PENDAHULUAN
Penyakit asam urat merupakan masalah yang banyak diderita oleh kebanyakan
orang dewasa, salah satu penyebab penyakit ini adalah kurangnya pengontrolan terhadap
asupan makanan yang biasa dikonsumsi (Sandy, 2010). Asam urat kini sudah sangat
familiar bagi orang awam. Hal ini dikarenakan banyaknya keluhan atau penyakit yang
timbul akibat dari peningkatan kadar asam urat dalam darah (Ekasari, 2011). Menurut
Kertia (2009) asam urat ini merupakan penyakit komplikasi dari hiperurisemia apabila
hal ini tidak segera diobati maka akan berakibat terjadinya infeksi.
Word Health Organization (WHO) memperkirakan sekitar 335 juta orang di dunia
mengidap penyakit gout (Bobaya, 2006). Prevalensi penyakit gout di negara maju pada
gout di negara berkembang seperti Cina dan Taiwan pun setiap tahunnya semakin
40 tahun atau lebih (Junaidi, 2013 ; Misnadiarly, 2007) Penyakit asam urat di Indonesia
berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 sebesar 11,9 % berdasarkan
tenaga kesehatan dan 24,7 % berdasarkan diagnosis atau gejala. Berdasarkan survei
asam urat dan berdasarkan sumber dari Buletin Natural, di Indonesia penyakit asam urat
35% terjadi pada pria dibawah usia 34 tahun. Prevalensi gout di Indonesia diperkirakan
masyarakat, meliputi umur, asupan purin yang berlebihan, kegemukan, penyakit jantung
dan konsumsi obat obatan tertentu (diuretika) dan gangguan fungsi ginjal. Konsumsi
purin yang terdapat dalam daging dan seafood berhubungan terhadap risiko peningkatan
kadar asam urat, sedangkan produk susu dapat menurunkan risiko Gout dan konsumsi
konsumsi karbohidrat kompleks seperti nasi, roti, ubi jalar dan ketela dapat memacu
pembuangan kelebihan asam urat dalam darah (Sustrani, 2004 (Nurlina, 2014)). Purin
yang tinggi tinggi terutama terdapat dalam jeroan, seafood: udang, cumi, kerang, kepiting,
ikan teri. Akibat langsung dari pembentukan asam urat yang berlebihan atau akibat
penurunan eksresi asam urat adalah Gout. Penalatalaksanaan yang dapat dilakukan pada
penderita gout meliputi farmakologi dan non farmakologi. Pengobatan farmakologi pada
gout berupa OAINS, kolkisin dan kortikosteroid selama episode akut (Brooker, 2008).
kadar asam urat yang apabila dikonsumsi dalam jangka waktu panjang tidak
menimbulkan efek samping yang berbahaya salah satunya yaitu mengkonsumsi air
Mengingat terapi medis dan tingginya angka kejadian efek samping pada obat
serta harga yang relatif mahal, maka pengobatan tradisional menjadi pilihan yang tepat.
Salah satunya yaitu dengan mengkonsumsi air rebusan daun seledri dan daun Afrika
Selatan yang dapat dipercaya untuk merubah kadar asam urat. Seledri diketahui memiliki
antirematik, antihipertensi, obat penenang, diuretik ringan dan antiseptik pada saluran
kemih. Apigenin merupakan salah satu senyawa yang terdapat dalam seledri dan dapat
digunakan sebagai obat asam urat (Kowalak, 2012) atau dapat juga dengan melakukan
melakukan penyuluhan kesehatan tentang manfaat dan cara pengelolaan daun seledri
dengan Daun Afrika Selatan agar masyarakat mengetahui cara pengobatan penyakit asam
urat tanpa menggunakan obat-obatan. Dengan demikian, penderita penyakit asam urat
mahal serta memiliki beberapa efek samping yang berbahaya bagi tubuh.
Dari uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut “Bagaimana pengaruh air rebusan Daun Seledri dan daun Afrika Selatan terhadap
Penyakit asam urat merupakan masalah yang banyak diderita oleh kebanyakan
orang dewasa, salah satu penyebab penyakit ini adalah kurangnya pengontrolan terhadap
asupan makanan yang biasa dikonsumsi. Asam urat kini sudah sangat familiar bagi orang
awam, hal ini dikarenakan banyaknya keluhan atau penyakit yang timbul akibat dari
peningkatan kadar asam urat dalam darah, seperti yang terjadi di Desa Badas Kecamatan
Krian Kabupaten Sidoarjo, masih banyak warga yang menderita asam urat dan mengeluh
sering mengalami nyeri pada persendian. Dengan dilakukan penelitian ini, diharapkan
masyarakat mau menerapkan untuk memilih pengobatan alternatif yang mudah dilakukan
“Apakah ada pengaruh pemberian air rebusan Daun Seledri dan Daun Afrika
Selatan terhadap perubahan kadar asam urat di Desa Badas Kecamatan Krian Kabupaten
Sidoarjo?”
Ruang lingkup dalam penelitian ini dibatasi pada pembahasan mengenai pengaruh
pemberian air rebusan Daun Seledri dan Daun Afrika Selatan terhadap perubahan kadar
Untuk mengetahui pengaruh pemberian air rebusan daun seledri dan daun Afrika
Selatan terhadap kadar asam urat di Desa Badas Kecamatan Krian Kabupaten Sidoarjo.
a. Mengidentifikasi kadar asam urat sebelum diberikan air rebusan daun seledri
dan daun Afrika Selatan di desa Badas Kecamatan Krian kabupaten Sidoarjo
b. Mengidentifikasi kadar asam urat setelah diberikan air rebusan daun seledri
dan daun Afrika Selatan di desa Badas Kecamatan Krian kabupaten Sidoarjo
air rebusan daun seledri dan daun Afrika Selatan di desa Badas kecamatan
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat menambah pustaka mengenai pengaruh air rebusan daun
Seledri dan Daun Afrika Selatan terhadap penurunan kadar asam urat pada
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti
b. Bagi penderita
pengobatan alternatif yang tepat dan praktis dalam menurunkan kadar asam
urat dalam darah yaitu dengan mengkonsumsi air rebusan seledri dan daun
Afrika Selatan
alternatif untuk penurunan kadar asam urat dalam darah yang lebih efektif
pengobatan untuk menurunkan kadar asam urat dalam darah pada penderita