fisik, missal volume tetap
sehingga rapat massa (density) juga tetap. Jenis fluida ini adalah
fluida fase cair stabil, misalnya : air, air raksa, minyak dan cairan
lain.
2. Fluida mampat (compressible); apabila terjadi perubahan tekanan
akan mengalami perubahan volume, sehingga mengalami
perubahan rapat massa. Jenis fluida ini adalah fluida fase gas,
misalnya : udara, steam, dan gasgas lain.
Dalam percobaan ini, dilakukan untuk aliran fluida cair. Ditinjau dari
kekentalannya, zat cair dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :
1. Fluida Newton (Newtonian fluid)
Yaitu zat cair yang dalam keadaan mengalir, antara tegangan geser
(shear stress) yang terjadi memberikan hubungan linier /garis lurus
dengan deformasi kecepatan/gradien kecepatan dari pola alirannya,
yang termasuk ini adalah fluida yang kekentalannya rendah/ encer.
2. Fluida Non Newton (Non Newtonian fluid)

4
ALIRAN FLUIDA
Yaitu bila zat cair yang mengalir memberikan hubungan yang tidak
linier (kurva lengkung) , yang termasuk ini adalah fluida kental
(pekat).
Aliran fluida cair dalam pipa, bila ditinjau dari kestabilan kapasitas
atau debitnya, dibagi 2 yaitu :
1. Aliran dalam keadaan stabil (steady state), apabila debitnya selama
waktu yang ditinjau adalah tetap.
2. Aliran dalam keadaan tak stabil (unsteady state), apabila debitnya
tidak tetap/ berubah.
Sedangkan tipe aliran bila ditinjau dari olakan yang terjadi dibagi 2
yaitu :
1. Aliran laminar; bila partikel fluida bergerak dalam lintasan lintasan
yang paralel, dengan kecepatan rendah sehingga tidak terjadi arus
olakan.
2. Aliran turbulen; bila partikel fluida bergerak dalam lintasan
lintasan tak teratur dengan kecepatan tinggi sehingga terjadi arus
olakan.
Untuk mengetahui tipe aliran fluida dalam pipa, yang paling mudah
dengan menghitung bilangan Reynold (Re) menurut Giles, R. V. (1997)
dalam buku Fluid Mechanics and Hydraullic. 2nd ed. New York: Mc
GrawHill Book. Co.

Dimana : Di = diameter dalam pipa


ρ = rapat massa fluida V = laju alir fluida
μ = viskositas fluida
Ketentuan aliran fluida dalam pipa :
Re < 2000 tipe aliran laminar
Re 2000-3000 transisi
Re > 3000 tipe aliran turbulen
Sistem pemipaan untuk aliran fluida, disamping pipa lurus juga
dilengkapi dengan fitting, antara lain : sambungan pipa, bengkokan,
pembesaran, pengecilan, kran dan sebagainya. Pada fluida yang mengalir

5
ALIRAN FLUIDA
dalam pipa. Dari neraca massa diperoleh persamaan kontinyuitas yang
intinya kapasitas massa atau debit tetap, sedang dari neraca tenaga diperoleh
persamaan tenaga yang sering disebut sebagai persamaan Bernoulli, yaitu :

Keterangan :
= beda tenaga dakhil
= beda tenaga potensial

= beda tenaga kinetis

= beda tenaga tekan

= efek panas yang terjadi


= jumlah kehilangan tenaga akibat friksi yang terjadi
= tenaga yang diberikan dari luar missal melalui tenaga pompa
Jumlah tenaga hilang akibat friksi, berasal dari friksi pipa lurus
ditambah friksi dari fitting Friksi pipa lurus bisa menggunakan persamaan
Fanning atau persamaan D’Arcy, untuk keperluan teknis praktis biasanya
menggunakan persamaan D’Arcy :

(Giles, R. V., 1997)


f = factor friksi D’Arcy
Merupakan fungsi dari bilangan Reynold dan kekasaran relative
permukaan dalam pipa.
f = (Re, /D )
D = diameter dalam pipa
L = panjang pipa
V = laju alir
Dalam rangkaian alat hanya digunakan 1 jenis pipa maka /D konstan.
Sehingga dari hasil percobaan bisa diperoleh hubungan antara f dengan Re
hasil pipa besar maupun pipa kecil dibuat grafik. Sedang friksi fitting
dihitung, dengan menyatakan panjang ekuivalen fitting terhadap pipa lurus.

6
ALIRAN FLUIDA
Panjang ekuivalen fitting (Le) adalah ekuivalensinya terhadap panjang
pipa lurus yang diameternya tertentu yang memiliki besar friksi yang sama.
Dengan demikian perhitungan friksi fitting bisa menggunakan persamaan
D’Arcy :

(Giles, R. V., 1997)


Dari hasil percobaan pada sikap harga Re bisa peroleh harga f
sehingga bisa di hitung harga Le. Kemudian dihitung Le ratarata dan angka
tak berdimensi dinyatakan dalam Le/D untuk masingmasing fitting.
Kehilangan tenaga akibat friksi, baik pipa lurus maupun fitting bisa di
hitungan dari kehilangan tekanan ( pressure drop ) yang dihitung dari
penunjukan alat ukur yang digunakan, missal : manometer

(Giles, R. V., 1997)


R = manometer reading (beda tinggi permukaan) fluida pengukur,
misal air raksa
= rapat massa fluida pengukur, missal air raksa
= rapat fluida yang mengalir dalam percobaan, misal air

7
ALIRAN FLUIDA
BAB III
METODE PERCOBAAN

3.1. Rancangan Percobaan


3.1.1. Rancangan Praktikum
1. Alat yang digunakan adalah sistem pengaliran fluida cair (air)
secara tertutup, melalui sistem perpipaan yang terdiri dari pipa
lurus, fitting dan pompa.
2. Sistem perpipaan dilengkapi dengan sistem recycle yang
dimaksudkan agar kerja pompa stabil. Sistem juga dilengkapi
dengan kran-kran yang digunakan untuk mengatur debit yang
selanjutnya atau digunakan untuk menghitung laju alir dan
bilangan Reynold.
3. Dipasang manometer untuk mengetahui besarnya hilang tekan
pada pipa lurus maupun fitting pada setiap harga bilangan
Reynold yang divariasi.
4. Menghitung faktor friksi pada pipa lurus dan panjang ekivalensi
pada fitting.
3.1.2. Penetapan Variabel
Variabel Berubah : debit/laju alir

3.2. Bahan dan Alat yang Digunakan


Bahan : Air
Alat yang digunakan dalam percobaan aliran fluida , dibagi dalam 2 bagian,
yaitu :
A. Rangkaian alat utama, yang terdiri dari :
1. Bak air
2. Pompa
3. Sistem pemipaan yang terdiri : pipa lurus, sambungan,
bengkokan, kran, pembesaran, pengecilan.
4. Manometer dengan media pengukur air raksa.
B. Peralatan pembantu ,yang terdiri dari :

8
ALIRAN FLUIDA
1. Picnometer ; untuk menentukan rapat massa
2. Stopwatch ; untuk mengukur waktu
3. Gelas ukur 500 ml ; untuk mengukur volume
4. Jangka Sorong ; untuk mengukur diameter pipa

3.3. Gambar Alat Utama

Gambar 3.1 Rangkaian Alat Percobaan


Keterangan gambar :
A. Bak air
B. Pompa
C. Sistem Pemipaan
D. Kran Recycle sering disebut Bypass
Keterangan alat ukur / manometer :
1. Kran
2. Pembesaran pipa
3. Bengkokan pipa
4. Pipa lurus datar
5. Sambungan pipa
6. Pengecilan pipa
7. Pipa lurus datar
8. Pipa lurus vertikal
9. Pipa lurus datar
10. Pipa lurus datar
3.4. Prosedur Percobaan
Tata Kerja percobaan dapat dibagi 2 tahap :

9
ALIRAN FLUIDA
A. Tahap Persiapan
1. Penentuan diameter pipa
2. Penentuan rapat massa cairan yang akan digunakan untuk percobaan
3. Merakit rangkaian alat percobaan
B. Tahap Operasi
1. Periksa kran bypass dalam keadaan terbuka, dan kran sistem pipa (1)
dan krankran manometer tertutup
2. Hidupkan pompa dan tunggu sampai laju alir konstan.
3. Buka kran sistem pipa (1) sedangkan krankran manometer tetap
tertutup tunggu hingga laju alir cairan keluaran sistem pipa stabil.
4. Buka kran manometer perpasang dan periksa cairan dalam
manometer, jangan ada gelembung udara.
5. Atur kran (1) untuk mengatur variasi debit air yang mengalir pada
sistem pemipaan dan hitung bilangan Reynoldnya.
6. Catat pembacaan manometer 19.
7. Ulangi langkah nomor 5 dengan bukaan kran (1) yang berbeda (bila
perlu kran bypass dikecilkan untuk memperbesar debit air) hingga
mendapatkan variasi Reynold aliran laminar, transisi, turbulen.
8. Buat tabel hasil percobaan (debit, R1 s/d R9)

10
ALIRAN FLUIDA
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hubungan Bilangan Reynold Terhadap Faktor Friksi


Tabel 4.1 Hubungan Bilangan Reynold Terhadap Faktor Friksi
Q Bilangan Reynold F
(cm/s) Pipa Besar Pipa Kecil Pipa Besar Pipa Kecil
8,8 989,9 540,13 1,78142 0,16228
10,8 1214,167 662,5 1,42089 0,09228
9,8 1102 601,32 1,72478 0,09333
10,2 1147,297 626,02 1,32613 0,08179
17 1912 1043,316 0,57294 0,0497
20,3 2287 1245,25 0,33451 0,04359
23 2588,93 1412,64 0,31252 0,04246
25,6 2865,82 1563,72 0,17003 0,03291
21,3 1395,76 1307,217 0,24332 0,0505
20 2249,74 1227,45 0,34488 0,04828
29,13 3277 1787,93 0,06502 0,0398
37,5 4178,3 2279,67 0,04 0,03678
32,5 3654,96 1994,14 0,02613 0,04427
28,5 3205,57 1748,96 0,06795 0,04926
35 3936,559 2147,785 0,02253 0,04001

Gambar 4.1 Hubungan Bilangan Reynold Terhadap Faktor Friksi Pipa Besar

11
ALIRAN FLUIDA

Gambar 4.2 Hubungan Bilangan Reynold Terhadap Faktor Friksi Pipa Kecil
Dari gambar 4.1 dan gambar 4.2 , dapat dilihat bahwa semakin tinggi
bilangan reynold, maka faktor friksi pada pipa lurus akan semakin kecil atau
semakin menurun, baik pada pipa lurus dengan diameter besar dan diameter
kecil. Hal ini sesuai dengan teori dimana semakin besar bilangan reynold,
maka kecepatan aliran yang ditimbulkan semakin besar yang menimbulkan
bidang kontak antara fluida dan pipa semakin kecil sehingga mengakibatkan
faktor gesekan juga semakin kecil. Menurut Perry, R. H., dkk (1997),
bilangan reynold dapat dinyatakan dalam persamaan berikut :

dimana : Re = bilangan reynold


D = diameter dalam pipa
𝜌 = rapat massa fluida
V = laju alir fluida
𝜇 = viskositas fluida
Berdasarkan persamaan tersebut,bilangan reynold dipengaruhi
oleh laju alir fluida. Semakin besar laju alir maka bilangan reynold semakin
besar pula.

12
ALIRAN FLUIDA
Dari persamaan Colebrook-White diatas dapat dilihat hubungan
dari faktor friksi dengan bilangan reynold. Berdasarkan rumus diatas, nilai
dari bilangan Reynold akan selalu berbanding terbalik dengan faktor friksi,
dimana semakin besar bilangan Reynold, maka faktor friksi akan menurun
dan sebaliknya.
Akan tetapi terdapat perbedaan nilai faktor friksi pada pipa besar
dan kecil, yaitu nilai faktor friksi pada pipa besar lebih tinggi dibandingkan
pada pipa kecil. Hal ini dikarenakan bahwa semakin kecil diameter dalam
dari suatu pipa akan menyebabkan laju alir fluida akan semakin cepat
sehingga bilangan reynold akan semakin besar dan menyebabkan nilai
faktor friksi yang semakin kecil.
(Putra, 2008)

4.2 Perbandingan Panjang Ekuivalen Teoritis dengan Praktis


Tabel 4.3 Perbandingan Panjang Ekuivalen Teoritis dan Praktis
Fitting Le/D Teoritis Le/D Praktis %Error
Valve (1) 340 136,0607 59,98
Pembesaran (2) 5,07 180,5981 3462,09
Bengkokan (3) 30 135,8766 352,92
Sambungan (5) 20 135,8025 579,81
Pengecilan (6) 1,5 136,96 11809,7

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan diperoleh data Le/D pada


kran, pengecilan, pembesaran, bengkokan dan sambungan berturut-turut
untuk praktisnya yaitu 136,0607; 136,96; 180,59; 135,8766; 135,8025.
Sedangkan untuk Le/D teoritis berturut-turut adalah 340; 1,5; 5,07; 30 dan
20.
Secara umum data Le/D yang diperoleh dari hasil percobaan lebih
besar dari Le/D teoritis. Panjang ekivalen yang diperoleh dari hasil
percobaan lebih besar secara teoritis, hal tersebut dikarenakan pressure drop
yang terjadi lebih besar. Pressurer drop akan mempengaruhi faktor friksi
yang dihasilkan

13
ALIRAN FLUIDA

Dimana hal tersebut semakin besar pressure drop maka semakin besar
pula faktor friksinya. Sehingga besar ekivalen semakin besar pula.

4.3 Hubungan Laju Alir Terhadap Bilangan Reynold


Tabel 4.3 Hubungan Laju Alir Terhadap Bilangan Reynold
Laju Alir (cm/s) Bilangan Reynold
Q
Pipa
(cm3/s) Pipa Kecil Pipa Besar Pipa Kecil
Besar
8,8 7,15 24,01 1,78142 0,16228
10,8 8,77 29,47 1,42089 0,09228
9,8 7,96 26,74 1,72478 0,09333
10,2 8,287 27,838 1,32613 0,08179
17 13,811 46,39 0,57294 0,0497
20,3 16,5 55,4 0,33451 0,04359
23 18,7 62,77 0,31252 0,04246
25,6 20,7 69,86 0,17003 0,03291
21,3 17,304 58,13 0,24332 0,0505
20 16,25 54,58 0,34488 0,04828
29,13 23,67 79,96 0,06502 0,0398
37,5 30,18 102,34 0,04 0,03678
32,5 26,4034 88,7 0,02613 0,04427
28,5 23,154 77,78 0,06795 0,04926
35 28,434 95,52 0,02253 0,04001

Gambar 4.3 Hubungan Laju Alir Terhadap Bilangan Reynold Pipa Besar

14
ALIRAN FLUIDA

Gambar 4.4 Hubungan Laju Alir Terhadap Bilangan Reynold Pipa Kecil
Dari gambar 4.3 dan 4.4 diatas, dapat dilihat bahwa pada pipa besar
dan pipa kecil, semakin besar laju alir fluida makan nilai dari bilangan
reynold akan semakin besar. Hal ini disebabkan hubungan antara laju alir
dan bilangan reynold yang berbanding lurus, yang dapat dilihat lewat rumus
berikut :

dimana : Re = bilangan reynold


D = diameter dalam pipa
𝜌 = rapat massa fluida
V = laju alir fluida
𝜇 = viskositas fluida
Berdasarkan rumus diatas, dapat disimpulkan bahwa semakin besar nilai
laju alir fluida, maka akan menyebabkan aliran akan semakin turbulen,
sehingga nilai dari bilangan reynold akan semakin besar. Namun, terdapat
perbedaan nilai laju alir pada pipa besar dan pipa kecil, dimana laju alir pada
pipa kecil cenderung lebih tinggi dibandingkan pada pipa besar. Hal ini
disebabkan karena semakin kecil diameter dalam suatu pipa, maka fluida
yang mengalir akan semakin cepat.

(Sinaga, 2016)

15
ALIRAN FLUIDA
4.4 Hubungan Laju Alir Terhadap Hilang Tekan
Tabel 4.5 Hubungan Laju Alir Terhadap Hilang Tekan Pipa Besar
Laju Alir Hilang Tekan (∆P)
(cm/s) Kran (1) Pembesaran (2) Bengkokan (3) Pipa Besar (4) Sambungan (5)
7,15 6181,84 1236,368 2472,736 6181,84 22254,62
7,96 6181,84 1236,368 3709,104 7418,208 22254,62
8,287 8654,576 1236,368 3709,104 6181,84 22254,62
8,77 6181,84 1236,368 3709,104 7418,208 21018,26
13,811 7418,208 1854,552 2472,736 7418,208 22254,62
16,25 4945,427 3709,104 1236,368 6181,84 18545,52
16,5 3709,104 3709,104 2472,736 6181,84 18545,52
17,304 3709,104 3709,104 1236,368 4945,472 16072,78
18,7 4945,427 5563,656 2472,736 7418,208 17309,15
20,7 4945,427 4945,472 2472,736 4945,472 12363,68
23,154 1236,368 6181,84 1236,368 2472,736 7418,208
23,67 3709,104 6181,84 1236,368 2472,736 8654,576
26,4034 1236,368 7418,208 1236,368 1236,368 2472,736
28,434 1236,368 8654,576 1236,368 1236,368 1236,368
30,18 1236,368 7418,208 1236,368 2472,736 3709,104

Tabel 4.6 Hubungan Laju Alir Terhadap Hilang Tekan Pipa Kecil
Laju Alir Hilang Tekan (∆P)
(cm/s) Pengecilan (6) Pipa Kecil (7) Pipa Kecil (8) Pipa Kecil (9)
24,01 7418,208 18545,52 6181,84 9890,944
26,74 8654,576 13600,048 4945,472 6181,84
27,838 7418,208 13600,048 3709,104 6181,84
29,47 7418,208 13600,048 3709,104 12363,68
46,39 6181,84 16072,784 9890,944 13600,048
54,58 6181,84 18545,52 14836,416 19781,888
55,4 6181,84 16072,784 14836,416 18545,52
58,13 6181,84 19781,888 21018,256 22254,624
62,77 7418,208 19781,888 18545,52 23490,992

16
ALIRAN FLUIDA
69,86 9890,944 13600,048 18545,52 27200,096
77,78 14836,416 44509,248 28436,464 37091,04
79,96 11127,312 30909,2 29672,832 33381,936
88,7 18545,52 45745,616 35854,672 46981,984
95,52 22254,624 48218,352 37091,04 49454,72
102,34 22254,624 49454,72 40800,144 51927,456

Gambar 4.5 Hubungan Laju Alir Terhadap Hilang Tekan Pipa Besar

Gambar 4.6 Hubungan Laju Alir Terhadap Hilang Tekan Pipa Kecil
Dari kedua gambar diatas, terdapat perbedaan dimana pada gambar
4.5, semakin tinggi laju alir, nilai dari penurunan tekanan menjadi semakin
kecil. Sedangkan pada gambar 4.6, semakin tinggi laju alir, maka penurunan

17
ALIRAN FLUIDA
tekanan juga semakin besar. Secara teoritis, laju alir fluida yang semakin
tinggi akan menyebabkan penurunan tekanan yang semakin besar pula.
Akan tetapi, penurunan tekanan pada pipa besar cenderung lebih kecil
dibandingkan dengan penurunan tekanan pada pipa kecil. Hal ini disebabkan
faktor gesekan pada perbesaran dan pengecilan pipa yaitu bahwa saat
pengecilan pipa penurunan tekanan akan semakin besar dan pada
pembesaran pipa penurunan tekanan akan semakin kecil dikarenakan oleh
kecilnya penampang pipa sehingga kecepatan fluida naik dan semakin besar
gaya gesek yang terjadi.
(Safitri, 2016)

18
ALIRAN FLUIDA
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. Hubungan antara bilangan Reynold terhadap faktor firksi adalah semakin
besar bilangan reynold maka semakin kecil faktor friksi.
2. Hubungan antara Le/D praktis dan Le/D teoritis adalah Le/D praktis
lebih besar daripada Le/D teoritis.
3. Hubunga laju alir terhadap bilangan Reynold adalah semakin besar laju
alir fluida maka semakin besar bilangan reynold.
4. Hubungan laju alir terhadap hilang tekan yaitu semakin besar laju alir
maka semakin besar hilang tekan yang terjadi

5.2 Saran
1. Teliti dalam membaca perbedaan tinggi manometer.
2. Atur laju alir dengan membuka kran secara perlahan.
3. Amati manometer ketika mengubah laju alir agar air raksa tidak keluar
dari manometer

19
ALIRAN FLUIDA
DAFTAR PUSTAKA

Giles, R. V. (1997). Fluid Mechanics and Hydraullic. 2nd ed. New York : Mc
GrawHill Book. Co.
Ikhsan, D. d. (2002). Operasi Teknik Kimia I. Semarang : Jurusan Teknik Kimia
Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.
Putra, Deky. 2008. Analisis Faktor gesek pada pipa Akrilik dengan Aspek Rasio
Penampang (persegi) dengan pendekatan metode Experimental dan
Empiris. Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas
Indonesia.
Safitri, Dina. 2005. Laporan Tetap Praktikum Instrumentasi dan Teknik
Pengukuran Politeknik Negeri Sriwijaya.
Sinaga, Herdiyanto. 2016. Laporan Praktikum Laboratorium Teknik Kimia Aliran
Fluida. Program Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Riau.

20
LAPORAN SEMENTARA
PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA

Materi :
ALIRAN FLUIDA

GROUP : 4 / Rabu
ANGGOTA : 1. Joeng Jody Saputra NIM : 21030116130122
2. Rima Chairani Yuniar NIM : 21030116120061
3. Samuel Alexandro R. NIM : 21030116130171

LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA


DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG

A-1
HASIL PERCOBAAN :

Diameter Pipa Besar dan Pipa Kecil :


 D pipa besar (luar) = 1,875 cm = 0,71 inch
 D pipa kecil (luar) = 0,7937 cm = 0,275 inch
 D pipa besar (dalam) = 0,493 inch = 1,25222 cm
 D pipa kecil (dalam) = 0,269 inch = 0,683 cm

Luas Pipa Besar dan Pipa Kecil :

 Luas pipa besar (dalam) =

 Luas pipa kecil (dalam) =

Panjang Pupa Besar dan Pipa Kecil :


 Panjang pipa besar = 165,3 cm
 Panjang pipa kecil horizontal bawah = 170,5 cm
 Panjang pipa kecil vertikal = 115 cm
 Panjang pipa kecil horizontal atas = 170,5 cm

Densitas Air :
 mpicnometer = 16,642 gram
 mpicnometer + air = 41,242 gram
 Vpicnometer = 25 ml

 0,984 gr/ml

Viskositas Air = 0,0086 gr/cm.s

Debit :

Laju Alir :

A-2
Bilangan Reynold :

Re

Debit v (cm/s) Re
(cm3/s) Pipa Besar Pipa Kecil Pipa Besar Pipa Kecil
8,8 7,15 24,01 989,9 540,13
10,8 8,77 29,47 1214,167 662,5
9,8 7,96 26,74 1102 601,32
10,2 8,287 27,838 1147,297 626,02
17 13,811 46,39 1912 1043,316
20,3 16,5 55,4 2287 1245,25
23 18,7 62,77 2588,93 1412,64
25,6 20,7 69,86 2865,82 1563,72
21,3 17,304 58,13 1395,76 1307,217
20 16,25 54,58 2249,74 1227,45
29,13 23,67 79,96 3277 1787,93
37,5 30,18 102,34 4178,3 2279,67
32,5 26,4034 88,7 3654,96 1994,14
28,5 23,154 77,78 3205,57 1748,96
35 28,434 95,52 3936,5589 2147,785

Debit R (beda tinggi manometer)


(cm3/s) 1 2 3 4 5 6 7 8 9
8,8 0,5 0,1 0,2 0,5 1,8 0,6 1,5 0,5 0,8
10,8 0,5 0,1 0,3 0,6 1,7 0,6 1,1 0,3 1
9,8 0,5 0,1 0,3 0,6 1,8 0,7 1,1 0,4 0,5
10,2 0,7 0,1 0,3 0,5 1,8 0,6 1,1 0,3 0,5
17 0,6 0,15 0,2 0,6 1,8 0,5 1,3 0,8 1,1

A-3
20,3 0,3 0,3 0,2 0,5 1,5 0,5 1,3 1,2 1,5
23 0,4 0,45 0,2 0,6 1,4 0,6 1,6 1,5 1,9
25,6 0,4 0,4 0,2 0,4 1 0,8 1,1 1,5 2,2
21,3 0,3 0,3 0,1 0,4 1,3 0,5 1,6 1,7 1,8
20 0,4 0,3 0,1 0,5 1,5 0,5 1,5 1,2 1,6
29,13 0,3 0,5 0,1 0,2 0,7 0,9 2,5 2,4 2,7
37,5 0,1 0,6 0,1 0,2 0,3 1,8 4 3,3 4,2
32,5 0,1 0,6 0,1 0,1 0,2 1,5 3,7 2,9 3,8
28,5 0,1 0,5 0,1 0,2 0,6 1,2 3,6 2,3 3
35 0,1 0,7 0,1 0,1 0,1 1,8 3,9 3 4

Semarang, 1 Oktober 2018


Mengetahui
Praktikan Asisten

Joeng Jody S. Rima Chairani Y. Samuel R Agnes Juliana Pakpahan


21030116130122 21030116120061 21030116130171 NIM. 21030115120031

A-4
LEMBAR PERHITUNGAN

Diameter Pipa Besar dan Pipa Kecil :


 D pipa besar (luar) = 1,875 cm = 0,71 inch
 D pipa kecil (luar) = 0,7937 cm = 0,275 inch
 D pipa besar (dalam) = 0,493 inch = 1,25222 cm
 D pipa kecil (dalam) = 0,269 inch = 0,683 cm

Luas Pipa Besar dan Pipa Kecil :

 Luas pipa besar (dalam) =

 Luas pipa kecil (dalam) =

Panjang Pupa Besar dan Pipa Kecil :


 Panjang pipa besar = 165,3 cm
 Panjang pipa kecil horizontal bawah = 170,5 cm
 Panjang pipa kecil vertikal = 115 cm
 Panjang pipa kecil horizontal atas = 170,5 cm

Densitas Air :
 mpicnometer = 16,642 gram
 mpicnometer + air = 41,242 gram
 Vpicnometer = 25 ml

 0,984 gr/ml

Viskositas Air = 0,0086 gr/cm.s

1. Menghitung Laju Alir dan Bilangan Reynold


a. Menghitungn Laju Alir

B-1
b. Menghitung Bilangan Reynold

Re

Laju Alir (cm/s) Bilangan Reynold


Q
(cm3/s) Pipa Pipa
Pipa Besar Pipa Besar
Kecil Kecil
8,8 7,15 24,01 989,9 540,13
10,8 8,77 29,47 1214,17 662,5
9,8 7,96 26,74 1102 601,32
10,2 8,287 27,838 1147,3 626,02
17 13,811 46,39 1912 1043,316
20,3 16,5 55,4 2287 1245,25
23 18,7 62,77 2588,93 1412,64
25,6 20,7 69,86 2865,82 1563,72
21,3 17,304 58,13 1395,76 1307,217
20 16,25 54,58 2249,74 1227,45
29,13 23,67 79,96 3277 1787,93
37,5 30,18 102,34 4178,3 2279,67
32,5 26,4034 88,7 3654,96 1994,14
28,5 23,154 77,78 3205,57 1748,96
35 28,434 95,52 3936,56 2147,785

2. Menghitung Hilang Tekan pada Setiap Pipa


a Menghitung Hilang Tekan Pada Pipa Besar

Q (cm3/s) R ΔP

8,8 0,5 6181,84


10,8 0,6 7418,21
9,8 0,6 7418,21
10,2 0,5 6181,84
17 0,6 7418,21
20,3 0,5 6181,84
23 0,6 7418,21
25,6 0,4 4945,47

B-2
21,3 0,4 4945,47
20 0,5 6181,84
29,13 0,2 2472,74
37,5 0,2 2472,74
32,5 0,1 1236,37
28,5 0,2 2472,74
35 0,1 1236,37

b Menghitung Hilang Tekan Pada Pipa Kecil

Q
R7 R8 R9 ΔP7 ΔP8 ΔP9
(cm3/s)
8,8 1,5 0,5 0,8 18545,52 6181,84 9890,944
10,8 1,1 0,3 1 13600,05 3709,104 12363,68
9,8 1,1 0,4 0,5 13600,05 4945,472 6181,84
10,2 1,1 0,3 0,5 13600,05 3709,104 6181,84
17 1,3 0,8 1,1 16072,78 9890,944 13600,05
20,3 1,3 1,2 1,5 16072,78 14836,42 18545,52
23 1,6 1,5 1,9 19781,89 18545,52 23490,99
25,6 1,1 1,5 2,2 13600,05 18545,52 27200,1
21,3 1,6 1,7 1,8 19781,89 21018,26 22254,62
20 1,5 1,2 1,6 18545,52 14836,42 19781,89
29,13 2,5 2,4 2,7 30909,2 29672,83 33381,94
37,5 4 3,3 4,2 49454,72 40800,14 51927,46
32,5 3,7 2,9 3,8 45745,62 35854,67 46981,98
28,5 3,6 2,3 3 44509,24 28436,46 37091,04
35 3,9 3 4 48218,35 37091,04 49454,72

3. Menghitung Nilai Faktor Friksi Pipa


a Menghitung Faktor Friksi Pipa Besar

Q (cm3/s) ΔP F
8,8 6181,84 1,78142
10,8 7418,21 1,42089
9,8 7418,21 1,72478
10,2 6181,84 1,32613

B-3
17 7418,21 0,57294
20,3 6181,84 0,33451
23 7418,21 0,31252
25,6 4945,47 0,17003
21,3 4945,47 0,24332
20 6181,84 0,34488
29,13 2472,74 0,06502
37,5 2472,74 0,04
32,5 1236,37 0,02613
28,5 2472,74 0,06795
35 1236,37 0,02253

b Menghitung Faktor Friksi Pipa Kecil


 Pipa 7

 Pipa 8

 Pipa 9

ΔP f
Q (cm3/s)
Pipa 7 Pipa 8 Pipa 9 f7 f8 f9
8,8 18545,52 6181,84 9890,944 0,261675 0,085602 0,13956

10,8 13600,05 3709,104 12363,68 0,127376 0,033662 0,115796

9,8 13600,05 4945,472 6181,84 0,154712 0,054951 0,070324

10,2 13600,05 3709,104 6181,84 0,142748 0,037724 0,064886

17 16072,78 9890,944 13600,05 0,06075 0,03695 0,051404

20,3 16072,78 14836,42 18545,52 0,042597 0,039015 0,04915

23 19781,89 18545,52 23490,99 0,040839 0,038049 0,048496

25,6 13600,05 18545,52 27200,1 0,022667 0,030718 0,045334

21,3 19781,89 21018,26 22254,62 0,047618 0,050318 0,053571

20 18545,52 14836,42 19781,89 0,050638 0,040197 0,054014

B-4
29,13 30909,2 29672,83 33381,94 0,039323 0,037604 0,042469

37,5 49454,72 40800,14 51927,46 0,038408 0,031597 0,040329

4. Menghitung Nilai Le/D pada Setiap Fitting


a. Nilai Le/D Teoritis
 Kran : 340
 Bengkokan :30
 Sambungan :20
 Pembesaran :

 Pengecilan :

b. Nilai Le/D Praktis


 Kran

 Pembesaran

 Bengkokan

B-5
 Sambungan

 Pengecilan

Q f Pipa f Pipa Kran Pembesaran


(cm3/s) Besar Kecil F Le/D F Le/D
8,8 1,781424 0,162279 6181,84 135,76 1236,368 135,7912
10,8 1,420894 0,092278 6181,84 135,7677 1236,368 135,7677
9,8 1,724783 0,093329 8654,576 135,761 1236,368 135,789
10,2 1,326126 0,081786 6181,84 154,0344 1236,368 135,7717
17 0,572942 0,049701 7418,208 135,768 1854,552 205,7069
20,3 0,334512 0,043587 4945,427 112,075 3709,104 102,8217
23 0,31252 0,042461 3709,104 135,983 3709,104 205,426
25,6 0,170031 0,032906 3709,104 135,782 3709,104 207,7701
21,3 0,243319 0,050502 4945,427 136,123 5563,656 205,7687
20 0,344884 0,048283 4945,427 135,761 4945,472 205,656
29,13 0,065019 0,039798 1236,368 135,799 6181,84 205,6607
37,5 0,039995 0,036778 3709,104 144,408 6181,84 209,6376
32,5 0,026127 0,044272 1236,368 135,8986 7418,208 205,8205
28,5 0,06795 0,049264 1236,368 136,058 8654,576 205,7263
35 0,022529 0,040013 1236,368 135,9312 7418,208 205,8573

Q f Pipa f Pipa Bengkokan Pengecilan


(cm3/s) Besar Kecil F Le/D F Le/D
8,8 1,781424 0,162279 2472,736 135,7721 7418,208 158,5923
10,8 1,420894 0,092278 3709,104 135,7677 7418,208 185,1273
9,8 1,724783 0,093329 3709,104 135,7732 8654,576 259,3798
10,2 1,326126 0,081786 3709,104 135,7717 7418,208 342,0851
17 0,572942 0,049701 2472,736 135,8161 6181,84 115,5927
20,3 0,334512 0,043587 2472,736 135,7636 6181,84 92,4203
23 0,31252 0,042461 2472,736 135,8544 7418,208 88,681
25,6 0,170031 0,032906 2472,736 135,7838 9890,944 123,1774
21,3 0,243319 0,050502 1236,368 135,8254 6181,84 72,4494
20 0,344884 0,048283 1236,368 135,91 6181,84 85,9579
29,13 0,065019 0,039798 1236,368 135,7993 11127,31 87,4592

B-6
37,5 0,039995 0,036778 1236,368 136,4225 22254,62 115,5503
32,5 0,026127 0,044272 1236,368 135,8993 18545,52 106,485
28,5 0,06795 0,049264 1236,368 136,0585 14836,42 99,5612
35 0,022529 0,040013 1236,368 135,9312 22254,62 121,9158

Q f Pipa f Pipa Sambungan


(cm3/s) Besar Kecil F Le/D
8,8 1,781424 0,162279 22254,62 135,759
10,8 1,420894 0,092278 21018,26 135,761
9,8 1,724783 0,093329 22254,62 135,7601
10,2 1,326126 0,081786 22254,62 135,7604
17 0,572942 0,049701 22254,62 135,7608
20,3 0,334512 0,043587 18545,52 135,7636
23 0,31252 0,042461 17309,15 135,761
25,6 0,170031 0,032906 12363,68 135,7838
21,3 0,243319 0,050502 16072,78 135,7739
20 0,344884 0,048283 18545,52 135,7656
29,13 0,065019 0,039798 8654,576 135,799
37,5 0,039995 0,036778 3709,104 135,967
32,5 0,026127 0,044272 2472,736 135,8993
28,5 0,06795 0,049264 7418,208 135,7915
35 0,022529 0,040013 1236,368 135,931

B-7
REFERENSI
DIPERIKSA KETERANGAN TANDA
NO TANGGAL TANGAN

1 18/11/2018  Summary
 Daftar Lampiran
 Bab 1, 2 & 4
 Laporan Sementara
 Lembar Perhitungan
2 21/11/2108  Ringkasan
 Summary
 Bab 1,2,3 & 4
 Laporan Sementara

Anda mungkin juga menyukai