Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit asam urat merupakan masalah yang banyak diderita oleh kebanyakan

orang dewasa, salah satu penyebab penyakit ini adalah kurangnya pengontrolan terhadap

asupan makanan yang biasa dikonsumsi (Sandy, 2010). Asam urat kini sudah sangat

familiar bagi orang awam. Hal ini dikarenakan banyaknya keluhan atau penyakit yang

timbul akibat dari peningkatan kadar asam urat dalam darah (Ekasari, 2011). Menurut

Kertia (2009) asam urat ini merupakan penyakit komplikasi dari hiperurisemia apabila

hal ini tidak segera diobati maka akan berakibat terjadinya infeksi.

Word Health Organization (WHO) memperkirakan sekitar 335 juta orang di dunia

mengidap penyakit gout (Bobaya, 2006). Prevalensi penyakit gout di negara maju pada

populasi seperti USA diperkirakan 13.6/100.000 penduduk (Sukarmin, 2015). Prevalensi

gout di negara berkembang seperti Cina dan Taiwan pun setiap tahunnya semakin

berkembang, sedangkan di Indonesia diperkirakan hampir 80% penduduk yang berusia

40 tahun atau lebih (Junaidi, 2013 ; Misnadiarly, 2007) Penyakit asam urat di Indonesia

berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 sebesar 11,9 % berdasarkan

tenaga kesehatan dan 24,7 % berdasarkan diagnosis atau gejala. Berdasarkan survei

WHO, Indonesia merupakan Negara Terbesar ke 4 di dunia yang penduduknya menderita

asam urat dan berdasarkan sumber dari Buletin Natural, di Indonesia penyakit asam urat

35% terjadi pada pria dibawah usia 34 tahun. Prevalensi gout di Indonesia diperkirakan

1,6-13,6/100.000 orang, prevalensi ini meningkat seiring dengan meningkatnya umur


(Tjokroprawiro, 2007 (Setyo,2014)). Prevalensi gout di Jawa Timur sebesar 17%,

prevalensi gout di Surabaya sebesar 56,8% (Festy, 2010).

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tingginya kasus asam urat di

masyarakat, meliputi umur, asupan purin yang berlebihan, kegemukan, penyakit jantung

dan konsumsi obat obatan tertentu (diuretika) dan gangguan fungsi ginjal. Konsumsi

purin yang terdapat dalam daging dan seafood berhubungan terhadap risiko peningkatan

kadar asam urat, sedangkan produk susu dapat menurunkan risiko Gout dan konsumsi

purin dari tumbuh-tumbuhan tidak berpengaruh terhadap risiko Gout. Sedangkan

konsumsi karbohidrat kompleks seperti nasi, roti, ubi jalar dan ketela dapat memacu

pembuangan kelebihan asam urat dalam darah (Sustrani, 2004 (Nurlina, 2014)). Purin

yang tinggi tinggi terutama terdapat dalam jeroan, seafood: udang, cumi, kerang, kepiting,

ikan teri. Akibat langsung dari pembentukan asam urat yang berlebihan atau akibat

penurunan eksresi asam urat adalah Gout. Penalatalaksanaan yang dapat dilakukan pada

penderita gout meliputi farmakologi dan non farmakologi. Pengobatan farmakologi pada

gout berupa OAINS, kolkisin dan kortikosteroid selama episode akut (Brooker, 2008).

Penatalaksanaan non farmakologi atau pengobatan tradisional yang dapat menurunkan

kadar asam urat yang apabila dikonsumsi dalam jangka waktu panjang tidak

menimbulkan efek samping yang berbahaya salah satunya yaitu mengkonsumsi air

rebusan Daun Seledri dan Daun Afrika Selatan.

Mengingat terapi medis dan tingginya angka kejadian efek samping pada obat

serta harga yang relatif mahal, maka pengobatan tradisional menjadi pilihan yang tepat.

Salah satunya yaitu dengan mengkonsumsi air rebusan daun seledri dan daun Afrika

Selatan yang dapat dipercaya untuk merubah kadar asam urat. Seledri diketahui memiliki

antirematik, antihipertensi, obat penenang, diuretik ringan dan antiseptik pada saluran
kemih. Apigenin merupakan salah satu senyawa yang terdapat dalam seledri dan dapat

digunakan sebagai obat asam urat (Kowalak, 2012) atau dapat juga dengan melakukan

melakukan penyuluhan kesehatan tentang manfaat dan cara pengelolaan daun seledri

dengan Daun Afrika Selatan agar masyarakat mengetahui cara pengobatan penyakit asam

urat tanpa menggunakan obat-obatan. Dengan demikian, penderita penyakit asam urat

bisa meminimalisir penggunaan obat-obatan secara farmakologis yang biayanya cukup

mahal serta memiliki beberapa efek samping yang berbahaya bagi tubuh.

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai

berikut “Bagaimana pengaruh air rebusan Daun Seledri dan daun Afrika Selatan terhadap

penurunan kadar asam urat”

1.2.1 Pernyataan Masalah

Penyakit asam urat merupakan masalah yang banyak diderita oleh kebanyakan

orang dewasa, salah satu penyebab penyakit ini adalah kurangnya pengontrolan terhadap

asupan makanan yang biasa dikonsumsi. Asam urat kini sudah sangat familiar bagi orang

awam, hal ini dikarenakan banyaknya keluhan atau penyakit yang timbul akibat dari

peningkatan kadar asam urat dalam darah, seperti yang terjadi di Desa Badas Kecamatan

Krian Kabupaten Sidoarjo, masih banyak warga yang menderita asam urat dan mengeluh

sering mengalami nyeri pada persendian. Dengan dilakukan penelitian ini, diharapkan

masyarakat mau menerapkan untuk memilih pengobatan alternatif yang mudah dilakukan

dan tidak mengeluarkan banyak biaya.


1.2.2 Pertanyaan Masalah

“Apakah ada pengaruh pemberian air rebusan Daun Seledri dan Daun Afrika

Selatan terhadap perubahan kadar asam urat di Desa Badas Kecamatan Krian Kabupaten

Sidoarjo?”

1.2.3 Batasan Ruang Lingkup Masalah

Ruang lingkup dalam penelitian ini dibatasi pada pembahasan mengenai pengaruh

pemberian air rebusan Daun Seledri dan Daun Afrika Selatan terhadap perubahan kadar

asam urat di Desa Badas Kecamatan Krian Kabupaten Sidoarjo

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh pemberian air rebusan daun seledri dan daun Afrika

Selatan terhadap kadar asam urat di Desa Badas Kecamatan Krian Kabupaten Sidoarjo.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi kadar asam urat sebelum diberikan air rebusan daun seledri

dan daun Afrika Selatan di desa Badas Kecamatan Krian kabupaten Sidoarjo

b. Mengidentifikasi kadar asam urat setelah diberikan air rebusan daun seledri

dan daun Afrika Selatan di desa Badas Kecamatan Krian kabupaten Sidoarjo

c. Mengidentifikasi perbedaan kadar asam urat sebelum dan sesudah diberikan

air rebusan daun seledri dan daun Afrika Selatan di desa Badas kecamatan

Krian kabupaten Sidoarjo


1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat :

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat menambah pustaka mengenai pengaruh air rebusan daun

Seledri dan Daun Afrika Selatan terhadap penurunan kadar asam urat pada

penderita asam urat di desa Badas Kecamatan Krian Kabupaten Sidoarjo

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peneliti

Dapat menambah ilmu pengetahuan dan memperdalam pengalaman serta

pengembangan wawasan tentang pengobatan tradisional dengan

mengkonsumsi air rebusan daun Seledri dan daun Afrika Selatan

b. Bagi penderita

Hasil penelitian dapat menjadi bahan pengembangan untuk memilih

pengobatan alternatif yang tepat dan praktis dalam menurunkan kadar asam

urat dalam darah yaitu dengan mengkonsumsi air rebusan seledri dan daun

Afrika Selatan

c. Bagi peneliti lain

Penelitian ini diharapkan dapat merangsang penelitian tentang pengobatan

alternatif untuk penurunan kadar asam urat dalam darah yang lebih efektif

diberikan kepada penderita asam urat (Gout)

d. Bagi masyarakat di Desa Badas Kecamatan Krian Kabupaten Sidoarjo


Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan salah satu alternatif

pengobatan untuk menurunkan kadar asam urat dalam darah pada penderita

asam urat (Gout)

Anda mungkin juga menyukai