Urutan lithostratigrafi dari yang paling tua ke yang muda menurut Conoco
Block B Team (1997), yaitu:
Basement
Arsitektur basement Laut Natuna berkembang selama fasa pergerakan pada
zaman Eosen sampai awal Oligosen yang menyebabkan terbentuknya tiga unit
geologi utama yaitu, cekungan Natuna Barat, Natuna high dan cekungan Natuna
Timur. Basement pada umumnya terdiri dari batuan beku dan metamorfik atau
endapan continental yang non-marine.
Formasi Belut
Proses pengendapan dimulai pada zaman awal Oligosen, di mana hasil
pelapukan batuan granit dari basement mengisi palung dan lembah yang telah
terbentuk. Pada blok “ B “ ConocoPhillips, formasi ini disebut formasi Belut yang
ekivalen dengan formasi Gajah, Sotong, Terumbuk dan Tenggiri pada Blok lainnya.
Formasi Gabus
Pengendapan berlanjut pada akhir Oligosen yang membentuk formasi
Gabus. Bagian bawahnya terdiri dari endapan aluvial dan delta, sedangkan pada
“Endapan transgressive delta front” terbentuk di bagian atasnya dan “inter
distributary bay”. Formasi Gabus terdiri dari batuan pasir pada sistem delta yang
pada umumnya sangat berlempung dan susah diperkirakan penyebarannya
Formasi Udang
Formasi Udang terbentuk pada akhir Oligosen atas sampai awal Miosen
yang ditandai oleh proses pengendapan bidang yang landai dengan energi lemah
kebagian atas formasi. Hal ini menyebabkan terbentuknya endapan klastik halus
pada sistem “meandering” dan “brackish lacustrine”.
Formasi Barat
Pengendapan berlangsung pada awal Miosen yang dominan terdiri dari
batuan lempung yang disisipi batuan pasir. Pengaruh endapan marine mulai
ditemukan pada bagian bawah formasi barat yang ditandai dengan serbuk tanaman
air tawar.
Formasi Arang
Formasi Arang terbentuk dalam kurun waktu Miosen-Bawah sampai akhir
Miosen-Tengah yang terdiri dominan dari batuan pasir kasar sampai halus dan
“glauconitic sandstone” (pengendapan batuan pasir yang terjadi di laut dalam)
menunjang terjadinya pengendapan marine.
Pada Miosen-Tengah terjadi proses “regresi” yang menyebabkan terbentuk
endapan batuan pasir kasar yang disisipi “carbonaceous shale” terdapat pada bagian
atas formasi Arang. Lapisan atas ini tererosi pada akhir Miosen-tengah.
Formasi Muda
Sejak Miosen-Atas sampai sekarang, formasi muda diendapkan pada proses
transgresi diatas formasi yang lebih tua dan batasannya memberi refleksi yang
berharga pada “seismic maker”. Formasi muda terdiri dari “shallow marine muda
dan sand stones”.
Petroleum System West Natuna Basin
Gambar 3. West Natuna South Kakap play concepts (Pertamina BPPKA, 1996)
Source Rock
Benua/Lama shale, Keras dan Formasi Barat dikenal sebagai source rock
yang baik. Kebanyakan dari Formasi tersebut dikelompokkan kedalam tipe I
Kerogen dari lacustrine shale. Oil window terbentuk pada kedalaman 7000 ft
Reservoir Rock
Lower Gabus Sandstones ketebalan 15-350 ft dengan porositas 10-27%,
Upper Gabus Sandstones merupakan reservoir utama dari kebanyakan lapangan di
West Natuna Basin yang diendapkan pada distributaries channel, channel bars, dan
crevasse splay, Lower Arang juga menjadi reservoir yang penting dengan porositas
sangat baik antara 26%-32% yang ditemui di Lapangan Belida, Belut, dan Kakap,
Middle Arang Sandstone mempunyai porositas hingga 32%.
Cap Rock
Barat shale merupakan effective regional seal rock untuk Lower Gabus
Sandstone. Ketebalan yang besar terbentuk pada bagian tengah dari basin dan
menerus hingga Malay Basin hingga ke barat (hingga 1000 ft). Penyebaran yang
luas dari Arang shale juga menyediakan effective regional seal rock untuk Lower
Arang Sandstone.
Trapping
Perangkap antiklin merupakan perangkap favorit dikarenakan regime
tectonic inversion. Perangkap Stratigrafi ditemukan di lapangan Belida sebagai
crevasse splay dan stratigraphic pinch-out. Kombinasi dari perangkap struktur dan
stratigrafi juga ditemukan pada sesar normal di sepanjang bagian selatan dari basin.