Morfologi Sel Fungi
Morfologi Sel Fungi
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Pelaksanaan Praktekum Mikrobiologi Pertanian.
Laporan Praktekum ini merupakan salah satu matakuliah yang wajib ditempuh
di bidang pertanian lebikusus Agroteknologi pertanian . Laporan Praktekum ini
disusun sebagai pelengkap kerja praktek yang telah dilaksanakan di
laboraturium Universitas Respsti Indonesia B.
Dengan selesainya laporan kerja praktek ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak yang telah memberikan masukan-masukan kepada penulis. Untuk itu
penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada :
1. Dosen
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik dari
materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan
pengalaman penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat
penulis harapkan.
Terimakasih.
Junaid Kelderak
1
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... 1
BAB I .................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 4
BAB II ................................................................................................................................ 6
BAB II .............................................................................................................................. 18
BAB IV ............................................................................................................................. 20
4.1 Hasil....................................................................................................................... 20
BAB VI ............................................................................................................................. 24
PENUTUP........................................................................................................................ 24
3
BAB I
PENDAHULUAN
Bakteri dapat digolongkan menjadi dua kelompok yaitu Gram positif dan
Gram negatif didasarkan pada perbedaan struktur dinging sel. Pada umumnya
bakteri gram negatif lebih tahan terhadap aktivitas antimikroba dibandingkan
dengan bakteri gram positif. Perbedaan daya tahan ini disebabkan karena
perbedaan komponen penyusun dinding sel . Bakteri Gram positif memiliki
dinding sel yang terdiri dari 40 lapis rangka dasar murein, meliputi 30-70 %
berat kering dinding sel bakteri. Murein adalah senyawa yang tersusun dari N-
asetil glukosamin dan N-asetil asam muramat yang terikat oleh ikatan 1,4-β-
glikosida. Senyawa lain penyusun dinding sel gram positif adalah polisakarida
yang terikat secara kovalen, dan asam teikoat yang sangat spesifik. Sementara
bakteri Gram negatif memiliki 1 lapis rangka dasar murein, dan hanya meliputi
+ 10% dari berat kering dinding sel. Murein hanya mengandung
diaminopemelat, dan tidak mengandung lisin. Di luar rangka murein tersebut
terdapat sejumlah besar lipoprotein, lipopolisakarida, dan lipida jenis lain.
4
Senyawa-senyawa ini merupakan 80 % penyusun dinding sel. Asam teikoat
tidak terdapat dalam dinding sel ini
identifikasi bakteri dapat berupa melihat morfologi koloni dan uji biokimia
bakteri. Morfologi bakteri meliputi bentuk, ukuran, tekstur, warna koloni,dll.
Oleh karena itu, dilakukan praktikum ini untuk mengetahui teknik pewarnaan
bakteri, morfologi koloni sehingga dapat mempernudah untuk isdentifikasi
bakteri.
1.2 Tujuan
1. Mengetehui bentuk koloni bakteri
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bakteri Secara Umum
Bakteri (dari kata Latin bacterium; jamak: bacteria) adalah kelompok
organisme yang tidak memiliki membran inti sel. Organisme ini termasuk ke dalam
domain prokariota dan berukuran sangat kecil (mikroskopik), serta memiliki peran
besar dalam kehidupan di bumi. Beberapa kelompok bakteri dikenal sebagai agen
penyebab infeksi dan penyakit, sedangkan kelompok lainnya dapat memberikan
manfaat dibidang pangan, pengobatan, dan industri. Struktur sel bakteri relatif
sederhana: tanpa nukleus/inti sel, kerangka sel, dan organel-organel lain seperti
mitokondria dan kloroplas. Hal inilah yang menjadi dasar perbedaan antara sel
prokariot dengan sel eukariot yang lebih kompleks.
Bakteri dapat ditemukan di hampir semua tempat: di tanah, air, udara, dalam
simbiosis dengan organisme lain maupun sebagai agen parasit (patogen), bahkan
dalam tubuh manusia. Pada umumnya, bakteri berukuran 0,5-5 μm, tetapi ada
bakteri tertentu yang dapat berdiameter hingga 700 μm, yaitu Thiomargarita.
Mereka umumnya memiliki dinding sel, seperti sel tumbuhan dan jamur, tetapi
dengan bahan pembentuk sangat berbeda (peptidoglikan). Beberapa jenis bakteri
bersifat motil (mampu bergerak) dan mobilitasnya ini disebabkan oleh flagel.
Model mikroskop awal yang dirancang oleh Robert Hooke; dimuat dalam
Micrographia.
6
Robert Hooke, Antony van Leeuwenhoek, Ferdinand Cohn, dan Robert
Koch. Istilah bacterium diperkenalkan di kemudian hari oleh Ehrenberg pada tahun
1828, diambil dari kata Yunani βακτηριον (bakterion) yang memiliki arti "batang-
batang kecil". Pengetahuan tentang bakteri berkembang setelah serangkaian
percobaan yang dilakukan oleh Louis Pasteur, yang melahirkan cabang ilmu
mikrobiologi. Bakteriologi adalah cabang mikrobiologi yang mempelajari biologi
bakteri.
7
hidup bakteri Bacillus yang sekaligus menjelaskan mengapa bakteri ini bersifat
tahan panas. Selanjutnya, ia juga membuat dasar klasifikasi bakteri sederhana dan
mengembangkan beberapa metode untuk mencegah kontaminasi pada kultur
bakteri, seperti penggunaan kapas sebagai penutup pada labu takar, erlenmeyer, dan
tabung reaksi. Metode ini kemudian digunakan oleh ilmuwan lain, Robert Koch.
8
2.2 Teknik Pengamatan Koloni dan Morfologi Sel Bakteri
Pengamatan mofologi bakteri pada percobaan ini menggunakan medium
yang berbeda dangan cara inokulasi yang berbeda pula sehingga didapat morfologi
koloni yang berbeda. Medium yang digunakan dalam percobaan ini adalah medium
agar tegak, agar miring, medium cair, dan medium streak plate. Pengamatan
morfologi ini berguna untuk mengidentifikasi suatu bakteri. Bakteri yang
digunakan adalah Bacillus subtilis dan Escherichia coli.
Medium padat tegak merupakan media yang ditambahkan agar sehingga bersifat
padat, yang dimasukkan ke dalam tabung reaksi, ditutup dengan kapas penyumbat
dan berfungsi sebagai penguji kebutuhan bakteri terhadap udara atau kebutuhan
oksigen terhadap pertumbuhan bakteri atau mikroorgasnime. Medium agar tegak
merupakan medium padat dengan posisi medium tegak dan luas permukaan untuk
biakan kecil. Medium agar tegak digunakan untuk melihat jenis atau bentuk koloni,
sifat aerob dan anaerob mikrobia. Cara inokulasinya adalah dengan tusukan, bentuk
pertumbuhan suatu bakteri diamati melalui bekas tusukan. Inokulasi dilakukan
dilakukan dengan ose yang berujung lurus dari atas ke bawah sepanjang ¾
mediumnya. Pada Escherichia coli dalam medium agar tegak pertumbuhannya
hanya sepanjang tusukan osenya saja atau bersifat motil dan berbentuk echinulate.
Sedangkan pada Bacillus subtilis, pertumbuhannya tidak hanya sepanjang tusukan
saja, tetapi menyebar dalam medium sehingga disebut juga nonmotil dan berbentuk
rhizoid.
Medium agar padat miring merupakan medium nutrien cair yang ditambah agar
sebagai pemadatnya dan dibiarkan mengeras pada posisi miring. Cara
menginokulasinya adalah dengan cara mengambil bakteri menggunakan ose
berujung bulat dan digoreskan pada permukaan medium. Fungsinya adalah untuk
melihat kebutuhan O2 bakteri. Pada medium agar padat miring, bakteri Eschericia
coli, bentuknya spreading dengan elevasi low convex, tidak berbau, berwarna krem
9
dan pertumbuhannya sedikit saja tetapi membentuk koloni. Pada Bacillus subtilis,
pertumbuhannya tipis dan merata tanpa koloni dengan elevasi low convex
berbentuk echinulate, tidak berbau, dan berwarna krem. Kedua bakteri tersebut
tidak menunjukkan perubahan pada medianya, sehingga warna medium tetap krem.
Artinya, kedua medium tersebut hanya menggunakan nutrien dalam medium saja
dan tidak melakukan reaksi kimia yang mengubah komposisi nutrient dengan
mengeluarkan produk sisa yang dapat bereaksi dengan medium. Perubahan medium
dapat diamati dari perubahan warna, dan konsistensi medium.
Medium cair merupakan media yang tidak ditambahkan agar sehingga bersifat cair,
yang dimasukkan ke dalam tabung reaksi, ditutup dengan kapas penyumbat, dan
berfungsi untuk melihat kebutuhan O2 dari bakteri. Cara inokulasi pada medium
cair adalah dengan mencelupkan ose dan mengaduk ose dalam medium nutrisi cair
sehingga bakteri akan terlepas dari ose dan berada didalam medium cair tersebut
dalam bentuk koloni. Koloni dalam medium cair yang paling mudah diamati adalah
tingkat kekeruhannya, dimana jika semakin keruh maka diketahui bakteri yang
tumbuh didalamnya semakin banyak. Berdasarkan pertumbuhan bakteri pada
medium tersebut, terdapat 2 kemungkinan yakni pada permukaan atau dasar
medium, sehingga dapat digolongkan suatu bakteri termasuk aerob atau anaerob,
selain itu dapat ditinjau bau, bentuk, warna, dan endapan. Pada bakteri Eschericia
coli, bentuknya tidak bergranula, memiliki bau, warnanya sedikit keruh dan
terdapat endapan yang banyak di dasar tabung yang menunjukkan bahwa E. coli
termasuk bakteri anaerob. Sedangkan pada Bacillus subtilis bentuknya tidak
bergranula hanya butiran-butiran kecil, memiliki bau dan sedikit keruh seperti E.
coli, dan terdapat sedikit endapan pada dasar tabung yang menunjukkan B. subtilis
sebagai bakteri anaerob juga. Kekeruhan pada medium dari kedua bakteri
menunjukan kelangsungan hidup dari bakteri tersebut, dimana kekeruhan terjadi
akibat regenerasi atau pembelahan sel bakteri.
10
Medium lainnya yang digunakan adalah medium agar petridish dengan metode
streak plate. Cara inokulasi pada medium ini yakni dengan menggoreskan suspensi
bahan yang mengandung bakteri pada permukaan medium dengan kawat ose dan
digoreskan sesuai dengan petridish. Setelah inkubasi, maka pada bekas goresan
akan tumbuh koloni-koloni terpisah yang mungkin berasal dari satu sel bakteri.
Koloni dalam streak plate method dapat diamati pertumbuhannya, bentuk koloni,
permukaannya, elevasi, bentuk tepi (margin) dan bentuk struktur dalam.
Escherichia coli pada streak plate method, pertumbuhannya merata, dengan bentuk
koloni circulair, permukaan kasar, elevasinya low convex, bentuk tepinya erose.
Bacillus subtilis pada streak plate method, koloninya tumbuh tidak merata
dipermukaan, dengan bentuk koloni irregulair, permukaan licin, elevasinya low
convex, bentuk tepinya entire dan struktur dalamnya mengkilat. Sedangkan pada B.
subtilis, pertumbuhan, elevasi, permukaan, dan struktur dalamnya sama seperti E.
coli, hanya saja bentuk koloninya berbeda yaitu filamentous dan tepiannya ciliate.
11
negara seperti India, Thailand, Jepang, Cina, Brazil, Taiwan dan Negara maju
lainnya telah lama beralih dari pupuk kimia ke arah pupuk biologi sebagai hasil
penerapan pertanian organik.
Kingdom : Monera
Kelas : Psilopsida
Ordo : Psilotales
Family : Psilotaceae
Genus : Rhizobium
12
Bakteri Rhizobium bila bersimbiosis dengan tanaman legum, kelompok
bakteri ini akan menginfeksi akar tanaman dan membentuk bintil akar di dalamnya.
