Anda di halaman 1dari 17

PENELITIAN DAN PENULISAN ILMIAH

Makalah

diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah


Filsafat Ilmu dari dosen Dr. Indrati Kusumaningrum, M.Pd.

Oleh
Nofri Zardi Yanto 17155005

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2018
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................... i


BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................................... 2
C. Tujuan ......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3
A. Penelitian ..................................................................................................... 3
1. Pengajuan Masalah ................................................................................. 3
2. Penyusunan Kerangka Teoretis .............................................................. 6
3. Metodologi Penelitian ............................................................................ 8
4. Hasil Penelitian ....................................................................................... 9
5. Ringkasan dan Kesimpulan .................................................................... 9
6. Abstrak ................................................................................................. 10
7. Daftar Pustaka ...................................................................................... 10
8. Riwayat Hidup ...................................................................................... 10
9. Usulan Penelitian .................................................................................. 10
10. Lain-lain .............................................................................................. 11
11. Penutup ................................................................................................ 11
12. Catatan Akhir ...................................................................................... 11
B. Penulisan Ilmiah ....................................................................................... 12
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 13
A. Kesimpulan ............................................................................................... 13
B. Saran ......................................................................................................... 13
DAFTAR RUJUKAN ......................................................................................... 15

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penelitian merupakan sebuah metode untuk menemukan kebenaran yang
juga merupakan sebuah pemikiran kritis (critical thinking). Banyak sekali
bentuk dan cara penulisan keilmuan yang dapat kita temui dalam berbagai
pedoman penulisan. Bentuk luarnya bisa berbeda namun jiwa dan
penalarannya adalah sama. Dengan demikian maka yang lebih penting adalah
bukan saja mengetahui teknik-teknik pelaksanaannya melainkan memahami
dasar pikiran yang melandasinya.
Perkembangan dan pengembangan ilmu pengetahuan mensyaratkan dan
memutlakkan adanya kegiatan penelitian. Tanpa penelitian itu ilmu
pengetahuan tidak dapat hidup. Pada pokoknya kegiatan penelitian merupakan
upaya untuk merumuskan permasalahan, mengajukan pertanyaan-pertanyaan,
dan mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, dengan jalan
menemukan fakta-fakta dan memberikan penafsirannya yang benar. Tetapi
lebih dinamis lagi penelitian dilakukan terus menerus untuk memperbaharui
lagi kesimpulan yang telah diketemukan. Tanpa usaha penelitian itu ilmu
pengetahuan akan berhenti, bahkan akan surut ke belakang.
Terdapat hal lain yang penting dalam sebuah penelitian yaitu memahami
dasar pikiran yang melandasi penelitian tersebut. oleh karena itu, dalam
makalah ini kami akan membahas tentang rambu-rambu pikiran yang
merupakan tema pokok sebuah proses penelitian.
Tema pokok merupakan hal yang harus dikuasai oleh seorang peneliti.
Penguasaan tema pokok dengan baik akan mudah dalam mengembanngkan
berbagai variasi dari tema pokok tersebut. Oleh karena itu, pembahasan tema
pokok tersebut akan dijabarkan secara kronologis dari metode keilmuan.
Dengan demikian, seorang peneliti akan mengetahui sebuah struktur penelitian
tersebut.
Dalam kegiatan keilmuan, khususnya penelitian ilmiah, peneliti tidak
hanya harus menguasai struktur dan teknik penelitian yang benar, tetapi

1
peneliti juga harus mampu mengomunikasikan penelitian tersebut secara
tertulis. Penulisan ini disebut dengan penulisan keilmuan atau penulisan ilmiah.
penulisan ilmiah tentunya harus mengikuti aturan-aturan ilmiah. Oleh karena
itu, dalam makalah ini akan dibahas dua hal, yaitu bagaimana struktur
penelitian ilmiah dan bagaimana penulisan ilmiah dari penelitian tersebut.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, rumusan masalah umum dalam
makalah ini adalah “Bagaimana Penelitian dan Penulisan Ilmiah?”
Adapun rumusan masalah khusus dalam makalah ini adalah sebagai
berikut :
1. Bagaimanakah bentuk penelitian ilmiah ?
2. Bagaimanakah bentuk penulisan ilmiah ?

C. Tujuan
Dalam makalah ini tujuan yang ingin dicapai adalah memperoleh
informasi tentang penelitian dan penulisan ilmiah.
Adapun tujuan khusus dari makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Memperoleh informasi tentang penelitian ilmiah.
2. Memperoleh informasi tentang penulisan ilmiah.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Penelitian
Penelitian dilakukan untuk memecahkan suatu masalah. Itu artinya, suatu
penelitian berangkat dari adanya sebuah masalah. Oleh karena itu, pengajuan
masalah melakukan langkah pertama yang terdapat dalam suatu penelitian
ilmiah.
1. Pengajuan Masalah
Terdapat enam kegiatan yang harus dilakukan oleh peneliti dalam
langkah pengajuan masalah. Keenam kegiatan tersebut adalah latar
belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan
masalah, tujuan penelitian, dan kegunaan penelitian. Berikut akan
diuraikan mengenai kegiatan tersebut.
1. Latar Belakang Masalah
Suatu gejala baru dapat dikatakan sebuah masalah bila gejala
tersebut terdapat dalam situasi tertentu. Misalnya, sebuah mobil yang
dengan tenang parkir di sebuah garasi bukan masalah, tapi jika mobil
itu berhenti di tengah jalan karena mogok akan menimbulkan
masalah. Hal itu dikarenakan bisa mengganggu lalu lintas. Begitu pula
dengan bahasa Syahrini, jika bahasa ini digunakan dalam bahasa
sehari-hari tentu tidak akan menjadi sebuah masalah. Hal itu
dikarenakan bahasa tersebut masih bersifat komunikatif. Akan tetapi,
pengunaan bahasa tersebut tentu akan menjadi sebuah masalah ketika
kita menggunakannya dalam sebuah karya ilmiah.
Pada hakikatnya sebuah masalah tidak pernah berdiri sendiri.
Sebuah masalah terisolasi dari faktor-faktor lain. Ia selalu terdapat
konstelasi yang merupakan latar belakang dari suatu masalah tersebut.
oleh karena itu, dalam penulisan sebuah karya ilmiah perlu diuraikan
latar belakang masalah dilakukannya suatu penelitian.

3
2. Identifikasi Masalah
Suatu hal yang kelihatannya paradoks, bila ditinjau sepintas
lalu, pemecahan sebuah masalah akan menimbulkan masalah baru
pula. Misalnya, pengembangan sebuah metode baru dalam
pengajaran bahasa akan menimbulkan berbagai masalah lainnya
juga,seperti tingkat efisiensi metode baru tersebut dengan metode
lama, bagaimana penerapan metode baru tersebut, apakah diperlukan
berbagai media tertentu, dan juga apakah pengembangan metode baru
tersebut akan menimbulkan manfaat dalam semua proses pengajaran
bahasa. Begitulah suatu faktor baru akan menjalin suatu hubungan
sebab akibat dengan berbagai faktor yang telah ada.
Dalam konstelasi yang bersifat situasional ini, kita dapat
mengidentifikasikan obyek yang menjadi masalah. Identifikasi
masalah merupakan suatu tahap permulaan dari penguasaan masalah
di mana suatu obyek dalam suatu jalinan situasi tertentu dapat kita
kenali sebagai suatu masalah.
Seperti contoh mobil yang mogok, dengan mudah kita
mengenalinya itu masalah. Demikian juga, dalam lingkup
peningkatan pemerataan kesempatan menikmati pendidikan, inovasi
seperti pendidikan nonformal merupakan sebuah masalah. Mampukah
pendidikan nonformal berperan sebagai bentuk alternative bagi
pendidikan? Mungkinkah pendidikan nonformal diterapkan dalam
situasi sekarang? Apakah pendidikan nonformal tidak menurunkan
mutu pendidikan? Begitulah langkah mengidentifikasi masalah.
3. Pembatasan Masalah
Sebagaimana yang terlihat pada identifikasi masalah, ternyata
identifikasi masalah memberikan kepada kita sejumlah pertanyaan
yang begitu banyak. Padahal sebuah penelitian yang baik, lebih baik
menghasilkan dua atau tiga hipotesis yang teruji daripada sejumlah
penemuan yang kurang dapat dipertanggungjawabkan. Oleh karena
itu, langkah ketiga dalam pengajuan masalah adalah membatasi
masalah.

4
Permasalahan yang akan diteliti harus dibatasi terlebih dahulu
ruang lingkupnya. Pembatasan masalah merupakan upaya untuk
menetapkan batas-batas permasalahan dengan jelas, yang
memungkinkan kita untuk mengidentifikasikan faktor mana saja
yang termasuk dalam lingkup permasalahan.
Misalnya, kita memilih studi perbandingan dilihat dari
efektivitas prestasi belajar. Efektivitas prestasi belajar harus dibatasi
masalahnya, sebab kita tidak mungkin meneliti efektivitas seluruh
mata pelajaran atau membatasi pada beberapa mata pelajaran saja.
Dengan pembatasan masalah, kita akan mendapatkan fokus masalah
yang memungkinkan kita untuk merumuskan masalah dengan baik.
4. Perumusan Masalah
Kegiatan keempat dalam pengajuan masalah adalah
merumuskan masalah. Perumusan masalah merupakan upaya untuk
menyatakan secara tersurat pertanyaan-pertanyaan apa saja yang
ingin kita carikan jawabannya. Perumusan masalah dijabarkan dari
identifikasi dan pembatasan masalah. Dengan kata lain, perumusan
masalah merupakan pernyataan lengkap dan terperinci mengenai
ruang lingkup permasalahan yang akan diteliti berdasarkan
identifikasi dan pembatasan masalah.
5. Tujuan Penelitian
Setelah masalah dirumuskan dengan baik, maka seorang
peneliti menyatakan tujuan penelitiannya. Tujuan penelitian adalah
pernyataan mengenai ruang lingkup dan kegiatan yang akan
dilakukan berdasarkan masalah yang telah dirumuskan.
6. Kegunaan Penelitian
Setelah dibahas tujuan penelitian, maka kegiatan terakhir
dalam langkah pengajuan masalah adalah kegunaan penelitian.
Kegunaan penelitian merupakan manfaat yang dapat dipetik dari
pemecahan masalah yang didapat dari penelitian.

5
2. Penyusunan Kerangka Teoretis
Penyusunan kerangka teoretis dilakukan setelah pengajuan masalah.
Pada tahap ini, proses penelitian dilakukan dengan mencari teori-teori,
konsep-konsep dan generalisasi-generalisasi hasil penelitian yang dapat
dijadikan landasan teoretis. Selanjutnya, pengajuan hipotesis menjadi
landasan dalam penyusunan kerangka berpikir.
Hipotesis yaitu dugaan sementara terhadap permasalahan yang
diajukan dalam sebuah penelitian. Dalam memecahkan permasalahan,
terdapat dua cara antara lain cara ilmiah dan non-ilmiah. Dalam penelitian
ilmiah tentu saja pemecahan masalah harus dilakukan dengan cara ilmiah.
Cara ilmiah ini dijadikan sebagai dasar argumentasi untuk
menyelesaikan permasalahan dalam penelitian. Sebagai contoh masalah
dalam penelitian berikut ini, peneliti ingin melihat perbandingan dalam
prestasi belajar bahasa inggris disekolah formal dan sekolah nonformal.
Maka, untuk memecahkan masalah tersebut dengan cara mempergunakan
pengetahuan ilmiah yang relevan tentang hakikat dari pendidikan formal,
pendidikan nonformal dan pengajaran bahasa Inggris. Proses analisis yang
digunakan untuk permasalahan tersebut yaitu berupa pengkajian teoretis.
Upaya yang perlu dilakukan untuk pemecahan persoalan tersebut
dengan cara sebagai berikut:
Pertama, peneliti mencoba mengkaji berdasarkan pengetahuan
ilmiah mengenai karakteristik pendidikan formal dan nonformal antara
lain: (1) apakah yang disebut pendidikan formal dan nonformal itu?, (2)
bagaimana cara pendidikan dilakukan?, (3) apakah prasarana dan sarana
yang dipergunakan?, (4) bagaimana caranya mengembangkan kurikulum?,
(5) bagaimana caranya melakukan bimbingan?, (6) teknik evaluasi apa
yang digunakan?. Dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan tersebut
akan memudahkan peneliti dalam men-segmentasikan masalah-masalah,
sehingga penjabarannya akan jelas.
Kedua, dengan cara membandingkan antara pendidikan formal dan
nonformal. Upaya yang dapat dilakukan yakni membandingkan perbedaan
karakteristik yang ada pada masing-masing jenis pendidikan tersebut.

