Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa remaja awal merupakan masa gejolak yang diwarnai oleh masalah

interpersonal dan perubahan suasana hati (Santrok, 2011). Salah satu masalah

yang sering terjadi adalah ketakutan ketika berbicara di depan publik.

Ketakutan merupakan suatu respon terhadap persepsi ancaman yang secara

sadar dikenali sebagai sebuah bahaya (Herdman, 2015). Remaja yang mengalami

ketakutan diakibatkan dalam dirinya kurang percaya diri ketika berbicara di depan

depan publik. Perubahan fisiologi akibat ketakutan berbicara di depan publik

tersebut diantaranya detak jantung meningkat, suara bergetar karena tegang, dan

implikasi dari perubahan fisiologi tersebut akan menjadikan remaja lupa harus

berbicara apa saat diberi kesempatan berbicara di depan publik (Syukur, 2011).

Perawat sebagai salah satu petugas kesehatan dapat berperan serta untuk

mengatasi masalah pada remaja yang mengalami ketakutan berbicara di depan

publik. Bila masalah tersebut tidak diberikan intervensi yang cepat dan tepat

dapat berakibat menjadi gangguan harga diri rendah dan isolasi sosial. Maka,

intervensi keperawatannya bertujuan untuk memberikan kenyamanan baik

melalui terapi farmakologis dan non farmakologis. Pengobatan farmakologis

seperti antipsikotik dapat digunakan apabila perasaan takut itu muncul (Copel &

Linda, 2007). Walaupun pengobatan farmakologis dapat dipercaya dapat

1
2

menangani masalah ketakutan, namun terdapat berbagai macam efek samping

dari antipsikotik seperti tremor, pergerakan wajah yang tidak normal, pergerakan

badan yang tidak disadari (Muench & Hamer, 2010).

Adanya kekhawatiran akan efek samping penggunaan obat antipsikotik,

perawat menggunakan terapi non farmakologi salah satunya yaitu dengan terapi

self instruction. Terapi Self-Instruction merupakan salah suatu terapi yang

terdapat di dalam pendekatan cognitive behavior therapy (CBT). Pendekatan ini

dikembangkan oleh Meinchenbaum (Corey, 2009). Sedangkan menurut Jones

(2011) Self instruction merupakan suatu teknik merubah pikiran negatif menjadi

positif dengan tujuan untuk mengubah perilaku remaja menjadi lebih baik.

Remaja diajarkan penerapan terapi Self Instruction, bagaimana memberikan

penguatan pada dirinya untuk menguasai situasi yang ia hadapi saat ketakutan

yang dialaminya muncul. Berdasarkan permasalahan di atas, penulis tertarik

untuk mengelola masalah ketakutan berbicara di depan publik sebagai acuan

bahan pembuatan karya tulis ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN

JIWA DENGAN FOKUS STUDI KETAKUTAN BERBICARA DI DEPAN

PUBLIK MELALUI TERAPI SELF INSTRUCTION PADA SDR. A DAN

SDRI. T DI SMP GUNUNGJATI KEMBARAN”.

B. Rumusan Masalah

Masa remaja awal terutama pada anak sekolah menengah pertama

merupakan masa peralihan dari pendidikan dasar ke menengah. Salah satu

masalah yang dihadapi oleh mereka adalah ketakutan berbicara di depan publik.
3

Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk merumuskan masalah mengenai

bagaimanakah asuhan keperawatan jiwa dengan fokus studi ketakutan berbicara

di depan publik melalui terapi self instruction?.

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan umum

Melaksanakan asuhan keperawatan jiwa dengan fokus studi ketakutan

berbicara di depan publik melalui terapi self instruction pada Sdr. A dan Sdri.

T di SMP Gunungjati Kembaran.

2. Tujuan Khusus

a. Melaksanakan pengkajian keperawatan pada Sdr. A dan Sdri. T yang

mengalami ketakutan berbicara di depan publik.

b. Menetapkan diagnosis keperawatan pada Sdr. A dan Sdri. T yang

mengalami ketakutan berbicara di depan publik.

c. Melaksanakan perencanaan keperawatan pada Sdr. A dan Sdri. T yang

mengalami ketakutan berbicara di depan publik melalui terapi self

instruction.

d. Melaksanakan tindakan keperawatan pada Sdr. A dan Sdri. T yang

mengalami ketakutan berbicara di depan publik melalui terapi self

instruction.

e. Melaksanakan evaluasi pada Sdr. A dan Sdri. T yang mengalami

ketakutan berbicara di depan publik melalui terapi self instruction.


4

D. Manfaat Penulisan

1. Manfaat Teoritis

Hasil Laporan Kasus ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu

bahan kajian dalam pengembangan ilmu yang berkaitan dengan asuhan

keperawatan jiwa dengan fokus studi ketakutan berbicara di depan publik

melalui terapi Self Instruction.

2. Manfaat praktis

a. Bagi Remaja

Remaja dapat mengetahui cara mengatasi ketakutan berbicara di

depan Publik melalui terapi Self Instruction.

b. Institusi Pendidikan Sekolah Menengah Pertama

Memberikan manfaat praktis dan sebagai pedoman bagi pihak

sekolah dalam pengelolaan pada remaja yang mengalami ketakutan

berbicara di depan publik pada remaja SMP.

c. Institusi pendidikan Keperawatan

Sebagai bahan masukan dalam kegiatan proses belajar mengajar

tentang asuhan keperawatan jiwa pada ketakutan berbicara di depan publik

melalui terapi Self Instruction.

d. Bagi Penulis

Menambah pengetahuan dan keterampilan dalam melakukan asuhan

keperawatan, juga sebagai bahan referensi untuk melakukan pengelolaan

kasus selanjutnya agar lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai