Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH FISIKA

SEJARAH BUNYI DAN APLIKASINYA

D
I
S
U
S
U
N

O
L
E
H

KELOMPOK FISIKA :
1.Izmi Annur Robbaniah
2.MHD.Rizky Fadillah
3.Arif MullaSinurat

SMA N.1 Bp.Mandoge


TA. 2018/2019
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .........................................................................................
Pendahuluan .........................................................................................
BAB I
Gendang .........................................................................................
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis dapat
menyelesaikan tugas pembuatan makalah yang berjudul “Sejarah Bunyi Dan Aplikasinya”
dengan lancar. Dalam pembuatan makalah ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak,
maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang membantu pembuatan makalah
ini. Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis
pada khususnya, penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari
sempurna untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan
kearah kesempurnaan. Akhir kata penulis sampaikan terimakasih.
Pembuat makalah
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Di dalam kehidupan sehari –hari kita tidak pernah lepas dari bunyi. Karen kita
memiliki alat indera yaitu telinga yang berfungsi untuk mendengar bunyi. Bunyi adalah
salah satu gelombang,yaitu gelombang longitudinal. Gelombanag Longitudinal adalah
gelombang yang arah rambatnya sejajar atau berimpit dengan arah getarnya. Salah satu sifat
gelombang bunyi adalah pemantulan. Dengan adalahnya sifat tersebut banyak kejadian
yang kita alami sehari-hari terjadi. Oleh karena itu, pembuat makalah bermaksud membuat
makalah mengenai sejarah dan aplikasi pada bunyi,agar kita lebih memahami.
2.Rumusan masalah
Apa aplikasi dari suatu bunyi?
3.Tujuan
Mengetahui aplikasi bunyi
GENDANG
Asal usul dan perkembangan alat musik tradisional gendang

Alat musik gendang berasal dari – Gendang merupakan alat musik tradisional yang
dimain dengan cara dipukul seperti halnya perkusi. Gendang terbuat dari kayu dengan selaput
(membran), dan gendang juga dibagi beberapa bagian, gendang kecil disebut rebana, gendang
sedang dan besar disebut redap. Untuk membunyikan gendang, cukup menggunakan tangan
ataupun alat pemukul gendang.
Dalam sejarah alat musik gendang, alat musik gendang telah dikenal di Jawa sejak
pertengahan abad ke-9 Masehi dengan banyak nama seperti padahi, pataha, murawaatau muraba,
mrdangga, mrdala, muraja, panawa, kahala, damaru dan kendang.
Penyebutan gendang dengan berbagai nama dalam sejarah alat musik gendang menunjukan
adanya berbagai macam bentuk, ukuran juga bahan yang digunakan. Seperti gendang berukuran
kecil yang ditemukan dalam arca yang dilukiskan sedang dipegang oleh Dewa, gendang tersebut
dikenal Damaru. Dalamrelief-relief candi dapat dilihat bukti keberadaan dan keanekaragaman
gendang. Seperti di Candi Borobudur, dilukiskan bermacam-macam bentuk gendang, silndris
langsing, bentuk tong asimetris, dan bentuk kerucut. Kemudian dalam sejarah alat musik
gendang juga ditemukan dalam candi-candi yang lainnya seperti di Candi Siwa di Prambanan,
Candi Tegawangi dan juga Candi Panataran.
Sejarah alat musik gendang berlanjut, Jaap Kunst menyatakan ada kesamaan antara
sumber tertulis di Jawa Kuno dengan sumber tertulis di India. Dan hal inimembuktikan bahwa
telah terjadi kontak budaya antara keduanya dalam bidang seni. Namun,dalam sejarah alat musik
gendang, tidak dapat disimpulkan bahwa gendang Jawa mempunyai pengaruh dari India. Ini
karena jenis alat musik membranofon ini diperkirakan sudah ada sebelum adanya kontak budaya
dengan India. Seperti di zaman Perunggu telah dikenal adanya “Moko” dan “Nekara”, dan
Nekara di zaman tersebut digunakan sebagai genderang.

