Anda di halaman 1dari 5

ANTARA KURBAN DAN AKIKAH

Oleh :
H. IMAM ASYROFI. AC, M.Pd.I
Praktisi Pendidikan / Guru MIN 4 Bandar Lampung

Bagi umat Islam, kurban adalah syariat yang ditetapkan Allah swt.
Bahkan, sejak masa Nabi Adam a.s. sudah ada syariat kurban. Hal ini
dapat kita pahami dan kisah Qabil dan Habil, dua putra Nabi Adam
a.s. yang bertengkar karena kurban salah seorang dari keduanya tidak
diterima. Kata kurban berasal dan bahasa Arab yang berarti
pendekatan diri atau mendekatkan diri. Kata kurban telah dijadikan
istilah dalam syariat Islam untuk pengertian penyembelihan binatang
ternak yang memenuhi syarat tertentu dilaksanakan pada waktu tertentu, dengan niat
ibadah guna mendekatkan diri kepada Allah swt. Syariat kurbah didasarkan atas penintah
Allah swt. yang tercantum dalam Surah al-Kausar Ayat 1-3 dan al-Hajj Ayat 34 berikut :
Sungguh, Kami telah memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak. Maka laksanakanlah
salat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada
Allah). Sungguh, orang-orang yang membencimu dialah yang terputus (dari rahmat
Allah). (Q.S. al-Kauar/108 : 1-3) Dan bagi setiap umat telah Kami syariatkan
penyembelihan (kurban) (Q.S. al-Hajj / 22: 34)
Hukum Kurban
Bagi umat Islam, hukum kurban adalah sunah muakad. Oleh karena itu, orang
Islam yang telah mampu menyembelih kurban, tetapi tidak mau melaksanakannya, ia
tercela dalam pandangan agama. Rasulullah saw. Bersabda Sesungguhnya menyembelih
kurban itu tidak wajib, tetapi sunah dari Rasulullah saw. (H.R. at-Tirmizi : 1427). Dalam
hadis yang lain, Rasulullah saw. Bersabda Diwajibkan kepadaku berkurban dan tidak
wajib atas kamu. (H.R. ad-Daruqutni). Sebagian ulama berpendapat bahwa kurban itu
hukumnya wajib. Mereka menggunakan dasar hukum sebagai berikut. Rasulullah saw.
bersabda, “Barang siapa yang memiliki kemampuan, tetapi tidak berkurban maka
janganlah ia menghampiri tempat salat kami.” (H.R. Ahmad dan Abu Hurairah: 7924;
Ibnu Majah: 3114)
Sejarah Singkat Perintah Berkurban
Bagaimana sebenarnya sejarah kurban itu? Peristiwa itu bermula ketika Allah swt.
menyuruh Nabi Ibrahim a.s. lewat mimpi pada malam kedelapan bulan Zulhijah untuk

1
menyembelih Ismail, putra yang sangat dicintai. Sebagai seorang yang taat pada perintah
Allah swt., Nabi ibrahim a.s. menyampaikan hal itu kepada putranya. Sungguh, luar biasa
jawaban Nabi Ismail a.s., ternyata beliau tidak keberatan. Pada hari kesepuluh bulan
Zulhijah, tepat waktu duha Nabi Ibrahim a.s. melaksanakan perintah Allah swt., yakni
melaksanakan mimpinya. Hari kesepuluh. tersebut dikenal dengan sebutan hari Nahar.
Artinya, hari menyembelih. Ketika Nabi Ibrahim a.s. melaksanakan perintah Allah swt.,
Allah swt. mengganti Ismail dengan seekor kambing sembelihan. Berdasarkan peristiwa
itu, Nabi Ibrahim a.s. menyembelih kurban setiap tanggal 10 Zulhijah. Syariat ini terus
berlaku hingga sekarang (umat Muhammad).
Waktu Penyembelihan Kurban
Waktu pelaksanaan berkurban adalah tanggal 10 Zuthijah (Hari Raya Iduladha)
atau pada Hari-Hari Tasyrik berikutnya, yaitu tanggal 11, 12, dan 13 Zulhijah.
Penyembelihan yang dilakukan di luar batas waktu tersebut hanyalah penyembelihan biasa,
bukan kurban. Rasulullah saw. Bersabda Barang siapa menyembelih sebelum salat maka
sesungguhnya itu hanyalah penyembelihan untuk dirinya sendiri. Barang siapa
menyembelih sesudah salat dan dua khotbah maka telah sempurna ibadahnya (sah
kurbannya) dan telah sesuai dengan sunah muslimin. (H.R. al-Bukhari dan Bara’ bin
‘Azib: 5130). Yang dimaksud sesudah salat bukan berarti yang berkurban harus salat,
melainkan waktu salat. Mengapa demikian? Salat Iduladha bukan syarat penyembelihan
kurban.
Syarat Binatang untuk Kurban
Jenis binatang yang sah untuk kurban adalah jenis binatang ternak yang
dipelihara/diternakkan untuk dimakan dagingnya. Binatang temak tersebut meliputi empat
macam, yaitu kambing/ domba, sapi, kerbau, dan unta. Binatang ternak yang dipergunakan
untuk melaksanakan syariat kurban itu harus memenuhi dua syarat, yaitu cukup umur dan
tidak cacat. Ketentuan Umur Binatang Kurban. Binatang kurban itu dapat dikatakãn cukup
umur apabila telah mencapai umur yang ditentukan syara. (1) Domba sekurang-kurangnya
berumur satu tahun atau telah berganti gigi (musinnah). Rasulullah saw. berdabda dalam
sebuah hadis sebagai berikut. Dari Jabir berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Janganlah
engkau menyembelih (berkurban) kecuali telah berganti gigi. Kecuali apabila engkau sulit
mendapatkannya maka sembelihlah yang telah berumur satu tahun dari (jenis) domba.
(H.R. Muslim: 3631). (2) Kambing biasa sekurang-kurangnya berumur dua tahun. (3) Sapi
atau kerbau sekurang-kurangnya berumur dua tahun. (4) Unta sekurang-kurangnya
berumur lima tahun.