Akar tanaman tersebut menyediakan karbohidrat dan senyawa lain bagi bakteri
melalui kemampuannya mengikat nitrogen bagi akar. Jika bakteri dipisahkan dari
inangnya (akar), maka tidak dapat mengikat nitrogen sama sekali atau hanya dapat
mengikat nitrogen sedikit sekali. Bintil-bintil akar melepaskan senyawa nitrogen
organik ke dalam tanah tempat tanaman polong hidup. Dengan demikian terjadi
penambahan nitrogen yang dapat menambah kesuburan tanah.
13
banyak dipakai.Beberapa bakteri sekarang telah dikembangkan menjadi
biopestisida. Secara ekologi, penggunaan biopestisida ini sangat menguntungkan
jika dibandingkan dengan penggunaan pestisida. Hal ini dikarenakan adanya efek
residu pestisida terhadap lingkungan termasuk manusia. Bakteri-bakteri tertentu
dapat menghasilkan endotoksin yang dapat meracuni serangga hama tanaman
tertentu. Sebagai contoh, di Amerika telah dikembangkan bakteri yang potensial
menjadi biopestisida pada skala komersial, antara lain adalah Bacillus popilliae
dengan merk dagang Doom or Japidemik, Bacillus thuringiensis dengan merk
dagang Dipel, Thuricide, dan Agritol. Di Canada, pada tahun 1980 penggunaan
Bacillus thuringiensis sebagai biopestisida mencapai 4%, dan meningkat menjadi
63 % pada tahun 1990. Endotoksin yang dihasilkan oleh Bacillus thuringiensis aktif
mematikan sebagian besar serangga yang termasuk dalam kelas Lepidoptera,
Diptera, dan Coleoptera.
Kerajaan : Eubacteria
Filum : Firmicutes
Kelas : Bacilli
Ordo : Bacillales
Famili : Bacillaceae
Genus : Bacillus
14
B. thuringiensis adalah bakteri yang menghasilkan kristal protein yang bersifat
membunuh serangga (insektisidal) sewaktu mengalami proses sporulasinya.
Kristal protein yang bersifat insektisidal ini sering disebut dengan σ- endotoksin.
Kristal ini sebenarnya hanya merupakan protoksin yang jika larut dalam usus
serangga akan berubah menjadi poli-peptida yang lebih pendek (27- 149 kd) serta
mempunyai sifat insektisi-dal. Pada umumnya kristal Bt di alam bersifat protoksin,
karena ada-nya aktivitas proteolisis dalam sistem pencernaan serangga dapat
mengubah Bt-protoksin menjadi polipeptida yang lebih pendek dan bersifat toksin.
Toksin yang telah aktif berinteraksi dengan sel-sel epithelium di midgut serangga.
Bukti-bukti telah menunjukkan bahwa toksin Bt ini menyebabkan terbentuknya
pori-pori (lubang yang sangat kecil) di sel membrane di saluran pencernaan dan
mengganggu keseimbangan osmotik dari sel –sel tersebut. Karena keseimbangan
osmotik terganggu, sel menjadi bengkak dan pecah dan menyebabkan matinya
serangga.
Bacillus thuringiensis varietas aizawai menyerang larva ngengat dan berbagai ulat,
terutama ulat ngengat diamondback.
15
kerugian yang di timbulkan tanpa mengganggu keseimbangan ekologis yang ada.
Biokontrol dapat bersifat antagonis atau bahkan sebagai parasit.Ditemukannya
penyakit layu fusarium yang disebabkan oleh jamur Fusarium sp. merupakan salah
satu kendala yang dihadapi oleh para petani saat ini, jamur ini banyak menyerang
tanaman kentang, pisang, tomat, ubi jalar, strawberry dan bawang daun. Penyakit
layu fusarium adalah penyakit sistemik yang menyerang tanaman mulai dari
perakaran sampai titik tumbuh. Salah satu alternatif untuk menanggulangi hal
tersebut yaitu dengan pengendalian untuk menekan populasi jamur Fusarium
dengan mengembangkan pengendalian secara hayati.
Kingdom : Bacteria
Filum : Proteobacteria
Ordo : Pseudomonadales
Famili : Pseudomonadaceae
16
Genus : Pseudomonas
Species : P. fluorescens
17
BAB II
METODE PRAKTEKUM
3.1. Waktu dan Tempat Praktikum
Tanggal : 18 September 2015
18
Perlakuan dengan melewatkan diatas api dengan perlahan-lahan supaya bakteri
itu benar-benar melekat pada kaca benda, dan dengan demikian tidak akan terhapus
apabila sediaan dicuci. Pencucian dengan alcohol berguna mengilangkan zat warna yang
berlebihan. membrane luar yang melindungi peptidoglikan), struktur membran luar mirip
membran sel dalam, membran luar terdiri dari fosfolipid (lapisan dalam) dan
lipopolisakarida (bagian luar), membran sel terdiri atas dua lapis fosfolipid, da nada
lipopolisakarida, bahwa pewarnaan sel bakteri secara prosedur yang penting dan paling
banyak digunakan dalam klasifikasi bakteri. Karena kemampuannya membedakan suatu
kelompok bakteri tertentu dari kelompok lainnya, maka pewarnaan ini disebut pewarnaan
diferensial. Namun, dalam praktikum yang telah dilaksanakan tidak dilakukan
identifikasi untuk menyusun klasifikasi koloni yang di amati, hanya melakukan
pengamatan morfologi, pengamatan bakteri pada medium. Berdasarkan hasil analisis data
menunjukkan bahwa pewarnaan koloni bakteri 1 dan bakteri 2 adalah berwarna merah.
Berarti koloni bakteri1 dan koloni bakteri 2 termasuk dalam bakteri gram negatif. Warna
merah tersebut disebabkan kompleks zat warna kristal violet-yodium yang sebelumnya
diberikan larut ketika pemberian larutan alkohol 75% sehingga saat diberi safranin akan
memberi warna merah pada membran sel bakteri. adalah dengan mengambil bakteri dari
cawan petri dengan jarum oase dan memindahkannya pada medium miring.
Andaikata medium dan alat-alat yang kita pergunakan dalam inokulasi itu tidak
steril, niscayalah kita tidak akan mungkin memperoleh piaraan bakteri yang kita inginkan,
maka langkah-langkah pertama yang harus kita ambil sebelum kita melakukan inokulasi
ialah mengusahakan sterilnya medium serta alat-alat perlengkapannya. Ujung kawat
inokulasi sebaiknya dari platina atau dari nikrom, sebelum digunakan lebih dahulu ujung
kawat dipijarkan, sedangkan sisanya sampai tangkai cukup dilewatkan pada nyala api
saja. Setelah dingin kembali, ujung kawat itu disentuhkan suatu koloni. Mulut tabung
tempat pemeriaaraan itu dipanasi juga setelah sumbatannya diambil. Setelah pengambilan
inoculum (yaitu sampel bakteri) selesai, mulut tabung dipanasi lagi kemudian disumbat
seperti semula.
19
BAB IV
yang di amati
4 Posisi koloni Di dalam agar agar Di dalam agar agar Di atas pemukaan
media / agar agar
Atau media Atau media
20
b. Bakteri Bukan Actinimiecetes ( PK 10-1 )
yang di amati
Koloni Berlendir -
21
4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini membahas tentang Morfologi Koloni Bakteri. Praktikum
ini menanam bakteri pada sebuah medium padat yang telah dibuat sebelumnya. Bakteri
yang diberikan adalah bakteri E.colli dan Salmonella. Media yang digunakan adalah
medium lempeng dan medium miring. Untuk menanam baketri ini cukup mudah tetapi
harus berhati-hati dan media harus tetap steril. Untuk medium lempeng, cara menanam
bakteri dengan arah zigzag dengan menggunakan jarum inokulasi ujung lurus, medium
tidak boleh tergores. Dan untuk medium miring cara menanamkan bakteri dengan arah
lurus. Pada koloni 1 dan koloni 2 morfologi koloninya sama. Warna koloni putih, bentuk
koloni tidak beraturn,tepi koloni berombak, elevasi koloni datar, suram, kepekatan koloni
tidak pekat, asal bakteri pada koloni 1 yaitu E.colli dan tipe pertumbuhan pada media