Sejarah alat musik gendang berlanjut, ada jenis alat musik lain yang bunyinya berasal
dari selaput kulit, seperti “Bedug” dan “Trebang”. Istilah bedug dapat dijumpai dalam kitab yang
lebih muda yaitu “Kidung Malat”. Dalam Kakawin Hariwangsa, Ghatotkacasraya dan Kidung
Harsawijaya, instrumen tersebut dikenal dengan istilah “Tipakan”. Tidak hanya itu, ada juga
yang dikenal dengan istilah “Tabang-tabang” dalam kitab Ghatotkacasraya dan kitab
Sumanasantaka, yang kemungkinan berkembang menjadi Tribang.
Dalam sejarah alat musik gendang, dilihat dari ukurangnya gendang dibagi menjadi
beberapa jenis. Ada gendang atau kendang yang berukuran kecil disebut dengan “Ketipung”, lalu
ada gendang atau kendang yang berukuran sedang disebut dengan kendang “Ciblon” atau
“Kebar”. Sedangkan gendang atau kendang yang berukuran besar, yang merupakan pasangan
dari ketipung, dinamakan dengan kendang gedhe atau biasa disebut dengan “kendang kalih”.
Dalam sejarah alat musik gendang, terdapat gendang atau kendang yang khusus digunakan untuk
pewayangan yaitu “Kendang Kosek”.
Untuk para pemain musik gamelan yang profesional, gendang atau kendang merupakan
alat musik yang dimainkan dengan menggunakan naluri, sehingga apabila kita mendengarkan
pemain gendang tersebut memainkan gendang, ada perbedaan nuansa bunyi, dan itu semua
tergantung kepada orang yang memainkannya.
Yang pertama kali menemukan Gendang
Bagaimana kisah lahirnya kendang/drum? Manusia di peradaban awal memiliki
kebiasaan memukul-mukul benda sekitarnya untuk mengekspresikan kegembiraan, misalnya saat
berhasil menangkap binatang buruan.
Dalam ekskavasi di berbagai wilayah di dunia ditemukan kendang/drum tertua dari masa
neolitikum. Misalnya, yang di Moravia diduga dari tahun 6000 SM. Bentuknya amat sederhana
berupa sepotong batang kayu berongga yang ujungnya ditutup kulit reptil atau ikan. Alat itu
dibunyikan dengan cara ditepuk.
Pada masa peradaban berikutnya, muncul kendang/drum kayu dengan kulit binatang. Stik
pukul pun mulai dipakai. Ini ditunjukkan oleh artefak dari Mesir kuno (4000 SM).
Tahun 3000 SM dikenal frame drum raksasa di kalangan bangsa Sumeria kuno dan
Mesopotamia. Selanjutnya, drum “menggelinding” ke Afrika dan Yunani sekitar tahun 2000 SM.
Drum serupa jam pasir tampak pada relief Bharhut, relief candi India tertua, dari abad 2 SM.
Pada masa bersamaan drum muncul di Romawi. Bahakan Romawilah yang pertama kali
menggunakan drum sebagai pengobar semangat pasukan perang.
Tahun 600-an Persia mengenal genderang pendek dari tanah liat. Lalu genderang itu
mulai dibuat dari logam, terkadang kayu. Genderang itu pun menyebar ke Eropa, Afrika, dan
Asia. Karena dibuat dari tembaga dan berbentuk ketel sup, namanya pun jadi kettle drum atau
timpani.
Abad XIII timpani menunjukkan peran penting dalam musik Eropa. Karena bunyi gemuruhnya
bak geledek, sekitar dua abad kemudian bangsa Inggris juga memanfaatkan timpani di bidang
ketentaraan. Gunanya sebagai penanda waktu, aba-aba serangan, dan membuat musuh grogi.
Saat menjelajah dunia tahun 1500 bangsa Eropa membawa drum ke Amerika. Maka, cara pakai
bangsa Inggris pun menyebar. Tak ayal tahun 1800-an pasukan militer di berbagai negara mulai
mempelajari dan menggunakan drum dalam pasukan. Malah ada terobosan baru berupa parade
musik pasukan drum bandtahun 1813 di Rusia. Itulah salah satu tonggak munculnya drum band.
Keinginan memperkaya musik drum sudah ada sejak 1550. Namun, baru tahun 1935 para
pencinta musik di AS mewujudkannya. Drum pun tak lagi muncul tunggal. Seperangkat drum
biasanya terdiri atas genderang bas, genderang senar, genderang tenor, dan simbal. Malah tahun
1970-an muncul drum listrik, yang kualitas bunyinya tak beda dengan gendang, timpani, atau
drum akustik.
Fungsi alat musik gendang
Fungsi gendang yaitu sebagai penentu tempo pada musik untuk mengiringi tarian atau silat,
gendang juga dipakai untuk mengiringi arak-arakan penganten, upacara menyambut tamu,
bahkan gendang juga digunakan sebagai alat musik utama dalam proses rekaman lagu dangdut
selain suling.
Jenis-jenis gendang
Kendang yang kecil disebut ketipung
Kendang sedang disebut kendang ciblon/kebar.
Pasangan ketipung ada satu lagi bernama kendang gedhe biasa disebut kendang kalih.
Kendang kalih dimainkan pada lagu atau gendhing yang berkarakter halus seperti ketawang,
gendhing kethuk kalih, dan ladrang irama dadi.
Bisa juga dimainkan cepat pada pembukaan lagu jenis lancaran, ladrang irama tanggung. Untuk
wayangan ada satu lagi kendhang yang khas yaitu kendhang kosek.
Kendang kebanyakan dimainkan oleh para pemain gamelan profesional, yang sudah lama
menyelami budaya Jawa. Kendang kebanyakan di mainkan sesuai naluri pengendang, sehingga
bila dimainkan oleh satu orang denga orang lain maka akan berbeda nuansanya.

Anda mungkin juga menyukai