Kamus Indikator Unit KerjaSPH
Kamus Indikator Unit KerjaSPH
KERJA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mutu pelayanan rumah sakit adalah kinerja yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan
rumah sakit, yang disatu pihak dapat menimbulkan kepuasan pada setiap pasien sesuai
dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta dipihak lain tata cara
penyelenggaraannya tetap sesuai dengan standar dan kode etik profesi yang telah
ditetapkan.
Prinsip dasar upaya peningkatan mutu pelayanan rumah sakit adalah pemilihan aspek yang
akan ditingkatkan dan pemilihan indikator, kriteria serta standar yang akan digunakan untuk
mengukur mutu pelayanan tersebut. Indikator adalah ukuran atau cara mengukur suatu
variabel sehingga menunjukkan suatu indikasi untuk bisa melihat perubahan secara periodik.
Indikator kinerja yang ada di RS X adalah indikator mutu layanan rumah sakit dan indikator
kinerja unit kerja.
Indikator kinerja unit kerja telah tertuang dalam suatu kebijakan berupa Keputusan Direktur
Utama RS X No: UK.01.10/II/......../2014 Tanggal .......... Tentang Kebijakan Indikator Kinerja
Unit Kerja di RS X. Supaya indikator kinerja unit kerja tersebut dapat dipahami dengan
mudah, maka perlu dibuat suatu panduan yang menjelaskan tentang pelaksanaan
pengukuran, monitoring dan evaluasi indikator tersebut.
C. Landasan Hukum
Landasan hukum yang digunakan yakni:
a. UU Republik Indonesia No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
b. UU Republik Indonesia No 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
c. Permenkes RI No 131 / Menkes / SK / II / 2004 tentang Sistem Kesehatan Nasional
d. Permenkes RI No 1691 / Menkes / Per / VIII / 2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah
Sakit
e. Permenkes RI No 012 Tahun 2012 tentang Akreditasi Rumah Sakit
f. Keputusan Direktur RS X No: ... Tanggal .......... Tentang Kebijakan Indikator Kinerja Unit
Kerja di RS X.
BAB II
DAFTAR INDIKATOR MUTU UNIT KERJA
I Instalasi CSSD Keterlambatan Pelayanan Sterilisasi Alat Instrument ≥5% Kepala Instalasi CSSD
Bedah Sentral
No. UNIT KERJA INDIKATOR MUTU STANDAR PENANGGUNG JAWAB HAL
K Instalasi Kesling Gangguan Bagi Pasien / Pengunjung dan Masyarakat ≥ 30 % Kepala Instalasi Kesling
Sekitar Rumah Sakit
N IPS Non Medik Respon Time Berapa Lama Teknisi Menanggapi 30 menit Kepa Instalasi IPS Non Mrdik
Laporan
DIREKTORAT KEUANGAN
A Bagian PMD Ketepatan penagihan piutang Tgl 10/ bln Ka. Bag. PMD
Ketepatan waktu pembayaran ke pihak ketiga 100% Ka. Bag. PMD
Periode penagihan hutang <30 hari Ka. Bag. PMD
B Bagian Akuntansi Cost recovery rate 65% Ka.Bag. Akuntansi
Tingkat pertumbuhan pendapatan 18% Ka.Bag. Akuntansi
Rasio kas Ka.Bag. Akuntansi
Rasio lancar RL>600% Ka.Bag. Akuntansi
Perputaran asset tetap >20% Ka.Bag. Akuntansi
Imbalan atas asset tetap >6% Ka.Bag. Akuntansi
Imbalan equitas >8% Ka.Bag. Akuntansi
Perputaran persediaan >35 hari Ka.Bag. Akuntansi
Rasio subsidi biaya pasien 10<SBP≤15 Ka.Bag. Akuntansi
Laporan keuangan berdasarkan standar akuntansi Sesuai Ka.Bag. Akuntansi
keuangan Jadwal
Bagian Perencanaan Perencanaan dan pelaporan tepat waktu Sesuai SOP Ka. Bag. Perencanaan
Rasio pendapatan PNBP terhadap biaya operasional ≥65% Ka. Bag. Perencanaan
Ketepatan pengiriman RL 5 ke Kemenkes RI 100% Ka. Bag. Perencanaan
Ketepatan pengumpulan data yang masuk 100% Ka. Bag. Perencanaan
Rencana bisnis dan anggaran (RBA) definitif Sebelum tgl Ka. Bag. Perencanaan
No. UNIT KERJA INDIKATOR MUTU STANDAR PENANGGUNG JAWAB HAL
31 Desember
tahun
sebelumnya
Ketepatan waktu pengiriman laporan ke Kemenkes 100% Ka. Bag. Perencanaan
D Bagian Rekam Medis Pengembalian rekam medik lengkap dalam waktu 100% Ka. Inst Rekam Medis
24 jam
Ketersediaan gambaran 10 penyakit terbanyak 100% Ka. Inst Rekam Medis
Kelengkapan Pengisian Rekam Medis Yang Benar 100% Ka. Bag. Perencanaan
dan Tepat
Kelengkapan Pengisian Rekam Medis 24 Jam 100% Ka. Bag. Perencanaan
Setelah Selesai Pelayanan
Kelengkapan Informed Consent Setelah 100% Ka. Bag. Perencanaan
Mendapatkan Informasi Yang Jelas
Respontime Distribusi Berkas Rekam Medis Sampai <30 menit Ka. Bag. Perencanaan
Ke Poliklinik
Ketepatan Coding 100% Ka. Bag. Perencanaan
E Instalasi TURP Ketepatan penyelesaian administrasi klaim dengan 100% Ka. Instalasi TURP
jaminan
Ketepatan pemberian informasi (general consent) 100% Ka. Instalasi TURP
untuk pasien yang akan di rawat inap
F Instalasi SIM RS Level IT terintegrasi 60% Ka. Inst SIM RS
Angka Kecepatan Proses Transaksi Registrasi RI 3 menit Ka. Inst SIM RS
Angka Ketepatan Pengadministrasian Pelayanan 100 % Ka. Inst SIM RS
Angka Ketepatan Proses Input Pelayanan 100 % Ka. Inst SIM RS
Angka Kecepatan Proses Transaksi Pembayaran 1 menit Ka. Inst SIM RS
Angka Respon Time Penanganan Trouble hardwere 15 menit Ka. Inst SIM RS
Angka Respon Time Penanganan Trouble software 15 menit Ka. Inst SIM RS
KOMITE-KOMITE, SPI, dan ULP
A Komite Medik Tersusunnya PPK dan clinical pathway di setiap ≥ 5 PPK &CP Ketua Komite Medik
Kelompok Staf Medis (KSM)
Kepatuhan terhadap clininal pathway 100% Ketua Komite Medik
No. UNIT KERJA INDIKATOR MUTU STANDAR PENANGGUNG JAWAB HAL
Persentase tenaga medik yang dikredensial dan 100% Ketua Komite Medik
rekredensial
Pelaksanaan audit medik 100% Ketua Komite Medik
B Komite Keperawatan Persentase tenaga keperawatan yang dikredensial 100% Ketua Komite keperawatan
dan rekredensial
Pelaksanaan audit keperawatan 100% Ketua Komite keperawatan
Pembinaan Disiplin dan Etika Profesi Keperawatan 100% Ketua Komite keperawatan
C Komite Etik dan Hukum Laporan sengketa etik dan hukum 100% Ketua Komite Etik dan Hukum
Penyelesaian konflik etik dan hukum 100% Ketua Komite Etik dan Hukum
Sosialisasi etik dan hukum 100% Ketua Komite Etik dan Hukum
Rekomendasi etik dan hukum 100% Ketua Komite Etik dan Hukum
D Komite PPIRS Dekubitus ≤1,5‰ Ketua Komite PPIRS
Phlebitis ≤5% Ketua Komite PPIRS
Infeksi Salurah Kemih (ISK) ≤4,7‰ Ketua Komite PPIRS
Infeksi Daerah Operasi (IDO) ≤2‰ Ketua Komite PPIRS
Hospital Aquired Pneumonia (HAP) ≤1‰ Ketua Komite PPIRS
Ventilator Associated pneumonia ( VAP ) ≤5,8‰ Ketua Komite PPIRS
Infeksi Aliran Darah (IAD) <1‰ Ketua Komite PPIRS
Kepatuhan petugas dalam penerapan kebersihan 100% Ketua Komite PPIRS
tangan
Antibiotik profilaksis diberikan 1 jam sebelum insisi 100% Ketua Komite PPIRS
pada pasien penggantian sendi panggul (hip
arthroplasty)
Ketersediaan Alat Pelindung Diri (APD) ≥ 75% Ketua Komite PPIRS
Angka kejadian tertusuk benda tajam 0 Ketua Komite PPIRS
terkontaminasi (parenteral)
Angka kejadian pajanan bahan/ cairan tubuh 0 Ketua Komite PPIRS
infeksius terhadap mukosa (non parenteral)
Angka kejadian Infeksi Methicillin Resistant 0 Ketua Komite PPIRS
Staphylococcus Aureus (MRSA)
No. UNIT KERJA INDIKATOR MUTU STANDAR PENANGGUNG JAWAB HAL
Angka kejadian Infeksi Tali Pusat Neonatus < 1% Ketua Komite PPIRS
Angka Kepatuhan Pembuangan Benda Tajam Bekas 100% Ketua Komite PPIRS
Pakai
Angka Ketepatan pemrosesan peralatan/instrument 100% Ketua Komite PPIRS
perawatan pasien
Angka Ketepatan Pemilihan Antibiotika Profilaksis 100% Ketua Komite PPIRS
Operatif/Prophylactic Antibiotic Selection (hip
arthroplasty, knee arthroplasty)
Angka Kepatuhan Pemberian Antibiotika Profilaksis 100% Ketua Komite PPIRS
Operatif/Prophylactic Antibiotic Received (hip
arthroplasty, knee arthroplasty)
Angka Kepatuhan Penghentian Pemberian 100% Ketua Komite PPIRS
Antibiotika Profilaksis setelah 24 jam Post Operatif
(hip arthroplasty, knee arthroplasty)
Kepatuhan petugas dalam memilah sampah 100% Ketua Komite PPIRS
infeksius dan non infeksius
E Komite Mutu dan Terkumpulnya data indikator mutu dari satuan kerja 100% Ketua KMMR
Manajemen Risiko Persentase tindak lanjut dari pelaporan insiden 100% Ketua KMMR
keselamatan pasien
F Komite K3RS Penanganan insiden tertusuk jarum infeksius 100% Ketua Komite K3RS
Insiden petugas terpapar B3 0 Ketua Komite K3RS
Insiden petugas yang mengalami kecelakaan kerja 0 Ketua Komite K3RS
G SPI Angka audit mutu ≥80% Ketua SPI
H ULP Ketepatan Waktu Proses Pengadaan Barang dan ≤ 28 hari Ketua ULP
Jasa dengan Pelelangan Umum dengan
prakualifikasi, Pelelangan
Ketepatan Waktu Proses Pengadaan Barang dan ≤ 45 hari Ketua ULP
Jasa dengan Pelelangan Umum dan Seleksi Umum
Perorangan dengan Pascakualifikasi
Ketepatan Waktu Proses Pengadaan Seleksi ≤ 31 hari Ketua ULP
Sederhana dengan prakualifikasi
No. UNIT KERJA INDIKATOR MUTU STANDAR PENANGGUNG JAWAB HAL
Ketepatan Waktu Proses Pengadaan Barang dan ≤ 20 hari Ketua ULP
Jasa dengan Pelelangan Sederhana ,Pemilihan
Langsung atau Seleksi Sederhana Perorangan
KELOMPOK STAF MEDIK (KSM)
A KSM Kebidanan dan Tersusunnya PPK dan clinical pathway ≥ 5 PPK&CP Ka. KSM Kebidanan dan
Kandungan Kandungan
Kepatuhan terhadap clininal pathway 100% Ka. KSM Kebidanan dan
Kandungan
Kepatuhan visite DPJP 100% Ka. KSM Kebidanan dan
Kandungan
Bedah Caesar pada pasien dengan kehamilan 0% Ka. KSM Kebidanan dan
pertama usia kehamilan ≥ 37 minggu bayi tunggal Kandungan
posisi normal
Kepatuhan dalam melaksanakan identifikasi pasien 100% Ka. KSM Kebidanan dan
Kandungan
Kepatuhan dalam penerapan kebersihan tangan 100% Ka. KSM Kebidanan dan
Kandungan
B KSM Ilmu Kesehatan Anak Tersusunnya PPK dan clinical pathway ≥ 5 PPK&CP Ka. KSM Ilmu Kesehatan Anak
Kepatuhan terhadap clininal pathway 100% Ka. KSM Ilmu Kesehatan Anak
Kepatuhan visite DPJP 100% Ka. KSM Ilmu Kesehatan Anak
Penggunaan kortikosteroid sistemik pada pasien ≥75% Ka. KSM Ilmu Kesehatan Anak
anak dengan asma yang dirawat
Kepatuhan dalam melaksanakan identifikasi pasien 100% Ka. KSM Ilmu Kesehatan Anak
Kepatuhan dalam penerapan kebersihan tangan 100% Ka. KSM Ilmu Kesehatan Anak
C KSM Penyakit Dalam Tersusunnya PPK dan clinical pathway ≥ 5 PPK&CP Ka. KSM Penyakit Dalam
Kepatuhan terhadap clininal pathway 100% Ka. KSM Penyakit Dalam
Kepatuhan visite DPJP 100% Ka. KSM Penyakit Dalam
Kepatuhan dalam melaksanakan identifikasi pasien 100% Ka. KSM Penyakit Dalam
Kepatuhan dalam penerapan kebersihan tangan 100% Ka. KSM Penyakit Dalam
D KSM Bedah Tersusunnya PPK dan clinical pathway ≥ 5 PPK&CP Ka. KSM Bedah
No. UNIT KERJA INDIKATOR MUTU STANDAR PENANGGUNG JAWAB HAL
Kepatuhan terhadap clininal pathway 100% Ka. KSM Bedah
Kepatuhan visite DPJP 100% Ka. KSM Bedah
Kepatuhan dalam melaksanakan identifikasi pasien 100% Ka. KSM Bedah
Kepatuhan dalam penerapan kebersihan tangan 100% Ka. KSM Bedah
Kepatuhan dalam penerapan kebersihan tangan 100% Ka. KSM Bedah
E KSM Paru Tersusunnya PPK dan clinical pathway ≥ 5 PPK&CP Ka. KSM Paru
Kepatuhan terhadap clininal pathway 100% Ka. KSM Paru
Kepatuhan visite DPJP 100% Ka. KSM Paru
Konseling berhenti merokok pada pasien dewasa 100% Ka. KSM Paru
perokok yang dirawat dengan pneumonia
Kepatuhan dalam melaksanakan identifikasi pasien 100% Ka. KSM Paru
Kepatuhan dalam penerapan kebersihan tangan 100% Ka. KSM Paru
F KSM Penyakit syaraf Tersusunnya PPK dan clinical pathway ≥ 5 PPK&CP Ka. KSM Penyakit syaraf
Kepatuhan terhadap clininal pathway 100% Ka. KSM Penyakit syaraf
Kepatuhan visite DPJP 100% Ka. KSM Penyakit syaraf
Kepatuhan dalam melaksanakan identifikasi pasien 100% Ka. KSM Penyakit syaraf
Kepatuhan dalam penerapan kebersihan tangan 100% Ka. KSM Penyakit syaraf
G KSM Kulit dan Kelamin Tersusunnya PPK dan clinical pathway ≥ 5 PPK&CP Ka. KSM Kulit dan Kelamin
Kepatuhan terhadap clininal pathway 100% Ka. KSM Kulit dan Kelamin
Kepatuhan visite DPJP 100% Ka. KSM Kulit dan Kelamin
Kepatuhan dalam melaksanakan identifikasi pasien 100% Ka. KSM Kulit dan Kelamin
Kepatuhan dalam penerapan kebersihan tangan 100% Ka. KSM Kulit dan Kelamin
H KSM Ilmu Penyakit Mata Tersusunnya PPK dan clinical pathway ≥ 5 PPK&CP Ka. KSM Ilmu Penyakit Mata
Kepatuhan terhadap clininal pathway 100% Ka. KSM Ilmu Penyakit Mata
Kepatuhan visite DPJP 100% Ka. KSM Ilmu Penyakit Mata
Kepatuhan dalam melaksanakan identifikasi pasien 100% Ka. KSM Ilmu Penyakit Mata
Kepatuhan dalam penerapan kebersihan tangan 100% Ka. KSM Ilmu Penyakit Mata
I KSM THT Tersusunnya PPK dan clinical pathway ≥ 5 PPK&CP Ka. KSM THT
Kepatuhan terhadap clininal pathway 100% Ka. KSM THT
Kepatuhan visite DPJP 100% Ka. KSM THT
No. UNIT KERJA INDIKATOR MUTU STANDAR PENANGGUNG JAWAB HAL
Kepatuhan dalam melaksanakan identifikasi pasien 100% Ka. KSM THT
Kepatuhan dalam penerapan kebersihan tangan 100% Ka. KSM THT
J KSM Gigi dan Mulut Tersusunnya PPK dan clinical pathway ≥ 5 PPK&CP Ka. KSM Gigi dan Mulut
Kepatuhan terhadap clininal pathway 100% Ka. KSM Gigi dan Mulut
Kepatuhan visite DPJP 100% Ka. KSM Gigi dan Mulut
Kepatuhan dalam melaksanakan identifikasi pasien 100% Ka. KSM Gigi dan Mulut
Kepatuhan dalam penerapan kebersihan tangan 100% Ka. KSM Gigi dan Mulut
K KSM Patologi Klinik Verifikasi hasil pemeriksaan patologi klinik oleh 100% Ka. KSM Patologi Klinik
DPJP
Waktu layanan bidang pemeriksaan patologi klinik < 180 menit Ka. KSM Patologi Klinik
(WLPK)
Kepatuhan dalam melaksanakan identifikasi pasien 100% Ka. KSM Patologi Klinik
Kepatuhan dalam penerapan kebersihan tangan 100% Ka. KSM Patologi Klinik
L KSM Patologi Anatomi Waktu layanan bidang pemeriksaan patologi Ka. KSM Patologi Anatomi
anatomi
Kepatuhan dalam melaksanakan identifikasi pasien 100% Ka. KSM Patologi Anatomi
Kepatuhan dalam penerapan kebersihan tangan 100% Ka. KSM Patologi Anatomi
M KSM Mikrobiologi Verifikasi hasil pemeriksaan mikrobiologi oleh DPJP Ka. KSM Mikrobiologi
Waktu layanan bidang pemeriksaan mikrobiologi < 7 hari KSM Mikrobiologi
(WLM)
Kepatuhan dalam melaksanakan identifikasi pasien 100% KSM Mikrobiologi
Kepatuhan dalam penerapan kebersihan tangan 100% KSM Mikrobiologi
N KSM Forensik Kepatuhan dalam melaksanakan identifikasi pasien 100% Ka. KSM Forensik
Kepatuhan dalam penerapan kebersihan tangan 100% Ka. KSM Forensik
O KSM Jiwa Tersusunnya PPK dan clinical pathway ≥ 5 PPK&CP Ka. KSM Jiwa
Kepatuhan terhadap clininal pathway 100% Ka. KSM Jiwa
Kepatuhan visite DPJP 100% Ka. KSM Jiwa
Kepatuhan dalam melaksanakan identifikasi pasien 100% Ka. KSM Jiwa
Kepatuhan dalam penerapan kebersihan tangan 100% Ka. KSM Jiwa
No. UNIT KERJA INDIKATOR MUTU STANDAR PENANGGUNG JAWAB HAL
P KSM Ilmu Penyakit Jantung Tersusunnya PPK dan clinical pathway ≥ 5 PPK&CP Ka. KSM Ilmu Penyakit Jantung
dan Pembuluh Darah dan Pembuluh Darah
Kepatuhan terhadap clininal pathway 100% Ka. KSM Ilmu Penyakit Jantung
dan Pembuluh Darah
Kepatuhan visite DPJP 100% Ka. KSM Ilmu Penyakit Jantung
dan Pembuluh Darah
Pemberian aspirin dalam 24 jam pada pasien 100% Ka. KSM Ilmu Penyakit Jantung
dengan infark miokard akut dan Pembuluh Darah
Kepatuhan dalam melaksanakan identifikasi pasien 100% Ka. KSM Ilmu Penyakit Jantung
dan Pembuluh Darah
Kepatuhan dalam penerapan kebersihan tangan 100% Ka. KSM Ilmu Penyakit Jantung
dan Pembuluh Darah
Q KSM Orthopedi Tersusunnya PPK dan clinical pathway ≥ 5 PPK&CP Ka. KSM Orthopedi
Kepatuhan terhadap clininal pathway 100% Ka. KSM Orthopedi
Kepatuhan visite DPJP 100% Ka. KSM Orthopedi
Antibiotik profilaksis diberikan 1 jam sebelum insisi 100% Ka. KSM Orthopedi
pada pasien penggantian sendi panggul (hip
arthroplasty)
Kepatuhan dalam melaksanakan identifikasi pasien 100% Ka. KSM Orthopedi
Kepatuhan dalam penerapan kebersihan tangan 100% Ka. KSM Orthopedi
R KSM Bedah Syaraf Tersusunnya PPK dan clinical pathway ≥ 5 PPK&CP Ka. KSM Bedah Syaraf
Kepatuhan terhadap clininal pathway 100% Ka. KSM Bedah Syaraf
Kepatuhan visite DPJP 100% Ka. KSM Bedah Syaraf
Kepatuhan dalam melaksanakan identifikasi pasien 100% Ka. KSM Bedah Syaraf
Kepatuhan dalam penerapan kebersihan tangan 100% Ka. KSM Bedah Syaraf
Kepatuhan petugas dalam melaksanakan identifikasi 100% Ka. KSM Bedah Syaraf
pasien
Kepatuhan petugas dalam penerapan kebersihan 100% Ka. KSM Bedah Syaraf
tangan
S KSM Medik Dasar Kepatuhan dalam melaksanakan identifikasi pasien 100% Ka. KSM Medik Dasar
No. UNIT KERJA INDIKATOR MUTU STANDAR PENANGGUNG JAWAB HAL
Kepatuhan dalam penerapan kebersihan tangan 100% Ka. KSM Medik Dasar
T KSM Urologi Tersusunnya PPK dan clinical pathway ≥ 5 PPK&CP Ka. KSM Urologi
Kepatuhan terhadap clininal pathway 100% Ka. KSM Urologi
Kepatuhan visite DPJP 100% Ka. KSM Urologi
Kepatuhan dalam melaksanakan identifikasi pasien 100% Ka. KSM Urologi
Kepatuhan dalam penerapan kebersihan tangan 100% Ka. KSM Urologi
U KSM Anestesi Kepatuhan visite pra anestesi 100% Ka. KSM Anestesi
Komplikasi anestesi karena overdosis reaksi anestesi ≤6% Ka. KSM Anestesi
dan salah penempatan endotracheal tube
Kepatuhan dalam melaksanakan identifikasi pasien 100% Ka. KSM Anestesi
Kepatuhan dalam penerapan kebersihan tangan 100% Ka. KSM Anestesi
V KSM Radiologi Pemeriksaan CT scan kepala pada pasien stroke < 1 >70% Ka. KSM Radiologi
jam
Waktu tunggu ekspertise hasil CT Scan kepala kritis Ka. KSM Radiologi
Kepatuhan dalam melaksanakan identifikasi pasien 100% Ka. KSM Radiologi
Kepatuhan dalam penerapan kebersihan tangan 100% Ka. KSM Radiologi
BAB
KAMUS INDIKATOR
15. Pasien Rawat Inap Tuberculosis Yang Ditandatangani Dengan Strategi DOTS
Pasien rawat inap tuberculosis yang ditandatangani dengan
Judul
strategi DOTS
Dimensi Mutu Akses, efisiensi
Terselenggaranya pelayanan rawat inap bagi pasien tuberculosis
Tujuan
dengan strategi DOTS
Pelayanan rawat inap tuberculosis dengan strategi DOTS adalah
pelayanan tuberculosis dengan 5 strategi penanggulangan
tuberculosis nasional. Penegakan diagnosis dan follow up
pengobatan pasien tuberculosis harus melalui pemeriksaan
Definisi
mikroskopis tuberculosis, pengobatan harus menggunakan
Operasional
panduan obat anti tuberculosis yang sesuai dengan standar
penanggulangan tuberculosis nasional, dan semua pasien
tuberculosis yang diobati dievaluasi secara kohort sesuai dengan
penanggulangan tuberculosis nasional
Frekuensi
Pengumpulan Tiap tiga bulan
Data
Periode Analisa Tiap tiga bulan
Jumlah semua pasien rawat inap tuberculosis yang ditangani
Numerator
dengan strategi DOTS
Jumlah seluruh pasien rawat inap tuberculosis yang ditangani di
Denominator
rumah sakit dalam waktu tiga bulan
Sumber data Register rawat inap, register TB 03 UPK
Standar 100%
PIC Ka. Instalasi BHC
16. Pencatatan dan Pelaporan TB di Rumah Sakit
Judul Pencatatan dan pelaporan TB di rumah sakit
Dimensi Mutu Kesinambungan layanan, keselamatan
Ketertiban pencatatan dan pelaporan tuberkulosis dalam
Tujuan
mendukung epidemiologi tuberkulosis
Definisi
Tidak ada
Operasional
Frekuensi
Pengumpulan Satu bulan
Data
Periode Analisa Tiga bulan
Jumlah pasien tuberculosis yang dicatat dan dilaporkan lengkap
Numerator
dan tepat waktu
Denominator Jumlah seluruh pasien tuberculosis
Sumber data Rekam Medik pasien
Standar ≥60%
PIC Ka. Instalasi BHC
30. Waktu Tunggu Sampai Pasien Mendapat Pelayanan di Ruang Intensif <10 Menit
Waktu tunggu sampai pasien mendapat pelayanan di ruang
Judul
intensif <10 menit
Dimensi Mutu Efektivitas, Efisiensi
Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan
Definisi Waktu tunggu pelayanan adalah waktu yang dibutuhkan pasien
Operasional mulai dari masuk ruang intensif sampai mendapat pelayanan
Frekuensi
Pengumpulan Tiap bulan
Data
Periode Analisa Tiap tiga bulan
Jumlah pasien yang mendapat pelayanan di ruang intensif <10
Numerator
menit
Denominator Jumlah seluruh pasien di ruang intensif
Sumber data Survei
Standar ≥90%
PIC Ka. Instalasi BHC, Ka. Instalasi Rawat Intensif
Indikator kinerja yang dipilih sebagai indikator kinerja Instalasi Bedah Sentral adalah sebagai
berikut:
No Indikator Target
Sesuai kelas
1 Ketersediaan Tim Operator
rumah sakit
Sesuai kelas
2 Ketersediaan Fasilitas dan Ruang Operasi
rumah sakit
3 Kemampuan Melakukan Tindakan Operatif 100%
4 Tidak Adanya Kejadian Operasi Salah Sisi 100%
5 Tidak Adanya Kejadian Operasi Salah Orang 100%
6 Tidak Adanya Kejadian Salah Tindakan Pada Operasi 100%
Tidak Adanya Kejadian Tertinggal Benda Asing Pada Tubuh Pasien
7 100%
Setelah Operasi
Komplikasi Anestesi Karena Overdosis Reaksi Anestesi Reaksi
8 ≤6%
Anestesi dan Salah Penempatan Endotracheal Tube
9 Kejadian Kematian di Meja Operasi ≤1%
10 Kepuasan Pelanggan ≥90%
Ketepatan Waktu Mulai Operasi Sampai Dengan Premedikasi
11 ≥90%
Anastesi
12 Pertumbuhan Operasi ≥110%
13 Angka Pembatalan Operasi ≤1%
14 Penerapan Keselamatan Operasi (PKO) 100%
7. Tidak Adanya Kejadian Tertinggalnya Benda Asing Pada Tubuh Pasien Setelah
Operasi
Tidak adanya kejadian tertinggalnya benda asing pada tubuh
Judul
pasien setelah operasi
Dimensi Mutu Keselamatan pasien
Tergambarkannya ketelitian dan kecermatan dokter bedah dalam
Tujuan
melaksanakan tindakan operasi
Kejadian tertinggalnya benda asing adalah kejadian dimana
Definisi
benda asing seperti kapas, gunting, peralatan operasi dalam
Operasional
tubuh akibat operasi dalam satu bulan
Frekuensi
Pengumpulan Satu bulan dan sentinel event
Data
Periode Analisa Satu bulan dan sentinel event
Jumlah pasien yang di operasi dalam satu bulan dikurangi jumlah
Numerator pasien yang mengalami tertinggalnya benda asing dalam tubuh
akibat operasi dalam satu bulan
Denominator Jumlah pasien yang dioperasi dalam satu bulan
Sumber data Rekam Medik, laporan keselamatan pasien
Standar 100%
PIC Ka. Instalasi Bedah Sentral
Indikator kinerja yang dipilih sebagai indikator kinerja Instalasi Hemodialisis adalah sebagai
berikut:
No Indikator Target
1 Pemberi Pelayanan Hemodialisis Yang Bersertifikat 100%
Sesuai kelas
2 Ketersediaan Fasilitas dan Peralatan Hemodialisis
rumah sakit
3 Kepuasan Pelanggan ≥90%
4 Pertumbuhan Pelayanan Hemodialisis ≥110%
3. Kepuasan Pelanggan
Judul Kepuasan pelanggan
Dimensi Mutu Kenyamanan
Tujuan Tergambarnya persepsi pelanggan terhadap mutu pelayanan
Definisi Kepuasan pelanggan adalah pernyataan puas oleh pelanggan
Operasional terhadap pelayanan hemodialisis
Frekuensi
Pengumpulan Satu bulan
Data
Periode Analisa Tiga bulan
Jumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan dari pasien yang
Numerator
disurvei (dalam persen)
Denominator Jumlah total pasien yang disurvei (n minimal 50)
Sumber data Survei
Standar ≥90%
PIC Ka. Instalasi Hemodialisis
Indikator kinerja yang dipilih sebagai indikator kinerja Instalasi Rawat Inap A, B, C, D, E, F,
dan G adalah sebagai berikut:
No Indikator Target Penanggung Jawab
1 Ketersediaan Pelayanan Rawat Inap 100% Ka. IRNA A,B,C,D,E,F,G
2 Pemberi Pelayanan di Rawat Inap 100% Ka. IRNA A,B,C,D,E,F,G
3 Tempat Tidur Dengan Pengaman 100% Ka. IRNA A,B,C,D,E,F,G
4 Kamar Mandi Dengan Pengaman 100% Ka. IRNA A,B,C,D,E,F,G
Dokter Penanggung Jawab Pasien Rawat
5 100% Ka. IRNA A,B,C,D,E,F,G
Inap
6 Jam Visite Dokter Spesialis 100% Ka. IRNA A,B,C,D,E,F,G
7 Kejadian Infeksi Pasca Operasi ≤1,5% Ka. IRNA A,B,C,D,E,F,G
8 Angka Kejadian Infeksi Nosokomial ≤9% Ka. IRNA A,B,C,D,E,F,G
9 Tidak Adanya Kejadian Pasien Jatuh 100% Ka. IRNA A,B,C,D,E,F,G
Pasien Rawat Inap Tuberculosis Yang
10 100% Ka. IRNA A,B,C,D,E,F,G
Ditandatangani Dengan Strategi DOTS
Pencatatan dan Pelaporan TB di Rumah
11 ≥60% Ka. IRNA A,B,C,D,E,F,G
Sakit
Kejadian Pulang Sebelum Dinyatakan
12 ≤5% Ka. IRNA A,B,C,D,E,F,G
Sembuh
13 Kematian Pasien >48 Jam ≤25 / 1000 Ka. IRNA A,B,C,D,E,F,G
No Indikator Target Penanggung Jawab
14 Kepuasan Pelanggan Rawat Inap ≥90% Ka. IRNA A,B,C,D,E,F,G
15 Pertumbuhan Hari Perawatan Rawat Inap ≥110% Ka. IRNA A,B,C,D,E,F,G
16 Waktu Tunggu Operasi Elektif ≤2 hari Ka. IRNA A,B,C,D,E,F,G
Kemampuan Menangani BBLR 1500 -
17 100% Ka. IRNA A
2500 Gr
Kemampuan Menangani Bayi Baru Lahir
18 100% Ka. IRNA A
Dengan Asfiksia
19 Pemberi pelayanan persalinan normal 100% Ka. IRNA B
20 Pemberi pelayanan persalinan dengan Tersedia Ka. IRNA B
penyulit
Pemberi pelayanan persalinan dengan
21 100% Ka. IRNA B
tindakan operasi
Pertolongan persalinan melalui seksio
22 ≤20% Ka. IRNA B,F,G
cesaria
Pelayanan kontrasepsi mantap yang
23 100% Ka. IRNA B
dilakukan oleh tenaga kompeten
Pelayanan konseling pada akseptor
24 100% Ka. IRNA B
kontrasepsi mantap
Pendarahan
≤1%
Preeklampsia
25 Kejadian kematian ibu karena persalinan Ka. IRNA B
≤30%
Sepsis
≤0,2%
Response Time pasien baru dirawat inap
26 utama oleh dokter jaga rawat inap ≥80% Ka. IRNA F,G
(umum) yang merawat ≤30 menit
27 Angka kematian ibu di rumah sakit ≤1% Ka. IRNA B
No Indikator Target Penanggung Jawab
28 Bed Occupancy Rate (BOR) 70 - 79 Ka. IRNA A,B,C,D,E,F,G
29 Length of Stay (LOS) ≤9 hari Ka. IRNA A,B,C,D,E,F,G
Pemasangan Gelang Identitas Pasien
30 100% Ka. IRNA A,B,C,D,E,F,G
Rawat Inap
31 Infeksi Aliran Darah (IAD) <3,5% Ka. IRNA A,B,C,D,E,F,G
10. Pasien Rawat Inap Tuberculosis Yang Ditandatangani Dengan Strategi DOTS
Pasien rawat inap tuberculosis yang ditandatangani dengan
Judul
strategi DOTS
Dimensi Mutu Akses, efisiensi
Terselenggaranya pelayanan rawat inap bagi pasien tuberculosis
Tujuan
dengan strategi DOTS
Pelayanan rawat inap tuberculosis dengan strategi DOTS adalah
pelayanan tuberculosis dengan 5 strategi penanggulangan
Definisi tuberculosis nasional. Penegakan diagnosis dan follow up
Operasional pengobatan pasien tuberculosis harus melalui pemeriksaan
mikroskopis tuberculosis, pengobatan harus menggunakan
panduan obat anti tuberculosis yang sesuai dengan standar
penanggulangan tuberculosis nasional, dan semua pasien
tuberculosis yang diobati dievaluasi secara kohort sesuai dengan
penanggulangan tuberculosis nasional
Frekuensi
Pengumpulan Tiap tiga bulan
Data
Periode Analisa Tiap tiga bulan
Jumlah semua pasien rawat inap tuberculosis yang ditangani
Numerator
dengan strategi DOTS
Jumlah seluruh pasien rawat inap tuberculosis yang ditangani di
Denominator
rumah sakit dalam waktu tiga bulan
Sumber data Register rawat inap, register TB 03 UPK
Standar 100%
PIC Ka. Instalasi Rawat Inap A, B, C, D, E, F, G
26. Respon Time Pasien Baru Dirawat Inap Utama Oleh Dokter Jaga Rawat Inap
(Umum) Yang Merawat ≤30 Menit
Respon time pasien baru di rawat inap utama oleh dokter jaga
Judul
rawat inap (umum) yang merawat ≤30 menit
Dimensi Mutu Efektivitas, efisiensi
Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan
Respon time pasien baru adalah jangka waktu yang diperlukan
Definisi
untuk memberikan pelayanan pada pasien rawat inap sampai
Operasional
diperiksa oleh dokter yang merawat.
Frekuensi
Pengumpulan Tiap bulan
Data
Periode Analisa Tiap tiga bulan
Jumlah pasien baru di rawat inap utama yang mendapat
Numerator
pemeriksaan oleh dokter umum ≤30 menit
Denominator Jumlah seluruh pasien baru di rawat inap utama
Sumber data Survei
Standar ≥80%
PIC Ka. Instalasi Rawat Inap F, G
27. Angka Kematian Ibu di Rumah Sakit
Judul Angka Kematian Ibu di Rumah Sakit
Dimensi Mutu Keselamatan
Mengetahui mutu pelayanan rumah sakit terhadap pelayanan
Tujuan
kasus kehamilan, persalinan, dan nifas
Angka kematian ibu di rumah sakit adalah jumlah kematian ibu
Definisi terkait proses kehamilan, persalinan dan nifas yang dilayani di
Operasional rumah sakit, dibandingkan dengan jumlah ibu yang dilayani dalam
proses kehamilan, persalinan dan nifas dalam periode yang sama.
