Anda di halaman 1dari 6

3.

Peranan Guru Mata Pelajaran

Di sekolah, tugas dan tanggung jawab utama guru adalah melaksanakan


kegiatan pembelajaran siswa. Kendati demikian, bukan berarti sama sekali lepas
dengan kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling.

Peran dan konstribusi guru mata pelajaran tetap sangat diharapkan guna
kepentingan efektivitas dan efisien pelayanan Bimbingan dan Konseling di
sekolah. Bahkan dalam batas-batas tertentu guru pun dapat bertindak sebagai
konselor bagi siswanya. Wina Senjaya (2006) menyebutkan salah satu peran
yang dijalankan oleh guru yaitu sebagai pembimbing dan untuk menjadi
pembimbing baik guru harus memiliki pemahaman tentang anak yang sedang
dibimbingnya. Sementara itu, berkenaan peran guru mata pelajaran dalam
bimbingan dan konseling, Sofyan S. Willis (2005) mengemukakan bahwa guru-
guru mata pelajaran dalam melakukan pendekatan kepada siswa harus
manusiawi-religius, bersahabat, ramah, mendorong, konkret, jujur dan asli,
memahami dan menghargai tanpa syarat.

Lebih jauh, Abin Syamsuddin (2003) menyebutkan bahwa guru sebagai


pembimbing dituntut untuk mampu mengidentifikasi siswa yang diduga mengalami
kesulitan dalam belajar, melakukan diagnosa, prognosa, dan kalau masih dalam
batas kewenangannya, harus membantu pemecahannya (remedial teaching).
Berkenaan dengan upaya membantu mengatasi kesulitan atau masalah siswa, peran
guru tentu berbeda dengan peran yang dijalankan oleh konselor profesional.

Sofyan S. Willis (2004) mengemukakan tingkatan masalah siswa yang


mungkin bisa dibimbing oleh guru yaitu masalah yang termasuk kategori ringan,
seperti: membolos, malas, kesulitan belajar pada bidang tertentu, berkelahi dengan
teman sekolah, bertengkar, minum minuman keras tahap awal, berpacaran, mencuri
kelas ringan. Dalam konteks organisasi layanan Bimbingan dan Konseling, di
sekolah, peran dan konstribusi guru sangat diharapkan guna kepentingan efektivitas
dan efisien pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah.

Prayitno (2003) memerinci peran, tugas dan tanggung jawab guru-guru


mata pelajaran dalam bimbingan dan konseling adalah:

a. Membantu konselor mengidentifikasi siswa-siswa yang memerlukan layanan


bimbingan dan konseling, serta pengumpulan data tentang siswa-siswa tersebut.

b. Membantu memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling kepada siswa.

c. Mengalihtangankan siswa yang memerlukan pelayanan bimbingan dan konseling


kepada konselor.

d. Menerima siswa alih tangan dari konselor, yaitu siswa yang menuntut konselor
memerlukan pelayanan khusus, seperti pengajaran/latihan perbaikan, dan program
pengayaan.

e. Membantu mengembangkan suasana kelas, hubungan gurusiswa dan hubungan


siswa-siswa yang menunjang pelaksanaan pelayanan pembimbingan dan konseling.

f. Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada siswa yang memerlukan


layanan/kegiatan bimbingan dan konseling untuk mengikuti/menjalani
layanan/kegiatan yang dimaksudkan itu.

g. Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah siswa, seperti konferensi


kasus.

h. Membantu pengumpulan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian


pelayanan bimbingan dan konseling serta upaya tindak lanjutnya.
Dalam kedudukanya sebagai personil pelaksana proes pembelajaran di
sekolah, guru memiliki posisi yang strategis. Dibandingkan dengan guru
pembimbing atau konselor, misalnya guru lebih sering berinteraksi dengan siswa
secara langsung. Guru dapat mengamati secara rutin tentang perkembangn
kepribadian siswa, kemajuan belajarnya, dan bukan tidak mungkin akanlangsung
berhadapan dengan permasalahan siswa. Oleh karena itu tidak salah jika dalam
pelayanan bimbingan dan konseling guru ditempatkan sebagai mitra kerja utama, di
smping sebagai wali kelas.

Apabila dirinci ada beberapa peranan yang dapat dilakukan oleh seorang guru
ketika ia diminta mengambil bagian dalam penyelenggaraan program bimbingan dan
konseling di sekolah.

1. Guru sebagai informator

Seorang guru dalam kinerjanya dapat berperan sebagai informator terutama berkaitan
dengan tugasnya membantu guru pembimbing atau konselor dalam
memasyarakatkan layanan bimbingan dan konseling kepada siswa pada umumnya.
Melalui peranan ini guru dapat menginformasikan berbagai hal tentang
layanan bimbingan dan konseling, tujuan, fungsi, dan manfaatnya bagi siswa.

2. Guru sebagai fasilitator

Guru dapat berperan sebagai fasilitator terutama ketika dilangsungkan layanan


pembelajaran baik itu yang bersifat preventif ataupun kuratif. Dibandingkan guru
pembimbing, guru lebih memahami tentang keterampilan belajar yang perlu dikuasai
siswa pada mata pelajaran yang diajarnya. Maka pada saat siswa mengalami
kesulitan belajar, guru dapat merancang program perbaikan ( remidial teaching )
dengan mempertimbangkan tingkat kesulitan yang dialami dan menyesuaikan dengan
gaya belajar siswa. Sebaliknya, bagi siswa yang pandai guru dapat memprogramkan
tindak lanjut berupa kegiatan pengayaan (enrichment).
3. Guru sebagai mediator

Dalam kedudukanya yang strategis, yakni berhadapan langsung dengan siswa, guru
dapat berperanan sebagai mediator antara siswa dengan guru pembimbing. Hal itu
tampak misalny pada saat seorang guru diminta untuk melakukan kegiatan
identifikasi siswa yang memerlukan bimbingan dan pengalihtanganan siswa yang
memerlukan bimbingan dan konseling kepada guru pembimbing atau konselor
sekolah.

4. Guru sebagai motivator

Dalam peranan ini guru dapat berperan sebagai pemberi motivasi siswa dalam
memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling di sekolah skaligus memberikan
kesempatan kepada siswa untuk memperoleh layanan konseling, misalnya pada saat
siswa seharusnya mengikutu pelajaran di kelas. Tanpa kerelaan guru dlam memberi
kesempatan kepada siswa menerima layanan, layanan konseling perorangan akan
sulit terlaksanan mengingat terbatasnya jam khusus bimbingan pada sekolah –
sekolah kita.

5. Guru sebagai kolabolator

Sebagai mitra seprofesi yakni sama sama sebagai tenaga pendidik di sekolah , guru
dapat berperanan sebagai kolabolator konselor di sekolah, misalnya dalam
penyelenggaraan berbagai jenis layanan orientasi informasi, layanan pembelajaran
atau dalam pelaksanaan kegiatan pendukung seperti konferensi kasus, himpunan data
dan kegiatan lainya yang relevan.

Prayitno (2003) memerinci peran, tugas dan tanggung jawab guru-guru mata
pelajaran dalam bimbingan dan konseling adalah :

Implementasi peranan guru mata pelajaran antara lain adalah sebagai berikut:

1. Membantu memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling kepada siswa


2. Membantu guru pembimbing/konselor mengidentifikasi siswa-siswa yang
memerlukan layanan bimbingan dan konseling, serta pengumpulan data tentang
siswa-siswa tersebut.
3. Mengalihtangankan siswa yang memerlukan pelayanan bimbingan dan konseling
kepada guru pembimbing/konselor
4. Menerima siswa alih tangan dari guru pembimbing/konselor, yaitu siswa yang
menuntut guru pembimbing/konselor memerlukan pelayanan pengajar /latihan
khusus (seperti pengajaran/ latihan perbaikan, program pengayaan).
5. Membantu mengembangkan suasana kelas, hubungan guru-siswa dan hubungan
siswa-siswa yang menunjang pelaksanaan pelayanan pembimbingan dan
konseling
6. Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada siswa yang memerlukan
layanan/kegiatan bimbingan dan konseling untuk mengikuti /menjalani
layanan/kegiatan yang dimaksudkan itu.
7. Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah siswa, seperti
konferensi kasus.
8. Membantu pengumpulan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian
pelayanan bimbingan dan konseling serta upaya tindak lanjutnya.
9. Ikut berpartisipasi dalam pengumpulan data dan penyampaian informasi
10. Ikut berpartisipasi dalam menolong siswa, terutama terhadap masalah yang ada
hubungannya dengan mata pelajaran yang diasuhnya dan strategi mengajarnya.
4. Peranan Wali Kelas

Wali kelas sebagai pengelola kelas tertentu dalam pelayanan bimbingan dan
konseling mempuyai peranan :

a. Membantu guru pembimbing melaksanakan tugas-tugasnya, khususnya di kelas


yang menjadi tanggung jawab nya.

b. Membantu guru mata pelajaran melaksanakan peranannya dalam pelayanan


bimbingan dan konseling, khususnya di kelas yang menjadi tanggung jawabnya.

c. Membantu memberikan dan kemudahan bagi siswa, khususnya di kelas yang


menjadi tangung jawabnya, untuk mengikuti/menjalani kegiatan bimbingan dan
konseling.

d. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan khusus bimbingan dan konseling seperti


konferensi kasus.

e. Mengali tangankan siswa yang memerlukan layanan bimbingan dan konseling


kepada guru pembimbing.

Anda mungkin juga menyukai