Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

KEPATUHAN MINUM OBAT

Disusun untuk memenuhi tugas Profesi Ners Stase Keperawatan Medikal Bedah

DISUSUN OLEH :

Emi Rosanty

220112170550
PRORGAM PROFESI NERS XXXV

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2018

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik Bahasan : Kepatuhan Minum Obat


Sasaran dan Kriteria : Pasien dan Keluarga Pasien di Bed 7.2
Hari/Tanggal : Jumat, 16 Maret 2018
Waktu : 1 x 30 menit
12.00 – 12.30 WIB
Tempat : Ruang Azalea RSHS Bandung
Narasumber : Emi Rosanty / Profesi Ners ke XXXV UNPAD

I. Tujuan Instruksional Umum


Setelah diberikan pendidikan kesehatan, pasien dan keluarga mampu
mengetahui dengan baik terkait kepatuhan minum obat

II. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit, diharapkan
pasien dan keluarga mampu untuk :
a. Mengetahui pengertian kepatuhan minum obat
b. Mengetahui faktor yang mempengaruhi kepatuhan minum obat
c. Mengetahui cara meningkatkan kepatuhan
d. Mengetahui droup obat (berhenti minum obat)
III. Pokok Bahasan
Kepatuhan minum obat
IV. Sub Pokok Bahasan
Pengertian kepatuhan minum obat
Faktor yang mempengaruhi kepatuhan minum obat
Cara meningkatkan kepatuhan minum obat
Cara-cara mengetahui droup out (berhenti minum obat)

V. Materi (terlampir)

VI. Alokasi Waktu


30 menit

VII. Strategi Instruktional


1. Ceramah
2. Diskusi

VIII. Proses Belajar Mengajar

Waktu Kegiatan Pemberi materi Pasien Metode Media


4 menit Persiapan Mempersiapkan di ruangan
media
3 menit Pembukaan a. Memberi salam a. Menjawab Ceramah
b. Memperkenalkan
salam
diri
c. Penjelasan TIU b. Menyimak
dan TIK
d. Kontrak waktu c. Mendengarkan,
e. Apresepsi
d. Menjawab
pertanyaan

e. Menggali
pertanyaan
pasien dan
keluarga tentang
kepatuhan
minum obat

Uraian a. Menjelaskan Mendengarkan, Ceramah PPT


materi pengertian memperhatikan,
kepatuhan minum dan menulis hal-hal
obat yang penting
b.Menjelaskan faktor
yang
mempengaruhi
kepatuhan minum
obat dengan
prinsip 5 benar :
- Benar pasien
- Benar obat
- Benar dosis
- Benar cara
- Benar waktu

c. Menjelaskan cara
meningkatkan
kepatuhan
d. Menjelaskan droup
out (berhenti
minum obat)

Tanya Memberikan Mengajukan Diskusi


Jawab kesempatan kepada pertanyaan
pasien untuk
bertanya tentang
materi yang
disampaikan

3 menit Kegiatan a. Memberikan a. Menjawab Ceramah


penutup pertanyaan lisan pertanyaan dan
kepada pasien b. Memperhatikan diskusi
b. Memberikan
kesimpulan c. Menjawab

materi salam
c. Mengucapkan
salam

IX. Evaluasi
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit pasien dan
keluarga dapat memahami dan menjelaskan kembali isi dari pendidikan
kesehatan dengan menjawab pertanyaan secara lisan dari perawat:
1. Sebutkan pengertian kepatuhan minum obat !
2. Sebutkan faktor yang mempengaruhi kepatuhan minum obat !
3. Sebutkan cara meningkatkan kepatuhan minum obat !
4. Sebutkan droup out (berhenti minum obat) !

X. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Stuktur
a. Penyuluh sudah siap satu hari sebelum dilaksanakannya kegiatan
b. Alat dan tempat siap sebelum kegiatan dilaksanakan
2. Evaluasi Proses
a. Alat dan tempat bisa digunakan sesuai rencana.
b. Pasien mau atau bersedia untuk melakukan kegiatan yang telah
direncanakan.
3. Evaluasi Hasil
a. 50% peserta dapat menyebutkan pengertian kepatuhan minum obat
b. 50% peserta dapat menyebutkan faktor yang mempengaruhi
kepatuhan minum obat
c. 50% peserta dapat menyebutkan cara meningkatkan kepatuhan
minum obat
d. 50% peserta dapat menyebutkan droup out (berhenti minum obat)
LAMPIRAN

A. Pengertian Kepatuhan
Kepatuhan atau ketaatan adalah tingkat pasien melaksanakan cara
pengobatan dan perilaku yang disarankan oleh dokternya atau orang lain
(Niven, 2002). Kepatuhan pasien sebagai sejauh mana perilaku pasien
sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh profesional kesehatan
(Miller, 2002). Atau juga dapat difinisikan kepatuhan atau ketaan terhadap
pengobatan medis adalah suatu kepatuhan pasien terhadap pengobatan
yang telah ditentukan (Gabit, 2007). Kepatuhan terhadap pengobatan
membutuhkan partisipasi aktif pasien dalam manjemen perawatan diri dan
kerja sama antara pasien dan petugas kesehatan (Robert, 2017). Penderita
yang patuh berobat adalah yang menyelesaikan pengobatan secara teratur
dan lengkap tanpa terputus selama 6 bulan sampai 9 bulan (Depkes, 2000).

B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan


Menurut Miller (2002), faktor-faktor yang mempengaruhi dalam
kepatuhan adalah :
1. Komunikasi
Komunikasi antara pasien dengan dokter mempengaruhi tingkat
ketidaktaatan, misalnya informasi dengan pengawasan yang kurang,
ketidakpuasaan terhadap aspek hubungan emosional dengan dokter,
ketidakpuasan terhadap obat yang diberikan.
2. Pengetahuan
Dalam memberikan informasi secara jelas terutama sekali penting dalam
pemberian antibiotik, karena sering kali pasien menghentikan obat tersebut
setelah gejala yang dirasakan hilang saat obat itu habis
3. Fasilitas kesehatan
Fasilitas kesehatan merupakan sarana penting dimana dalam memberikan
penyuluhan terhadap penderita diharapkan penderita menerima penjelasan
dari tenaga kesehatan yang meliputi, jumlah tenaga kesehatan, gedung
serba guna untuk penyuluhan dan lain-lain.
Sementara menurut Niven (2002), bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi dalam kepatuhan adalah :
1. Faktor penderita atau individu
a. Sikap atau motivasi individu ingin sembuh
Motivasi atau sikap yang paling kuat adalah dalam diri individu
sendiri. Motivasi individu ingin tetap mempertahankan
kesehatnnya sangat berpengaruh terhadap faktor-faktor yang
berhubungan dengan perilaku dalam kontrol penyakitnya.
b. Keyakinan
Keyakinan merupakan domensi spiritual yang dapat menjalani
kehidupan. Penderita yang berpegang teguh terhadap keyakinannya
akan memiliki jiwa yang tabah dan tidak mudah putus asa serta
dapat menerima keadaannya, demikian juga cara perilaku akan
lebih baik. Kemauan untuk melakukan kontrol penyakitnya dapat
dipengaruhi oleh keyakinan penderita, dimana penderita memiliki
keyakinan yang kuat akan lebih tabah terhadap anjuran dan
larangan kalau tahu akibatnya.
2. Dukungan keluarga
Dukungan keluarga merupakan bagian dari penderita yang dekat
dan tidak dapat dipisahkan. Penderita akan merasa senang dan
tentram apabila mendapatkan perhatian dan dukungan dari
keluarganya, karena dengan dukungan tersebut menimbulkan
kepercayaan dirinya untuk menghadapi atau mengelola
penyakitnya dengan lebih baik serta penderita nay menuruti saran-
saran yang diberikan oleh keluarga untuk menunjang pengelolaan
penyakitnya.
3. Dukungan sosial
Dukungan sosial dalam bentuk dukungan emosional dari anggota
keluarga lain merupakan faktor-faktor yang penting dalam
kepatuhan terhadap program-program medis. Keluarga dapat
mengurangi ansietas yang disebabkan oleh penyakit tertentu dan
dapat mengurangi godaan terhadap ketidaktaatan.
4. Dukungan petugas kesehatan
Dukungan petugas kesehatan merupakan faktor lain yang dapat
mempengaruhi perilaku kepatuhan. Dukungan mereka terutama
berguna saat pasien menghadapi bahwa perilaku sehat baru
tersebut merupakan hal penting. Begitu juga mereka dapat
mempengaruhi perilaku pasien dengan cara menyampaikan
antusias mereka terhadap tindakan tertentu pada pasien dan secara
terus menerus memberikan penghargaan yang positif yamg telah
mampu beradaptasi dengan program pengobatannya.