Frekuensi
Pengumpulan Tiap bulan
Data
Periode Analisa Tiap tiga bulan
Jumlah ibu meninggal dalam proses kehamilan, persalinan dan
Numerator
nifas
Jumlah ibu yang dilayani dalam proses kehamilan, persalinan dan
Denominator
nifas
Sumber data Rekam medik
Standar ≤1%
PIC Ka. Instalasi Rawat Inap B
Indikator kinerja yang dipilih sebagai indikator kinerja Instalasi Rekam Medik adalah sebagai
berikut:
No Indikator Target
Sesuai kelas
1 Pemberi Pelayanan Rekam Medik
rumah sakit
2 Waktu Penyediaan Dokumen Rekam Medik Pelayanan Rawat Jalan ≤10 menit
3 Waktu Penyediaan Dokumen Rekam Medik Pelayanan Rawat Inap ≤15 menit
Kelengkapan Pengisian Rekam Medik 24 Jam Setelah Selesai
4 100%
Pelayanan
Kelengkapan Informed Concent Setelah Mendapatkan Informasi
5 100%
Yang Jelas
6 Kepuasan Pelanggan ≥80%
7 Pengembalian Rekam Medik >80%
8 Ketepatan Waktu Pengumpulan RL 5 ke KEMENKES RI 100%
Tersedianya Gambaran Demografi Pasien dan Diagnosis Klinis
9 100%
Untuk 10 Penyakit Terbanyak di Rumah Sakit
6. Kepuasan Pelanggan
Judul Kepuasan Pelanggan
Dimensi Mutu Kenyamanan
Tergambarnya persepsi pelanggan terhadap pelayanan rekam
Tujuan
medik
Definisi Kepuasan pelanggan adalah pernyataan puas oleh pelanggan
Operasional terhadap pelayanan rekam medik
Frekuensi
Pengumpulan Satu bulan
Data
Periode Analisa Tiga bulan
Jumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan dari pasien yang
Numerator
disurvei (dalam persen)
Denominator Jumlah total pasien yang disurvei (n minimal 50)
Sumber data Survei
Standar ≥80%
PIC Ka. Instalasi Rekam Medik
Indikator kinerja yang dipilih sebagai indikator kinerja Instalasi PKRS dan Kerohanian adalah
sebagai berikut:
No Indikator Target
1 Hasil Pemahaman Penyuluhan Tentang Penyakit KLB ≥80%
Ada program
2 Penyuluhan Kesehatan dilaksanakan
sepenuhnya
Ada program
3 Pembinaan Kepada Puskesmas dan Sarana Kesehatan Lainnya dilaksanakan
sepenuhnya
Indikator kinerja yang dipilih sebagai indikator kinerja Instalasi Rehabilitasi Medis adalah
sebagai berikut:
No Indikator Target
Sesuai kelas
1 Pemberi Pelayanan Rehabilitasi Medik
rumah sakit
Sesuai kelas
2 Ketersediaan Fasilitas dan Peralatan Rehabilitasi Medik
rumah sakit
3 Tidak Ada Kejadian Kesalahan Tindakan Rehabilitasi Medik 100%
Kejadian Drop Out Pasien Terhadap Pelayanan Rehabilitasi Yang
4 ≤50%
Direncanakan
5 Kepuasan Pelanggan ≥80%
6 Waktu Tunggu Pelayanan Rehabilitasi Medik ≤30 Menit ≥80%
7 Pertumbuhan Rehabilitasi Medik ≥110%
5. Kepuasan Pelanggan
Judul Kepuasan pelanggan
Dimensi Mutu Kenyamanan
Tujuan Tergambarnya persepsi pelanggan terhadap pelayanan
rehabilitasi medik
Kesalahan tindakan rehabilitasi medik adalah memberikan atau
Definisi tidak memberikan tindakan rehabilitasi medik yang diperlukan
Operasional yang tidak sesuai dengan rencana asuhan dan / atau tidak sesuai
dengan pedoman . standar pelayanan rehabilitasi medik
Frekuensi
Pengumpulan Satu bulan
Data
Periode Analisa Tiga bulan
Jumlah seluruh pasien yang diprogram rehabilitasi medik dalam
Numerator satu bulan dikurangi jumlah pasien yang mengalami kesalahan
tindakan rehabilitasi medik
Jumlah seluruh pasien yang diprogram rehabilitasi medik dalam 1
Denominator
bulan
Sumber data Rekam Medik
Standar ≥80%
PIC Ka. Instalasi Rehabilitasi Medis
Indikator kinerja yang dipilih sebagai indikator kinerja Instalasi Farmasi adalah sebagai
berikut:
No Indikator Target
Sesuai kelas
1 Pemberi Pelayanan Farmasi
rumah sakit
Sesuai kelas
2 Ketersediaan Fasilitas dan Peralatan Pelayanan Farmasi
rumah sakit
Tersedia dan
updated
3 Ketersediaan Formularium
paling lama 3
tahun
4 Waktu Tunggu Pelayanan Obat Jadi ≤8 menit
5 Waktu Tungu Pelayanan Obat Racikan ≤60 menit
6 Tidak Adanya Kejadian Kesalahan Pemberian Obat 100%
7 Kepuasan Pelanggan ≥80%
8 Peresepan Obat Sesuai Formularium 100%
9 Tidak Adanya Kekosongan Obat Penting (Life Saving) 0%
Terlaksananya Keamanan Penyimpanan dan Pemberian Label Obat
10 100%
High Alert dan NORUM
7. Kepuasan Pelanggan
Judul Kepuasan pelanggan
Dimensi Mutu Kenyamanan
Tujuan Tergambarnya persepsi pelanggan terhadap pelayanan farmasi
Definisi Kepuasan pelanggan adalah pernyataan puas oleh pelanggan
Operasional terhadap pelayanan farmasi
Frekuensi
Pengumpulan Satu bulan
Data
Periode Analisa Tiga bulan
Jumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan dari pasien yang di
Numerator
survei (dalam persen)
Denominator Jumlah total pasien yang di survei (n minimal 50)
Sumber data Survei
Standar ≥80%
PIC Ka. Instalasi Farmasi
Indikator kinerja yang dipilih sebagai indikator kinerja Instalasi Gizi adalah sebagai berikut:
No Indikator Target
Sesuai kelas
1 Pemberi Pelayanan Gizi
rumah sakit
Sesuai kelas
2 Ketersediaan Fasilitas dan Peralatan Pelayanan Gizi
rumah sakit
3 Ketepatan Waktu Pemberian Makanan Kepada Pasien ≥90%
4 Tidak Adanya Kesalahan Dalam Pemberian Diet 100%
5 Sisa Makanan Yang Tidak Termakan Oleh Pasien ≤20%
6 Kepuasan Pelanggan ≥80%
7 Ketepatan Delivery Diet Khusus ≥95%
Indikator kinerja yang dipilih sebagai indikator kinerja Instalasi Pemulasaraan Jenazah
adalah sebagai berikut:
No Indikator Target
Tersedia 24
1 Ketersediaan Pelayanan Perawatan Jenazah
jam
Sesuai kelas
2 Ketersediaan Fasilitas dan Peralatan Kamar Jenazah
rumah sakit
Sesuai kelas
3 Ketersediaan Tenaga di Instalasi Perawatan Jenazah
rumah sakit
4 Waktu Tanggap Pelayanan Perawatan Jenazah 100%
5 Perawatan Jenazah Sesuai Universal Precaution 100%
6 Tidak Terjadinya Kejadian Salah Identifikasi Jenazah 100%
7 Kepuasan Pelanggan ≥80%
8 Penerbitan Visum Et Repertum <2 Minggu ≥99%
7. Kepuasan Pelanggan
Judul Kepuasan pelanggan
Dimensi Mutu Kenyamanan
Tergambarnya persepsi pelanggan terhadap pelayanan
Tujuan
perawatan jenazah
Definisi Kepuasan pelanggan adalah pernyataan puas oleh pelanggan
Operasional terhadap pelayanan perawatan jenazah
Frekuensi
Pengumpulan Satu bulan
Data
Periode Analisa Tiga bulan
Jumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan dari keluarga yang
Numerator
disurvei (dalam persen)
Denominator Jumlah total keluarga yang di survei (n minimal 50)
Sumber data Survei
Standar ≥80%
PIC Ka. Instalasi Pemulasaraan Jenazah
Indikator kinerja yang dipilih sebagai indikator kinerja Instalasi Radiologi adalah sebagai
berikut:
No Indikator Target
Sesuai kelas
1 Pemberi Pelayanan Radiologi
rumah sakit
Sesuai kelas
2 Ketersediaan Fasilitas dan Peralatan Radiologi
rumah sakit
3 Waktu Tunggu Hasil Pelayanan Foto Thorax ≤3 jam
4 Kerusakan Foto ≤2%
5 Tidak Adanya Kejadian Kesalahan Pemberian Label 100%
6 Pelaksana Ekspertisi Hasil Pemeriksaan Rontgen 100%
7 Kepuasan Pelanggan ≥80%
8 Respon Time Pemotretan Non Kontras <10 Menit ≥90%
9 Pertumbuhan Pemeriksaan Radiologi ≥110%
4. Kerusakan Foto
Judul Kerusakan Foto
Dimensi Mutu Efektivitas dan efisiensi
Tujuan Tergambarnya efektivitas dan efisiensi pelayanan rontgen
Definisi Kerusakan foto adalah foto hasil pemeriksaan yang tidak dapat
Operasional dibaca
Frekuensi
Pengumpulan Satu bulan
Data
Periode Analisa Tiga bulan
Numerator Jumlah foto rusak yang tidak dapat dibaca dalam satu bulan
Denominator Jumlah seluruh pemeriksaan foto dalam satu bulan
Sumber data Register radiologi
Standar ≤2%
PIC Ka. Instalasi Radiologi
5. Tidak Adanya Kejadian Kesalahan Pemberian Label
Judul Tidak adanya kejadian kesalahan pemberian label
Dimensi Mutu Keselamatan pasien
Tujuan Tergambarnya ketelitian dalam pelaksanaan pelabelan foto
Definisi Kejadian kesalahan pembrian label meliputi kesalahan identitas
Operasional dan/atau kesalahan penandaan kanan/kiri
Frekuensi
Pengumpulan Satu bulan dan sentinel / event
Data
Periode Analisa Satu bulan dan sentinel / event
Jumlah pasien di instalasi radiologi yang di foto dengan pelabelan
Numerator
benar
Denominator Jumlah pasien yang difoto dalam satu bulan
Sumber data Rekam Medik, Laporan keselamatan pasien
Standar 100%
PIC Ka. Instalasi Radiologi
7. Kepuasan Pelanggan
Judul Kepuasan pelanggan
Dimensi Mutu Kenyamanan
Tujuan Tergambarnya persepsi pelanggan terhadap pelayanan radiologi
Definisi Kepuasan pelanggan adalah pernyataan puas oleh pelanggan
Operasional terhadap pelayanan radiologi
Frekuensi
Pengumpulan Satu bulan
Data
Periode Analisa Tiga bulan
Numerator Jumlah pasien yang disurvei yang menyatakan puas
Denominator Jumlah total pasien yang disurvei (n minimal 50)
Sumber data Survei
Standar ≥80%
PIC Ka. Instalasi Radiologi
Indikator kinerja yang dipilih sebagai indikator kinerja Instalasi Patologi Anatomi dan Instalasi
Laboratorium Sentral adalah sebagai berikut:
No Indikator Target Penanggung Jawab
Pemberi Pelayanan Patologi Klinik / Sesuai kelas Ka. Inst. PA, Ka. Inst.
1
Anatomi rumah sakit Laboratorium Sentral
Ketersediaan Fasilitas dan Peralatan Sesuai kelas Ka. Inst. PA, Ka. Inst.
2
Laboratorium Patologi Klinik / Anatomi rumah sakit Laboratorium Sentral
Waktu Tunggu Hasil Pelayanan Ka. Inst. PA, Ka. Inst.
3 ≤120 menit
Laboratorium Laboratorium Sentral
Tidak Adanya Kejadian Tertukar Ka. Inst. PA, Ka. Inst.
4 100%
Spesimen Pemeriksaan Laboratorium Laboratorium Sentral
Ka. Inst. Laboratorium
5 Kemampuan Memeriksa HIV-AIDS Tersedia
Sentral
Kemampuan Memeriksa Mikroskopis Ka. Inst. Laboratorium
6 Tersedia
Tuberculosis Paru Sentral
Pelaksana Ekspertisi Hasil Pemeriksaan Ka. Inst. PA, Ka. Inst.
7 100%
Laboratorium Laboratorium Sentral
Tidak Ada Kesalahan Penyerahan Hasil Ka. Inst. PA, Ka. Inst.
8 100%
Pemeriksaan Laboratorium Laboratorium Sentral
Kesesuaian Hasil Pemeriksaan Baku Ka. Inst. Laboratorium
9 100%
Mutu Eksternal Sentral
Ka. Inst. PA, Ka. Inst.
10 Kepuasan Pelanggan ≥80%
Laboratorium Sentral
Peralatan Laboratorium (dan Alat Ukur
Yang Lain) Yang Terkalibrasi Tepat Ka. Inst. Laboratorium
11 100%
Waktu Sesuai Dengan Ketentuan Sentral
Kalibrasi
No Indikator Target Penanggung Jawab
Hasil Pelayanan Pemeriksaan Ka. Inst. Laboratorium
12 ≥80%
Hematologi Rutin <2 Jam Sentral
Hasil Pelayanan Pemeriksaan Hb, WBC,
Ka. Inst. Laboratorium
13 Plt, Ht Metode Florocitometri <2 Jam ≥80%
Sentral
(Cito)
Pertumbuhan Pemeriksaan Laboratorium Ka. Inst. PA, Ka. Inst.
14 ≥110%
Patologi Klinik / Anatomi Laboratorium Sentral
Pertumbuhan Pemeriksaan Laboratorium Ka. Inst. Laboratorium
15 ≥110%
Mikrobiologi Klinik Sentral
Angka Pengulangan Pemeriksaan Ka. Inst. PA, Ka. Inst.
16 ≤1%
Laboratorium Laboratorium Sentral
Sesuai
pedoman Ka. Inst. Laboratorium
17 Tenaga Penyedia Pelayanan Bank Darah
bank darah Sentral
RS
Sesuai
Ketersediaan Fasilitas dan Peralatan pedoman Ka. Inst. Laboratorium
18
Bank Darah bank darah Sentral
RS
Ka. Inst. Laboratorium
19 Kejadian Reaksi Transfusi ≤0,01%
Sentral
Pemenuhan Kebutuhan Darah Bagi Ka. Inst. Laboratorium
20 100%
Setiap Pelayanan Transfusi Sentral
Ka. Inst. Laboratorium
21 Kepuasan Pelanggan BDRS ≥80%
Sentral
Respon Time Dari Darah Diuji Serasi Ka. Inst. Laboratorium
22 ≥80%
Sampai Ditransfusikan Ke Pasien Sentral
Pertumbuhan Pemeriksaan Laboratorium Ka. Inst. Laboratorium
23 ≥110%
Pelayanan Darah Sentral
Penjelasan untuk masing – masing indikator tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pemberi Pelayanan Patologi Klinik / Anatomi
Judul Pemberi pelayanan patologi klinik / anatomi
Dimensi Mutu Kompetensi teknis
Tujuan Tersedianya pelayanan patologi klinik oleh tenaga yang kompeten
Definisi Pemberi pelayanan patologi klinik adalah dokter spesialis patologi
Operasional klinik dan analis sesuai dengan persyaratan kelas rumah sakit
Frekuensi
Pengumpulan Satu bulan
Data
Periode Analisa Tiga bulan
Jenis dan jumlah tenaga yang memberikan pelayanan patologi
Numerator
klinik
Denominator 1
Sumber data Kepegawaian, Instalasi Laboratorium
Dokter Spesialis patologi klinik dan analis sesuai dengan
Standar
persyaratan kelas rumah sakit
PIC Ka. Instalasi Patologi Anatomi, Ka. Instalasi Laboratorium Sentral
11. Peralatan Laboratorium (Dan Alat Ukur Yang Lain) Yang Terkalibrasi Tepat Waktu
Sesuai Dengan Ketentuan Kalibrasi
Peralatan laboratorium (dan alat ukur yang lain) yang terkalibrasi
Judul
tepat waktu sesuai dengan ketentuan kalibrasi
Dimensi Mutu Keselamatan dan efektivitas
Tergambarnya akurasi alat ukur yang digunakan untuk pelayanan
Tujuan
medis maupun pelayanan penunjang medis
Definisi Kalibrasi adalah pengujian kembali terhadap kelayakan peralatan
Operasional oleh lembaga kalibrasi yang sah
Frekuensi
Pengumpulan Satu tahun
Data
Periode Analisa Satu tahun
Jumlah seluruh alat ukur dan alat lab yang dikalibarasi tepat
Numerator
waktu dalam 1 tahun
Denominator Jumlah alat ukur dan alat lab yang perlu dikalibrasi dalam 1 tahun
Sumber data Buku register alat dan dokumen bukti kalibrasi
Standar 100%
PIC Ka. Instalasi Laboratorium Sentral
22. Respon Time Dari Darah Diuji Serasi Sampai Ditransfusikan Ke Pasien
Respon time dari darah diuji serasi sampai ditransfusikan ke
Judul
pasien
Dimensi Mutu Efisiensi, Efektivitas
Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan
Respon time dari darah diuji serasi sampai ditransfusikan ke
pasien adalah waktu tunggu yang dibutuhkan mulai sample darah
Definisi
datang di Pelayanan Darah sampai dengan selesai dilakukannya
Operasional
uji silang serasih sehingga darah aman dan siap untuk
ditransfusikan ke pasien ≤75 menit
Frekuensi
Pengumpulan Satu bulan
Data
Periode Analisa Tiga bulan
Numerator Jumlah uji silang serasi ≤75 menit
Denominator Jumlah seluruh uji silang serasi
Sumber data Buku ekspedisi keluar masuk darah
Standar ≥80%
PIC Ka. Instalasi Laboratorium Sentral
Indikator kinerja yang dipilih sebagai indikator kinerja Instalasi Pemeliharaan Sarana,
Prasarana Non Medik, dan Sentral Gas Medik adalah sebagai berikut:
No Indikator Target
1 Adanya Penanggung Jawab Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit Tersedia
2 Ketersediaan Bengkel Kerja Tersedia
3 Waktu Tanggap Kerusakan Alat ≥80%
4 Ketepatan Waktu Pemeliharaan Alat 100%
Indikator kinerja yang dipilih sebagai indikator kinerja Instalasi Pendidikan dan Pelatihan
adalah sebagai berikut:
No Indikator Target
1 Karyawan Yang Mendapat Pelatihan Minimal 20 Jam Per Tahun ≥60%
2 Pelatihan Pelayanan Prima Bagi PPDS ≥90%
3 Rata-Rata Jam Pelatihan Karyawan ≥80%
4 Persentase Dokter Pendidik Klinis Yang Mendapatkan TOT >75%
Indikator kinerja yang dipilih sebagai indikator kinerja Instalasi Keamanan dan Perparkiran
adalah sebagai berikut:
No Indikator Target
1 Petugas Keamanan Yang Bersertifikat Pengamanan 100%
2 Sistem Pengamanan 100%
3 Petugas Keamanan Melakukan Pengawasan Keliling RS 100%
4 Evaluasi Terhadap Sistem Pengamanan 100%
Tidak Adanya Barang Milik Pasien, Pengunjung, Karyawan Yang
5 100%
Hilang
6 Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Keamanan ≥90%
7 Pengendalian Kehilangan Barang 0%
2. Sistem Pengamanan
Judul Sistem pengamanan
Dimensi Mutu Efektivitas, kesinambungan pelayanan keamanan
Terciptanya sistem pengamanan dirumah sakit khususnya
Tujuan pengamanan bagi bayi, anak dan usia lanjut serta tempat yang
diidentifikasi rawan
Sistem pengamanan adalah kebijakan direktur rumah sakit yang
Definisi
mengatur tentang pola pengamanan khususnya bagi bayi, anak
Operasional
dan usia lanjut serta tempat yag diidentifikasi rawan keamanan
Frekuensi
Pengumpulan Tiga bulan
Data
Periode Analisa Tiga bulan
Adanya kebijakan direktur rumah sakit yang mengatur tentang
Numerator pola pengamanan khususnya bagi bayi, anak dan usia lanjut serta
tempat yang diidentifikasi rawan keamanan
Denominator 1
Sumber data Bagian Umum
Standar 100%
PIC Ka. Instalasi Keamanan dan Perparkiran
Indikator kinerja yang dipilih sebagai indikator kinerja Instalasi CSSD adalah sebagai berikut:
No Indikator Target
1 Ketersediaan Linen Steril Untuk Kamar Operasi 100%
2 Ketersediaan Alat Instrumen Steril Untuk Kamar Operasi 100%
3 Ketersediaan Alat Instrumen Steril Untuk Ruang Rawat Inap 100%
4 Ketersediaan Alat Instrumen Steril Untuk Ruang Rawat Jalan 100%
Indikator kinerja yang dipilih sebagai indikator kinerja Instalasi Laundry adalah sebagai
berikut:
No Indikator Target
1 Ketersediaan Pelayanan Laundry Tersedia
2 Adanya Penanggung Jawab Pelayanan Laundry Tersedia
3 Ketersediaan Fasilitas dan Peralatan Pelayanan Laundry Tersedia
Ketepatan Waktu Penyediaan Linen Untuk Ruang Rawat Inap dan
4 100%
Ruang Pelayanan
5 Ketepatan Pengelolaan Linen Infeksius 100%
2,5 – 3 set x
6 Ketersediaan Linen jumlah
tempat tidur
4. Ketepatan Waktu Penyediaan Linen Untuk Ruang Rawat Inap dan Ruang
Pelayanan
Ketepatan waktu penyediaan linen untuk ruang rawat inap dan
Judul
ruang pelayanan
Dimensi Mutu Efisiensi, dan efektivitas
Tujuan Tergambarnya pengendalian dan mutu pelayanan laundry
Definisi Ketepatan waktu penyediaan linen adalah ketepatan penyediaan
Operasional linen sesuai dengan ketentuan waktu yang ditetapkan
Frekuensi
Pengumpulan Satu bulan
Data
Periode Analisa Satu bulan
Jumlah hari dalam satu bulan dengan penyediaan linen tepat
Numerator
waktu
Denominator Jumlah hari dalam satu bulan
Sumber data Survei
Standar 100%
PIC Ka. Instalasi Laundry
6. Ketersediaan Linen
Judul Ketersediaan linen
Dimensi Mutu Efisiensi, efektivitas, kenyamanan
Tergambarnya kemampuan instalasi laundry dalam mencukupi
Tujuan
kebutuhan linen di rumah sakit
Definisi Ketersediaan linen adalah tersedianya linen yang terdiri dari sprei,
Operasional sarung bantal, selimut, sticklaken dan perlak dalam jumlah cukup
Frekuensi
Pengumpulan Satu bulan
Data
Periode Analisa Satu bulan
Numerator Jumlah linen yang tersedia
Denominator Jumlah seluruh tempat tidur yang ada di rumah sakit
Sumber data Inventaris Instalasi Laundry
Standar 2, 5 – 3 set untuk tiap tempat tidur
PIC Ka. Instalasi Laundry
BAB XXI
INDIKATOR KINERJA INSTALASI KESEHATAN LINGKUNGAN DAN PERTAMANAN
Indikator kinerja yang dipilih sebagai indikator kinerja Instalasi Kesehatan Lingkungan dan
Pertamanan adalah sebagai berikut:
No Indikator Target
1 Adanya penanggung jawab pengelolaan limbah rumah sakit Tersedia
Ketersediaan fasilitas dan peralatan pengelolaan limbah rumah Sesuai kelas
2
sakkit rumah sakit
Sesuai kelas
3 Pengelolaan limbah cair
rumah sakit
Sesuai kelas
4 Pengelolaan limbah padat
rumah sakit
5 Baku mutu limbah cair 100%
6 Proper lingkungan (*pilih salah satu) Kuning
7 Kebersihan lingkungan (program RS berseri) ≥7500
Indikator kinerja yang dipilih sebagai indikator kinerja Instalasi Teknologi dan Informasi
adalah sebagai berikut:
No Indikator Target
1 Pemasangan jaringan (networking) fiber optik (FO) kabel ≥80%
2 Perbaikan jaringan (networking) UTP kabel ≥80%
Indikator kinerja yang dipilih sebagai indikator kinerja Instalasi Humas, Pemasaran, dan
Pengaduan Pelanggan adalah sebagai berikut:
No Indikator Target
1 Penanganan Pengaduan / Komplain >70%
Indikator kinerja yang dipilih sebagai indikator kinerja Instalasi TU Rawat Pasien adalah
sebagai berikut:
No Indikator Target
1 Ketersediaan pelayanan untuk keluarga miskin Tersedia
2 Kebijakan RS untuk pelayanan pasien keluarga miskin Ada
3 Waktu tunggu verifikasi kepesertaan ≤15 menit
4 Tidak adanya biaya tambahan yang ditagihkan pada keluarga miskin 100%
5 Pasien keluarga miskin yang dilayani 100%
6 Kepuasan Pelanggan ≥80%
7 Response time pelayanan pencetakan SJP ≤3 menit
6. Kepuasan Pelanggan
Judul Kepuasan pelanggan
Dimensi Mutu Kenyamanan
Tergambarnya persepsi pelanggan terhadap pelayanan keluarga
Tujuan
miskin
Definisi Kepuasan pelanggan adalah pernyataan puas oleh pelanggan
Operasional terhadap pelayanan keluarga miskin
Frekuensi
Pengumpulan Satu bulan
Data
Periode Analisa Tiga bulan
Jumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan dari pasien yang di
Numerator
survei
Denominator Jumlah total pasien yang disurvei (n minimal 50)
Sumber data Survei
Standar ≥80%
PIC Ka. Instalasi TU Rawat Pasien
Indikator kinerja yang dipilih sebagai indikator kinerja untuk masing – masing Departemen
adalah sebagai berikut:
No Indikator Target Penanggung Jawab
Pelaksanaan Assesmen Klinis Sesuai
1 100% Seluruh Departemen
PPK dan Clinical Pathway
Kelengkapan Pengisian Rekam Medik 24
2 100% Seluruh Departemen
Jam Setelah Selesai Pelayanan
Ka. Dept. Bedah, Dept.