6
Peneliti berusaha melihat, apakah perbedaan yang bersifat karakteristik
dalam proses belajar mengajar? Adakah perbedaan dalam pemberian
bimbingan? Adakah perbedaan dalam peranan guru? Berbedakah aktivitas
murid dalam proses belajar tersebut? Serta di mana letak perbedaan dalam
pelaksanaan penilaian?
Dari kedua upaya tersebut peneliti mencoba mengidentifikasi
perbedaan diantara keduanya. Jika terdapat perbedaan prestasi belajar dari
kedua bentuk pendidikan tersebut maka, terkait juga dengan perbedaan
karakteristik dari kedua bentuk sekolah. Setelah mengalami beberapa
proses di atas, maka dapat dibentuk kesimpulan yakni, bentuk pendidikan
manakah yang akan menghasilkan pretasi belajar bahasa Inggris yang
lebih baik? Dan argumentasi manakah yang dapat dikemukakan untuk
menjelaskan hal itu?. Kesimpulan tersebut merupakan hipotesis yang
membutuhkan analisis yang dilakukan dengan tidak asal-asalan.
Pada dasarnya metode ilmiah dapat disimpulkan dengan dua cara
antara lain:
• Pengajuan hipotesis yang merupakan kerangka teoretis secara
deduktif.
• Pengumpulan data secara empiris untuk menguji apakah kenyataan
yang sebenarnya mendukung atau menolak hipotesis.
Adapun kerangka teoretis yang dapat menguatkan argumentasi maka
perlu memenuhi beberapa syarat yakni, teori-teori yang digunakan
haruslah merupakan teori pilihan dari sejumlah teori yang telah dikuasai
secara lengkap dengan mencakup perkembangan-perkembangan yang
mengikuti teori tersebut. Perlu disadari bahwa ilmu terus berkembang dan
teori yang dianggap efektif bisa jadi sudah tidak dapat dipergunakan lagi.
Hal ini tentu saja menjadi faktor penting bagi peneliti sebelum meneliti
lebih lanjut. Pada suatu disiplin kelimuan, hal demikan biasa disebut “the
state of the art”.
Memiliki pengetahuan teori secara filsafati sangatlah penting karena
pikiran-pikaran dasar yang melandasi teori tersebut seperti postulat dan
asumsi sering kurang mendapat perhatian dalam proses belajar mengajar.