2
Cacat Binatang Kurban
Cacat binatang yang menyebabkan tidak sah dipergunakan untuk berkurban ada
empat macam, yaitu sakit mata (buta), sakit-sakitan (tidak sehat), pincang kakinya, terlalu
kurus, dan tua sekali sehingga seakan tak bersumsum. Dalam sebuah hadis, diterangkan
sebagai berikut. Rasulullah saw. bersabda, “Empat macam binatang yang tidak boleh
dijadikan kurban, yaitu yang jelas cacat matanya, jelas sakit, jelas pincang, dan kurus
tidak berlemak.” (H.R. Ahmad dari Bara’.: 17777)
Kurban untuk Lebih dari Satu Orang
Sebagaimana pembayaran dam (denda) dalam ibadah haji, seekor kambing berlaku
untuk satu orang, sedangkan sapi atau unta berlaku untuk tujuh atau sepuluh orang. Dalam
sebuah hadis, Rasulullah saw. bersabda sebagai berikut. Dari Jabir berkata, “Kami telah
menyembelih kurban bersama-sama Rasulullah saw. pada tahun Hudaibiyah, satu ekor
unta untuk tujuh orang dan seekor sapi untuk tujuh orang. (H.R. Muslim: 2322)
Pemanfaatan Daging Kurban
Daging kurban harus habis dibagikan kepada fakir miskin dan sebagian untuk
dirinya sendiri (yang berkurban). Allah swt. berfirman dalam Surah al-Hajj Ayat 28.
....Maka makanlah sebagian darinya dan (sebagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-
orang yang sengsara dan fakir. (Q .S. al-Hajj / 22:28) ......maka makanlah sebagiannya
dan berilah makan orang yang merasa cukup dengan apa yang ada padanya (tidak
meminta-minta) dan orang yang meminta.... (Q.S. al-Hajj /22: 36)
Penyembelih hewan kurban atau pengurus kurban boleh saja menerima daging
kurban, tetapi bukan sebagai upah menyembelih atau mengurus. Rasulullah saw. bersabda
dalam sebuah hadis sebagai berikut.
Dari Ali bin Abi Talib r.a., ia berkata, “Rasulullah saw. memerintahkan kepada saya
supaya saya mengurus unta kurban beliau, dan supaya membagikan dagingnya, kulitnya
dan barang-barang yang merupakan pakaian unta itu kepada orang-orang miskin, dan
saya tidak menerima upah sembelihan daripadanya.” (H.R. Muslim: 2321; al-Bukhari:
1602). Pada hadis yang lain, Rasulullah saw. bersabda dalam sebuah hadis sebagai berikut
: Dari Abi Sa ‘id r.a., telah bersabda Rasulullah saw., “Janganlah engkau jual daging
denda haji dan kurban. Makanlah dan sedekahkanlah serta ambillah manfaat dari
kulitnya, jangan engkau jual (kulit itu). (H.R. Ahmad : 15622)
Akikah