miring berupa batang. Dan asal bakteri pada koloni 2 yaitu S. Aureus tipe pertumbuhan
pada media miringberupa batang
Pada praktikum kali ini menggunakan dua medium, yaitu medium Nutrient Agar
atau NA .Setiap medium memiliki fungsi masing-masing dalam menumbuhkan
mikroorganisme. Medium NA memiliki fungsi yakni untuk mengembangbiakkan bakteri
secara umum, Medium NA mengandung nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan bakteri. sifat-sifat media yang digunakan untuk faktor pertumbuhan yaitu
harus mudah tumbuh, media harus dibuat, pertumbuhan bakteri harus khas dan
mempunyai sifat-sifat yang diinginkan. Jika sifat ini dipenuhi, maka pertumbuhan bakteri
akan bagus.Berdasarkan hasil pengamatan, dapat diketahui morfologi bakteri pada
medium kiko dan tipe pertumbuhan bakteri tersebut pada medium milkuatPada medium
datar dapat diketahui ciri morfologi koloni bakteri baik koloni I maupun koloni II, yang
keduanya memiliki warna suram sama juga sama-s terdapat pertumbuhan kapang dalam
medium tersebut.Morfologi koloni bakteri I menampakkan Kuning hijau kecoklatan,
bentuk koloninya Koloni II menampakkan warna putih, bentuk koloninya bulat /circular,
tepi koloni beringgit elevasi koloni timbul dan tampak suram Hijau beringgit 7mm,kuning
22
2,4mm coklat 4mm warna pekat, jumlah koloni 4 Koloni II yang ditemukan pada biakan
juga berjumlah 4 dengan diameter kuning 3mm, hijau lumut .
23
BAB VI
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah kita dilakukan maka dapat diperoleh kesimpulan
bahwa Media merupakan suatu bahan yang terdiri dari campuran nutrisi yang dipakai
untuk menumbuhkan mikroba. Selain untuk menumbuhkan mikroba, medium dapat pula
di gunakan untuk isolasi, memperbanyak mikroba, pengujian sifat-sifat fisiologi dan
perhitungan jumlah mikroba. Media agar-agar merupakan media yang sangat baik untuk
memisahkan campuran mikroorganisme sehingga masing-masing jenisnya menjadi
terpisah-pisah.
Dalam praktikum ini terdapat beberapa jenis bakteri yang berhasil diidentifikasi
berdasarkan morfologi koloninya dengan metode quadrant streak saat pengisolasian.
Terdapat 2 jenis bakteri yang didapat dari laboratorium, yaitu Escherichia colii Dan
Salmonella. Masing-masing bakteri memiliki morfologi dan ciri-ciri yang berbeda.
Morfologi koloni dapat dilihat dengan jelas jika sebagai kultur murnidalam suatu
medium. Namun dari hasil pengamatan morfologi koloni bakteri dapat dibedakan
berdasarkan ukuran, pigmentasi, form, margin dan elevasi.
24
5.2 Saran
Sebaiknya saat praktikum, dilakukan lebih berhati-hati pada saat penanaman bakteri pada
media yang sudah dibuat sebelumnya. Usahakan hanya satu orang saja yang
memindahkan bakteri pada media agar tidak terjadi kontaminasi dan tercampur dengan
bakteri lain perlu diperhatikan juga saat penanaman bakteri usahakan cawan hanya dibuka
sedikit agar tidak bersentuhan dengan udara langsung. Dan perhatikan sebelum dan
sesudah penanaman bakteri sebaiknya cuci tangan.
25
Daftar Pustaka
Funke BR, Tortora GJ, Case CL. 2004. Microbiology: an introduction (edisi ke-8th ed,).
San Francisco: Benjamin Cummings
Gaman, P.M & K.B. Sherrington. 1994. Ilmu Pangan, Pengantar Ilmu Pangan, Nutrisi
dan.
Madigan M and Martinko J.2005. Brock Biology of Microorganisms (11th ed.). Prentice
Hall. Mikrobiologi. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada press.
Pelczar, Michael J. dan E.C.S. Chan. 2005. Dasar-dasar Mikrobiologi Jilid 2. Jakarta: UI-
Press.
(Laporan%20Praktikum-Uji%20Salmonella%20_%20risaluvita.html)
26
LAMPIRAN GAMAR
Gambar A2 K3 2
27
Gambar Mycerinan pirang
Gambar PK-4-2-1
28
Gambar Pn 4.1. 23/4/2018
29