7
bagi peneliti yang akan menulis tesis atau disertasi seharusnya mengetahui
secara benar pikiran-pikiran dasar dari teori yang akan dipakai. Hal inilah
yang membedakan pendidikan di pascasarjana dengan pendidikan strata
satu.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, dalam menyusun
kerangka pemikiran dibutuhkan teori-teori ilmiah yang menjadi dasar
argumentasi sehingga membuahkan hipotesis. Adapun kriteria utama agar
kerangka pemikiran dapat menguatkan para ilmuwan lain yaitu dengan
alur-alur pikiran yang logis. Alur pikiran logis disini yakni menggunakan
teori yang sudah di paparkan pada kerangka berpikir sebagi landasan
dalam penelitian. Tidak sedikit tesis atau disertasi dimana teori-teori yang
termaktub di dalamnya hanya sebagai pajangan belaka. Seharusnya teori-
teori tersebut menjadi landasan yang kuat dalam membangun kerangka
berpikir.
3. Metodologi Penelitian
Setelah perumusan hipotesis selesai dilakukan maka, tahap
selanjutnya adalah menguji hipotesis tersebut secara empiris. Pada tahap
inilah penggunaan metodologi suatu penelitian dibutuhkan. Metodologi
adalah pengetahuan tentang berbagai metode, sedangkan metodologi
penelitian merupakan pengetahuan tentang metode-metode yang
digunakan dalam suatu penelitian, misalnya metode penelitian kualitatif
dan kuantitatif. Setiap penelitian memiliki metode penelitian masing-
masing. Pada tahap ini, tujuan penelitian harus dinyatakan secara lengkap,
seperti variabel-variabel yang akan diteliti serta karakteristik-karakteristik
hubungan yang akan diuji. Berdasarkan tujuan penelitian tersebut, peneliti
dapat memilih metode penelitian yang tepat beserta teknik yang ingin
digunakan.
Metode adalah prosedur tertentu yang digunakan untuk mencapai
tujuan tertentu sedangkan teknik adalah cara yang spesifik yang digunakan
dalam penelitian untuk memecahkan masalah dengan prosedur tertentu.
Jadi, teknik-teknik tercakup dalam metode penelitian seperti, teknik

8
pengambilan contoh, teknik pengukuran, teknik pengumpulan data dan
teknik analisis data.
Hal yang perlu diingat adalah pada proses verifikasi data dimana
kesimpulan yang ditarik kemudian dibandingkan dengan hipotesis untuk
menentukan hipotesis ditolak atau diterima. Oleh karena itu, teknik yang
dipilih dalam metode penelitian harus sesuai dengan perumusan hipotesis.
Pada teknik pengumpulan data, variabel-variabel dalam penelitian
harus dinyatakan kemudian sumber data mengenai keterangan variabel
tersebut didapatkan. Dalam proses pengumpulan data diperlukan
instrumen. Instrumen perlu diuji keabsahan (validity) dan keandalannya
(reliability) sebelum digunakan. Instrumen harus memenuhi persyaratan
secara a priori. Maka, instrument dicantumkan secara singkat dalam
metode penelitian.
4. Hasil Penelitian
Setelah melakukan sejumlah tahap penelitian yang telah
dikemukakan pada pembahasan sebelumnya, langkah selanjutnya yakni
pada hasil dari penelitian itu sendiri. Secara singkat hasil penelitian dapat
dilaporkan dalam kegiatan sebagai berikut:
• Menyatakan variabel-variabel yang diteliti.
• Menyatakan teknik analisis data.
• Mendeskripsikan hasil analisis data.
• Memberikan penafsiran terhadap kesimpulan analisis data.
• Menyimpulkan pengujian hipotesis apakah ditolak atau diterima.
5. Ringkasan dan Kesimpulan
Kesimpulan penelitian merupakan sintesis dari keseluruhan aspek
penelitian yang terdiri dari masalah, kerangka teoritis, hipotesis,
metodologi penelitian, dan penemuan penelitian. Sintesis ini membuahkan
kesimpulan yang ditopang oleh suatu kajian yang bersifat terpadu dengan
meletakkan berbagai aspek penelitian dalam perspektif yang menyeluruh.
Untuk itu bagian ini disebut ringkasan dan kesimpulan yang pada dasarnya
mencerminkan hakikat kesimpulan yang disingkapkan oleh
penelitian.Berikut langkah-langkah menyusun ringkasan dan kesimpulan:

9
• Deskripsi singkat mengenai masalah, kerangka teoritis, hipotesis,
metodologi dan penemuan penelitian.
• Kesimpulan penelitian yang merupakan sintesis berdasarkan
keseluruhan aspek tersebut di atas.
• Pembahasan kesimpulan penelitian dengan melakukan perbandingan
terhadap penelitian lain dan pengetahuan ilmiah yang relevan.
• Mengkaji implikasi penelitian.
• Mengajukan saran.
6. Abstrak
Seluruh laporan penelitian kemudian disarikan dalam sebuah
ringkasan yang disebut abstrak. Abstrak merupakan ringkasan seluruh
kegiatan penelitian yang dikemas dengan ringkas namun padat. Abstrak
mencakup keseluruhan pokok pernyataan penelitian sesuai dengan
langkah-langkah kegiatan penelitian.
7. Daftar Pustaka
Pada hakikatnya daftar pustaka merupakan inventarisasi dari
seluruh publikasi ilmiah maupun nonilmiah yang dipergunakan sebagai
dasar bagi pengkajian yang dilakukan.
8. Riwayat Hidup
Riwayat hidup merupakan deskripsi dari latar belakang pendidikan
dan pekerjaan peneliti yang mempunyai hubungan dengan penulisan karya
ilmiah yang disampaikan. Semua hal yang bersifat penting tentang latar
belakang penulis diringkaskan dalam sebuah penjelasan yang cukup padat.
9. Usulan Penelitian
Sebuah usulan penelitian mengandung seluruh langkah-langkah
penelitian tanpa hasil penelitian. Dengan demikian usulan penelitian hanya
mencakup langkah pengajuan masalah, penyusunan kerangka teoritis, dan
pengajuan hipotesis serta metodologi penelitian.
Mengkomunikasikan gagasan-gagasan dalam cara-cara yang dapat
diterima oleh bidang-bidang keilmuan itulah yang merupakan jiwa dari
sebuah karya ilmiah. Langkah-langkah dalam penelitian ilmiah yang telah
dijelaskan di atas dapat dijadikan sebagai kerangka pembahasan yang lebih

10
mendalam mengenai filsafat ilmu. Kegunaan yang diperoleh dari
penelitian dapat dikaitkan dengan aksiologi keilmuan yang membahas
nilai kegunaan ilmu sekaligus membahas berbagai aspek moral dan sosial.
Pembahasan filsafat ilmu diharapkan memungkinkan berkembangnya
pengkajian filsafat yang berorientasi kepada ilmu dengan menekankan
kepda aspek-aspek filsafat yang penting sekaligus menyaring yang kurang
penting.
10. Lain-lain
Pertama-tama tentu saja adalah halaman judul dari laporan ilmiah.
Judul harus singkat namun mampu mengkomunikasikan tentang masalah
yang diteliti, lakukan dimana, serta kapan . Setelah itu dikemukakan secara
umum lingkup laporan yang akan disampaikan serta penghargaan terhadap
sebagai pihak yang telah membantu penyelesaian karya ilmiah tersebut.
Daftar isi yang dilengkapi dengan daftar tabel dan daftar gambar. Untuk
karya ilmiah yang berupa tesis atau disertasi setelah halaman judul
biasanya disisipkan lembar persetujuan para pembimbing/promotor. Maka
dihalaman depan mendahului halaman judul ditempatkan abstrak.
11. Penutup
Yang penting adalah bukan saja apanya melainkan bagaimananya.
Mengkomunikasikan gagasan-gagasan dalan cara-cara yang dapat
diterima oleh bidang keilmuan itulah yang merupakan dari jiwa sebuah
karya ilmiah. Patut diingat bahwa teknik dan format sekedar alat yang
membantu dalam mengkomunikasikan gagasan-gagasan kita.
12. Catatan Akhir
Dalam penetapan masalah maka pembahasannya dapat dikaitkan
dengan objek penelitian ilmiah yang dibatasai oleh jangkauan pengalaman
empiris serta kajian metafisis yang bertujuan untuk menggali hakikat
lealitas yang bersifat sebagaimana adanya (das Sein). Sedangkan proses
pengujian hipotesis dan pengujian secara empiris dapat dikaitkan dengan
epistemologi keilmuan. Pembahasan filsafat ilmu pengkajian benar-benar
dipusatkan kepada berbagai masalah yang hidup sekitar ilmu.

11
B. Penulisan Ilmiah
Penulisan ilmiah adalah karya tulis yang disusun oleh seorang penulis
atau peneliti, berdasarkan hasil-hasil penelitian ilmiah yang telah
dilakukannya. Teknik penulisan ilmiah mempunyai dua aspek yaitu gaya
penulisan dalam bentuk pernyataan ilmiah serta teknik notasi dalam
menyebutkan sumber dari pengetahuan ilmiah yang dipergunakan dalam
penulisan.
Komunikasi ilmiah harus bersifat jelas dan tepat yang memungkinkan
proses penyampaian pesan yang bersifat reproduktif dan impersonal. Bahasa
yang dipergunakan harus jelas di mana pesan mengenai objek yang ingin
dikomunikasikan mengandung informasi yang disampaikan sedemikian rupa
sehingga si penerima betul-betul mengerti akan isi pesan yang disampaikan
kepadanya.
Penulis ilmiah harus menggunakan bahasa yang baik dan benar. Sebuah
kalimat yang tidak bisa diidentifikasikan mana yang merupakan subjek dan
mana yang merupakan predikat serta hubungan yang terkait antara subjek dan
predikat kemungkinan besar akan merupakan informasi yang tidak jelas.
Dalam menulis karangan ilmiah penggunaan kata harus dilakukan secara tepat
artinya kita harus memilih kata-kata yang sesuai dengan pesan apa yang ingin
disampaikan.
Komunikasi ilmiah harus bersifat reproduktif, artinya bahwa si penerima
pesan mendapatkan kopi yang benar-benar sama dengan prototipe yang
disampaikan sipemberi pesan, seperti fotokopi. Dalam komunikasi ilmiah tidak
boleh terdapat penafsiran yang lain selain isi yang dikandung oleh pesan
tersebut, sedangkan dalam komunikasi estetik sering terdapat penafsiran yang
berbeda terhadap objek komunikasi yang sama, yang disebabkan oleh
penjiwaan yang berbeda terhadap obyek estetik yang diungkapkan.
Komunikasi ilmiah memang tidak ditujukan kepada penjiwaan melainkan
kepada penalaran dan oleh sebab itu harus dihindarkan bentuk pernyataan yang
tidak jelas atau bermakna jamak.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penelitian (research) adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu
didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis.
Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk
akal sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara
yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat
mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Sistematis artinya,
proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah
yang tertentu yang bersifat logis.
Struktur penulisan ilmiah yang secara logis dan kronologis
mencerminkan kerangka penalaran ilmiah. Pembahasan ini ditujukan bagi
mereka yang sedang menulis tesis, disertasi, laporan penelitian atau publikasi
ilmiah lainnya, dengan harapan agar mereka lebih memahami logika dan
arsitektur penulisan ilmiah. Dengan mengenal kerangka berpikir filsafati maka
kita secara lebih mudah akan menguasai hal-hal yang bersifat teknis. Struktur
penulisan dan penelitian ilmiah yaitu: 1) Pengajuan masalah, 2) penyusunan
kerangka teori dan pengajuan hipotesis, 3) metodologi penelitian, 4) hasil
penelitian, dan 5) ringkasan dan kesimpulan.
Teknik penulisan ilmiah menggunakan bahasa yang jelas di mana pesan
mengenai objek yang ingin dikomunikasikan mengandung informasi yang
disampaikan sedemikian rupa sehingga si penerima betul-betul mengerti akan
isi pesan yang disampaikan kepadanya.

B. Saran
Selesainya bukan berarti telah sempurna, karena kami sebagai manusia,
sadar bahwa dalam diri kami tersimpan berbagai sifat kekurangan dan ketidak
sempurnaan yang tentunya sangat mempengaruhi terhadap kinerja. Oleh
karena itu, saran serta kritik yang membangun dari pembaca sangat diperlukan

13
guna penyempurnaan dalam tugas berikutnya dan dijadikan suatu
pertimbangan dalam setiap langkah sehingga pemakalah terus termotivasi ke
arah yang lebih baik dan semoga makalah ini bermanfaat.

14
DAFTAR RUJUKAN

Suriasumantri, J. (2009). Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer. Jakarta:


Pustaka Sinar Harapan

15

Anda mungkin juga menyukai