3
Dalam kehidupan masyarakat, kita sering menyaksikan tradisi sepasaran bayi. Ada juga
yang menyembelih hewan untuk akikah. Apakah akikah itu? Akikah dalam bahasa Arab
berarti rambut yang tumbuh di kepala anak yang baru lahir (bayi). Menurut istilah Islam,
akikah berarti menyembelih binatang ternak berkenaan dengan kelahiran anak, sebagai
bukti rasa syukur kepada Allah swt., dengan syarat-syarat tertentu. Menurut sunah
Rasulullah saw., anak yang lahir laki-laki disembelihkan dua ekor kambing. Apabila anak
yang lahir perempuan, disembelihkan satu ekor kambing. Dari Aisyah, ia berkata,
“Rasulullah telah menyuruh kita agar menyembelih akikah untuk seorang anak laki-laki
dua ekor kambing dan untuk seorang anak perempuan, satu ekor kambing.” (HR. Ibnu
Majah: 3154)
Hukum Akikah
Akikah menurut sebagian besar ulama hukumnya sunah bagi orang tua yang baru
melahirkan anaknya. Dalam sebuah hadis, disebutkan : Dari Samurah r.a. bahwasanya
Rasulullah saw. bersabda, “Tiap-tiap anak itu tergadai dengan akikahnya yang disembelih
baginya pada hari ketujuh, dicukur rambutnya, dan diberi nama.” (H.R. at Tirmizi: 1442 ;
Ibnu Majah: 3156). Jenis dan syarat binatang yang sah untuk akikah ldak berbeda dengan
syarat sah binatang untuk kurban, yaitu binatang yang cukup umur dan tidak cacat. Jumlah
binatang untuk akikah apabila akikah itu berupa kambing atau domba, agak berbeda
dengan kurban yang cukup satu ekor. Dalam akikah, ditentukan untuk nak laki-laki
sebanyak dua ekor, sedangkan untuk anak prempuan satu ekor.
Waktu Pelaksanaan Akikah
Akikah adalah penyembelihan binatang berkenaan dengan kelahiran anak yang
disyariatkan dilaksanakan pada han ketujuh kelahiran anak, seperti dijelaskan dalam hadis
berikut Dari Samurah r.a. bahwasanya Rasulullah saw. bersabda, “Tiap-tiap anak itu
tergadai dengan akikahnya yang disembelih baginya pada hari ketujuh, dicukur
rambutnya, dan diberi nama.” (H.R. at Tirmizi : 1442 dan Ibnu Majah: 3156). Apabila
pada hari ketujuh itu terlewatkan, akikah dapat dilaksanãkan pada hari-hari lain selama
anak belum balig. Rasulullab saw. Bersabda Akikah disembelih pada hari ketujuh, keempat
belas, atau kedua puluh satu (dari lahirnya anak). (H.R. al-Baihaqi)
Perbedaan Kurban dan Akikah
Antara kurban dan akikah memiliki perbedaan, atara lain sebagai berikut.
No Kurban Akikah
1 Kurban disyariatkan agar dilaksanakan Akikah disyariatkan berkenaan dengan

4
diantara tanggal 10 samai dengan 13 kelahiran anak
bulan Zulhijah
2 Kurban disyariatkan untuk dilaksanakan Akikah disyariatkan satu kali seumur
setiap tahun hidup
3 Binatang cukup satu ekor Jumlah binatang (kambing atau domba)
ditentukan bahwa untuk anak laki-laki
dua ekor, sedangkan untuk anak
perempuan sebanyak satu ekor.
4 Seekor sapi boleh untuk tujuh orang. Binatang (selain kambing) jumlahnya
adalah satu ekor untuk seorang anak.
5 Daging lebih utama dibagikan sebelum Daging diberikan setelah dimasak.
dimasak

Mempraktikkan Tata Cara Kurban dan Akikah


Pada hakikatnya syariat kurban dan akikah belum berlaku bagi kalian. Hal itu,
disebabkan kalian belum memiliki hak atas suatu kekayaan. Syariat kurban dan akikah
berlaku bagi kedua orang tua sebagai pemimpin dalam rumah tangga. Sungguhpun
demikian, kalian perlu berlatih agar kelak setelah dewasa dapat melakukan kurban dan atau
akikab secara benar. Mempraktikkan Kurban. Untuk dapat mempraktikkan kurban,
lakukan langkah-langkah berikut: a. carilah sebuah boneka hewan yang ada di
lingkunganmu; b. persiapkan alat penyembelih (pisau atau pedang yang tajam); c. buatlah
lubang kecil di tanah atau kotak tempat penampungan darah hewan kurban; d. aturlah
posisi hewan kurban (boneka hewan) yang hendak disembelih sesuai penjelasan dalam
materi; d. tanyakan kepada guru apabila kalian menjumpai kesulitan.
Mempraktikkan Akikah
Mempraktikkan penyembelihan hewan untuk akikah sama dengan penyembelihan
hewah kurban. Syarat-syarat hewan yang disembelih pun sama. Oleh sebab itu, lakukan
sekali lagi praktik penyembelihan hewan, sebagaimana praktik kurban di atas. Agar
masing-masing memperoleh gambaran yang jelas, praktik penyembelihan hewan kurban
dan akikah dapat dilakukan secara bergantian. Akhirnya di bulan Djulhizah yang penuh
barokah ini sebaiknya umat Islam berlomba-lomba untuk berkurban dan menunaikan
akikah bagi yang memiliki bayi yang masih kecil agar kita dalam kehidupan di dunia ini
semakin berkah dan selalu dalam bimbingan Allah SWT. Amin. Wallahua’lam bisawab.

Anda mungkin juga menyukai