C. Cara Meningkatkan Kepatuhan Dengan Prinsip 5 Benar


1. Memberikan informasi kepada pasien akan manfaat dan pentingnya
kepatuhan untuk mencapai keberhasilan pengobatan.
2. Mengingatkan pasien untuk melakukan segala sesuatu yang harus
dilakukan demi keberhasilan pengobatan melalui telepon atau alat
komunikasi lain.
3. Menunjukan kepada pasien kemasan obat yang sebenarnya atau dengan
cara menunjukan obat aslinya.
4. Memberikan keyakinan kepada pasien akan efektivitas obat dalam
penyembuhan.
5. Memberikan informasi resiko ketidakpatuhan.
6. Memberikan layanan kefarmasian dengan observasi langsung,
mengunjungi rumah pasien dan memberikan konsultasi kesehatan.
7. Menggunakan alat bantu kepatuhan seperti multikompartemen atau
sejenisnya.
8. Adanya dukungan dari pihak keluarga teman dan orang – orang
disekitarnya untuk selalu mengingatkan pasien, agar teratur minum obat
demi keberhasilan pengobatan.
9. Apabila obat yang digunakan hanya dikonsumsi sehari satu kali,
kemudian pemberian obat yang digunakan lebih dari satu kali dalam
sehari mengakibatkan pasien sering lupa, akibatnya menyebabkan tidak
teratur minum obat.
Prinsip 5 benar :
1. Benar pasien
Pastikan obat tersebut adalah milik Anda dengan memastikan label obat
sesuai dengan nama dan resep. Apoteker akan membantu Anda
mencocokkan identitas Anda melalui pengecekan nama lengkap dan
tanggal lahir. Hindari menggunakan obat milik orang lain.
2. Benar obat
Anda pun perlu memastikan obat yang akan dikonsumsi merupakan obat
yang telah diresepkan dokter. Perhatikan selalu penjelasan cara
penggunaan obat dari apoteker. Selain itu, baca juga label obat untuk
menghindari kesalahan.
3. Benar dosis
Ketahui dengan pasti berapa banyak dan seberapa sering obat harus
diminum. Tanyakan juga sampai kapan Anda perlu mengonsumsi obat
tersebut.
4. Benar cara pemberian
Obat dapat diberikan melalui beberapa cara. Bisa dengan langsung
ditelan, dikunyah, dihaluskan, dan lain sebagainya. Tanyakan hal ini
kepada apoteker sebelum Anda pulang. Apabila Anda mendapatkan obat
suntik, tanyakan apakah harus dilakukan oleh tenaga medis atau bisa
dilakukan sendiri.
5. Benar waktu
Pemberian obat harus sesuai dengan waktu yang diprogramkan. Sebab,
kerja obat akan berhubungan dengan efek terapi yang sedang Anda jalani.
Khususnya untuk obat yang memengaruhi kadar darah. Perhatikan kapan
saja Anda harus minum obat, sebelum atau sesudah makan.

D. Droup Out (Berhenti Minum Obat )


Droup out adalah keadaan dimana pasien menunjukkan berhentinya
melaksanakan terapi obat dengan alasan tertentu (Puri, 2010).
Cara mencegah Droup Out :
1. Memberi penyuluhan pentingnya pengobatan secara teratur
2. Kesiapan pasien dalam memulai pengobatan
3. Komitmen pasien dalam minum obat
4. Dukungan keluarga dalam pengawasan minum obat
5. Dukungan sosial dalam memberikan dukungan pengobatan
6. Dukungan tenanga kesehatan dalam memberikan dukungan
pengobatan
Dampak dari droup out :
1. Kekambuhan yang lebih parah
2. Tidak bisa sembuh karena resistensi obat
3. Sembuh karena kekebalan tubuh yang baik
4. Kematian
Daftar Pustaka

Crofton, Horne, Miller, 2002, Tuberkulosis Klinis, Edisi 2, Widya Medika,


Jakarta.
Center for Disease Control and Prevention, 2008, TB Elimination, Tuberculosis:
General Information, Departement of Health and Human Services USA,
viewed May.1.2009.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2005, Pedoman Nasional
Penanggulangan Tuberkulosis, Cetakan ke-9, Jakarta, Halaman: 10-11.
Friedman & Marlyn, M. (1998). Keperawatan Keluarga : Teori dan Praktik
Terjemahan Debora, I & Asy, Y.. Jakarta : EGC.
Puri (2010). Hubungan Kinerja Pengawas Menelan Obat (PMO) dengan
kesembuhan Pasien TB Paru Kasus baru Strategi DOTS.
Pare dkk, (2012). Hubungan antara Pekerjaan, PMO, Pelayanan Kesehatan,
Dukungan Keluarga dan Diskriminasi dengan Perilaku Berobat Pasien TB
Paru. Makasar.
Retni, Ani (2010). Hubungan Dukungan Sosial Keluarga Dengan Tingkat
Kesembuhan Penderita Tuberculasisi Paru di Puskesmas Umbul Harjo
Yogyakarta.STIKES Asyiyah Yogyakarta.
Niven. (2002). Psikologi Kesehatan Pengantar untuk Perawat dan Profesional
Kesehatan Lain. Alih Bahasa Agung Waluyo; Editor : Monica Ester. Edisi
2. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai