Penjualan Di Dalam Suatu Perusahaan Dapat Dikatakan Lancar Kalau Di Dalam Perusahaan Tersebut Menjalankan Kegiatan Usahanya Relatif Panjang Untuk Mencapai Tujuan Perusahaannya Yaitu Mendapatkan Keuntungan Yang Lebih Besar d
Penjualan Di Dalam Suatu Perusahaan Dapat Dikatakan Lancar Kalau Di Dalam Perusahaan Tersebut Menjalankan Kegiatan Usahanya Relatif Panjang Untuk Mencapai Tujuan Perusahaannya Yaitu Mendapatkan Keuntungan Yang Lebih Besar d
NIM : 16634015
JURUSAN :AKUNTANSI
A. Latar Belakang
dikatakan lancar, apabila di dalam perusahaan dapat menjaga kegiatan usahanya agar relatif
panjang, dan untuk mencapai tujuan perusahaannya yaitu mendapatkan keuntungan yang
lebih besar dan menjaga ketahanan perusahaan agar bisa bertahan lama. Kegiatan penjualan
di dalam perusahaan terdiri dari transaksi penjualan barang dan jasa, baik itu secara tunai
maupun kredit.
Menurut mulyadi (2001 : 452) Sistem penjualan tunai adalah sistem yang melibatkan
sumber daya dalam suatu organisasi, prosedur, data, serta sarana pendukung untuk
pihak manajemen dalam pengambilan keputusan. Penjualan secara tunai berarti dimana
perusahaan mewajibkan pembeli untuk melakukan pembayaran secara tunai terlebih dahulu
sebelum barang yang dibeli diserahkan kepada pembeli. Sedangkan penjualan secara kredit
adalah penjualan yang dilakukan secara non-tunai, dalam hal ini laba yang diharapkan adalah
Setiap perusahaan pasti menginginkan laba yang seoptimal mungkin. Laba tersebut
bisa didapat dari penjualan secara tunai maupun secara kredit atau utang, didalam perusahaan
disebut piutang. Piutang ini merupakan tagihan perusahaan kepada pihak lain, piutang
muncul umumnya karena perusahaan menjual barang dagang secara kredit. Ada beberapa
faktor penjualan secara kredit, yaitu standar kredit, syarat pembayaran, plafon kredit, volume
penjualan kredit, kebiasaan pembayaran pelanggan, dan kebijakan pengumpulan piutang.
Penjualan secara kredit lebih banyak diminati oleh masyarakat luas dibandingkan dengan
penjualan tunai. Ini disebabkan karena penjualan kredit dapat meringankan konsumen untuk
memiliki barang yang diinginkan tanpa harus mempunyai sejumlah uang yang banyak tetapi
hanya dengan memberikan uang muka, sehingga penjualan kredit dapat menarik lebih banyak
konsumen ke dalam perusahaan tersebut. Hasil dari penjualan kredit tersebut menghasilkan
tagihan kepada konsumen yang dinamakan piutang usaha (dagang) sebagai salah satu sumber
kas perusahaan.
Kegiatan menjual barang secara kredit harus menanggung segala resiko yang ada
seperti piutang yang tidak tertagih dari para nasabah. Sehingga mengakibatkan salah satu
sumber kas perusahaan berkurang dan banyak perusahaan yang mengalami kegagalan dalam
usaha. Menurut Wahyuni (2012) piutang tak tertagih adalah hak untuk menagih sejumlah
uang dari penjual kepada pembeli karena adanya transaksi penjualan secara kredit yang
belum atau tidak bisa dibayarkan tepat pada waktunya. Piutang Tak Tertagih timbul karena
adanya resiko piutang yang tidak dapat terbayar oleh debitur perusahaan karena berbagai
alasan, misalnya pailit atau bangkrut, force major, karakteristik pelanggan dan sebagainya.
Semakin banyak piutang dagang yang diberikan maka semakin banyak pula jumlah piutang
Dampak yang timbul akibat piutang tak tertagih adalah Perolehan laba didalam
beban yang dikeluarkan untuk jumlah piutang yang tidak dapat ditagih terlalu besar,
penanganan Piutang di dalam perusahaan itu memerlukan perlakuan yang sangat khusus
distributor penjualan yang berlokasi di jalan sudirman No. 44 pekanbaru dengan bidang
usaha yaitu menjual mobil baru atau bekas secara kredit. Sebagai salah satu perusahaan
menerapkan perlakuan akuntansi piutang. Masalah yang sering terjadi pada CV Pratama
Pekanbaru yang berkaitan dengan pelaksanaan perlakuan akuntansi piutang adalah seringnya
pembayaran yang dilakukan oleh konsumen melebihi batas waktu yang telah ditetapkan
sehingga di dalam perusahaan itu terjadinya piutang tak tertagih. Resiko lainnya adalah tidak
adanya stabilitas antara modal dagang dan investasi pada piutang penjualan atau tempo yang
Kendala seperti inilah yang menyebabkan kerugian pada CV Pratama Pekanbaru atas
menghindari resiko piutang tak tetagih. Dari uraian diatas, penulis tertarik untuk mengetahui
lebih lanjut mengenai Perlakuan Akuntansi Piutang pada CV Pratama Pekanbaru khususnya
bagaimana perlakuan piutang tak tertagihnya apakah sudah baik atau belum. Jadi penulis
ingin meneliti lebih lanjut yang dituangkan dalam bentuk tugas akhir yang berjudul “
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas pokok permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian