Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
LAPORAN PRAKTIKUM
“HAND SANITIZER”
Disusun oleh :
Asisten :
1. Rina Kartika Wati 082340144468
2. Lutfi Putri Yusviani 082346057858
3. Dwi Cahya Putra 081217280695
4. Seno Dwi Pratama P 082233842560
BAB 1. PENDAHULUAN
Berbagai penyakit sering kali berasal dari mikroorganisme yang tidak dapat
dilihat oleh mata secara langsung. Mikroorganisme tersebut dapat dijumpai di
mana saja, terutama tempat-tempat umum dan fasilitas umum lain yang
memungkinkan menjadi tempat berkembang biaknya mikroorganisme. Salah satu
bentuk penyebaran mikroorganisme pada manusia adalah melalui tangan. Tangan
merupakan alat transmisi dari mikroorganisme pada saluran pernafasan dan mulut
yang utama (Arya, 2012).
Salah satu cara menjaga kesehatan tubuh yang mudah ialah dengan mencuci
tangan. Sehat juga menjadi salah satu investasi untuk meningkatkan produktivitas
kerja guna meningkatkan kesejahteraan keluarga. Menjaga kesehatan tubuh dan
memelihara kebersihan tangan adalah hal yang sangat penting. Dalam melakukan
aktivitas sehari-hari tangan seringkali terkontaminasi dengan mikroba, sehingga
tangan menjadi perantara masuknya mikroba ke dalam tubuh yang dapat
mengakibatkan diare. Menurut data Kesehatan Riset Dasar (Kementrian
Kesehatan RI, 2001), berdasarkan pola penyebab kematian semua umur, diare
menduduki peringkat ke -13 dengan proporsi kematian sebesar 3,5%. Sementara
dengan mencuci tangan dapat menurunkan potensi diare sebesar 47%.
1.2 Tujuan
Menurut Martin (1993), reaksi yang terjadi selama pembuatan hand sanitizer
yaitu terjadinya pembentukan gel sehingga dapat meningkatkan viskositas dari
hand sanitizer. Pembentukan gel ini disebabkan karena adanya penambahan
karbopol. Mekanisme pembentukan gel terjadi saat struktur polimer dari karbopol
terikat dengan pelarut dan terjadi ikatan silang pada polimer-polimer sehingga
molekul pelarut terjebak didalamnya. Kemudian terjadi immobilasi molekul
pelarut dan terbentuk struktur yang kaku dan tegar yang tahan terhadap gaya
maupun tekanan tertentu. Peningkatan viskositas pada hand sanitizer disebabkan
karena adanya penambahan TEA, penambahan TEA pada karbopol akan
membentuk garam yang larut. Penambahan TEA akan menggeser kesetimbangan
ionic membentuk garam yang larut dan menghasilkan ion yang tolak menolak dari
gugus karboksilat dan polimer menjadi kaku dan rigid sehingga meningkatkan
viskositasnya (Osborne, 1990).
3.1.1 Alat
a. Beaker Glass
b. Gelas Ukur
c. Neraca Analitik
d. Pipet
e. Pi-pump
f. Spatula
g. Wadah
h. Watherbath
3.1.2 Bahan
a. Aquades
b. Ekstrak Teh
c. Karbopol 940
d. Metil Paraben
e. Propil Paraben
f. Propilenglikol
g. TEA
Aquadest Ekstraksi
1:20
Ekstrak teh
Karbopol
10 g
Penambahan
aquades panas Pengadukan selama 5 menit
10 mL
Pencampuran
B Pengadukan
Penambahan Pengadukan
aquades hingga
100 mL
Penambahan TEA Pengadukan
sedikit demi
sedikit
Hand-Sanitizer
Pada praktikum ini dilakukan formulasi hand sanitizer dengan perbedaan
ektrak teh sebagai antiseptik, karbopol sebagai pembentuk gel, TEA sebagai
pembasa, propilenglikol sebagai humektan, metil dan propil paraben sebagai
pengawet. Pada pembuatan ekstrak daun teh, langkah pertama yaitu menyiapkan
alat dan bahan yang digunakan terlebih dahulu. Alat yang digunakan yaitu beaker
glass, spatula, kertas saring, dan waterbath. Bahan yang digunakan yaitu daun teh
dan aquades. Tahap selanjutnya yaitu dilakukan pencucian daun teh, hal ini
dilakukan supaya daun teh bersih dari kotoran/debu yang melekat. Kemudian,
daun teh dilakukan penghalusan supaya mudah dalam proses pengekstrakan.
Setelah tahap penghalusan, daun teh yang telah halus dilakukan penambahan
aquades dengan perbandingan ekstrak daun teh dan aquades 1:20. Kemudian
dilakukan pengekstrakan di waterbath dengan suhu 100o C selama 1 jam.
Selanjutnya, dilakukan penyaringan dengan menggunakan kertas saring dan
diperoleh hasil ekstrak daun teh.
4.3.2 Warna
Warna berguna untuk menentukan kualitas dan sebagai penentu tingkat
kerusakan biologi atau fisikokimia serta penggunaan warna untuk memproduksi
karakteristik parameter kualitas dalam suatu produk, dalam praktikum hand
sanitizer menggunakan ekstak teh dalam pembuatannya yang dapat
mempengaruhi warna dari produk yang dihasilkan. Dalam pengamatan yang
dilakukan dapat diketahui bahwa pada dari setiap sampel menghasilkan warna
yang berbeda beda. Hal ini disebabkan perbedaan konsentrasi ekstrak daun teh
yang digunakan dalam pembuatan hand sanitizer. Semakin tinggi konsentrasi
ekstrak daun teh yang ditambahkan, maka semakin gelap atau pekat warna hand
sanitizer yang dihasilkan. Berdasarkan data, warna paling pekat dihasilkan oleh
perlakuan hand sanitizer dengan penambahan ekstrak the sebanyak 10ml. Hal
tersebut dikarenakan daun teh memiliki kandungan polifenol seperti tanin yang
memiliki warna mulai dari kuning hingga coklat tua, sehingga jika ditambahkan
pada suatu produk dengan konsentrasi yang tinggi akan membuat warna produk
tersebut semakin pekat (Murhadi, 2007).
4.3.3 Kelembutan
Kelembutan ialah salah satu penentu dan merupakan suatu karakteristik
yang penting dalam suatu hand sanitizer. Kelembutan dalam suatu gel hand
sanitizer dipengaruhi oleh penambahan propilen glikol dimana berfungsi sebagai
humektan (Rowe et al, 2009). Humektan digunakan untuk mengurangi kehilangan
air pada sediaan semisolid. Pemilihan humektan tidak didasarkan hanya pada
pengaruhnya terhadap disposisi air tetapi juga memberikan efek terhadap
viskositas dan konsistensi dari produk akhir. Praktikum hand sanitizer yang
dilakukan, jumlah propilen glikol yang ditambahkan sama sehingga yang
mempengaruhi perbedaan kelembutan pada setiap sampel yaitu konsentrasi
ekstrak daun teh yang digunakan dalam pembuatan hand sanitizer. Penambahan
ekstrak daun teh mempengaruhi kerja dari propilen glikol sebagai humektan
dimana semakin tinggi penambahan ekstrak daun teh, maka semakin lembut hand
sanitizer yang dihasilkan (Voight, 1995).
4.3.4 Aroma
Aroma dalam suatu produk dapat menentukan bau atau tidaknya suatu
produk tersebut (Yusufa, 2008). Pada praktikum ini, hand sanitizer ekstrak daun
teh yang dihasilkan memiliki aroma khas melati, hal ini dikarenakan pewangi
yang ditambahkan yaitu ekstrak melati dengan jumlah yang sama. Berdasarkan
pengamatan yang telah dilakukan, diperoleh hasil data aroma yang berbeda-beda
pada setiap sampelnya. Hal ini dikarenakan perbedaan konsentrasi ekstrak daun
teh dan ekstrak melati yang digunakan dalam pembuatan hand sanitizer.
4.3.4 Kelengketan
Dari praktikum yang telah dilakukan diperoleh hasil data kelengketan yang
berbeda dari setiap sampelnya. Perbedaan ini disebabkan penambahan konsentrasi
ekstrak daun teh yang berbeda-beda dalam pembuatan hand sanitizer. Pada sampel
pertama dengan penambahan ekstrak daun teh sebanyak 5% mengalami
penyimpangan karena tidak sesuai dengan literatur yang ada. Penambahan ekstrak
teh yang berbeda akan sangat mempengaruhi viskositas dari hand sanitizer,
sehingga akan mempengaruhi tingkat kelengketannya. Menurut Rowe, et al
(2009) kelengketan suatu sediaan berbanding lurus dengan viskositas. Semakin
tingi viskositas maka kelengketan sediaan juga semakin tinggi.
Penambahan
pewangi 2 tetes Pengadukan
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan yaitu
sebagai berikut:
1. Proses pembuatan hand sanitizer terdapat beberapa tahapan yaitu
pembuatan ekstak teh, larutan A (terdiri dari karbopol dan aquades),
larutan B ( terdiri dari Ekstrak teh, Metil paraben, Propil paraben,
Propilenglikol), dan pembuatan Hand Sanitizer
2. Perbedaan penambahan ekstrak daun teh pada hand sanitizer berpengaruh
terhadap viskositas, warna, aroma, kelembutan, dan kelengketan dari hand
sanitizer.
5.2 Saran
Praktikan diharap lebih menjaga kebersihan tangannya sebelum melakukan
praktikum hand sanitizer agar tidak mempengaruhi hasil kahirnya.
DAFTAR PUSTAKA
Marriot, N.G., 1999. Pricipal of Food Sanitation. 4th edition. Aspen Publicer Inc.,
Geithersbug, Meryland.
Miller, Michael A. 2006. Does the clinical use of ethanol-based hand sanitizer
elevate blood alcohol levels? A prospective study. The American Journal of
Emergency Medicine. Vol 24(7): 815–817
Murhadi, AS, S., & Susilawati. (2007). Aktivitas Antibakteri Daun Salam
(Syzygium polyanta) dan Daun Pandan (Pandanus amarylifolius). Jurnal
Teknologi dan Pangan , Vol XVII No 1.
Myers, Ronnie. 2008. Hand Hygiene Among General Practice Dentists A Survey
of Knowledge, Attitudes and Practices. The Journal of the American
Dental Association. Vol 139: 948-957
Osborne, D.W., 1990. Topical Drug Delivery Formulation. New York. Hal 381
Rowe, Raymond C., Paul J Sheskey, & Marian E Quinn (Ed). (2009). Handbook
of Pharmaceutical Excipients Sixth Edition. Pharmaceutical Press. London
Sari, Retno., Dewi I. and Noorma R., 2004, Pemanfaatan Sirih sebagai Sediaan
Hand Gel Antiseptic : I. Studi Formulasi, Laporan Penelitian, Fakultas
Farmasi,Universitas Airlangga.
DOKUMENTASI
No Gambar Keterangan
1. Pemanasan aquadest hingga
mendidih
2. Penambahan carbopol
6. Handsanitizer