Penyakit Dalam, Dept.
Kesehatan Anak, Dept.
Obgyn, Dept. THT, Dept.
3 Jam Visite Dokter Spesialis 100% Syaraf, Dept. Mata,
Dept. Kulit dan Kelamin,
Dept. Anastesi, Dept.
Gigi dan Mulut, Dept.
Kardiologi
Ka. Dept. Bedah, Dept.
Obgyn, Dept. THT, Dept.
4 Waktu Tunggu Operasi Elektif ≤2 hari
Mata, Dept. Gigi dan
Mulut, Dept. Kardiologi
Respon time penatalaksanaan bedah
5 laparotomi emergensi pada orang ≥90% Ka. Dept. Bedah
dewasa <2 jam
Respon time operasi craniotomi
6 ≥80% Ka. Dept. Bedah
emergency <3 jam
Compliance kultur dan resistensi darah Ka. Dept. Penyakit
7 100%
pasien sepsis Dalam
Kegagalan stabilisasi awal pada tata Ka. Dept. Kesehatan
8 ≤3%
laksana anak gizi buruk Anak
No Indikator Target Penanggung Jawab
Kasus keterlambatan pelaksanaan SC
9 ≤20% Ka. Dept. Obgyn
pada kasus emergency kebidanan
Waktu tunggu konsultasi di Poliklinik
10 ≥80% Ka. Dept. Obgyn
Rawat Jalan Obgyn
11 Insiden perdarahan pasca tonsilektomi ≤10% Ka. Dept. THT
Persentase keberhasilan pengambilan
12 ≥90% Ka. Dept. Syaraf
LCS dengan punksi lumbal
Angka infeksi nosokomial operasi mata di
13 ≤1% Ka. Dept. Mata
IBS
Respon time penatalaksanaan trauma
14 ≥90% Ka. Dept. Mata
terbuka bola mata pada pasien dewasa
Perpanjangan masa kesembuhan pasien Ka. Dept. Kulit dan
15 ≤5%
psoriasis Kelamin
16 Ketepatan waktu induksi anestesi ≥80% Ka. Dept. Anastesi
Pembatalan jadwal operasi dengan
17 ≥80% Ka. Dept. Anastesi
tindakan anestesi
Komplikasi anestesi karena overdosis
18 reaksi anestesi dan salah penempatan ≤6% Ka. Dept. Anastesi
endotracheal tube
19 Kegagalan foto rontgen ≤1% Ka. Dept. Radiologi
Ketepatan waktu pengambilan hasil
20 ekspertise radiologi konvensional non ≥80% Ka. Dept. Radiologi
kontras
Angka kejadian kegagalan pengambilan
21 ≤10% Ka. Dept. Patologi Klinik
sampel darah pasien <10%
Ketepatan hasil diagnosis potong beku Ka. Dept. Patologi
22 ≥95%
(VC) Anatomi
Ka. Dept. Kedokteran
23 Respon time dokter forensik <1 jam ≥99%
Forensik
No Indikator Target Penanggung Jawab
Kegagalan tindakan penambalan gigi
24 ≤2% Ka. Dept. Gigi dan Mulut
pada caries gigi
25 Respon time pemeriksaan psikometri ≥95% Ka. Dept. Jiwa
Hasil tindakan rehabilitasi medik pada Ka. Dept. Rehabilitasi
26 ≥60%
keluhan muskuloskeletal Medik
Pedoman
Lab. Praktis Ka. Dept. Mikrobiologi
27 Uji Kualitas Reagen
Kemenkes Klinik
2013
Pedoman
Lab. Praktis Ka. Dept. Mikrobiologi
28 Uji Kualitas Tes Resistensi Antibiotik
Kemenkes Klinik
2013
Pedoman
Lab. Praktis Ka. Dept. Mikrobiologi
29 Uji Kualitas Media
Kemenkes Klinik
2013
Pedoman
Lab. Praktis Ka. Dept. Mikrobiologi
30 Pola Kuman Pemeriksaan Mikrobiologi
Kemenkes Klinik
2013
31 Visite Mandiri Apoteker ≥80% Ka. Dept. Farmasi Klinik
32 Pelayanan Informasi Obat ≥80% Ka. Dept. Farmasi Klinik
33 Pemantauan Terapi Obat ≥80% Ka. Dept. Farmasi Klinik
Persentase kegagalan PTCA pelayanan
34 ≤2% Ka. Dept. Kardiologi
pasien kardiologi
Pemberian betablocker pada pasien AMI
Ka. Dept. Kardiologi,
35 rawat inap saat pasien pulang dari rumah 100%
Dept. Penyakit Dalam
sakit
No Indikator Target Penanggung Jawab
Pemberian penghambat ACE atau ARB
Ka. Dept. Kardiologi,
36 pada pasien LVSD rawat inap saat 100%
Dept. Penyakit Dalam
pasien pulang dari rumah sakit
Bedah Caesar pada pasien dengan
37 kehamilan pertama, usia kehamilan ≥ 37 0% Ka. Dept. Obgyn
minggu, bayi tunggal, posisi normal
Pemberian terapi antitrombotik pada
38 pasien stroke iskemik rawat inap saat 100% Ka. Dept. Syaraf
pasien pulang dari RS
Pelaksanaan Pengkajian Preanestesi
39 ≤6% Ka. Dept. Anastesi
Pada Pasien Pro Operasi Elektif
Ka. Dept. Bedah, Dept.
Penyakit Dalam, Dept.
Kesehatan Anak, Dept.
Obgyn, Dept. THT, Dept.
Verifikasi S-BAR untuk obat High Alert
40 100% Syaraf, Dept. Mata,
ditandatangani dalam waktu 24 jam
Dept. Kulit dan Kelamin,
Dept. Anastesi, Dept.
Gigi dan Mulut, Dept.
Kardiologi
Penjelasan untuk masing – masing indikator tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pelaksanaan Assesmen Klinis Sesuai PPK dan Clinical Pathway
Judul Pelaksanaan assesmen klinis sesuai PPK dan clinical pathway
Dimensi Mutu Keselamatan dan efisiensi
Tujuan Tergambarnya efisiensi pelayanan kepada pasien
Pedoman Praktek Klinik (PPK) adalah pernyataan yang dibuat
secara sistematis yang didasarkan pada bukti ilmiah untuk
membantu dokter dan pemberi pelayanan kesehatan lainnya
Definisi tentang tata laksana penyakit atau kondisi klinis yang spesifik
Operasional yang telah diadaptasi sesuai dengan fasilitas setempat.
Clinical pathway adalah rencana penatalaksanaan pasien yang
bersifat multidisiplin, berisi detail langkah-langkah penanganan
seorang pasien mulai masuk RS sampai dengan keluar RS.
Frekuensi
Pengumpulan Satu bulan
Data
Periode Analisa Tiga bulan
Jumlah pasien yang di survei yang diberikan assesmen klinis
Numerator
sesuai PPK dan clinical pathway
Denominator Jumlah pasien yang di survei
Sumber data Survei
Standar 100%
PIC Ka. Seluruh Departemen
14. Respon Time Penatalaksanaan Trauma Terbuka Bola Mata Pada Pasien Dewasa
Respon time penatalaksanaan trauma terbuka bola mata pada
Judul
pasien dewasa
Dimensi Mutu Keselamatan, Efektivitas, Efisiensi
Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan
Kurun waktu yang dibutuhkan oleh dokter mata untuk melakukan
Definisi
penatalaksanaan trauma terbuka bola mata pada pasien dewasa
Operasional
<30 menit
Frekuensi
Pengumpulan Satu bulan
Data
Periode Analisa Tiga bulan
Jumlah pasien dewasa yang mengalami trauma terbuka bola
Numerator
mata yang mendapat penatalaksanaan <30 menit
Jumlah seluruh pasien dewasa yang mengalami trauma terbuka
Denominator
bola mata
Sumber data Rekam medik
Standar ≥90%
PIC Ka. Departemen Mata
35. Pemberian betablocker pada pasien AMI rawat inap saat pasien pulang dari rumah
sakit
Pemberian betablocker pada pasien AMI rawat inap saat pasien
Judul
pulang dari rumah sakit
Dimensi Mutu Efektivitas, efisiensi, keselamatan
Tergambarnya upaya rumah sakit dalam menjaga keselamatan
pasien khususnya dalam pemberian Betablocker saat pasien
Tujuan
pulang dari rumah sakit pada pasien rawat inap dengan diagnosis
infark miokard akut (Acute Mycardial Infarction/AMI)
Betablocker (kadang-kadang ditulis sebagai β-Pemblokir) adalah
obat-obatan yang digunakan untuk berbagai indikasi, tetapi
terutama untuk pengelolaan aritmia jantung, perlindungan jantung
setelah infark miokard (serangan jantung), dan hipertensi. Contoh
beta-blockers: acebutolol, betaxolol, bisoprolol, esmolol,
Definisi
propranolol, atenolol, labetalol, carvedilol, metoprolol, dan
Operasional
nebivolol.
Infark miokard akut (Acute Mycardial Infarction/AMI) adalah
kematian otot jantung akibat suplai darah tidak cukup untuk
jantung.
Betablocker diberikan untuk pasien AMI pada saat pulang / keluar
rumah sakit yang dimaksud sebagai hasil ukur cek dokumen
bahwa setiap pasien AMI pada saat pulang/keluar rumah sakit
dalam keadaan hidup harus diberikan betablocker.
Frekuensi
Pengumpulan Satu bulan
Data
Periode Analisa Tiga bulan
Jumlah pasien AMI rawat inap yang diberikan betablocker saat
Numerator
pasien pulang dari rumah sakit
Denominator Jumlah seluruh pasien AMI dirawat yang pulang dari Rumah Sakit
Sumber data Rekam medis pasien
Standar 100%
PIC Ka. Departemen Kardiologi, Departemen Penyakit Dalam
36. Pemberian penghambat ACE atau ARB pada pasien LVSD rawat inap saat pasien
pulang dari rumah sakit
Pemberian penghambat ACE atau ARB pada pasien LVSD rawat
Judul
inap saat pasien pulang dari rumah sakit
Dimensi Mutu Efektivitas, efisiensi, keselamatan
Tergambarnya upaya rumah sakit dalam menjaga keselamatan
pasien khususnya dalam mengurangi mortalitas dan morbiditas
Tujuan
pada pasien gagal jantung dengan disfungsi sistolik ventrikel kiri
(LVSD)
Penghambat ACE atau angiotensin-converting enzyme inhibitor,
adalah kelompok obat-obatan yang digunakan terutama dalam
pengobatan hipertensi dan gagal jantung kongestif meskipun
mereka juga kadang-kadang digunakan pada pasien dengan
gagal jantung, penyakit ginjal atau sclerosis sistemik. Contoh
Definisi
penghambat ACE adalah Captopril , Zofenopril, Enalapril,
Operasional
Ramipril, Quinapril, Perindopril, Lisinopril, Benazepril, Fosinopril.
Angiotensin II receptor blockers (ARBs) adalah obat-obat yang
menghalangi aksi dari angiotensin II dengan mencegah
angiotensin II mengikat pada reseptor-reseptor angiotensin II
pada pembuluh-pembuluh darah. Sebagai akibatnya, pembuluh-
pembuluh darah membesar (melebar) dan tekanan darah
berkurang. Contoh obat-obat ARB adalah Losartan, Irbesartan,
Valsartan, Candesartan, Olmesartan, Telmisartan dan Eprosartan.
Penghambat ACE atau ARB diberikan untuk pasien LVSD pada
saat pulang / keluar rumah sakit yang dimaksud sebagai hasil
ukur cek dokumen bahwa setiap pasien LVSD pada saat
pulang/keluar rumah sakit dalam keadaan hidup harus diberikan
penghambat ACE atau ARB.
Frekuensi
Pengumpulan Satu bulan
Data
Periode Analisa Tiga bulan
Pasien rawat inap dengan diagnosis LVSD yang diberikan
Numerator
penghambat ACE atau ARB saat pasien pulang dari rumah sakit
Denominator Pasien gagal jantung dengan LVSD yang berusia ≥ 18 tahun
Sumber data Rekam Medik pasien
Standar 100%
PIC Ka. Departemen Kardiologi, Departemen Penyakit Dalam
37. Bedah Caesar pada pasien dengan kehamilan pertama, usia kehamilan ≥ 37
minggu, bayi tunggal, posisi normal
Bedah Caesar pada pasien dengan kehamilan pertama, usia
Judul
kehamilan ≥ 37 minggu, bayi tunggal, posisi normal
Dimensi Mutu Efektivitas, efisiensi, keselamatan
Tergambarnya upaya rumah sakit dalam pemberian pelayanan
Tujuan
bedah
Tindakan persalinan melalui pembedahan abdominal pasien
dengan kehamilan pertama, usia kehamilan ≥ 37 minggu, bayi
tunggal, posisi normal. Pada indikator ini, pasien dilakukan bedah
Caesar tanpa indikasi seperti dibawah ini :
- Plasenta praevia, plasenta ada di bagian bawah rahim atau
menghalangi jalan keluar bayi Ibu
- Ibu sedang mengandung tiga bayi atau lebih
- Bayi dianggap terlalu besar untuk keluar melewati tulang
Definisi panggul
Operasional - Tekanan darah Ibu sangat tinggi atau Ibu menderita penyakit
lainnya misalnya pre-eklampsia
- Kesehatan bayi terancam dan para dokter harus cepat
mengeluarkan bayi
- Bayi sungsang
- Prolaps tali pusar, tali pusar melorot ke arah depan sehingga
bayi tidak bisa lahir dengan mudah
- Ibu terjangkit penyakit herpes genital yang bisa menular ke bayi
melalui persalinan vaginal
Frekuensi
Pengumpulan Satu bulan
Data
Periode Analisa Tiga bulan
Jumlah bedah Caesar pada pasien dengan kehamilan pertama,
Numerator usia kehamilan ≥ 37 minggu, janin tunggal dan keadaan normal
(posisi puncak).
Denominator Jumlah seluruh bedah Caesar
Sumber data Rekam Medik pasien
Standar 0%
PIC Ka. Departemen Obgyn
38. Pemberian terapi antitrombotik pada pasien stroke iskemik rawat inap saat pasien
pulang dari RS
Pemberian terapi antitrombotik pada pasien stroke iskemik rawat
Judul
inap saat pasien pulang dari RS
Dimensi Mutu Efektivitas, efisiensi, keselamatan
Tergambarnya upaya rumah sakit dalam menjaga keselamatan
pasien khususnya dalam pemberian terapi antitrombotik saat
Tujuan
pasien pulang dari rumah sakit pada pasien rawat inap dengan
diagnosis stroke iskemik.
Antitrombotik merupakan obat untuk mencegah pembekuan darah
Stroke iskemik didefinisikan sebagai kematian jaringan otak yang
Definisi
disebabkan oleh kurangnya aliran darah dan oksigen menuju
Operasional
otak. Pada stroke iskemik aliran darah ke otak terhenti karena
bekuan darah telah menyumbat pembuluh darah.
Frekuensi
Pengumpulan Satu bulan
Data
Periode Analisa Tiga bulan
Jumlah pasien rawat inap dengan stroke iskemik yang diberikan
Numerator
antitrombotik saat pasien pulang dari rumah sakit
Jumlah seluruh pasien stroke iskemik yang dirawat yang berusia ≥
Denominator
18 tahun
Sumber data Rekam medik pasien
Standar 100%
PIC Ka. Departemen Syaraf
39. Pelaksanaan Pengkajian Preanestesi Pada Pasien Pro Operasi Elektif
Pelaksanaan Pengkajian Preanestesi Pada Pasien Pro Operasi
Judul
Elektif
Dimensi Mutu Efektivitas, efisiensi, keselamatan
Tergambarnya kecermatan sebelum proses pembedahan
Tujuan
berlangsung
Anestesi adalah suatu tindakan pada pasien yang menyebabkan
keadaan kehilangan rasa secara parsial atau total, dengan atau
Definisi
tanpa disertai kehilangan kesadaran.
Operasional
Untuk menentukan jenis anestesi apa yang akan diberikan
kepada pasien berdasarkan hasil pengkajian preanestesi.
Frekuensi
Pengumpulan Satu bulan
Data
Periode Analisa Tiga bulan
Jumlah pasien pro operasi elektif yang dilakukan pengkajian
Numerator
preanestesi dalam satu bulan
Denominator Jumlah pasien pro operasi elektif dalam waktu satu bulan
Sumber data Rekam medis
Standar 100%
PIC Ka. Departemen Anastesi
40. Verifikasi S-BAR untuk obat High Alert ditandatangani dalam waktu 24 jam
Verifikasi S-BAR untuk obat High Alert ditandatangani dalam
Judul
waktu 24 jam
Dimensi Mutu Efektivitas, efisiensi, keselamatan
Verifikasi S-BAR dilakukan oleh pelapor dan DPJP untuk
Tujuan
memastikan ketepatan informasi yang dilakukan melalui telepon.
S-BAR merupakan kerangka teknik komunikasi melalui telepon
oleh pelapor kepada DPJP dalam menyampaikan informasi
Definisi tentang pasien yang memerlukan perhatian atau tindakan segera.
Operasional S-BAR merupakan singkatan dari
S = Situation (kondisi terkini pasien)
B = Background (informasi yang berhubungan dengan kondisi
terkini pasien
A = Assesment (hasil pengkajian kondisi terkini pasien)
R = Recommendation (apa yang harus dilakukan untuk
mengatasi kondisi terkini pasien)
Pelaksana verifikasi S-BAR adalah dokter penanggung jawab
pelayanan (DPJP) yang mempunyai kewenangan untuk
memberikan pengobatan kepada pasien. Bukti dilakukan verifikasi
adalah adanya tanda tangan pelapor dan DPJP pada cap read
back di “Catatan Perkembangan Terintegrasi” yang dilakukan
dalam waktu 1x24 jam.
Frekuensi
Pengumpulan Satu bulan
Data
Periode Analisa Tiga bulan
Jumlah seluruh cap read back yang ditandatangani di “Catatan
Numerator Perkembangan Terintegrasi” yang dilakukan dalam waktu 1x24
jam.
Denominator Jumlah seluruh read back yang disurvei.
Sumber data Survei
Standar 100%
PIC Ka. Dept. Bedah, Dept. Penyakit Dalam, Dept. Kesehatan Anak,
Dept. Obgyn, Dept. THT, Dept. Syaraf, Dept. Mata, Dept. Kulit
dan Kelamin, Dept. Anastesi, Dept. Gigi dan Mulut, Dept.
Kardiologi
BAB XXVII
INDIKATOR KINERJA BAGIAN DIBAWAH
DIREKTORAT UMUM, SDM, DAN PENDIDIKAN
Indikator kinerja yang dipilih sebagai indikator kinerja untuk masing – masing Bagian di
bawah Direktorat Umum, SDM, dan Pendidikan adalah sebagai berikut:
No Indikator Target Penanggung Jawab
Tindak Lanjut Penyelesaian Hasil
1 100% Ka. Bagian Umum
Pertemuan Tingkat Direksi
Ketersediaan Pelayanan Ambulance dan
2 24 jam Ka. Bagian Umum
Mobil Jenazah
Penyedia Pelayanan Ambulans dan Mobil
3 Tersedia Ka. Bagian Umum
Jenazah
Ketersediaan Mobil Ambulance dan Mobil
4 Tersedia Ka. Bagian Umum
Jenazah
Kecepatan Memberikan Pelayanan
5 ≤30 menit Ka. Bagian Umum
Ambulance / Mobil Jenazah di RS
Waktu Tanggap Memberikan Pelayanan
6 Ambulance / Mobil Jenazah di Rumah ≤30 menit Ka. Bagian Umum
Sakit
Tidak Terjadinya Kecelakaan Ambulance
7 / Mobil Jenazah Yang Menyebabkan 100% Ka. Bagian Umum
Kecacatan Atau Kematian
8 Kepuasan Pelanggan ≥80% Ka. Bagian Umum
9 Pengendalian Pencarian Arsip <1 Jam ≥95% Ka. Bagian Umum
10 Pengendalian Arsip Hilang 0% Ka. Bagian Umum
11 Peraturan Karyawan Rumah Sakit Tersedia Ka. Bagian SDM
12 Kelengkapan Pengisian Jabatan ≥90% Ka. Bagian SDM
13 Daftar Urutan Kepangkatan Tersedia Ka. Bagian SDM
Perencanaan Pengembangan SDM
14 Tersedia Ka. Bagian SDM
Rumah Sakit
No Indikator Target Penanggung Jawab
15 Ketepatan Waktu Pengusulan Kenaikan 100% Ka. Bagian SDM
Pangkat
Ketepatan Waktu Pengurusan Kenaikan
16 100% Ka. Bagian SDM
Gaji Berkala
Pelaksanaan Rencana Pengembangan
17 ≥90% Ka. Bagian SDM
SDM
18 Angka Kemangkiran Kerja ≤5% Ka. Bagian SDM
Ka. Bagian SDM dan
Pertumbuhan Peserta Didik Pendidikan
19 ≥110% Ka. Bagian Pendidikan
Kedokteran
dan Penelitian
Ada program
20 Program Reward and Punishment dilaksanakan Ka. Bagian SDM
sepenuhnya
Tidak adanya kesalahan penempatan /
21 ≥80% Ka. Bagian SDM
pemanfaatan sumber daya manusia
Karyawan Yang Mendapat Pelatihan Ka. Bagian Pendidikan
22 ≥60%
Minimal 20 Jam Per Tahun dan Penelitian
Pertumbuhan Penelitian Yang Ka. Bagian Pendidikan
23 ≥110%
Dipublikasikan dan Penelitian
Ka. Bagian Pendidikan
24 Rata-Rata Jam Pelatihan Karyawan ≥80%
dan Penelitian
Persentase Dokter Pendidik Klinis Yang Ka. Bagian Pendidikan
25 >75%
Mendapatkan TOT dan Penelitian
Evaluasi Kelengkapan Pengisian Ka. Bagian Pendidikan
26 100%
Informed Consent Penelitian dan Penelitian
Penjelasan untuk masing – masing indikator tersebut adalah sebagai berikut:
1. Tindak Lanjut Penyelesaian Hasil Pertemuan Tingkat Direksi
Judul Tindak lanjut penyelesaian hasil pertemuan tingkat direksi
Dimensi Mutu Efektivitas
Tergambarnya kepedulian direksi terhadap upaya perbaikan
Tujuan
pelayanan di rumah sakit
Tindak lanjut penyelesaian hasil pertemuan tingkat direksi adalah
pelaksanaan tindak lanjut yang harus dilakukan oleh peserta
Definisi
pertemuan terhadap kesepakatan atau keputusan yang telah
Operasional
diambil dalam pertemuan tersebut sesuai dengan permasalahan
pada bidang masing – masing
Frekuensi
Pengumpulan Satu bulan
Data
Periode Analisa Tiga bulan
Hasil keputusan pertemuan direksi yang ditindaklanjuti dalam satu
Numerator
bulan
Denominator Total hasil keputusan yang harus ditindaklanjuti dalam satu bulan
Sumber data Notulen rapat
Standar 100%
PIC Ka. Bagian Umum
8. Kepuasan Pelanggan
Judul Kepuasan Pelanggan
Dimensi Mutu Kenyamanan
Tergambarnya persepsi pelanggan terhadap pelayanan ambulans
Tujuan
/ mobil jenazah
Definisi Kepuasan pelanggan adalah pernyataan puas oleh pelanggan
Operasional terhadap pelayanan ambulans / mobil jenazah
Frekuensi
Pengumpulan Satu bulan
Data
Periode Analisa Tiga bulan
Numerator Jumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan dari pasien yang
disurvei (dalam persen)
Denominator Jumlah total pasien yang di survei (n minimal 50)
Sumber data Survei
Standar ≥80%
PIC Ka. Bagian Umum
Indikator kinerja yang dipilih sebagai indikator kinerja untuk masing – masing Bagian di
bawah Direktorat SDM, Umum, dan Pendidikan adalah sebagai berikut:
No Indikator Target Penanggung Jawab
Ka. Bagian Perencanaan
1 Peraturan Internal Rumah Sakit Tersedia
dan Anggaran
Ka. Bagian Perencanaan
2 Perencanaan Strategis Rumah Sakit Tersedia
dan Anggaran
Kelengkapan Laporan Akuntabilitas Ka. Bagian Perencanaan
3 100%
Kinerja dan Anggaran
Ka. Bagian
Kecepatan Waktu Pemberian Informasi
4 ≤2% Perbendaharaan dan
Tentang Tagihan Pasien Rawat Inap
Mobilisasi Dana
Ka. Bagian
Ketepatan Waktu Pemberian Imbalan
5 100% Perbendaharaan dan
(Insentif) Sesuai Kesepakatan Waktu
Mobilisasi Dana
Penyelesaian Administrasi Pembayaran Ka. Bagian
6 Pasien Pulang Pada Proses Pencetakan ≥70% Perbendaharaan dan
Kuitansi Dengan Waktu Tunggu <5 Menit Mobilisasi Dana
7 Cost Recovery ≥60% Ka. Bagian Akuntansi
Ketepatan Waktu Penyusunan Laporan
8 ≥90% Ka. Bagian Akuntansi
Keuangan
9 Ketepatan Informasi Laporan Keuangan ≤5% Ka. Bagian Akuntansi
Rasio Pendapatan PNBP terhadap Biaya
10 >65% Ka. Bagian Akuntansi
Operasional (POBO)
Penjelasan untuk masing – masing indikator tersebut adalah sebagai berikut:
1. Peraturan Internal Rumah Sakit
Judul Peraturan internal rumah sakit
Dimensi Mutu Efektivitas
Kelancaran administrasi dan manajemen rumah sakit, adanya
Tujuan
kejelasan hubungan kerja pemilik, direksi dan praktisi medis
Peraturan internal rumah sakit adalah peraturan yang disusun
Definisi
oleh pemilik yang mengatur tata hubungan kerja pemilik, direksi,
Operasional
dan praktisi medis dirumah sakit
Frekuensi
Pengumpulan Enam bulan
Data
Periode Analisa Enam bulan
Numerator Peraturan internal rumah sakit
Denominator 1
Sumber data Sekretariat
Standar Ada ditetapkan oleh pemilik
PIC Ka. Bagian Perencanaan dan Anggaran
7. Cost Recovery
Judul Cost Recovery
Dimensi Mutu Efisiensi, Efektivitas
Tujuan Tergambarnya tingkat kesehatan keuangan rumah sakit
Cost Recovery adalah jumlah pendapatan fungsional dalam
Definisi
periode waktu tertentu dibagi dengan jumlah pembelanjaan
Operasional
operasional dalam periode waktu tertentu
Frekuensi Tiap bulan
Pengumpulan
Data
Periode Analisa Tiap tiga bulan
Numerator Jumlah pendapatan fungsional dalam satu bulan
Denominator Jumlah pembelanjaan operasional dalam satu bulan
Sumber data Hasil pengamatan
Standar ≥60%
PIC Ka. Bagian Akuntansi
Indikator kinerja yang dipilih sebagai indikator kinerja untuk masing – masing Komite adalah
sebagai berikut:
No Indikator Target Penanggung Jawab
Hasil Dari Kredensial Terhadap Seorang
1 ≥90% Ka. Komite Medik
Dokter Yang Akan Bekerja di RSMH
Monitoring dan Evaluasi Terhadap
2 Pelanggaran Etik Profesi Yang Terjadi di ≥80% Ka. Komite Medik
Departemen
Persentasi Pedoman Standar Askep di
3 ≥70% Ka. Komite Keperawatan
Ruangan
Kredensial Bagi Tenaga Keperawatan
4 100% Ka. Komite Keperawatan
Yang Baru Bekerja / Pindahan
Peran Serta Dalam Diskusi Refleksi
5 100% Ka. Komite Keperawatan
Kasus (DRK)
Pembinaan Disiplin dan Etika Profesi
6 100% Ka. Komite Keperawatan
Keperawatan
Tersedianya Laporan Hasil Survei
7 100% Ka. Komite Mutu
Kepuasan Karyawan
Tersedianya Laporan Hasil Survei
8 100% Ka. Komite Mutu
Kepuasan Pelanggan
Tersedianya Laporan Indikator Mutu
9 100% Ka. Komite Mutu
Layanan
Penyuluhan dan Pembinaan Etika dan Ka. Komite Etik dan
10 100%
Hukum Hukum RS
Pelayanan Legal Drafting dan Dokumen Ka. Komite Etik dan
11 100%
Hukum Hukum RS
Ka. Komite Etik dan
12 Advokasi Kesehatan 100%
Hukum RS
No Indikator Target Penanggung Jawab
13 Penyelesaian Kasus Etika 100% Ka. Komite Etik dan
Hukum RS
Ka. Komite Etik dan
14 Penyelesaian Kasus Hukum 100%
Hukum RS
Ka. Komite Etik dan
15 Konsultasi dan Bantuan Hukum 100%
Hukum RS
Ka. Komite Etik dan
16 Pendampingan Kasus 100%
Hukum RS
5. Waktu Pemilihan Penyedia Untuk Pengadaan Langsung Per Satu Paket Kegiatan
Waktu pemilihan penyedia untuk pengadaan langsung per satu
Judul
paket kegiatan
Dimensi Mutu Efektivitas, efisiensi
Terlaksananya proses pemilihan penyedia untuk pengadaan
Tujuan
langsung yang cepat dan tepat waktu
Definisi Waktu pemilihan penyedia untuk pengadaan langsung per satu
Operasional paket kegiatan adalah waktu rerata yang dibutuhkan untuk
memilih penyedia untuk pengadaan langsung mulai diterimanya
Surat Rencana Pelaksanaan Pengadaan (SRPP) dari PPK
sampai diserahkannya laporan penyedia yang terpilih sebagai
pelaksana pengadaan langsung ke PPK, yaitu maksimal 15 hari
Frekuensi
Pengumpulan Tiga bulan
Data
Periode Analisa Tiga bulan
Jumlah kumulatif hari yang diperlukan untuk seluruh kegiatan
pemilihan penyedia untuk pengadaan langsung untuk seluruh
paket kegiatan mulai diterimanya Surat Rencana Pelaksanaan
Numerator
Pengadaan (SRPP) dari PPK sampai diserahkannya laporan
penyedia yang terpilih sebagai pelaksana pengadaan langsung ke
PPK
Jumlah seluruh kegiatan pemilihan penyedia untuk pengadaan
Denominator
langsung berdasarkan paket
Sumber data SRPP dari PPK, data jumlah paket lelang dalam bentuk kontrak
Standar ≤15 hari
PIC Ka. Unit Layanan Pengadaan
6. Realisasi Paket Pengadaan Barang / Jasa Sesuai SRPP dari PPK, Tidak Termasuk
Lelang Gagal, Revisi SRPP, dan Pembatalan SRPP
Realisasi paket pengadaan barang / jasa sesuai SRPP dari PPK,
Judul
tidak termasuk lelang gagal, revisi SRPP, dan pembatalan SRPP
Dimensi Mutu Efektivitas, efisiensi
Terlaksananya proses pemilihan penyedia barang / jasa sesuai
Tujuan SRPP dari PPK, tidak termasuk lelang gagal, revisi SRPP, dan
pembatalan SRPP
Realisasi paket pengadaan barang / jasa sesuai SRPP dari PPK,
tidak termasuk lelang gagal, revisi SRPP, dan pembatalan SRPP
Definisi adalah jumlah paket kegiatan pengadaan barang / jasa yang
Operasional dapat direalisasikan oleh ULP sesuai Surat Rencana Pelaksanaan
Pengadaan dari PPK, tidak termasuk lelang gagal, revisi SRPP,
dan pembatalan SRPP
Frekuensi
Pengumpulan Tiga bulan
Data
Periode Analisa Tiga bulan
Jumlah paket pengadaan barang / jasa yang dapat direalisasikan
Numerator sesuai SRPP dari PPK, tidak termasuk lelang gagal, revisi SRPP,
dan pembatalan SRPP
Jumlah paket pengadaan barang / jasa sesuai SRPP dari PPK,
Denominator
tidak termasuk lelang gagal, revisi SRPP, dan pembatalan SRPP
Sumber data SRPP dari PPK, kontrak / SPK
Standar ≥80%
PIC Ka. Unit Layanan Pengadaan
1. Tersedianya Laporan Hasil Pemeriksaan
Judul Tersedianya laporan hasil pemeriksaaan
Dimensi Mutu Efektivitas, Efisiensi
Tujuan Tergambarnya mutu pelayanan administrasi
Laporan hasil pemeriksaan adalah dokumen yang berisi tujuan,
Definisi ruang lingkup, temuan-temuan dan kesimpulan audit berikut saran
Operasional tindak lanjut (rekomendasi) perbaikannya, yang dilakukan
berdasarkan Program Kerja Tahunan Satuan Pemeriksa Intern
Frekuensi
Pengumpulan Satu bulan
Data
Periode Analisa Tiga bulan
Numerator Tersedia 2 laporan hasil pemeriksaan per bulan
Denominator 2
Sumber data Laporan unit kerja, pedoman, panduan, dan SPO unit kerja
Standar 100%
PIC Ka. Satuan Pemeriksa Intern
2. Tersedianya Laporan Hasil Pemeriksaan Khusus
Judul Tersedianya laporan hasil pemeriksaaan khusus
Dimensi Mutu Efektivitas, Efisiensi
Tersedianya informasi yang dibutuhkan tentang suatu
Tujuan permasalahan yang membutuhkan penyelesaian sewaktu-waktu
secara komprehensif
Laporan hasil pemeriksaan khusus adalah dokumen yang berisi
Definisi tujuan, ruang lingkup, temuan-temuan dan kesimpulan audit
Operasional berikut saran tindak lanjut (rekomendasi) perbaikannya, yang
dilakukan sewaktu-waktu
Frekuensi
Pengumpulan Satu bulan
Data
Periode Analisa Tiga bulan
Numerator Tersedia
Denominator 1
Sumber data Instruksi Dirut, permohonan individu melalui Dirut, pengaduan
pelanggan
Standar 100%
PIC Ka. Satuan Pemeriksa Intern
Apabila telah memenuhi standar maka hasil tersebut perlu dipertahankan atau lebih
ditingkatkan lagi, namun apabila ditemukan adanya ketidaksesuaian antara apa yang terjadi
dengan standar / pedoman yang telah ditetapkan maka perlu dilakukan pengamatan secara
cermat apa penyebabnya sebagai bahan untuk perbaikan pelaksanaan kegiatan pelayanan
di kemudian hari.
a. Analisis kegiatan dilakukan setiap bulan oleh masing-masing unit kerja dan dibahas
dalam rapat bulanan masing-masing unit kerja.
b. Analisis kegiatan juga dilakukan setiap 3 bulan sekali oleh Komite Mutu dan
Manajemen Risiko RSUP Dr. M. Jamil Padang untuk ditindak lanjuti dalam rapat
koordinasi dengan Direksi dan unit terkait.
Kata Pengantar......................................................................................................... ii
Daftar Isi.................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN 1
1. Latar Belakang................................................................................................... 1
2. Maksud dan Tujuan............................................................................................ 2
3. Landasan Hukum............................................................................................... 2
BAB II INDIKATOR MANAJEMEN 3
1. Pengadaan Rutin Peralatan Kesehatan dan Obat Penting Untuk
Memenuhi Kebutuhan Pasien............................................................................ 4
2. Pelaporan Aktivitas Yang Diwajibkan Oleh Peraturan Perundang-Undangan 6
3. Manajemen Risiko.............................................................................................. 8
4. Manejemen Penggunaan Sumber Daya............................................................ 10
5. Harapan dan Kepuasan Pasien dan Keluarga.................................................. 12
6. Harapan dan Kepuasan Staf............................................................................. 14
7. Demografi Pasien dan Diagnosis Klinis............................................................. 16
8. Manajemen Keuangan....................................................................................... 18
9. Pencegahan dan Pengendalian Dari Kejadian Yang Dapat Menimbulkan
Masalah Bagi Keselamatan Pasien, Keluarga Pasien dan Staf........................ 20
BAB III INDIKATOR AREA KLINIS 22
1. Asesment Pasien............................................................................................... 23
2. Pelayanan Laboratorium.................................................................................... 25
3. Pelayanan Radiologi.......................................................................................... 27
4. Prosedur Bedah................................................................................................. 30
5. Penggunaan Antibiotika dan Obat Lainnya ....................................................... 32
6. Kesalahan Medikasi & KNC............................................................................... 34
7. Penggunaan Anestesi & Sedasi......................................................................... 36
8. Penggunaan Darah & Produk Darah.................................................................. 38
9. Ketersediaan Isi dan Penggunaan Rekam Medis Pasien.................................. 40
10. PPI, Surveilance, Lap......................................................................................... 42
11. Riset Klinis.......................................................................................................... 44
BAB IV INDIKATOR INTERNATIONAL LIBRARY 46
1. Acute Myocardial Infarction (AMI) ..................................................................... 47
2. Heart Failure (HF) ............................................................................................. 49
3. Perinatal Care (PC) ........................................................................................... 51
4. Stroke (STK) ...................................................................................................... 53
5. Nursing Sensitive Care (NSC) ........................................................................... 55
BAB V INDIKATOR KESELAMATAN PASIEN 57
1. Ketepatan Identifikasi Pasien............................................................................. 58
2. Peningkatan Komunikasi Yang Efektif............................................................... 60
3. Peningkatan Keamanan Obat Yang Perlu Diwaspadai...................................... 62
4. Kepastian Tepat Lokasi, Tepat Prosedur, Tepat Pasien Operasi...................... 64
5. Pengurangan Risiko Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan............................... 66
6. Pengurangan Risiko Jatuh................................................................................. 68
BAB VI ANALISIS INDIKATOR MUTU LAYANAN, PELAKSANAAN MONITORING dan
EVALUASI, SERTA RAPAT KOORDINASI 70
1. Analisis Indikator Mutu Layanan RS.................................................................. 70
2. Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Indikator Mutu Layanan......................... 71
3. Rapat Koordinasi................................................................................................ 71